• Tidak ada hasil yang ditemukan

metoda dua phase - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "metoda dua phase - Spada UNS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Materi Perkuliahan Program Linier 11

METODA DUA PHASE

Pemberian koefisien M pada variabel semu fungsi tujuan pada metoda penalti, ternyata menghambat sekali. Karena pemberian bilangan yang besar tersebut akan mengurangi ketepatan perhitungan atau mungkin malah dapat menghasilkan suatu jawaban yang tidak fisibel.

Jika pada tablo optimal simpleks dari suatu permasalahan yang mengandung variabel semu ternyata nilai R tidak sama dengan nol maka penyelesaian yang diperoleh adalah penyelesaian optimal yang tidak fisibel.

Sehingga perhitungan yang kita lakukan sia-sia.

Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan metoda dua tahap.

Sesuai dengan namanya cara kerja metoda ini dibagi dalam dua tahap. Tahap I bertujuan untuk mengetahui apakah

Rdalam suatu permasalahan dapat mencapai nilai nol apa tidak. Jika

Rmencapai nilai nol berarti penyelesaian optimal yang akan diperoleh pada tahap II merupakan penyelesaian optimal yang fisibel. Jika

Rtidak mencapai nilai nol berarti penyelesaian optimal yang akan diperoleh pada tahap II merupakan penyelesaian optimal yang tidak fisibel. Jika hal ini terjadi maka tahap II pada metode dua tahap tidak perlu untuk dikerjakan. Sedangkan tahap II pada metoda dua tahap bertujuan untuk mencari penyelesaian optimal dari masalah aslinya.

Berikut ini langkah-langkah metoda dua tahap.

Tahap I: Meminimalkan 

i Ri

r

terhadap fungsi batasan pada masalah aslinya.

Atau

Memaksimalkan 

i Ri

r

Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi pada iterasi akhir pada tahap

a. r0 dan tidak ada variabel semu yang berada dalam basis optimum. Berarti sudah diperoleh penyelesaian basis fisibel awal untuk masalah asli.

(2)

Materi Perkuliahan Program Linier 12

b. r0 dan terdapat satu atau lebih variabel semu yang berada dalam basis optimum. Berarti sudah diperoleh penyelesaian basis fisibel awal untuk masalah asli.

Peristiwa ini mengindikasikan adanya batasan berlebih dalam masalah asli. Batasan pada masalah asli yang tergolong batasan berlebih adalah batasan pada saat tahap satu optimum memiliki variabel basis berupa variabel semu dengan nilai kanan nol.

c. r0 untuk soal meminimumkan atau r0untuk soal memaksimumkan, mengindikasikan adanya satu atau lebih variabel semu yang bernilai positif. Hal ini berarti masalah asli merupakan masalah yang tak fisibel.

Tahap II: Menggunakan penyelesaian basis optimal pada tahap I sebagai penyelesaian basis awal pada masalah aslinya, dengan langkah sebagai berikut

 Apabila pada tahap I berakhir dengan keadaan a, maka semua variabel semu dari tabel optimum tahap I dihapus.

Selanjutnya proses berlangsung seperti biasa.

 Apabila pada tahap I berakhir dengan keadaan b, maka batasan yang memuat variabel basis berupa variabel semu dengan nilai kanan nol dihapus. Selanjutnya semua variabel semu dari table optimum dihapus, kemudian proses berlangsung seperti biasa

Untuk lebih jelasnya akan digunakan contoh permasalahan berikut ini.

Tahap 1

Permasalahan Program Linier

Bentuk permasalahan Tahap I Meminimumkan

3 2

1 15 24

6y y y

W   

Terhadap batasan:

2y1 6y3 3 (1) 3y2 4y3 5 (2) y1 0, y2 0, y3 0

Meminimumkan

2

1 i

Ri

r

Terhadap batasan

2y1 6y3S1R1 3 (1) 3y2 4y3S2R2 5 (2)

y1,y2,y3,S1,S2,R1,R2 0

(3)

Materi Perkuliahan Program Linier 13

Karena (1) 2y1 6y3S1R1 3R1 32y16y3S1 (2) 3y2 4y3S2R2 5R2 53y2 4y3S2 maka R1R2 82y1 3y2 10y3S1S2

Jadi permasalahan tahap I menjadi

Meminimumkan 1 2 3 1 2

2

1

10 3

2

8 y y y S S

R r

i

i      

r2y1 3y2 10y3S1S2 8

terhadap batasan 2y16y3S1R13 (1) 5

4

3y2y3S2R2  (2) 0

, , , , ,

, 2 3 1 2 1 2

1 y y S S R R

y

Permasalahan tahap I ini memiliki dua persamaan dengan 7 variabel yang tak diketahui. Selanjutnya permasalahan tahap I ini diselesaikan dengan metoda simplek sebagai berikut.

 Mencari penyelesaian basis awal fisibel

ambil sebanyak 7 – 2 = 4 variabel disamadengankan nol misal

2 0

1 3 2

1yySS

y maka y1,y2,y3,S1,S2sebagai variabel non basis. Akibatnya, R13,R2 5sebagai variabel basis. Hal ini menghasilkan nilai awal fungsi tujuan r 8.

 Berikut ini tampilan tablo simpleks secara lengkap dari permasalahan di atas.

Ket Var

Bas y1 y2 y3 S1 S2 R1 R2 NK Rasio

Iterasi 0 ev=y3

lv=R1

r 2 3 10 -1 -1 0 0 8 -

R1 2 0 6 -1 0 1 0 3 36

R2 0 3 4 0 -1 0 1 5 54

Iterasi 1 ev=y2

lv=R2

r43 3 0 46 -1 106 0 3 - y3 13 0 1 16 0 16 0 12 - R243 3 0 46 -1 46 1 3 1 Iterasi 2

optimal r 0 0 0 106 0 -1 -1 0

y3 13 0 1 16 0 16 0 12

y249 1 0 41813418 13 1

(4)

Materi Perkuliahan Program Linier 14

Karena pada iterasi (2) semua nilai pada baris fungsi tujuan sudah non positif maka penyelesaian optimal telah tercapai dan karena pada saat optimal rmin 0, berarti masalah tersebut memiliki penyelesaian yang fisibel dan dapat dilanjutkan ke tahap II.

Tahap II

Karena rmin 0 berarti R10,R2 0sehingga variabel-variabel semu tersebut untuk perhitungan pada tahap II diabaikkan (dapat dihilangkan).

Sehingga tablo optimal tahap I dapat ditulis dalam bentuk persamaan menjadi:

12 16

13

1 3

1yS

y (1)

1

13 418

49

2 1

2

1   

y y S S (2)

Jadi, permasalahan pada tahap II adalah sebagai berikut:

Meminimumkan W 6y115y2 24y3

Terhadap batasan 13y1y316S112 (1)

1

13 418

49

2 1

2

1   

y y S S (2)

0 , , ,

, 2 3 1 2

1 y y S S

y

Permasalahan tersebut memiliki 2 persamaan dengan 5 variabel yang tidak diketahui. Selanjutnya permasalahan ini diselesaikan dengan metoda simplek sebagai berikut.

 Mencari penyelesaian basis awal fisibel

Pada tahap II ini penyelesaian basis awal fisibel telah diperoleh dari tablo optimal permasalahan pada tahap I. Jadi dari tablo optimal permasalahan tahap I didapat bahwa

(1) 1 3 1 3 1 1

16 13

12 12

16

13yyS   y   yS

(2) 1 2 1 2 2 1 1 2

13 418

49 1 3 1

18 1 9 4

4 yySS   y   ySS

Sehingga penyelesaian basis awal tahap II terjadi pada saat

2 1

1

2 13

418 49

1 y S S

y     dan 3 1 1

16 13

12 y S

y   

dengan W 6y115y224y3

(5)

Materi Perkuliahan Program Linier 15

6 ) 3 1

2 1 (1 24 3 )

18 1 9 4

1 4 ( 15

6y1 y1 S1 S2 y1 S1

W        

4) 5 (15 12)

103 ( ) 3 8 6 20

(   1   12  

W y S S

5 27

23 143

2 1

1  

W y S S

5 27

23 143

2 1

1  

W y S S

 Berikut ini tampilan tablo simpleks secara lengkap dari permasalahan tahap II.

Ket Var

Bas y1 y2 y3 S1 S2 NK Rasio

Iterasi (0) optimal

W143 0 0 23 -5 27 -

y3 13 0 1 16 0 12 y249 1 0 41813 1

Karena pada iterasi (0) semua nilai pada baris fungsi tujuan sudah non positif maka penyelesaian optimal telah tercapai. Jadi permasalahan di atas mencapai nilai optimal di

 

 

 2 ,1 1 , 0 ,

, 2 3

1 y y

y dengan Wmin 27

Hal yang perlu diperhatikan adalah banyaknya iterasi dalam metoda penalti dan metoda dua tahap adalah sama. Terdapat korespondensi satu-satu antara dua tabel dari dua metoda tersebut.

Contoh 8:

Tahap I

Karena (1) tuv R16R16tuv (2) tu2vR24R24tu2v

(3) 2u3v R310R3102u3v maka R1R2 R3204u6v

(6)

Materi Perkuliahan Program Linier 16 Jadi permasalahan tahap I menjadi

Meminimumkan r R u v

i i 20 4 6

3 1

r 4u6v 20

terhadap batasan tuv R16 (1) 4

2 2

t u v R (2) 2u3v R310 (3) t,u,v,R1,R2,R30

Permasalahan tahap I ini memiliki tiga persamaan dengan 6 variabel yang tak diketahui. Selanjutnya permasalahan tahap I ini diselesaikan dengan metoda simplek sebagai berikut.

 Mencari penyelesaian basis awal fisibel

ambil sebanyak 6 – 3 = 3 variabel disamadengankan nol misal

0

u v

t maka t,u,vsebagai variabel non basis. Akibatnya, 10

, 4 ,

6 2 3

1 R R

R sebagai variabel basis. Hal ini menghasilkan nilai awal fungsi tujuan r 20.

 Berikut ini tampilan tabel simpleks secara lengkap dari permasalahan di atas.

Ket Var

Bas t u v R1 R2 R3 NK Rasio

iterasi (0) r 0 4 6 0 0 0 20 -

ev=v R1 1 1 1 1 0 0 4 6

Lv=R2 R2 -1 1 2 0 1 0 6 2

R3 0 2 3 0 0 1 10 103

iterasi (1) r 3 1 0 0 -3 0 8 -

ev=t R1

32

12 0 1 12 0 4 83

Lv=R1 v

12

12 1 0

12 0 2 -

R3

32

12 0 0 32 1 4 83

iterasi (2) r 0 0 0 -2 -2 0 0

optimal t 1

13 0

23

13

0

83

v 0 23 1 13 13 0 103

R3 0 0 0 -1 -1 1 0

Karena pada iterasi (2) semua nilai pada baris fungsi tujuan sudah non positif maka penyelesaian optimal telah tercapai dan karena pada saat

(7)

Materi Perkuliahan Program Linier 17

optimal rmin 0, berarti masalah tersebut memiliki penyelesaian yang fisibel dan dapat dilanjutkan ke tahap II.

Tahap II

Karena rmin 0 dan terdapat variabel semu R3 pada saat optimal menjadi variabel basis dengan nilai nol maka batasan yang memuat R3 dihapus serta variabel-variabel semu yang ada pada tahap I untuk perhitungan pada tahap II diabaikkan (dapat dihilangkan). Sehingga batasan pada tabel optimal tahap I dapat ditulis dalam bentuk persamaan menjadi:

83 13

u

t (1)

23uv 83 (2)

Jadi, permasalahan pada tahap II adalah sebagai berikut:

Memaksimumkan Ft2u3v

Terhadap batasan t13u83 (1) 23uv 103 (2)

0 , ,u v t

Permasalahan tersebut memiliki 2 persamaan dengan 3 variabel yang tidak diketahui. Selanjutnya permasalahan ini diselesaikan dengan metoda simplek sebagai berikut.

 Mencari penyelesaian basis awal fisibel

Pada tahap II ini penyelesaian basis awal fisibel telah diperoleh dari tabel optimal permasalahan pada tahap I. Jadi dari tabel optimal permasalahan tahap I didapat bahwa

(1) t u t u

13 83 83

13

(2) u v v 23u

103 103

23

Sehingga penyelesaian basis awal tahap II terjadi pada saat u

t 13

83

dan v u

23 103

dengan Ft2u3v

u

u

u

F 23

103 3 3 2

3 1

8

(8)

Materi Perkuliahan Program Linier 18

F u

133 383

F133u383

 Berikut ini tampilan tabel simpleks secara lengkap dari permasalahan tahap II.

ket Var

Bas t u v NK rasio

iterasi (0) F 0

133

0

383

ev=u t 1 13 0 83 8

Lv=v v 0

23 1

103 5

iterasi (1) F 0 0

132 9

optimal t 1 0 12 1

u 0 1

32 5

Karena pada iterasi (1) semua nilai pada baris fungsi tujuan sudah non negatif maka penyelesaian optimal telah tercapai. Jadi permasalahan di atas mencapai nilai optimal di

t,u,v

 

1,5,0

dengan Fmak 9

Referensi

Dokumen terkait