• Tidak ada hasil yang ditemukan

metode dakwah kh. abdul aziz

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "metode dakwah kh. abdul aziz"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen dan Penyiaran Islam Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh:

WASHILATUL UMMI SYAHIDAH NIM: 082141054

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

FAKULTAS DAKWAH DESEMBER 2018

(2)

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen dan Penyiaran Islam Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh :

WASHILATUL UMMI SYAHIDAH NIM : 082141054

Disetujui Pembimbing

Dr. Sofyan Hadi, S.Sos.I.,M.Pd.

NIP. 19750142005011002

(3)
(4)





























Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan” Q.S Al-Ahzab : 1/391.

1 Al-Qur’an Dan Terjemah Departemen Agama RI, 2001 (Semarang : CV. As-Syifa’)

(5)

serta Ibunda Ummi Kultsum (Alm) sosok yang selalu saya rindukan kehadirannya di dunia ini.

Mamaku tercinta Mama Wiwik Ikhwatul Chasanah yang tiada tandingannya dalam mencintaiku maupun menyayangiku dan tiada hentinya berdo’a serta memohon kepada yang Maha Esa dalam suksesnya kehidupan dunia akhiratku.

1. Ayah tersayang Ayah Aswa Abdul Halim yang tak pernah lelah mengucurkan keringatnya dalam memenuhi materiku dan tak hentinya menyayangiku maupun melindungiku.

2. Kakakku Hikmatul Aliyah (Alm) dan Muhammad Ghufronallah yang selalu memotivasiku dalam setiap langkahku.

3. Semua keluarga dan saudara-saudaraku yang selalu mendukung dan berharap akan kesuksesanku.

4. Mahasiswa KPI 2014 yang selalu kompak dalam keadaan apapun.

5. Kepada seluruh Civitas Akademik IAIN Jember, kepada pimpinan, para dosen, karyawan dan seluruh mahasiswa yang telah membantu dalam kelancaran proses penyelesaian tugas akhir ini.

(6)

Puji syuukur bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW semoga kita mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat kelak. Amin.

Setelah melalui proses yang panjang, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar Strata satu. Adapun terselesainya skripsi ini tidak terlepas berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Maka sepantasnya penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.H. Babun Suharto, SE, MM selaku Rektor IAIN Jember yang meningkatkan mutu penulisan karya ilmiah di IAIN Jember

2. Bapak Dr. Ahidul Asror, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Dakwah yang telah melancarkan proses persetujuan dalam skripsi ini

3. Bapak Dr.H.Sofyan Hadi, M.Pd selaku Kajur Manajemen dan Penyiaran Islam sekaligus Dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian skripsi ini

4. Bapak / Ibu dosen khususnya Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmu serta pengetahuan dan pengalaman yang berharga kepada peneliti selama di bangku kuliah, dan juga kepada segenap civitas akademika IAIN Jember.

(7)

Tiada kata yang dapat penulis haturkan selain doa dan ucapan terimaksih yang sebesar-besarnya. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberi balasan kebaikan yang berlipat ganda pada semua jasa yang telah diberikan. Penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya dapat berdo’a semoga amal mereka diterima oleh Allah SWT sebagai amal yang sholeh serta mendapatkan imbalan yang semestinya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Jember, 08 Oktober 2018 Peneliti

Washilatul Ummi Syahidah

(8)

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, Dakwah juga mengajarkan untuk mentaati Syari’at Islam. Di dalam Dakwah pasti ada metode yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan dan gagalnya dalam menyampaikan Dakwah.

Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1.Bagaimana Metode Dakwah KH.

Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember 2.Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Metode Dakwah KH. Abdul Aziz Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember ? Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan metode Dakwah KH. Abdul Aziz Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba serta mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses penerapan metode Dakwah KH. Abdul Aziz pengasuh pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, dalam menentukan subjek penelitian menggunakan teknik purposive, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan model Miles dan Huberman yakni: reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi, untuk mengecek data dan validitas data menggunakan triangulasi metode dan sumber.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa metode Dakwah KH.Abdul Aziz dalam menerapkan metode Dakwah spiritual dengan melakukan senam Islami dan sholat Tahajjud. Dan memberikan hukuman kepada santri yang melanggar dalam bentuk hafalan, memperketat serta melakukan controling para pengurus dengan melakukan razia tanpa sepengetahuan santri. Adapun faktor pendukung mengatasi problematika santri : yaitu adanya pengaruh yang kuat dari pengasuh pesantren, adanya jadwal piket yang jelas, dan juga kerjasama dari pihak pengurus selaku orang yang di percayainya. Sedangkan faktor penghambat mengatasi problematika santri di pondok pesantren Salafiyah Darus Sholah yaitu:

kurangnya pengurus yang bertempat tinggal di lokasi pesantren, pengaruh lingkungan dan teman sebaya yang bukan santri, serta kurangnya kepedulian orang tua terhadap anaknya.

(9)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I : PENDAHLUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 19

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 49

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 49

(10)

E. Analisis Data ... 51

F. Keabsahan Data ... 58

G. Tahap-tahap Penelitian ... 59

BAB IV: PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 56

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 56

B. Penyajian Data ... 67

C. Pembahasan Temuan ... 79

BAB V: PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran-Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

Tabel. 1 Originalitas Penelitian ... 17

Tabel. 2 Keadaan Santri ... 63

Tabel. 3 Kegiatan Santri ... 64

Tabel. 4 Sarana dan prasarana ... 66

(12)

Gambar.1 Analisis Data Miles dan Huberman ... 57

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan Agama Allah yang berisi petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, berkualitas, dan selalu berbuat baik. Sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan dan kekhawatiran. Agar mencapai yang di inginkan tersebut diperlukan apa yang dinamakan sebagai Dakwah. Bahkan maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan Dakwah yang dilakukannya, karena itu Al- Qur’an dalam menyebut kegiatan Dakwah dengan Ahsanu Qaula. Kata lain Dakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan Islam, tidak bisa dibayangkan apabila kegiatan Dakwah mengalami kelumpuhan disebabkan oleh berbagai faktor terlebih pada era globalisasi sekarang ini, berbagai informasi masuk begitu cepat dan instan yang tidak dapat dibendung lagi.1

Dakwah Islam bertujuan untuk mempengaruhi dan mentransformasikan sikap batin dan perilaku seorang untuk menuju kepada insan yang lebih baik.

Dalam Dakwah pesan-pesan yang keagamaan ataupun sosialnya merupakan ajakan kepada kesadaran untuk senantiasa memiliki komitmen (Istiqomah) di

1 Munzier Saputra, Metode Dakwah , (Jakarta.:Kencana 2006), hal .4

(14)

jalan yang lurus. Dakwah itu sendiri adalah ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu dan kelompok dari pengaruh eksternal nilai-nilai Syaithaniah dan Kejahiliahan menuju internalisasi nilai-nilai ketuhanan. Di samping itu, Dakwah juga bertujuan untuk memasyarakatkan ajaran Islam kepada umat manusia agar mampu meningkatkan tata kehidupan bermasyarakat, beragama yang dilandasi akhlakul karimah. Pemasyarakatan ini harus diarahkan untuk mengembangkan Iman, sehingga melahirkan amal shaleh dan ilmu yang bermanfaat.2 Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang pesat pada era global saat ini, terasa sekali pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan, sosial dan budaya.3

Fenomena yang terjadi pada era global saat ini, banyak kita temui tingkah laku remaja yang bertentangan dengan norma hukum dan norma Agama seperti mabuk-mabukan, perkelahian, pemerkosaan, perjudian, bahkan sudah ada yang menjerumus kearah pembunuhan. Sehinggga mengakibatkan para orang tua khawatir dengan keterlibatan remaja pada perilaku-perilaku yang bertentangan tersebut. Dalam Islam terdapat beberapa ajaran yang perlu di sampaikan kepada manusia untuk dipahami, dihayati dan diamalkan.

Seorang da’i hendaklah mengajak anggota masyarakat untuk memeluk Agama Islam, seorang da’i harus benar-benar meyakini yang dipeluknya dengan sikap dan perilaku, ucapan-ucapan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Agama Islam.

2 Sofyan Hadi , Ilmu Dakwah dari konsep paradigma hingga metodologi , CSS (Centre for society Studies,2011), 20

3 M sulton Dan M. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Prespektif Global , (Yogyakarta,: Laskbang Pres Sindo ,2006), 21

(15)

Oleh karena itu, penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia sebagai salah satu proses penyebaran Agama yang tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja tetapi merupakan usaha untuk merubah way of thinking, way of feeling, dan way of life. Maka dari itu, untuk melakukan kegiatan berdakwah maka diperlukan metode-metode dengan menggunakan bahasa yang lugas, menarik, bijaksana sehingga menjadi menarik. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125:















































Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl:

125).4

Berbicara tentang metode, berarti tidak lepas dari upaya memahami realitas dan fenomena nilai kehidupan manusia sosial. Oleh karena itu setiap manuisa tentu mempunyai kewajiban berdakwah, karena Dakwah dipandang sebagai kegiatan yang memerlukan keahlian, sedangkan keahlian memerlukan penguasaan pengetahuan. Dengan demikian da’inya ulama atau sarjana yang

4Sofyan Hadi Ilmu Dakwah dari konsep paradigma hingga metodologi, CSS(Centre For Society Studies, 2011), 167

(16)

memiliki kualifiksi dan persyaratan akademik dan empirik dalam melaksanakan kewajiban Dakwah.5

Pesantren adalah asrama pendidikan tradisional Islam yang ada sejak zaman dahulu untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.6 Sistem pendidikan pesantren didasari, digerakkan, dan diarahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran-ajaran dasar Islam.

Pesantren sebagai sentral pendidikan Agama yang sangat penting perannya dengan arus perkembangan zaman yang melaju pesat memungkinkan kita terjebak pada budaya sekuler, hal ini karena proses penyebaran informasi dan budaya yang bebas dan dapat dengan mudah menjangkau setiap daerah di dunia ini. Sedangkan budaya yang tersebar bukan hanya budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Agama saja, akan tetapi budaya yang berpotensi merusak moral, terutama bagi remaja, sebagai generasi penerus bangsa mereka sangat rentan terhadap pengaruh budaya bebas dan erusak moral.

Lembaga pendidikan pondok pesantren, para santri di didik ilmu-ilmu keagamaan untuk menguat daya hati nurani meraka dengan keimanan untuk menuju hal-hal yang baik. Bukan hanya mengaji atau sekolah saja akan tetapi peraturan yang mengikat mereka dalam mendidik mereka untuk selalu disiplin, patuh dan taat serta berkelakuan sesuai dengan ajaran Agama Islam.

5 Asep Muhidin Dakwah dalam Perspektif Alqu’an (Bandung CV Pustaka setia) 34

6 Rofiq. A,,dkk, Pemberdayaan Pesantren Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Sntri dan Metode Daerah Kebudayaan, (Yogyakarta : PT Lkis Printing Cemerlang, 2005), 1

(17)

Pondok pesantren diharapkan tidak hanya berkemampuan dalam pembinaan pribadi muslim yang Islami, tetapi juga mampu mengadakan perubahan dan perbaikan sosial kemasyarakatan. Pengaruh Pesantren sangat terlihat positif bila alumnusnya telah kembali ke masyarakat dengan membawa berbagai perubahan dan perbaikan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya. Karena pondok pesantren sebagai lembaga keagamaaan yang mengakar kepada masyarakat tentunya memiliki peranan yang cukup besar dalam mengupayakan pelayanan kehidupan beragama dan sebagai benteng umat dalam bidang akhlak. Melalui pengajaran keagamaan Islam, tablig, ceramah, pengajian dan majelis ta’lim yang diselenggarakan, pondok pesantren menampilkan sosok dirinya sebagai lembaga masyarakat yang memberikan pelayanan beragama.

Pondok pesantren Salafiyah Darus Sholah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional dan modern, dimana santrinya mayoritas rata-rata dari kalangan remaja Desa. Pondok Pesantren ini mempunyai visi dan misi yang jelas yaitu menjadi pendidikan “Tafaqquh fi-al Din” terkemuka dalam melahirkan generasi muslim “Khoiru Ummah” dan mengembangkan pondok pesantren dengan basis iman, ilmu, tehnologi, dan kebutuhan masyarakat serta amaliah bagi peneladanan As-Salafu al-Shaleh. Pesantren ini berada ditengah- tengah lingkungan masyarakat yang mayoritas dari masyarakat tidak menyukai bahkan menentang berjalannya kegiatan pesantren ini karena anggapan masyarakat Desa Pesantren ini telah melahirkan remaja yang rusak dan jauh dari ajaran Agama, karena beberapa yang terlihat di mata masyarakat

(18)

pelanggaran santri terjadi, namun hal ini tidak mematahkan semangat pengasuh karena pengasuh tahu bahwa pengaruh Narkoba berasal dari remaja diluar pesantren yang seringkali datang dengan niat nongkrong dan mengajak santri kejalan yang salah, oleh karenanya penerapan peraturan pesantren perlu lebih diperketat lagi dari sebelumnya oleh pengasuh guna menghindari pelanggaran terjadi.

Pada masa Remaja, kenakalan sering kali tidak dapat dihindari, bahkan dalam pendidikan pesantren yang notabennya adalah lembaga pendidikan Islam yang mendidik santri berakhlak baik serta dapat dengan mudah menjalankan perintah Allah SWT. Adapun kenakalan yang terjadi dikalangan santri pondok pesantren Salafiyah Darus Sholah yaitu narkoba. Pondok pesantren Darus Sholah ini terdiri dari 115 santri, diantaranya santri putra 60 dan santri putri 55 dari sekian jumlah santri yang melanggar berkisar 2% dari keseluruhan7. Pondok Pesantren yang selama ini telah nyata-nyata membantu masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan remaja serta telah menerapkan jenis pendidikan alternatif bagi pengembangan pendidikan nasional yang mampu menjembatani kebutuhan fisik (jasmani) dan kebutuhan mental-spiritual (rohani), namun di pesantren Darus Sholah ini pelanggaran narkotika telah masuk dan merusak beberapa diantaranya yang sebelumnya sama sekali tidak mengkonsumsi narkoba, sehingga merambat kepada santri yang lain.

7 Wawancara Pengasuh Pondok Pesantren Kyai Abdul Aziz pada Tgl 05 September 2018

(19)

Pelanggaran yang terjadi dipesantren merupakan sebuah tantangan yang besar bagi Pengasuh Pesantren Salafiyah Darus Sholah, terutama pelanggaran yang satu ini, karena Narkoba merupakan musuh terbesar yang dapat membunuh semangat serta kemauan belajar remaja dalam menimba pendidikan islami, dalam mendidik santri agar mereka senantiasa disiplin dan mematuhi tata tertib yang berlaku di pesantren serta berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran Agama Islam, sehingga peran Pengasuh sangat penting dalam menyadarkan santri yang menggunakan narkoba.

Peneliti ingin mengetahui metode seperti apa yang pengasuh atau KH.Abdul Aziz dalam mendidik dan menyadarkan kembali para santri agar tidak melakukan pelanggaran mengkonsumsi narkoba. Sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih jauh dalam skripsi yang berjudul Metode Dakwah KH. Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember”.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tepat yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Berangkat dari latar belakang yang penulis paparkan di atas, ada permasalahan yang akan dirumuskan, yaitu : 1. Bagaimana Metode Dakwah KH. Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren

Salafiyah Darus Sholah Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember ?

(20)

2. Apa Saja Faktor Penghambat Dan Pendukung Metode Dakwah KH. Abdul Aziz Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan dalam penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang telah dirumuskan.8 Untuk mengetahui segala sesuatu setelah rumusan masalah itu terjawab melalui pengumpulan data.9

1. Untuk Mendeskripsikan Penerapan Metode Dakwah KH. Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

2. Untuk Mendeskripsikan Apa Saja Faktor Penghambat Dan Pendukung Metode Dakwah KH. Abdul Aziz Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, dan instansi. Kegunaan penelitian harus realistis.10

8 Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Jember: IAIN Jember Press)2017,45

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta)2016,290-291

10 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press)2017,45

(21)

Manfaat penelitian mengenai metode Dakwah KH. Abdul Aziz dalam mengatasi problematika santri.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan seberapa efektif diantara metode-metode khususunya Metode Dakwah Islam KH. Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam mengatasi Problematika Santri Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan wawasan para da’i tentang Metode Dakwah KH.

Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam mengatasi Problematika Santri Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada masyarakat betapa pentingnya menanamkan ilmu Agama kepada remaja melalui pondok pesantren agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh budaya luar yang melanggar norma hukum dan Agama.

c. Diharapkan agar hasil penelitian ini menjadi acuan dan pembelajaran, serta selalu berusaha menjadi insan handal seperti apa yang di inginkan. Dan hasil penelitian ini bisa di ambil segala hikmah dan sisi positifnya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(22)

E. Definisi Istilah 1. Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “Meta “( melalui ) dan “Hodos”(jalan, cara). Dengan demikian, kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman Methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata Methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut Thariq. Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud, sedangkan Dakwah berasal dari bahasa arab, yang berarti panggilan, ajakan, seruan.

Sedangkan Dakwah menurut istilah proses penyampaian ajaran Islam yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok kepada seseorang dengan kelompok yang lain dengan maksud agar mereka menerima dan mengamalka n ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.11

Jadi metode Dakwah adalah cara-cara yang tempuh oleh pendakwah dalam mencapai tujuan berdakwah atau cara berkomunikasi langsung dengan mad’u dengan memanggil dan menyeru kepada kebaikan dan melarang dari perbuatan jelek agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

11Sofyan Hadi, Ilmu dakwah dari konsep paradigma hingga metodologi, CSS(Centre for society studies, 2011), 28

(23)

2. Problematika Santri

Problematika santri adalah persoalan-persoalan yang kerap kali dilakukan oleh para santri, sehingga sulit dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari individu, kelompok maupun dalam upaya pemberdayaan masyarakat Islami secara langsung dalam masyarakat. Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember, menggunakan metode dengan mengadakan senam Islami setiap pagi dan mengajak sholat tahajjud, minum air putih bertujuan untuk menyadarkan santri dan memulihkan daya tahan tubuh santri termasuk golongan pecandu Narkoba. Adapun santri pecandu Narkoba yang bermula dari lingkungan tempat tinggal masing-masing sehingga terbawa ke dunia pesantren dan menjadi suatu problematika santri.

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dijelaskan dengan sistematika pembahasan yang berbentuk skripsi. Diantaranya terdiri dari lima bab yang akan disusun sebagaimana berikut:

Bab I Pendahuluan, Bab ini membahas tentang latar belakang masalah yang menjelaskan fenomena yang terjadi. Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci tentang beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan. Pada bab ini juga akan membahas tentang fokus penelitian yang membahas tentang fenomena yang terjadi dengan melalui proses penelitian.

Bab II Kajian Kepustakaan, Bab ini memaparkan tentang kerangka pemikiran beserta literatur yang berhubungan dengan laporan penelitian ini.

(24)

Pada bab ini juga akan dipaparkan tentang penelitian terdahulu dan kajian teori yang berkaitan tentang metode Dakwah dalam mengatasi problematika santri.

Bab III Metode Penelitian, Bab ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan penelitian dan jenis penelitian.

Selanjutnya diperjelas dengan lokasi penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahapan-tahapan metode penelitian.

Bab IV Penyajian Data dan Analisis Data, Bab ini membahas tentang penyajian data dan analisis data secara empiris. Pada Bab ini juga dipaparkan tentang gambaran objek penelitian, penyajian data, serta membahas tentang temuan selama proses penelitian. Fungsi bab ini diantaranya sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh guna menemukan kesimpulan.

Bab V Penutup, Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan pembahasan yang ditutup dengan saran-saran. Pada bab ini kesimpulan dikemukakan dengan ditarik dari keseluruhan pembahasan yang terkait dengan fokus dan tujuan penelitian. Kesimpulan merangkum semua pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Sedangkan saran dituangkan agar bisa mengacu atau bersumber dari temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan akhir hasil penelitian.12

12 Pedoman Karya Ilmiah Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) Jember (Jember: IAIN Jember Press,2017), 77

(25)

Pada bagian ini, penelitian akan mencantumkan hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat disimpulkan sejauh mana keaslian dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.13

1. Iswati tahun 2012 dengan judul “ Metode Dakwah Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafi Yogyakarta”. Dalam skripsi ini lebih fokus pada metode pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah. Sedangkan skripsi penulis lebih kepada Bagiamana upaya Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Mengenai hasil penelitian dari mahasiswa IAIN Walisongo dapat disimpulkan bahwa metode pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah menggunakan metode internal dan ekternal, maksudnya adalah metode Dakwah untuk kalangan internal yang di gunakan oleh pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yakni melalui metode Dakwah pelatihan dan pendidikan da’i terprogram melalui program tahfid Al Qur’an dengan tujuan agar metode terprogram ini (santri calon da’i) dapat menguasai materi dan tehnis dalam berdakwah secara matang. Sehingga santri

13,Tim Penyusun,”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”(Jember: IAIN Jember Press,2014),45

(26)

setelah selesai dalam pembelajaran di pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy sudah siap untuk terjun ke masyarakat.

Sedangkan metode Dakwah kalangan ekternal yakni metode ceramah, diskusi, keteladanan. Metode ceramah adalah metode yang di gunakan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy untuk menyampaikan seruan Agama kepada masyarakat luas. Salah satunya melalui radio majaz 107,8 FM pengajian umum dan berlokasi di kawasan masyarakat luas, baik inisitif atau atas undangan masyarakat. Metode diskusi adalah metode yang di gunakan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As- Salafy yang sifatnya terbuka untuk umum dalam arti tidak hanya diikuti peserta internal namun peserta non santri. Dan metode keteladanan adalah metode pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy mengacu pada Al-Qur’an dan hadist.

Penelitian ini, penulis lebih fokus mengkaji tentang metode Dakwah yang diterapkan KH. Abdul Aziz Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam mengatasi problematika santri pecandu Narkoba, dan disini dapat disimpulkan persamaan penelitian penulis dengan penelitian yang ditulis oleh saudari Iswanti, persamaannya yaitu sama-sama menggunakan metode Kualitatif Deskriptif Sedangkan perbedaannya terletak pada metode Dakwah yang dilakukan oleh pengasuh, dalam skripsi saudari Iswanti Metode Dakwah yang diterapkan adalah menggunakan metode internal dan eksternal sedangkan penelitian penulis sendiri metodenya lebih fokus menggunakan metode Dakwah bil hikmah, Al-mauidzatil hasanah, dan

(27)

Al-mujadalah. Ini berarti penelitian Iswati berbeda dengan penelitian saya, sedangkan penelitan saya menggunakan metode Dakwah spiritual dengan senam Islami, minum air putih dan sholat tahajjud.

2. Mila Wahyuni. Universitas Islam Negeri Sumatra Utara 2016: “Strategi Komunikasi Islam dalam membina Agama pada suku anak pada bukit 12 Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun Kabupaten Jambi”. Peneliti ini menggunakan penelitian file risearch dengan metode kualitatif yang menggambarkan hasil penelitian dalam bentuk kata tertulis yang merupakan hasil dari observasi dan wawancara dengan sejumlah informan peneliti. Sedangkan alat pengumpul datanya menggunakan observasi dan wawancara, teknik dan pengecekan keabsahan data bersifat deskriptif dan trianggulasi. Adapun informan peneliti adalah para pembina atau yang memberikan Agama pada suku anak dalam di Bukit Duobelas Desa Aek Hitam Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangan Provinsi Jambi. Kesamaan dari peneliti ini adalah pembinaaan yang memberikan terhadap santri pondok pesantren Salafiyah Darus Sholah yang sama sama memfokuskan keagamaan.

Adapun perbedaannya adalah pada peneliti terdahulu ini yang menjadi titik urgen pembahasan tentang strategi komunikasi Islam dalam pembinaan Agama pada Suku Anak dalam. Sedangkan skripsi peneliti adalah di tekankan pada Metode Dakwah KH. Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam mengatasi

(28)

Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

3. Rufaidah Rika Wahyuni. Sekolah Tinggi Agama Islam Jember 2013

“Penanaman Nilai- Nilai Keislaman bagi anak usia dini melalui sentra Iman dan Taqwa pendidkan Islam Ulul Albab Kabupaten Jember”.

Adapun metodologi penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif . Penelitian ini menggunakan data yang di sajikan berupa kata -kata atau gambaran -gambaran melalui wawancara mendalam, observasi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang di gunakan adalah reduksi data, kumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan evaluasi. Terdapat kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan di lakukan ini sama - sama menanamkan nilai -nilai keagamaan Islam pada santri, sedangkan perbedaannya dalam penelitian terdahulu lebih menekankan nilai- nilai Islam sedangkan pada penelitian yang di lakukan ini aspek pengalaman keagamaan santri.

(29)

Untuk lebih memudahkan pembaca, peneliti meringkas perbedaan dan persamaan pada tabel dibawah ini:

Tabel .1

Originalitas Penelitian NO NAMA/

TAHUN JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN Origininalitas 1 Iswati

2012

Metode Dakwah Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy Yogyakarta

Sama-sama menggunakan subjek dan objek

penelitiannya pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy Yogyakarta dan pondok

pesantren Salafiyah Darus Sholah Di desa Serut

Kecamatan Panti Kabupaten Jember

Metodenya menggunakan internal dan eksternal, peneliti menggunakan metode

Dakwah bil hikmah, Al- mauidzatil hasanah, dan Al-mujadalah.

Ini berarti penelitian Iswati berbeda dengan

penelitian saya yang

digunakan metode Dakwah spiritual menerapkan senam Islami , sholat Tahajjud dan minum air putih.

Peneliti meneliti tentang Metode Dakwah KH.Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam

mengatasi Problematika Santri

pecandu Narkoba dan faktor

penghambat, pendukung Metode Dakwah KH.Abdul Aziz dalam mengatasi problematika santri Pecandu Narkoba.

2 Mila Wahyuni 2016

Strategi

komunikasi Islam dalam membina Agama pada suku anak pada bukit 12 Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun

Pembinaaan yang

memberikan terhadap santri pondok

pesantren Salafiyah Darus Sholah yang

Pada peneliti terdahulu ini yang menjadi titik urgen pembahasan tentang strategi komunikasi

(30)

NO NAMA/

TAHUN JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN Origininalitas Kabupaten Jambi sama sama

memfokuskan keagamaan

Islam dalam pembinaan Agama pada suku anak dalam.

Sedangkan skripsi peneliti adalah di tekankan pada Metode

Dakwah KH.

Abdul Aziz pengasuh pondok pesantren Salafiyah Darus Sholah dalam

mengatasi problematika santri pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

3 Rufaidah Rika Wahyuni 2013

Penanaman nilai nilai keislaman bagi anak usia dini melaui sentra Iman dan Taqwa pendidkan Islam Ulul Albab Kabupaten

Jember

Sama sama menanamkan nilai nilai keagamaan Islam pada santri

Perbedaannya dalam

penelitian terdahulu lebih menekankan nilai nilai Islam

sedangkan pada penelitian

yang di

lakukan ini aspek

pengalaman keagamaan santri 4 Washilatul

Ummi

Metode Dakwah KH.Abdul Aziz

(31)

NO NAMA/

TAHUN JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN Origininalitas Syahidah

2018

pengasuh pondok pesantren

Salafiyah Darus Sholah dalam mengatasi

problematika santri pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember

Tabel di atas menjelaskan secara rinci posisi penelitian yang hendak dilaksanakan dengan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh peneliti-peneliti lain. Selain poin penting originalitas penelitian yang hendak dikaji, juga menunjukkan persamaan dan perbedaan penelitian yang hendak dilaksanakan dan telah dilaksanakan.

Penjelasan dalam tabel diharapkan mempermudah pemahaman penelitian dalam menyajikan kajian terdahulu. Supaya lebih mudah mengidentifikasi letak originalitas penelitian yang hendak dilaksanakan.

B. Kajian Teori

Bagian ini berisi landasan tentang teori yang dijadikan sebagai perspektif dalam penelitian. Pembahasan teori yang terkait dengan penelitian secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

(32)

1. Metode Dakwah

Istilah Dakwah dalam Al-Qur’an diungkapkan dalam bentuk Fi’il maupun Masdhar sebanyak lebih dari seratus kata. Al-Qur’an menggunakan kata Dakwah untuk mengajak kepada kebaikan yang disertai dengan resiko masing-masing pilihan.14

Menurut Ali Makhfudh dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin

mengatakan Dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (Agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.15

Ada sebagian pendapat mengatakan pengertian Dakwah lebih luas, dari semata mata kata tabligh. Dalam mekanisme Dakwah maupun tabligh keduanya akan semakin sulit dibedakan karena kegiatan Dakwah yang sifatnya menyampaikan ajaran-ajaran Allah itu bisa disebut Tabligh, dan Tabligh yang sifatnya mengajak orang lain untuk berbuat sesuai dengan ajaran-ajaran Allah itu disebut Dakwah.16

Dari beberapa pengertian Dakwah, bahwa usaha dan Dakwah itu terjadi dalam komunikasi antara sesama manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, individu atau kelompok. Oleh karena itu, Dakwah termasuk salah

14 M.Munir dan Wahyu Ilahi,”Manajemen Dakwah”(Jakarta Kencana Prenada Media Group,2006),17

15 Ibid,19

16 H.M.Hafi Anshari,”Pemahaman dan Pengalaman Dakwah”(Surabaya:Al-Ikhlas,1993),12

(33)

satu macam bentuk komunikasi, sebab unsur-unsur yang ada di dalam kegiatan Dakwah telah memenuhi persyaratan untuk komunikasi.17

Selain definisi di atas, ada beberapa definisi yang dibuat oleh para ahli atau ulama yang konsen terhadap perkembangan Dakwah Islamiyah, yaitu antara lain:

a) Masdar Helmy mengatakan bahwa Dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk Amr Ma’ruf Nahi Munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.18

b) Ahmad Ghalwasy dalam bukunya “Ad Dakwah Al Islamiyyah”

mengatakan bahwa ilmu Dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk mengetahui berbagai seni untuk menyampaikan kandungan ajaran Islam, baik itu akidah, syariat, maupun akhlak.

c) Nasarudin Latif menyatakan, bahwa Dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiah.19

d) Toha Yahya Oemar mengatakan bahwa Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.20

17 Ibid,13

18 Muhammad Munir,Manajemen Dakwah ( Jakarta: Kencana Media Group,2006), 20

19 Ibid, 20

20 Ibid 20

(34)

e) Muhammad Khidr Husain dalam bukunya” Al-Dakwah Ila Al Ishlah

mengatakan Dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan Amr Ma’ruf Nahi Munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah Dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak orang agar beriman kepada Allah SWT, percaya dan menaati apa yang sudah diberitakan Rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah SWT seakan-akan melihatnya.

Dakwah juga bisa diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan Agama Islam kepada orang lain, agar mereka menerima Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik di dunia maupun akhirat, dengan menggunakan media dan cara-cara tertentu. Selain itu dakwah mengandung beberapa aspek antara lain sebagai berikut21:

a. Mencakup semua aktivitas manusia Muslim

b. Ada kesadaran dan tanggung jawab terhadap diri, orang lain dan terhadap Allah SWT

c. Mengandung perubahan yang semakin sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT

1. Dasar Hukum Dakwah

21 H.M. Hafi Anshari,Pemahaman dan pengalaman dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas ,1993),11

(35)

a. Dakwah hukumnya wajib, yaitu bagi orang yang mempunyai kemampuan melakukan Dakwah. Jika didalam suatu masyarakat belum ada yang melakukan Dakwah, sedangkan kemaksiatan dan kemungkaran telah merajalela, maka bagi orang Islam setempat wajib melakukan Dakwah dan hukumnya fardhu’ain.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imran ayat: 110

















































Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman,tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Al- Imran:10)

b. Dakwah hukumnya Fardhu Kifayah, yaitu apabila didalam suatu kaum atau masyarakat terdapat seorang yang aktif melakukan Dakwah.22

c. Dakwah hukumnya Sunnah Muakad yaitu Dakwah yang dilakukan oleh seorang dalam lingkungan pergaulan, baik berupa lisan maupun tindakan.

d. Dakwah yang dilarang yaitu melaksanakan Dakwah terhadap seorang yang telah memeluk Agama lain, secara memaksa.23

22 Muhammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Kencana, 2009),145

(36)

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-kafirun, ayat 2-6

























































Artinya : Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu Agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Q.S. Al-Kafirun :2-6)

2. Unsur- unsur Dakwah

Keberhasilan Dakwah akan terwujud dengan baik, apabila unsur-unsur Dakwah terpenuhi dengan baik. Adapun unsur-unsur Dakwah tersebut antara lain:

Da’i berasal dari bahasa arab yang berarti orang mengajak.

Menurut istilah da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan ataupun perbuatan kearah kondisi lebih baik menurut ajaran Islam.24 Adapun unsur-unsur yang ada dalam Dakwah adalah:

23 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),66

24 Munir Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006),21

(37)

a. Da’i ( Pelaku Dakwah )

Da’i adalah orang yang melaksanakan Dakwah baik secara lisan, tulisan, ataupun perbuatan dan baik individu maupun kelompok.

b. Mad’u

Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran Dakwah atau manusia penerima Dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik manusia beragama Islam atau manusia secara keseluruhan.

c. Maddah

Maddah atau materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u.

3. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan tindakan Dakwah. Sedangkan nilai dan hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh keseluruhan usaha Dakwah. Hal ini berarti bahwa usaha Dakwah baik dalam bentuk menyeru atau mengajak umat manusia agar bersedia menerima dan memeluk Islam, maupun dalam bentuk Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia akhirat yang di ridhoi oleh Allah SWT.25

25 Rosyad, Shaleh, Manajemen Dakwah Islam ( Jakarta:Bulan Bintang, 1977),31-32

(38)

Tujuan Dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah, jalan yang benar yaitu Islam. Disamping itu, Dakwah juga bertujuan untuk mempengaruhi cara berpikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan bertindak, agar manusia bertindak sesuai prinsip-prinsip Islam.26

Sedangkan menurut Dr.M.Quraish Syihab mengemukakan tujuan Dakwah dalam melihat peran intelektual muslim sebagai unsur kontrol sosial (Al-Amr Bi Al-Ma’ruf Wa Al-Nahiy An Al-Munkar) adalah sebagai berikut:27

a. Mempertebal dan memperkokoh Iman kaum muslimin, sehingga tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau paham-paham yang membayakan negara, bangsa dan Agama, juga berusaha agar umat Islam terpanggil untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman mereka atas ajaran Islam.

b. Meningkatkan tata kehidupan umat dalam arti yang luas dengan mengubah dan mendorong mereka untuk menyadari bahwa Agama mewajibkan untuk berusaha menjadikan hari esok lebih baik. Hal ini tidak dapat tercapai kecuali dengan kerja keras serta kesadaran akan keseimbangan hidup dunia dan akhirat.

c. Meningkatkan pembinan akhlak umat Islam, sehingga memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama,

26 Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 1997),32

27 Sofyan Hadi ,Ilmu Dakwah ( Jember: CSS, 2011),17

(39)

bermasyarakat dan bernegara. Dengan ini dapat terwujud etis kerja dan Ukhuwah Islamiyah dalam mewujudkan kerukunan beragama.

4. Metode Dakwah

Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian “Suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia”28, sedangkan dalam metodologi adalah suatu cara yang sistematis dan umum terutama dalam mencari kebenaran ilmiah”29

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting perannannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi jika disampaikan dengan cara yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan.

Metode Dakwah adalah cara yang ditempuh oleh pendakwah (Da’i) dalam berdakwah atau cara menerapkan strategi Dakwah, sedangkan tehnik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.

Metode Dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang Da’i (Komunikator) untuk mencapai satu tujuan tertentu atau dasar

28 M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), Cet. I, 160.

29 Soeleman Yusuf, Slamet Soesanto, Pengantar Pendidikan Sosial, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), 38.

(40)

Kasih Sayang. Dengan kata lain pendekatan Dakwah harus bertumpu pada satu pandangan (Human Oriented) dengan menempatkan penghargaan yang mulai atas diri manusia. Adapun metode spiritual yang digunakan KH.Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darus Sholah Dalam Mengatasi Problematika Santri Pecandu Narkoba Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

Menurut nico syukur, spiritual adalah

Ada 2 metode yang dilakukan untuk melaksanakan Dakwah30, yaitu :

a. Metode Senam Islami

Senam Islami adalah gerakan senam yang terinspirasi gerakan gerakan salat dan gerakan wudhu atau bersuci. Sebab gerakan gerakan shalat memiliki unsur-unsur olahraga yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Senam Islami meliputi tiga gerakan utama yakni pemanasan, inti senam yang menggabungkan gerakan wudhu dan shalat, diakhiri gerakan peregangan. Selain gerakannya merupakan kolaborasi gerakan shalat namun juga di iringi dengan lagu Islami.

b. Metode Sholat Tahajjud

Dengan Sholat tahajud pada zaman saat ini, dimana era globalisasi telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan peradapan manusia. Perkembangan

30Wawancara dengan pengasuh pesantren KH. Abdul Aziz

(41)

peradaban yang telah mengarahkan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, sehingga membawa manusia kepada penambahan literatur keilmuan dan sumber keterampilan yang akan memudahkan manusia dalam menanggapi dan menggapai kehidupan dunia.

Tambahan keilmuan umum (kecerdasan intelektual) perlu disamakan dengan adanya keilmuan Islam (kecerdasan spiritual) sehingga nanti akan memberikan sinergi yang baik dan mengarahkan kepada terkontrolnya setiap perbuatan manusia (kecerdasan emosional). Dari sinilah pendidikan spiritual diterapkan dalam pesantren dengan nafas spiritual Islam yang hidup dengan rukun, tenang, dan nyaman. Oleh karenanya keadaan spiritual dengan ketenangan ini Dakwah pengasuh dengan melalui berbagai pendidikan keislaman dan praktik ibadah kepada Allah SWT. Salah satu pengaruh pelatihan untuk dapat mampu memberikan pengaruh kepada ketenangan jiwa ataupun rohani manusia dengan Qiyamul Lail untuk melaksanakan sholat tahajud guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.

5. Pondok Pesantren

Istilah pondok berasal dari kata Arab , funduk yang artinya hotel atau asrama. Pesantren berasal dari santri yang awalan pe dan

(42)

akhiran an berarti tempat tinggal para santri.31 Mastuhu juga mendenifisikan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Agama Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.32

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pondok pesantren merupakan tempat tinggal para santri selama menuntut ilmu. Ilmu yang dipelajari bukan hanya ilmu Agama melainkan ilmu umum, hal ini dilakukan dalam upaya pondok pesantren menjawab moderenitas. Pondok pesantren bukan hanya lembaga yang mengajarkan Agama Islam, tetapi juga sebagai salah satu pilar penopang dunia pendidikan di Indonesia. Sejarah pondok pesantren tidak hanya memiliki makna keislaman akan tetapi juga keaslian.

Menurut perkembangan sejarah, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia memiliki dua fungsi yaitu sebagai berikut:

a. Berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam. Fungsi pertahanan dapat dimaknai sebagai pertahanan umat Islam dari serangan penjajah dan pertahanan umat dari kemorosotan akhlak dan moral sebagai dampak dari globalisasi.

31Zamaksyari Dhofir, tradisi pesantren : studi pandangan hidup kyai dan visinya mengenai masa depan indonesia, 41.

32Mastuhu , dinamika sistem pendidikan pesantren (Cet I; jakarta :INIS, 1994), 6

(43)

b. Pesantren berfungsi sebagai pusat Dakwah dan pengembangan umat Islam di indonesia, sebagai pusat Dakwah, pesantren menjadi pengawal ajaran Islam dan senantiasa mengamalkan nilai-nilai Islam dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain itu berfungsi sebagai perkembangan umat dalam mewujudkan sumber daya insan yang unggul melalui proses pendidikannya, sesuai ada formal, nonformal maupun informal.

Pesantren juga berperan dalam perkembangan manusia, peranan pesantren dapat berwujud, memperkuat iman, meningkatkan ketaqwaan, membina akhlak mulia, mengembangkan kekuatan masyarakat dan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain itu pesantren berperan sebagai keluarga yang membentuk watak dan personalitas pelajar dan menjadi teladan masyarakat dalam segala hal sehingga memiliki potensi untuk mengembangkan masyarakat.33

Menurut para ahli, pondok pesantren baru dapat disebut pondok pesantren bila memenuhi di dalamnya terdiri atas34:

1) Kyai adalah tokoh karismatik yang diyakini memiliki penegetahuan Agama yang luas sebagai pemimpin dan pemilik pesantren dan merupakan figur sentral yang memiliki otoritas untuk merencanakan, mengendalikan seluruh pelaksanaan pendidikan.

33Ahmad Afif, (psikologi kaum bersarung), 100-101

34 http://minimustofa.blogspot.com/2014/02/komponen-komponen-pondok-pesantren.html

(44)

2) Santri termasuk salah satu komponen penting. Kata santri mendasari kata pesantren. Jumlah santri dalam sebuah pesantren biasanya dijadikan tolak ukur atas maju mundurnya suatu pesantren. Akan tetapi tingkat pencapaian prestasi siswa dalam sistem tradisional diukur dengan totalitas siswa sebagai pribadi, perilaku dan moral. Tradisi pesantren, santri terdiri dari dua bagian yaitu:

a) Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di pesantren tersebut biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari, mereka juga memikul tanggung jawab mengajar santri muda tentang kitab-kitab dasar dan menengah.

b) Santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren, untuk mengikuti pelajaran dipesantren mereka bolak balik kerumahnya sendiri.

3) Masjid merupakan unsur dasar pesantren yang harus dimiliki, karena menjadi tempat utama yang ideal untuk mendidik dan melatih santri, khususnya dalam melaksanakan tata cara ibadah, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kegiatan masyarakat. Para Kyai pada umumnya selalu mengajar santrinya di masjid dan

(45)

menganggap masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk menanamkan disiplin para santri dalam mengerjakan kewjiban Agama.

6. Problematika Santri

Problematika santri adalah persoalan-persoalan yang kerap kali dilakukan oleh para santri, sehingga sulit dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari individu, kelompok maupun dalam upaya pemberdayaan masyarakat Islam secara langsung dalam masyarakat. Masalah penting yang dihadapi anak-anak yang menginjak usia remaja cukup banyak. Problem tersebut ada yang di pecahkan sendiri, tetapi ada juga yang sulit untuk dipecahkan, karena dalam hal ini memerlukan bantuan pendidikan dan orang tua agar tercapai kesejahteraan pribadi dan bermanfaat bagi masyarakat.

Namun di era Globalisasi saat ini pelanggaran pesantren tidak lagi hanya meliputi pelangaran karena tidak mengikuti kegiatan pesantren, namun, pelanggaran yang sebelumnya tidak pernah disangka yaitu pelanggaran mengkonsumsi obat-obatan terlarang yaitu Narkotika, dimana Narkoba selama ini banyak menghilangkan nyawa dan perusak jati diri remaja bahkan masa depan remaja akan putus karenanya, jika telah terlanjur mengkonsumsi maka remaja akan kesulitan menghindarinya bahkan aktifitas apapun tidak akan berjalan jika tidak mengkonsumsinya.

(46)

a. Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan.

Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan Narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis Narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.Secara umum, dampak kecanduan Narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.35 1) Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap Fisik:

a. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang- kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.

c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru Sering sakit kepala, mual-

35 https://belajarpsikologi.com/dampak-penyalahgunaan-narkoba

(47)

mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.

Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.

Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) Bagi pengguna Narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya Penyalahgunaan Narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi Narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.

2) Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap Psikis36: a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.

b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.

c. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.

d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.

36 Ibid

(48)

e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.

3) Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap lingkungan social:

a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.

b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.

c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat.

Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif.

b. Dampak tidak Langsung Narkoba yang disalahgunakan37:

1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.

2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik.

Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.

37 ibid

(49)

3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.

4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.

5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.

6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.

7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.

Pecandu Narkoba sembuh dan sudah sadar dari mimpi- mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.

c. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia 1. Gangguan pada jantung

2. Gangguan pada hemoprosik 3. Gangguan pada traktur urinarius 4. Gangguan pada otak

(50)

5. Gangguan pada tulang

6. Gangguan pada pembuluh darah 7. Gangguan pada endorin

8. Gangguan pada kulit

9. Gangguan pada sistem syaraf 10. Gangguan pada paru-paru

11. Gangguan pada sistem pencernaan

12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC.

d. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia 1. Menyebabkan depresi mental.

2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.

3. Menyebabkan bunuh diri.

4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.

Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai Narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai Narkoba karena mereka berpikir bahwa Narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar. Dari sini maka proses belajar remaja akan terhambat sehingga masa depan remaja akan suram.

(51)

berikut beberapa kategori problematika santri diantaranya sebagai berikut 38:

1. Bentuk Problematika Wajar

Tingkah laku yang secara psikologis masih dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan secara fisik dan psikis dan masih dapat diterima sepanjang tidak merugikan dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Adapun jenis-jenis problematika santri yang di alami adalah sebagai berikut :

a) Masalah wajar yang berhubungan dengan diri sendiri ataupun orang lain yaitu: Diidamkannya bentuk badan atau wajah bintang film atau poster yang dibandingkan dengan dirinya sendiri. Hal semacam ini menimbulkan rasa cemas bagi remaja karena tidak sesuai dengan yang diidamkan (perasaan dan fikiran mengenai fisik).

b) Remaja ingin berhasil dalam mengerjakan sesuatu sering kali di rumah dan sekolah mengalami kegagalan dalam berbagai hal,kadang-kadang bersikap apatis dan merasa telah gagal. Hal ini membutuhkan bantuan berupa dorongan dan pujian atas keberhasilan yang dicapai remaja (sikap dan perasaan mengenai kemampuan).

38 Andi Mappiare, Psikolog Remaja, (Surabaya: Usaha Nasioanl, 1892),184-193

(52)

c) Pergaulan dengan teman sebaya dapat menimbulkan permasalahan dalam remaja. Dalam remaja awal mula mencari kelompok, yang dipikirkan supayabisa di terima, populer dan menunjukkan kemampuannya dalam kelompok (permasalahan antar teman sebaya).

d) Pergaulan dengan teman sebaya lain jenis akan mendatangkan permasalahan yang cukup banyak mengenai remaja awal dan akhir. Masalah yang timbul antara lain berhubungan dengan bagaimana menarik perhatian lawan jenis, bagaimana menghilangkan rasa malu. Karena remaja membutuhkan penjelasan sehubungan dengan permasalahan itu (permasalahan teman sebaya lawan jenis).

e) Kebutuhan akan perhatian, kasih sayang dari orang tua tidak selamanya dapat terpenuhi karena antara lain kesibukan dalam soal-soal ekonomi orang tua. Sehingga tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebergantungan secara ekonomis, khususnya dalam pendidikan / sekolah yang menjadi bahan pemikiran dan dirasakan sebagai mengganggu hidupnya (kurangnya perhatian orang tua).

2. Penyebab problematika santri

Adapun faktor-faktor probleamtika santri menurut Kartini dan Kartono, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal

(53)

yang berasal dari diri sendiri sedangkan eksternal berasal dari luar individu, sebagai berikut :

a. Faktor internal adalah semua perangsang dan pengaruh dari dalam anak itu sendi

Gambar

Tabel  di  atas  menjelaskan  secara  rinci  posisi  penelitian  yang  hendak  dilaksanakan  dengan  beberapa  penelitian  terdahulu  yang  telah  dilaksanakan  sebelumnya  oleh  peneliti-peneliti  lain
Gambar 2.1 analisis data Miles dan Huberman

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini, bahwa selama santri narkoba berada di Pondok Pesantren Al-Um banyak sekali hal-hal yang didapatkan misalnya dapat mengetahui tentang agama Islam,

Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, dan hasil yang diperoleh sangat baik,

Perombakan besar terjadi ketika Abdul Wahab Chasbullah telah mendirikan madrasah, jadi disini santri selain belajar pendidikan agama di pondok pesantren, di

Secara lebih luas kecintaan Umar bin Abdul Aziz terlihat dari kegiatanXkegiatan dan kebijakan yang dilakukan yaitu beliau telah mengarahkan cendikawan Islam supaya

Hasil wawancara yang telah di sampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo yaitu metode yang diterapkan dalam meningkatkan bertutur kata

“ya,, kalau bentuk pembekalan keagamaannya, KH. Abdul Aziz juga membuka pengajian untuk umum. ya,, tujuannya biar mereka tetap terdidik agama mas. selain itu, dengan

Walaupun hanya berawal dari beberapa santri saja saat memulai memimpin pondok pesantren, dan beliau tergolong ulama yang sangat muda dari kacamata masyarakat karena baru berumur

Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasan, maka diketahui bahwa Pertama, Pelaksanaan Manakib Syekh Abdul Qodir Al Jailani di Pesantren Salafiyah Sentot Alibasya di Kota Bengkulu