• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE AKUMULASI KOS BERDASARKAN PROSES

N/A
N/A
Hilda Anggraeni

Academic year: 2023

Membagikan "METODE AKUMULASI KOS BERDASARKAN PROSES"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

METODE AKUMULASI KOS BERDASARKAN PROSES

Inisiasi Tuton Ke – 5

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Hilda Anggraeni,S.Pd., M.Ak

(2)

Aliran Proses Produksi, Kos Produksi, dan Unit Ekuivalen

Aliran Kos Poduksi

Secara tradisional (umum) aliran proses produksi terjadi melalui beberapa departemen produksi (proses). Urutan antar departemen ada yang bersifat sekuensial (berurutan), ada yang bersifat paralel kemudian bergabung pada departemen tertentu, dan ada juga yang bersifat selektif.

Dalam konsep manufaktur modern, proses produksi terjadi dalam satu sel untuk satu produk. Model ini disebut dengan cellular manufacturing.

Sebenarnya dalam cell manufacture ini urutan proses produksi terjadi secara sekuensial, tetapi hanya dalam satu sel untuk satu produk.

Aliran Produk Sekuensial (Berurutan)

Setiap produk diproses melalui urutan langkah-langkah yang samaJadi departemen terdahulu menjadi prasyarat bagi departemen setelahnya. Barang jadi departemen pertama akan menjadi bahan baku bagi departemen kedua. Barang jadi departemen kedua menjadi bahan baku bagi departemen ketiga, dan seterusnya.

(3)

Contoh Aliran Produk Sekuensial

Keterangan: BB = bahan baku; TK = tenaga kerja; FOH = factory overhead; TI = transfer in; TO = transfer out

(4)

Aliran Produk Paralel

Dalam aliran produk paralel ada dua departemen atau lebih yang dapat berproduksi secara bersamaan. Departemen- departemen ini tidak saling tergantung satu sama lainnya.

Meretia3F dapat menghasilkan produk yang berbeda dalam waktu bersamaan. Produk-produk ini kemudian dirakit pada departemen berikutnya.

. Contoh produk yang dapat diproduksi secara paralel adalah sepeda angin. Proses produksi peleg, ban, sadel, dan komponen lainnya dapat dilakukan secara paralel.

(5)

Secara diagramatis aliran produk paralel ini tampak pada Gambar dibawah ini:

Dari Gambar tersebut tampak bahwa proses memproduksi write- head dan disk drive bisa dilakukan secara paralel dengan proses produksi circuit board. Kedua produk ini tidak saling menjadi prasyarat satu sama lainya. Demikian pula proses 3 dan 4 pengujian write-head dan pengujian papan sirkuit dapat dilakukan secara paralel. Setelah melalui proses 3 dan 4, semua produk akan dirakit di departemen 5, sampai menjadi barang jadi.

(6)

Aliran Produk Selektif

Dalam aliran selektif ini, biasanya di departemen pertama menghasilkan beberapa jenis produk intermediate, kemudian pada proses selanjutnya setiap produk tersebut diproses pada departemen yang berbeda. Sebagai contoh adalah pabrik pengolahan daging. Setelah proses penjagalan atau pemotongan awal selesai, beberapa produk (misalnya daging) langsung ditransfer ke departemen pengepakan diteruskan menjadi barang jadi. Sebagian produk lainnya ditransfer ke departemen pengasapan, kemudian ke departemen pengepakan dan akhirnya ke barang jadi. Sebagian lainnya lagi ditransfer ke departemen penggilingan, kemudian ke departemen pengepakan selanjutnya menjadi barang jadi. Aliran produk selektif ini tampak pada Gambar dibawah ini:

(7)

Berikut ini gambar Aliran Produk Selektik

Setelah proses penjagalan atau pemotongan awal selesai, beberapa produk (misalnya daging) langsung ditransfer ke departemen pengepakan diteruskan menjadi barang jadi. Sebagian produk lainnya ditransfer ke departemen pengasapan, kemudian ke departemen pengepakan dan akhirnya ke barang jadi. Sebagian lainnya lagi ditransfer ke departemen penggilingan, kemudian ke departemen pengepakan selanjutnya menjadi barang jadi. Aliran produk selektif ini tampak pada Gambar

(8)

Aliran Kos Produksi dan Penjurnalan

Dari semua jenis aliran produk, perlu diingat bahwa total kos produksi di departemen setelah departemen pertama merupakan penjumlahan (akumulasi) kos yang diterima dari departemen sebelumnya ditambah dengan kos yang dikeluarkan di departemen bersangkutan pada periode tersebut. Dengan demikian total kos produk jadi adalah akumulasi seluruh kos yang dikeluarkan di seluruh proses atau departemen hingga menjadi produk jadi.

(9)

Laporan Kos Produksi

Laporan kos produksi adalah kertas kerja yang menampilkan informasi mengenai tiga hal, yaitu informasi kuantitas fisik produk yang diproduksi; informasi kos produksi yang dibebankan di departemen bersangkutan; dan informasi penilaian sediaan untuk menentukan nilai sediaan barang dalam proses dan nilai produk jadi.

Secara logika, kinerja produksi pada saat pisah batas tersebut adalah sebesar produk jadi yang dihasilkan ditambah dengan produk setengah jadi. Tentu saja produk setengah jadi tersebut harus dikonversi menjadi jumlah yang ekuivalen dengan produk jadi. Berikut ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai konsep unit ekuivalen.

(10)

Unit Ekuivalen

Unit ekuivalen dari suatu output adalah unit produk jadi yang seharusnya dihasilkan pada tingkat upaya manufaktur tertentu yang dikeluarkan dalam satu periode yang dipertimbangkan.

Dalam perhitungan biaya produksi per unit, unit ekuivalen akan dihitung untuk setiap komponen kos produksi. Dengan demikian kita akan menghitung unit ekuivalen bahan baku, unit ekuivalen tenaga kerja dan unit ekuivalen overhead pabrik. Setiap komponen kos produksi ini bisa menyerap upaya yang sama, misalnya sama-sama 50%, atau bisa juga menyerap upaya manufaktur pada aras (level) yang berbeda-beda. Tingkat penyerapan upaya dan kos oleh suatu produk disebut dengan tingkat penyelesaian, biasanya dinyatakan dalam ukuran persen

(11)

Menghitung Unit Ekuivalen

Dalam menilai sediaan barang dalam proses hanya ada dua metode penilaian yang dapat dipergunakan, yaitu metode penilaian rata-rata (average) dan metode FIFO (first-in first-out). Sedangkan metode LIFO (last-in first-out) secara logika tidak mungkin diterapkan, karena sediaan awal produk dalam proses, dalam proses produksi, pasti harus diselesaikan terlebih dahulu. Berdasar metode rata-rata dan FIFO, perhitungan unit ekuivalen dapat menggunakan formula atau secara tabuler. Formula menghitung unit ekuivalen tampak pada Gambar dibawah ini:

(12)

Keterangan:

UE = Unit Ekuivalen; TO = Transfer Out; %Complete = Tingkat % Penyelesaian EWIP = Ending Work in Process = Barang Dalam Proses Akhir; BWIP = Beginning Work in Process = Barang Dalam Proses Awal; %Current = 100%-%Complete

(13)

KB 10

Langkah-langkah dan Format Standar Laporan Kos Produksi

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Kos Produksi

Ada empat langkah yang harus dikerjakan dalam menyiapkan Laporan Kos Produksi dalam metode akumulasi kos berdasarkan proses. Keempat langkah tersebut adalah sebagai berikut

:

(14)
(15)

Format Standar Laporan Kos Produksi

Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, sebenarnya format standar Laporan Kos produksi mengandung tiga unsur sebagaimana tampak pada Tabel dibawah ini:

(16)

Jika menggunakan metode rata-rata, maka sediaan awal barang dalam proses

tidak dapat diidentifikasi lagi karena tercampur dengan unit produk yang ditambahkan pada periode berjalan.

Akibatnya ketika produk tersebut sudah jadi dan ditransfer ke departemen

berikutnya atau ke gudang barang jadi, maka tidak dapat ditentukan dari mana produk tersebut berasal apakah dari unit

sediaan barang dalam proses awal atau dari unit yang dimasukkan pada periode

berjalan. Dalam menghitung unit ekuivalen, maka unit sediaan barang dalam proses awal tidak diperhatikan

(17)

Jika menggunakan metode masuk pertama keluar pertama, maka unit sediaan awal barang dalam proses tetap dipertahankan

terpisah dari unit produk yang dimasukkan pada periode berjalan.

Barang jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya dapat diidentifikasi dengan jelas, yaitu dari barang dalam proses awal, ditambah dengan porsi penyelesaian barang dalam proses awal,

dan kekurangannya berasal dari unit yang dimasukkan pada periode berjalan.

Jika dilihat dari sisi kos produksi yang dikeluarkan pada periode berjalan, maka pertama-tama kos produksi digunakan untuk menyelesaikan barang dalam proses awal sebesar persentase kekurangannya (current percent). Sebagai contoh, barang dalam proses awal memiliki tingkat penyelesaian 70% untuk bahan baku

dan 60% untuk konversi. Artinya, pada periode berjalan masih diperlukan bahan baku sebanyak 30% dan konversi sebanyak 40%

yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

(18)

. Perhitungan kos produksi di departemen setelah departemen pertama sedikit lebih rumit dibandingkan dengan perhitungan kos di departemen pertama. Selain itu, perlu diingat bahwa di departemen setelah departemen pertama selalu ada komponen kos produksi yang diterima dari departemen sebelumnya. Dengan demikian jika di departemen kedua dan seterusnya ada penambahan bahan baku, maka di deparemen kedua tersebut akan ada dua jenis bahan, yaitu bahan yang diterima dari departemen sebelumnya berupa barang intermediate (sudah olahan dari departemen sebelumnya) dan bahan yang memang baru ditambahkan di departemen kedua atau seterusnya.

Sebenarnya prinsip perhitungannya sama dengan perhitungan bahan baku biasa.

Jika diperhatikan pada seksi kedua—kos dibebankan, tampak bahwa pada barang dalam proses awal terdapat empat komponen, yaitu dari departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja dan overhead.

Pada seksi ketiga—perhitungan kos, proses perhitungannya agak rumit sedikit karena ada komponen dari kos sebelumnya.

(19)

Penambahan Kuantitas Setelah Departemen Pertama yang Meningkatkan Kuantitas Produksi

Dalam beberapa proses produksi penambahan bahan di departemen setelah departemen pertama menyebabkan penambahan jumlah unit produk. Artinya penambahan bahan tersebut menyebabkan kuantitas produksi meningkat. Pada bagian berikut ini dibahas penambahan bahan yang menyebabkan peningkatan kuantitas produksi.

Misalnya, dalam produksi minuman ringan. Pada departemen berikutnya ditambahkan air soda. Penambahan air soda ini menyebabkan volume produk dalam bentuk cair meningkat. Penambahan air soda ini menyebabkan peningkatan kuantitas produksi sehingga kos produksi total dari departemen sebelumnya akan terdilusi atau menurun atau menjadi lebih kecil.

(20)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

dari jumlah 20.000 unit, selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi sebanyak 16.000 unit, masih dalam proses 4.000 unit dengan tingkat penyelesaian; bahan baku 100%, biaya

Jumlah produk yang diterima dari Departemen X 50.000 kg Jumlah produk jadi yang ditransfer ke gudang 40.000 kg Jumlah produk dalam proses akhir 8.000 kg ( BBB 80 %, Biaya Konversi

Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK DALAM PROSES PERSEDIAAN PRODUK JADI TENAGA KERJA LANGSUNG BOP.. Biaya bahan baku : biaya yang

dipindahkan ke gudang atau departemen berikutnya dan harga pokok produk yang belum selesai pada akhir periode. (persediaan

Unit yang ditransfer dari Departemen Pencampuran ke Departemen Pengalengan adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya yang ditambahkan di Departemen Pencampuran

Dalam prosedur ini fungsi gudang (gudang bahan baku) menyiapkan bahan baku yang dibutuhkan oleh departemen produksi, gudang bahan jadi mencatat semua barang jadi untuk

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses Departemen B-2 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 42.000 kg × Rp 3.705 Rp 155.610.000 Harga

UNIKA LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B BULAN JANUARI 2000 Data Produksi Dimasukkan dalam proses 700 kg Produk jadi yang dimasukkan ke gudang 400 kg Produk dalam proses akhir