• Tidak ada hasil yang ditemukan

menteri perhubungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "menteri perhubungan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 8 TAHUN 2023

TENTANG

PENETAPAN AKSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK PENCAPAIAN TARGET KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka mendukung dan menindaklanjuti kesepakatan Paris Agreement pada Conference of the Parties (COP) ke-21 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Paris, serta untuk memenuhi komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 31,82% (tiga puluh satu koma delapan puluh dua persen) dengan usaha sendiri dan mencapai 43,2%

(empat puluh tiga koma dua persen) dengan bantuan internasional, diperlukan langkah-langkah atau aksi mitigasi perubahan iklim khususnya pada sektor transportasi;

b. bahwa telah ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim) dan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Untuk Pencapaian Target Kontribusi Yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian

(2)

2

Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional perlu ditindaklanjuti dengan penetapan aksi mitigasi perubahan iklim pada sektor transportasi, yang meliputi transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara dan perkeretaapian;

c. bahwa perubahan iklim akibat kenaikan suhu bumi merupakan ancaman yang semakin serius bagi umat manusia dan planet bumi sehingga diperlukan kerja sama para pemangku kepentingan secara lebih efektif dalam pelaksanaan aksi mitigasi perubahan iklim;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 201 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Perhubungan (RAN-GRK Perhubungan) dan Inventarisasi GRK Sektor Perhubungan Tahun 2010 Sampai dengan Tahun 2020 sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga perlu diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf d, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Transportasi Untuk Pencapaian Target Kontribusi Yang Ditetapkan Secara Nasional;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3557);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol To The United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

(3)

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4403);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 204, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5939);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5609);

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 43);

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);

8. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang

(4)

- 4 -

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 106);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 249);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 815);

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENETAPAN AKSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK PENCAPAIAN TARGET KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL.

Menetapkan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Transportasi Untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional yang meliputi perhubungan darat, perhubungan laut, perhubungan udara dan perkeretaapian yang selanjutnya disebut Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Transportasi.

Dalam rangka pelaksanaan aksi mitigasi perubahan iklim sektor transportasi ditugaskan kepada para Direktur Jenderal dan Kepala Badan untuk:

a. melaksanakan program aksi mitigasi perubahan iklim di masing-masing sub sektor;

b. melaksanakan perencanaan, pemantauan, pengumpulan data aksi mitigasi perubahan iklim, melaksanakan penghitungan penurunan emisi GRK, evaluasi aksi mitigasi perubahan iklim masing-masing subsektor dengan berpedoman kepada ketentuan dan

(5)

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

metodologi yang berlaku serta melaporkan kepada Sekretaris Jenderal melalui Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) selaku koordinator.

Daftar kegiatan aksi mitigasi perubahan iklim sektor Transportasi sebagaimana tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan i Keputusan Menteri Perhubungan m i.

Segala biaya yang di perlukan dalam rangka pelaksanaan aksi mitigasi perubahan iklim sektor transportasi yang timbul akan dibebankan pada Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Unit Kerja Terkait, atau sumber pendanaan yang sah sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan.

Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 201 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Perhubungan (RAN-GRK Perhubungan) dan Inventarisasi GRK Sektor Perhubungan Tahun 2010 Sampai dengan Tahun 2020, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(6)

-6

KEENAM Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 Januari 2023

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;

2. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;

3. Para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badan di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

4. Staf Ahli Bidang Teknologi dan Energi Perhubungan;

5. Staf Ahli Bidang Kawasan dan Lingkungan Perhubungan.

Salinan sesuai dengan aslinya BIRO HUKUM,

P*.

PRAYITNO 4;ri:

(7)

LAM PI RAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 8 TAHUN 2023

TENTANG PENETAPAN AKSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK PENCAPAIAN TARGET KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL

AKSI MITIGASI

A. SEKTOR TRANSPORTASI DARAT DAN PERKERETAAPIAN Kategori

Aksi Mitigasi

1

Aksi Mitigasi

Efisiensi Energi

Pengembangan Angkutan Umum Perkotaan Berbasis Jalan

Bentuk Aksi Mitigasi 3

Pengembangan Angkutan Umum Perkotaan Berbasis Jalan (termasuk Bus Rapid Transit (BRT)/ semi BRT dan subsidi skema Buy The Service)

Indikator 4

Meningkatnya

perpindahan pengguna angkutan pribadi ke angkutan umum perkotaan

1.

2.

3.

Pelaksana Klasifikasi Inti/Pendukung 5

Direktorat Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

Direktorat Angkutan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

Operator angkutan umum

6

Inti

(8)

8

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Efisiensi Energi

Pemanfaatan Area Traffic Control System (ATCS)

Pemasangan dan

pemanfaatan ATCS dalam eningkatnya mendukung efisiensi

kelancaran lalu lintas di Jalan Nasional

M

k e lancaran lalu lintas n

da optimalnya kinerja j aringan jalan

1. Direktorat Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Direktorat Lalu Lintas, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

3. Balai Pengelola Transportasi Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Inti

Efisiensi Energi

Pengembangan Kawasan

Berorientasi Transit/ Transit

Oriented

Development (TOD)

1. Penerbitan regulasi Pengembangan Kawasan Berorientasi

Transit/ Transit Oriented Development (TOD);

2. Penyusunan Studi;

3. Pembangunan TOD;

serta

4. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Meningkatnya pemanfaatan lahan prasarana angkutan umum massal yang saling terintegrasi dan mendukung shifting angkutan pribadi ke angkutan umum 3.

massal

1. Direktorat Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Direktorat Prasarana, Badan Pengelola Jabodetabek;

Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Transportasi Inti

(9)

Kategori Aksi Mitigasi

Efisiensi Energi

Aksi Mitigasi

Pengembangan Non Motorized Transport di Wilayah

Jabodetabek

Bentuk Aksi Mitigasi

1.

2.

3.

Pembangunan Jalur Sepeda;

Pembangunan Fasilitas Integrasi berupa JPO dan Pedestrian;

Penyediaan fasilitas bike sharing.

Efisiensi Energi

Pemanfaatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan fasilitas charging station

1. Penerbitan regulasi implementasi Kendaraan Bermotor Listrik

Berbasis Baterai (KBLBB);

2. Pemanfaatan KBLBB pada kendaraan umum dan dinas;

3. Pembangunan fasilitas charging station dalam mendukung

pemanfataan KBLBB

Indikator

Berkurangnya

konsumsi bahan bakar dan i pengguna

kendaraan bermotor karena meningkatnya penggunaan NMT (pesepeda, pejalan kaki, dan kendaraan tidak bermotor)

Berkurangnya

konsumsi bahan bakar fosil dan i kendaraan bermotor

Pelaksana Klasifikasi Inti/Pendukung

1. Direktorat Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Direktorat Prasarana, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

1. Direktorat Sarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Direktorat Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

3. Direktorat Prasarana, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

4. Operator angkutan umum

Inti

Inti

(10)

- 10 - Kategori

Aksi Aksi Mitigasi Mitigasi

Efisiensi Energi

Bentuk Aksi Mitigasi

Pemanfaatan Angkutan Massal Berbasis Rdl

Peningkatan

pembangunan jalur:

a. KA Perkotaan;

b. KA Perkotaan Jabodetabek;

c. Sistem Angkutan Umum Massal/SAUM Perkotaan;

d. KRL;

e. LRT;

f. MRT;

g. KA Pelabuhan;

h. KA Bandara;

i. KA Kecepatan Tinggi dan Lebih Tinggi;

j. KA Barang;

2. Pemanfaatan KA Jalur Ganda, Revitalisasi

Jalur, Peningkatan Jalur KA dan Reaktivasi Jalur KA;

3. Operasionalisasi kereta perkotaan/penumpang/

barang.

Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Meningkatnya

perpindahan pengguna angkutan (barang dan penumpang) berbasis jalan raya ke angkutan kereta api

1. Direktorat Sarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

2. Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

3. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan KA, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

4. Direktorat Angkutan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

5. Operator angkutan perkeretaapian.

Inti

(11)

Aksi Mitigasi

Efisiensi Energi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi

Implementasi LDF (Long Distance Ferry)

Efisiensi Energi dan

Pemanfaa tan

Energi Baru Terbaruk an (EBT)

Pemanfaatan Penerangan Jalan Bertenaga Surya

Implementasi Long Distance Ferry dalam mendukung shifting angkutan darat ke angkutan penyeberangan

Indikator Pelaksana

Meningkatnya

perpindahan angkutan (barang dan

penumpang) berbasis jalan ke LDF

1. Pemanfaatan LED pada Penerangan Jalan;

2. Pemanfaatan tenaga surya pada Penerangan Jalan;

3. Pemanfaatan Warning Light (Lampu

Peringatan).

1.

2.

Meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik;

Berkurangnya konsumsi listrik PLN akibat penggunaan Penerangan Jalan dan warning light berbasis tenaga surya.

1. Direktorat Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Operator angkutan sungai, danau, dan

en eberan•an.

Klasifikasi Inti/Pendukung

Inti

1. Direktorat Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

3. Direktorat Lalu Lintas, Badan Pengelola

Transportasi Jabodetabek;

4. Balai Pengelola Transportasi Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

5. Operator prasarana Darat dan

Perkeretaapian.

Inti

(12)

- 12 -

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi

Pemanfaa tan

Energi Baru Terbaruk an (EBT)

-

Bentuk Aksi Mitigasi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada prasarana transportasi

Pemanfaatan PLTS pada infrastruktur/ prasarana transportasi darat

dan perkeretaapian

Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

1. Meningkatnya pemanfaatan energi barn

terbarukan sebagai sumber listrik;

2. Berkurangnya konsumsi listrik PLN pada

prasarana

transportasi akibat penggunaan PLTS.

1.

2.

3.

4.

5.

Direktorat Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

Direktorat Prasarana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

Balai Pengelola Transportasi Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

Operator prasarana Darat dan

Perkeretaapian.

,

Inti

(13)

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Pemanfaa tan

Energi Baru Terbaruk an (EBT)

Pemanfaatan bahan bakar alternatif pada angkutan

penumpang dan barang berbasis jalan

1. Penyusunan regulasi terkait pemanfaatan bahan bakar alternatif pada angkutan

penumpang dan barang;

2. Pemanfaatan hidrogen pada angkutan barang sebagai bahan bakar alternatif

Berkurangnya

konsumsi bahan bakar fosil

Direktorat Sarana Transportasi Jalan,

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

I nti

Pe manfaa tan

Energi Baru Terbaruk an (EBT)

Pemanfaatan bahan bakar alternatif pada sarana

perkeretaapian

1. Penggunaan bahan bakar alternatif pada sarana perkeretaapian;

2. Penerbitan

kebijakan/ peraturan terkait.

Berkurangnya

konsumsi bahan bakar fosil dan i sarana

perkeretaapian

1. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

2. Direktorat Sarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

3. Operator angkutan perkeretaapian

Inti

(14)

- 14 -

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Pemanfaa tan

Energi Baru Terbaruk an (EBT)

Pemanfaatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)

Penggunaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) berbasis tenaga surya pada Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Meningkatnya pemanfaatan energi barn terbarukan sebagai sumber listrik pada SBNP

1. Direktorat Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Balai Pengelola Transportasi Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Inti

Efisiensf Energi

m

. I plementasi Regulasi Uji

Berkala Kendaraan

Implementasi regulasi dan pengawasan kondisi

kendaraan yang beroperasi

Meningkatnya jumlah kendaraan yang memenuhi standar ambang batas emisi yang telah ditetapkan

1. Direktorat Sarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Pemerintah Daerah

Pendukung

(15)

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Efisiensi Energi

Penanganan e

P rlintasan Sebidang di Wilayah Jabodetabek

Penyusunan Dokumen Perencanaan berupa Feasibility Study, Basic Design, Detail Enginering Design, dan Andalalin serta kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Pengembangan

perlintasan sebidang yang mendukung kelancaran dan keselamatan

perjalanan kereta api maupun lalu lintas jalan

Direktorat Prasarana, Badan Pengelola

Transportasi Jabodetabek

Pendukung

Efisiensi Energi

Peremajaan Angkutan Umum

Implementasi kebijakan pembatasan usia

kendaraan/angkutan

Menurunnya jumlah angkutan umum yang melebihi batas usia kendaraan angkutan umum

1. Direktorat Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

2. Operator angkutan umum

Inti

Efisiensi Energi

Pengembangan Bus Pool

1. Pemberian bantuan teknis dalam bentuk bus sekolah;

2. Pemanfaatan bus karyawan

Meningkatnya

perpindahan pengguna angkutan pribadi ke a

angkutan bus pool

1. Pemerintah Daerah;

2. Direktorat Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Pendukung

(16)

- 16 -

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Efisiensi Energi

Penerapan Eletronic Road Pricing (ERP)

Penyusunan Dokumen Perencanaan ERP

Tersusunnya dokumen perencanaan ERP

Direktorat Lalu Lintas, Badan Pengelola

Transportasi Jabodetabek

Pendukung

(17)

AKSI MITIGASI

B. SEKTOR TRANSPORTASI LAUT Kategori

Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

1 5

Efisiensi Energi

Modernisasi Kapal (Kapal Baru)

1. Pengadaan kapal barn dengan teknologi yang lebih mutakhir;

2. Peremajaan kapal

Meningkatnya efisiensi energi dani angkutan laut

1. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

2. Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

3. Direktorat Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

Inti

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Implementasi Onshore Power Supply (OPS) di Pelabuhan

1. Implementasi OPS di Pelabuhan;

2. Pembuatan regulasi dan pemantauan implementasi OPS

Berkurangnya konsumsi bahan bakar kapal selama bersandar di

pelabuhan

1.

Direktorat Perkapalan dan Kepelautan;

2. Direktorat Kepelabuhanan;

3. Badan Usaha Pelabuhan;

4. UPT Ditjen Perhubungan Laut 5. Pemilik/operator kapal.

Inti

(18)

- 18 -

Kategori Aksi Mitigasi

Efisiensi Energi

Aksi Mitigasi

Implementasi Ship Energy Efficiency Management Plan (SEEMP)

Bentuk Aksi Mitigasi

Peningkatan pengelolaan energi yang efisien dalam merencanakan kegiatan operasional kapal

Efisiensi Energi

Implementasi Anti Fouling System pada lambung kapal

Indikator

Meningkatnya jumlah kapal yang menerapkan

SEEMP

Pengawasan pelaksanaan

pembersihan lambung, pengecatan

menggunakan cat anti fouling system pada

saat kapal docking, dan sertifikasi kapal yang menerapkan AFS;

2. Pembuatan regulasi di lingkungan

Kementerian

Perhubungan terkait penerapan Anti Fouling System.

Pelaksana

1. Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

2. Pemilik/ operator kapal

Peningkatan

jumlah kapal yang menerapkan

manajemen anti fouling di atas

kapal

1.

2.

3.

4.

Klasifikasi Inti/Pendukung

Inti

Direktorat Perkapalan dan Kelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

Pemilik/ operator kapal;

UPT Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

Galangan kapal.

Inti

(19)

Kategori Aksi Mitigasi

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Aksi Mitigasi

Elektrifikasi peralatan bongkar muat di pelabuhan

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Pemanfaatan Penerangan Jalan

Bertenaga Surya di pelabuhan

Bentuk Aksi Mitigasi Indikator

1. Peningkatan implementasi

elektrifikasi peralatan bongkar muat di Pelabuhan;

2. Pembuatan regulasi dan pemantauan implementasi

elektrifikasi peralatan bongkar muat.

1. Pemanfaatan LED pada Penerangan Jalan di pelabuhan;

2. Pemanfaatan tenaga surya pada

Penerangan Jalan di pelabuhan;

Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Menurunnya konsumsi bahan bakar fosil dari peralatan bongkar muat di pelabuhan

1. Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut;

2. Badan Usaha Pelabuhan

Inti

Meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik;

2. Berkurangnya konsumsi listrik PLN akibat penggunaan Penerangan Jalan berbasis tenaga su rya

1. Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut;

2. Badan Usaha Pelabuhan

Inti

(20)

- 20 -

Kategori Aksi Mitigasi

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Aksi Mitigasi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada prasarana transportasi

Bentuk Aksi Mitigasi Indikator

Pemanfaatan PLTS pada infrastruktur/ prasarana transportasi laut

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Penggunaan Bahan Bakar Rendah Karbon pada kapal

1.

2.

Penggunaan mesin beremisi rendah dan ramah lingkungan;

Penggunaan bahan bakar yang rendah emisi sesuai dengan ketentuan IMO

Meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik;

2. Berkurangnya konsumsi listrik PLN pada

prasarana transportasi akibat

penggunaan PLTS

Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

1. Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut;

2. Badan Usaha Pelabuhan

Menurunnya konsumsi bahan bakar fosil untuk kapal

1. Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

3. Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut;

4. Pemilik/ operator kapal

Inti

Inti

(21)

Kategori Aksi Mitigasi

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator

Pemanfaatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)

Penggunaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) berbasis tenaga surya pada pada fasilitas navigasi pelayaran

Efisiensi Energi

Pelayanan Telekomunikasi Pelayaran

(Pemberian Informasi Cuaca)

Meningkatnya pemanfaatan energi barn terbarukan sebagai sumber listrik pada SBNP

1.

2.

Pelaksana Klasifikasi

Inti/Pendukung

Direktorat Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

Distrik Navigasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

Pemberian informasi mengenai keadaan cuaca dan laut serta

prakiraannya melalui Vessel Traffic Service (VTS);

Beroperasinya peralatan pelayanan telekomunikasi pelayaran

1 Direktorat Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

2 Distrik Navigasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

Inti

Pendukung

(22)

- 22 -

AKSI MITIGASI

C. SEKTOR TRANSPORTASI UDARA Kategori

Aksi Mitigasi

1

Aksi Mitigasi

Efisiensi Energi

Bentuk Aksi Mitigasi

Pere maj aan Angkutan Udara

3

Indikator

1. Regulasi pembatasan usia pesawat yang beroperasi;

2. Penggantian pesawat lama dengan pesawat berteknologi baru,

terutama untuk pesawat kategori transport.

4

Pelaksana

Klasifikasi Inti/ 1 Pendukung

6

Meningkatnya efisiensi energi dari pesawat udara yang lebih modern

1. Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

2. Operator Angkutan Udara/

Maskapai Penerbangan

Intl

(23)

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi

1 2

Efisiensi Energi

Efisiensi Energi

Penyempurnaa n Sistem dan Prosedur Pengoperasian serta

Perawatan Pesawat Udara Kategori

Transport Untuk Angkutan Udara

Penumpang

Penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi di bandar udara

3

Indikator 4 1. Pengembangan dan

penyempurnaan

prosedur pengoperasian dan perawatan pesawat udara oleh pabrikan;

2. Pengadopsian regulasi oleh operator

penerbangan pada pesawat kategori transport untuk angkutan udara penumpang.

Penghematan

konsumsi bahan bakar dan suku cadang pada pesawat udara

Pelaksana Klasifikasi Inti/

Pendukung 6

1. Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

2. Operator Angkutan Udara/

Maskapai Penerbangan

Penggantian peralatan yang rusak dengan peralatan yang berlabel tanda hemat energi di bandar udara

Penghematan

konsumsi listrik pada bandar udara

Inti

1. Direktorat Bandar Udara, Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

2. Unit Penyelenggara Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

3. Badan Usaha Bandar Udara

Inti

(24)

- 24 - Kategori

Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi

1 2

Bentuk Aksi Mitigasi

Efisiensi Energi

Elektrifikasi peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara (Ground Support

Equipment! GS E) dan

kendaraan operasional di bandar udara

3

Indikator 4 Perencanaan dan

implementasi pemanfaatan elektrifikasi peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara (Ground Support Equipment/ GSE) dan kendaraan operasional di dalam sisi udara bandar udara (airside) secara bertahap

Menurunnya konsumsi bahan bakar fosil

Pelaksana Klasifikasi Inti/

Pendukung 6

1. Direktorat Bandar Udara, Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

2. Unit Penyelenggara Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

3. Badan Usaha Bandar Udara;

4. Operator Ground Handling

Inti

(25)

Kategori Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator Pelaksana Klasifikasi Inti/

Pendukung

1 2 3 4 5 6

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Penggunaan biofuel pada bahan bakar pesawat udara

. Implementasi

penggunaan Biofuel pada pesawat udara kategori transportasi untuk angkutan udara penumpang sesuai dengan ICAO guideline;

2. Melakukan studi dan riset biofuel dalam hal kemampuan produksi, distribusi, suplai, berkelanjutan,

keselamatan, keamanan penerbangan dan

manajemen resiko

1. Peningkatan pemanfaatan biofuel untuk pesawat udara;

2. Tersusunnya studi dan riset biofuel dalam hal

kemampuan produksi,

distribusi, suplai, berkelanjutan, keselamatan, keamanan

penerbangan dan manajemen resiko

. Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat

Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

. Pusat Kebijakan Prasarana Transportasi dan Integrasi Moda;

. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

. Operator Angkutan Udara/

Maskapai Penerbangan;

. Badan Usaha Bandar Udara;

6. PT Pertamina;

. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS);

. Institusi akademisi/Institut Teknologi Bandung (ITB);

. Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas);

10. PT Dirgantara Indonesia

Inti

(26)

- 26 - Kategori 1

Aksi Mitigasi

1

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Aksi Mitigasi Bentuk Aksi Mitigasi Indikator

2 3 4

Pelaksana 5

Klasifikasi Inti/

Pendukung 6

Pemanfaatan Penerangan Jalan

Bertenaga Surya di bandara

1. Pemanfaatan LED pada Penerangan Jalan di bandara;

2. Pemanfaatan tenaga surya pada Penerangan Jalan di bandara;

1.

2.

Meningkatnya pemanfaatan energi barn

terbarukan sebagai sumber listrik;

Berkurangnya konsumsi listrik PLN akibat penggunaan Penerangan Jalan berbasis tenaga surya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada

prasarana transportasi

Pemanfaatan PLTS pada infrastruktur/ prasarana transportasi udara

1. Meningkatnya pemanfaatan energi barn

terbarukan sebagai sumber listrik;

2. Berkurangnya konsumsi listrik PLN pada

prasarana

transportasi akibat penggunaan PLTS

1. Direktorat Bandar Udara, Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

2. Unit Penyelenggara Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

3. Badan Usaha Bandar Udara

Inti

1. Direktorat Bandar Udara, Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

2. Unit Penyelenggara Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

3. Badan Usaha Bandar Udara

Inti

(27)

Kategori Aksi Mitigasi

1

Kehutanan dan Sektor Lahan Lainnya

Aksi Mitigasi 2

Bentuk Aksi Mitigasi 3

Penghijauan lingkungan Bandar Udara

Penanaman pohon di area Bandar Udara yang

dilakukan secara bertahap

Indikator 4

Bertambahnya luasan area bandar udara yang dilakukan penghij auan

Pelaksana 5

Klasifikasi Inti/

Pendukung 6 1. Direktorat Bandar Udara,

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

2. Unit Penyelenggara Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

3. Badan Usaha Bandar Udara

Inti

(28)

- 28 - Kategori

Aksi Mitigasi

1

Aksi Mitigasi

Efisiensi Energi

2

Bentuk Aksi Mitigasi 3

Pembuatan dan

pengimplemen tasian

prosedur pelayanan navigasi berbasis Performance Based

Navigation (PBN)

1.

2.

3.

4.

5.

Pembuatan prosedur keberangkatan (Standard Instrument Departure!

SID) dengan spesifikasi RNAV 1 atau RNP 1 ; Pembuatan prosedur kedatangan (Standard Instrument Arrival!

STAR) dengan spesifikasi RNAV 1 atau RNP 1 ;

Pembuatan prosedur ancangan pendaratan (Instrument Approach Procedure) dengan

spesifikasi RNP Approach atau RNP AR;

Pembuatan rute terbang jelajah (Enroute) dengan spesifikasi RNAV2;

Pembuatan rute terbang jelajah (Enroute) dengan spesifikasi RNP2.

Indikator Pelaksana Klasifikasi Inti/

Pendukung

Penghematan konsumsi bahan bakar pesawat udara

1. Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

2. Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan;

Indonesia/ AirNav Indonesia);

3. Operator Angkutan Udara/

Maskapai Penerbangan

6

Inti

(29)

Kategori Aksi Mitigasi

1

Efisiensi Energi

Aksi Mitigasi 2

Pembuatan dan

pengimplemen tasian rute

User Preferred Routes (UPR)

Bentuk Aksi Mitigasi 3

Pembuatan UPR pada FIR untuk penerbangan

internasional overfly (international overflying) pada ketinggian jelajah antara flight level F350 s.d F600

Indikator 4

Pelaksana

Penghematan konsumsi bahan bakar pesawat udara

Klasifikasi Inti/

Pendukung

1. Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

2. Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Indonesia/ AirNav Indonesia);

3. Operator Angkutan Udara/

Maskapai Penerbangan

6

Inti

(30)

- 30 - Kategori

Aksi Mitigasi

Aksi Mitigasi

1

Efisiensi Energi

2

Bentuk Aksi Mitigasi

Implementasi skema ICAO

Carbon

Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA)

3

Indikator Pelaksana Klasifikasi Inti/

Pendukung

Pelaksanaan kegiatan evaluasi Monitoring- Reporting-Verification (MRV) emisi CO2 tahunan dan Carbon Offsetting yang sesuai dengan ketentuan ICAO Annex 16 Vol IV

Salinan sesuai dengan aslinya BIRO HUKUM,

( (es

•••k• -T I

YITNO

U

5

Terlaksananya kegiatan

evaluasi dengan skema ICAO CORSIA pada pesawat dalam mendukung penurunan emisi gas rumah kaca

1. Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian

Pesawat Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

2. Direktorat Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

3. Operator Angkutan Udara/ Maskapai Penerbangan;

4. Komite Akreditasi Nasional (KAN);

5. Lembaga

Validasi/Verifikasi Gas Rumah Kaca

6

Inti

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

Referensi

Dokumen terkait

Using molecular docking study, caryophyllene and α-terpineol were the key compounds for inhibiting the active site of tyrosyl-tRNA synthetase, sortase A, and dihydrofolate reductase