• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Bangun Datar

N/A
N/A
Anastasia Laia

Academic year: 2024

Membagikan "Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Bangun Datar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENYUSUN BEST PRACTICE (PRAKTIK BAIK) MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN PESERTA DIDIK

DALAM PEMBELAJARAN

OLEH:

TEHENASOKHI NDRURU,S.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

TAHUN 2023

(2)

Lokasi : Kabupaten Nias Selatan Lingkup Pendidikan : SD Negeri 076721 Marao

Tujuan yang ingin dicapai : Setelah melaksanakan pembelajaran model problem based learning, peserta didik diharapkan dapat menumbuh kembangkan pengetahuan, keterampilan dan inquiry, serta memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri pada materi Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut).

Penulis : TEHENASOKHI NDRURU,S.Pd

Tanggal : 23 Januari 2024

A. Pendahuluan

Kondisi yang menjadi latar belakang praktik pembelajaran ini, yaitu : (1). Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran,

(2). Peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, (3). Guru jarang menggunakan model pembelajaran inovatif,

(4). Pembelajaran masih terpusat pada guru,

(5). Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan (6). Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat.

Materi Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut) merupakan materi yang berhubungan dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu solusi yang dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut) melalui model pembelajaran ataupun media pembelajaran yang inovatif. Permasalahan Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat lebih mudah memahami konsep Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut).

Dengan praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena berisi tentang deskripsikan pengalaman terbaik seorang guru terkait keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah selama proses pembelajaran. Berdasarkan Praktik Pengalaman lapangan (PPL) yang dilakukan banyak terjadi perubahan sikap pada peserta didik yang berdampak positif pada proses pembelajaran sehingga praktik ini diharapkan dapat menginspirasi atau memotivasi diri sendiri serta rekan sejawat agar lebih baik dan bermanfaat dalam memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai pembuat rencana pelaksanaan agar rencana yang dibuat dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tidak hanya sebagai fasilitator namun juga peneliti yang memfasilitasi dan meneliti tentang permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas pada materi Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut), serta membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk dapat

(3)

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyelesaian Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut) dalam kehidupan sehari-hari dengan metode gabungan (eliminasi dan substitusi). Sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menggunakan model PBL yang sudah direncanakan di awal. Kemudian, saya juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi yang sudah dilaksanakan untuk mengetahui apakah rencana yang dilakukan berjalan dengan efektif atau tidak. Pembelajaran yang tepat dan inovatif agar hasil belajar yang dicapai peserta didik sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis akan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning serta dengan menggunakan motode pembelajaran diskusi kelompok, Tanya jawab, presentasi hasil diskusi dan penugasan berbantuan LKPD, PPT. Pembelajaran inovatif ini dilaksanakan pada kelas II SD Negeri 076721 Marao Tahun Pelajaran 2023 / 2024 menggunakan kurikulum K-13 pada materi Bangun Datar (banyak sisi, banyk sudut dan titik sudut).

B. Pembahasan

Setelah dilakukan identifikasi masalah serta refleksi diri terdapat beberapa tantangan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik Tantangan tersebut menjadi pendorong bagi pendidik untuk merancang pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman materi dalam belajar dapat tercapai.

Menurut kemendikbud.go.id tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) murid yang perlu dibangun melalui satu atau lebih kegiatan pembelajaran. Secara operasional, komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga aspek berikut ini:

Kompetensi, yaitu kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh murid atau ditunjukkan dalam bentuk produk yang menunjukkan murid telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Konten, yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran.

Variasi, yang menjelaskan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi yang perlu dikuasai murid untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Misal: mengevaluasi, menganalisis, memprediksi, menciptakan, dan sebagainya.

Menurut Lukmanul Hakim (2008) yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan. Karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari sesuatu kegiatan.

Dengan mempunyai gambaran jelas tentang hasil yang hendak dicapai itu dapatlah diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya.

Adapun tantangan tersebut diantaranya: (1). Sarana prasarana yang kurang memadai, (2). Guru dituntut harus lebih kreatif dalam menyajikan pelajaran agar lebih mendalami ketika menyampaikan materi, (3). Guru harus bisa meningatkan motivasi

(4)

peserta didik dalam proses pembelajaran, (4). Guru harus bisa mengunakan media pembelajaran berbasis IT, (5). Peseerta didk belum terbiasa melaksanakan pembelajaran yang direkam oleh kamera, menggunakan power point teks (PPT), dan video pembelajaran, dan (6). Peserta didik masih kaku dalam mengerjakan tugas kelompok misalnya dalam presentasi.

Pihak yang terlibat dalam praktik antara lain saya sendiri sebagai pengajar, Dra. Hj. Sri Estu Winahyu, M.Pd selaku Dosen, Ibu Sri Rahayu, S.Pd. selaku Guru Pamong, Kepala SD Negeri 076721 Marao, teman sejawat di SD Negeri 076721 Marao dan Peserta didik kelas II SD Negeri 076721 Marao.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yakni: (1) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah seperti kepala sekolah, rekan guru, teman sejawat dan juga pakar, (2) Mencari solusi dari tantangan atau masalah yang akan dihadapi, (3) Melakukan kajian literatur dari berbagai sumber belajar seperti buku dan juga internet terkait solusi dari tantangan yang dihadapi, (4) Merumuskan solusi yang terpilih, (5) Membuat perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam praktik pembelajaran, dan (6) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang telah dibuat.

Kemudian, strategi yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut, yaitu:

(1) Membuat perencanaan perangkat pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sehingga peserta didik akan terbiasa pada pola pembelajaran yang menuntut meraka untuk melaporkan hasil dari kegiatan diskusi yang mereka lakukan, (2) Membuat media pembelajaran interaktif berbasis TPACK dengan menggunakan vidio pembelajaran dan slide PPT, (3) Membimbing peserta didik yang belum memahami pengerjaan tugas dan membuat sederhana mungkin lembar kerja peserta didik pada kegiatan diskusi, agar peserta didik dapat aktif dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan, dan (4) Mengharuskan peserta didik untuk bertanya dan menanggapi petunjuk dan pernyataan yang diberikan dalam proses pembelajaran.

Lalu, proses yang dilakukan yaitu (1) Guru membuat perencanaan pembelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran berupa RPP, LKPD, materi ajar, media pembelajaran dan evaluasi/penilaian, (2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran (praktik) dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat, (3) Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses praktik pembelajaran yaitu gambar dan video pembelajaran, (4) Guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam proses praktik pembelajaran, dan (5) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran (praktik) yang telah dilaksanakan.

Sumber daya atau materi yang diperlukan agar strategi pembelajaran berjalan lancar adalah (1) RPP, (2) Bahan ajar bacaan baik melalui fisik maupun internet,

(5)

kemudian video pembelajaran dari youtube, (3) LKPD, (4) Menyusun kisi-kisi dan instrument, dan (5) Menyiapkan alat-alat pembelajaran seperti laptop dan proyektor.

(6)

C. Kesimpulan

Dari PPL yang telah dilakukan hasil yang diperoleh yakni sesuai tujuan.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik dimana hasil pembelajaran mulai meningkat. Itu dikarenakan adanya model pembelajaran yang inovatif. Disisi lain, perlu dukungan penuh dari pihak sekolah agar hasil lebih maksimal.

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan diantaranya: (1) Seluruh peserta didik senang dan aktif melakukan diskusi bersama rekan kelompoknya, (2) Peserta didik mampu menyajikan hasil diskusi mereka bersama rekan kelompoknya, (3) Pemilihan model PBL dapat membuat peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar, dan (4) Pembelajaran menjadi terpusat pada peserta didik.

Dari hasil analisis yang dilaksanakan, terdapat faktor keberhasilan dalam pembelajaran diantaranya: (1) Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti kepala sekolah, dewan guru, teman sejawat, serta peserta didik kelas II, (2) Dukungan dosen dan guru pamong dalam PPG, dan (3) Naiknya nilai peserta didik.

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini sangat senang. Hal itu bisa dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran, peserta didik memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik serta media pembelajaran sangat menarik dan mudah di pahami.

.

(7)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran , ( Bandung, CV Wacana. Prima , 2008) INTERNET

1. Kemendikbud.go.id

LAMPIRAN DOKUMENTASI VIDEO:

(https://drive.google.com/file/d/1lPc2be0Sc1hfBKRMQLKVJMqxDQflvvi5/view?usp=sharing)

FOTO:

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Collaborative Learning pada materi bangun ruang sisi datar yang telah diolah dan dianalisis

Tugas akhir ini yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang dengan Model Problem Based Learning (PBL)

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan pendekatan saintifik pada konsep usaha dan energi dapat meningkatkan motivasi belajar

Artikel ini bertujuan untuk membahas secara konseptual penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada aktivitas peserta didik dan hasil belajar

penelitian tindakan kelas dalam bentuk tesis dengan judul: ” Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Motivasi

Judul skripsi : Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Melalui Model Pembelajaran Problem-based learning (PBL)

170 | Penerapan Model Problem Based Learning berbantuan Geogebra untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik KESIMPULAN Simpulan hasil penelitian ini adalah pembelajaran

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN