• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE AKUMULASI KOS BERDASARKAN PESANAN

N/A
N/A
Hilda Anggraeni

Academic year: 2023

Membagikan "METODE AKUMULASI KOS BERDASARKAN PESANAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

METODE AKUMULASI KOS BERDASARKAN PESANAN

Inisiasi Tuton Ke – 4

Mata Kuliah Akuntansi Biaya Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi

Hilda Anggraeni,S.Pd., M.Ak

www.ut.ac.id

(2)

Karakteristik Job-Order Costing

Metoda akumulasi kos job-order costing hanya dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk berdasarkan pesanan. Adapun karakteristik job-order costing adalah sebagai berikut:

Karakteristik dan Klasifikasi Kos Job Order Costing

1. Jasa atau produk yang diproduksi sangat bervariasi, sesuai pesanan;

2. Kos diakumulasi per pesanan setiap kali satu pesanan selesai dikerjakan;

3. Kos per unit dihitung dengan cara membagi total kos pesanan dengan jumlah unit produk yang diproduksi untuk pesanan bersangkutan;

4. Setiap komponen kos produksi dapat diidentifikasi langsung ke masing-masing pesanan, kecual kos bersifat umum dan bersama, misalnya overhead.

5. Setiap pesanan harus dibuatkan kartu pesanan untuk mencatat setiap kos yang dibebankan untuk pesanan bersangkutan.

(3)

Urutan kejadian dalam proses produksi berdasarkan pesanan tampak seperti Gambar dibawah ini:

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwasannya Ketika menerima pesanan, perusahaan harus segera mencatat kualifikasi produk yang dipesan secara cermat dan terperinci. Kemudian dimasukkan ke dalam kartu kos pesanan. Perusahaan harus sudah memiliki sistem yang memadai untuk menghitung perkiraan kos yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut dan perkiraan laba kotor yang diinginkan sehingga dengan segera dapat memberikan informasi tentang harga pesanan ke pelanggan.

(4)

Kartu Kos Pesanan

Kartu kos pesanan adalah sebuah dokumen yang dipergunakan untuk mengakumulasi setiap kos yang dibebankan ke pesanan tertentu dalam sebuah metoda akumulasi kos berdasarkan pesanan. Pada gambar dibawah ini adalah contoh bentuk kartu kos pesaanan berbentuk skontro:

(5)

Gambar dibawah in mengambarkan bentuk kartu kos pesanan berbentuk stafel:

(6)

Klasifikasi Kos dalam Job-Order Costing

Klasifikasi kos dalam job-order costing seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

(7)

Sesuai dengan Gambar diatas komponen bahan baku meliputi bahan baku langsung yang dibebankan secara langsung ke akun Barang Dalam Proses Job# (setiap pesanan), dan bahan baku tidak langsung yang diakumulasi terlebih dahulu ke akun buku besar overhead kontrol atau overhead aktual. Demikian pula Gaji dan Upah terdiri atas komponen langsung yang dibebankan secara langsung ke akun Barang Dalam Proses Job#, dan komponen tidak langsung ditampung ke dalam akun buku besar overhead kontrol.

Untuk komponen kos overhead, nilai yang dibebankan ke akun Barang Dalam Proses Job# menggunakan tarif pembebanan yang ditentukan di awal. Pada setiap akhir tahun buku (akhir tahun) dilakukan penutupan akun overhead dibebankan (applied overhead) ke akun overhead control (actual overhead). Ada kemungkinan terjadi perbedaan jumlah sehingga timbul selisih.

Selisih yang timbul bisa menguntungkan (yang dibebankan lebih besar dari aktual) atau sebaliknya (merugikan). Selisih ini ditutup ke akun Laba Rugi.

(8)

KB 8

Permasalahan Akuntansi dan Pembuatan Laporan Dalam Job Order Costing

Masalah Akuntansi dalam Job-order costing

Masalah akuntansi dalam metoda akumulasi kos berdasarkan pesanan berkaitan dengan: 1. akuntansi untuk bahan baku: mencakup pencatatan baik pada

saat pembelian maupun pada saat pemakaian;

2. akuntansi untuk tenaga kerja: mencakup pencatatan pada saat terjadinya, saat distribusi, dan pada saat pembayaran.

3. akuntansi untuk kos overhead pabrik: mencakup pencatatan pada saat pembebanan (didahului menghitung tarif); saat pencatatan overhead aktual; dan pada saat menghitung dan

menutup di akhir periode.

4. akuntansi untuk Penyelesaian Pesanan;

5. akuntansi untuk penjualan: mencakup pencatatan pada saat penyerahan barang dan pada saat pengakuan pendapatan

(9)

Ilustrasi 4 1

PT X adalah perusahaan manufaktur yang berproduksi atas dasar pesanan. Pada tahun ini perusahaan menerima tiga pesanan yang masing-masing diberi nomor: Job#013; Job#014; dan Job#015. Saldo awal bahan baku senilai Rp100,000. Untuk mengerjakan pesanan-pesanan tersebut terjadi transaksi-transaksi ssebagai berikut (asumsikan urutan transaksi mencerminkan urutan tanggal). Transaksi-transaksi dalam ilustrasi ini diadopsi dari buku Cost Accounting 13rd (Carter dan Usry, 2002)

Transaksi

1) Dibeli material secara kredit Rp25.000.000.

2) Material dipakai seharga Rp37.000.000 terdiri atas Rp31.000.000 bahan langsung dan Rp6.000.000 bahan tidak langsung. Dari Rp31.000.000, untuk Job #013= Rp2.510.000; Job#014=Rp24.070.000 dan Job#015 =Rp4.420.000.

3) Gaji dan Upah Rp31.000.000 terdiri dari Rp27.000.000 tenaga langsung dan Rp4.000.000 tenaga tidak langsung.

Dari Rp27.000.000, untuk Job#013= Rp1.568; Job#014=Rp22.832.000, dan Job#015 =Rp2.600.000.

4) Perusahaan menggunakan tarif overhead ditetapkan didepan atas dasar jam mesin. Pada tahun ini overhead yang dianggarkan adalah Rp300.000.000/th pada kapasitas Jam Mesin = 7.500 jam. Dengan demikian Tarif

pembebanan per jam adalah semesar = Rp300.000.000/7.500 = Rp40.000/Jam Mesin Diketahui bahwa, masing-masing Job menggunakan Jam mesin sbb:

- Job#013 sebanyak 29,4 Jam mesin × Rp40.000 = Rp1.176.000 - Job#014 sebanyak 250,6 Jam mesin × Rp40.000 = Rp10.024.000 - Job#015 sebanyak 50 Jam mesin × Rp40.000 = Rp2.000 .000

(10)

5) Overhead Sesungguhnya:

- Depresiasi mesin Rp4.929.000 - Asuransi Pabrik Rp516.000

6) Job#013 dan Job#014 sudah selesai dengan kos produksi:

- Job#013 = Rp5.254.000

- Job #5575 = Rp56.926 Total = Rp62.180.000

7) Job#013 sudah diserahkan dengan harga Rp7.860.000, tapi belum dibayar.

(11)

Pencatatan ke Setiap Kartu Kos Pesanan:

Kartu Kos Pesanan dicatat dalam buku juranl dan kartu persediaan satu pesanan (ilustrasi satu Job, yaitu Job#013).

Setiap pemakaian komponen kos produksi harus dapat ditelusuri dengan jelas untuk pengerjaan job nomor berapa, dan dicatat pada kartu pesanan masing-masing. Pada saat mencatat ke dalam buku jurnal, nama akun yang didebit maupun yang dikredit sedapat mungkin juga sudah menunjukkan untuk job nomor berapa kos produksi tersebut dikeluarkan.

(12)
(13)
(14)

Setelah dicatat transaksi diatas selanjutnya dibuat kartu kos pesanan

sesuai dengan pesanan terlihat pada gambar dibawah ini:

(15)

Dari kartu kos pesanan tersebut (asumsikan untuk Job#014 dan

Job#015 juga sudah dicatat dalam Kartu Kos Pesanan masing-masing), secara

kumulatif dicatat ke dalam buku jurnal. Ringkasan semua kos produksi untuk

ketiga job tersebut adalah tampak pada Tabel di bawah ini

(16)

Pembuatan Laporan-Laporan

Dari kartu dan buku jurnal, kita dapat menyusun laporan kos produksi, laporan kos produk terjual dan laporan laba rugi. Berikut ini disajikan laporan-laporan berkaitan dengan pengerjaan ketiga pesanan di atas, yaitu Job#013; Job#014; dan Job#015

.

1. laporan yang pertama adalah Laporan Kos Produk yang Diproduksi

(17)

2. Laporan Kos Produk Terjual

(18)

3. Laporan Laba Rugi

(19)

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

Bahan pembuatan kertas terdiri dari dua komponen yaitu: bahan baku utama dan bahan baku penunjang. Bahan baku utama adalah bahan baku inti yang terdapat serat seperti sampah

Hal inilah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti bagaimana Universitas Gadjah Mada membelanjakan modal yang ada untuk pengadaan barang dan jasa dengan mencoba menerapkan prosedur