• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE LATIHAN EL-RONDO DALAM MENINGKATKAN TEAMWORK PADA OLAHRAGA FUTSAL

N/A
N/A
Muhammad Lutfi abdul aziz

Academic year: 2024

Membagikan "METODE LATIHAN EL-RONDO DALAM MENINGKATKAN TEAMWORK PADA OLAHRAGA FUTSAL"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

METODE LATIHAN El-RONDO DALAM MENINGKATKAN TEAMWORK PADA OLAHRAGA FUTSAL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Mememuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan

Pendidikan Olahraga

Oleh :

DIMAS RAHADIAN 20520217

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PASUNDAN

2024

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

DAFTAR TABEL...ii

DAFTAR GAMBAR...iii

BAB I PENDAHULUAN...4

A. Latar Belakang Masalah...4

B. Identifikasi Masalah...7

C. Rumusan Masalah...7

D. Batas Penelitian...8

E. Tujuan Penelitian...8

F. Manfaat Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...10

A. Kajian Teori...10

B. Kajian Empiris...23

C. Kerangka Berpikir...25

D. Hipotesis Penelitian...25

BAB III METODELOGI PENELITIAN...27

A. Metode dan Desain Penelitian...27

B. Populasi, Sampling dan Sampel...28

C. Instrumen Penelitian...28

D. Prosedur Penelitian...32

E. Teknik Analisis Data...32

F. Pengujian Persyaratan Analisis Data...34

G. Pengujian Hipotesis...36

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skema Post-test Only Control Group Design...27

Tabel 3.2 Kriteria Indeks Kesukaran...31

Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai N-Gain...34

Tabel 3.4 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas...35

DAFTAR GAMBAR

(4)

Gambar 2.1 El Rondo...17 YGambar 3.1 Teknik Simple Random Sampling...28

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia futsal merupakan olahraga yang tidak asing lagi dan banyak orang cukup mahir dalam bermain. Tidak ada cabang olahraga lain yang popularitas nya mengalahkan sepak bola. Sepakbola merupakan cabang olahraga paling populer dan paling digemari di seluruh dunia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2001 menyatakan bahwa sepakbola adalah olahraga paling populer dimainkan hari ini.

Survei ini menunjukkan bahwa lebih dari 240 juta orang memainkan olahraga sepakbola di lebih dari 200 negara di hampir setiap bagian dari dunia. Pernyataan tersebut barangkali tidak terbantahkan, bahkan rasanya tidak diperlukan sebuah penelitian ilmiah untuk mendapatkan pengesahan atas pernyataan tersebut. Sebagai olahraga dengan peminat terbesar di seluruh dunia, tidak dapat dipungkiri bahwa sepakbola saat ini sudah menjadi ladang bisnis. Masyarakat di Indonesia, khusunya di Bandung sangat menyukai olahraga sepak bola, namun karena olahraga sepak bola membutuhkan tempat yang luas, dan juga keterbatasan tempat. Semakin terbatasnya lahan tidak menyebabkan penggermar sepak bola menurun, malah semakin bertambahan dari tahun ke tahun. Sehingga perlu adanya solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan membuat suatu arena sepak bola dalam ruang yang disebut “indoor soccer” atau lebih dikenal dengan “futsal”.

Futsal merupakan alternatif bagi para penikmat dan juga penggemar sepak bola.

Di Bandung futsal menjadi olahraga yang popular yang dapat dilihat dari terus bertumbuhnya tempat-tempat untuk bermian futsal, dan tempat futsal tersebut selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat [1].

Permainan futsal dewasa ini banyak digemari oleh masyarakat terlebih kaum muda baik kaum pria maupun kaum wanita. Digemari oleh masyarakat karena

(6)

permainan ini mudah dimainkan seperti hanya dalam permainan sepakbola dan tidak memerlukan lapangan yang luas untuk memainkan permainan ini. Walaupun permainan ini banyak dimainkan dengan menggunakan sistem kontrak lapangan/jam, masyarakat tetap gemar memaikannya [1]. Sebagian besar masyarakat yang menekuni permainan futsal ini adalah untuk mengisi waktu luang dan untuk menjaga kebugaran jasmani. Namun tidak sedikit masyarakat yang bermain futsal untuk tujuan prestasi. Selain itu olahraga futsal juga dimasukkan di dalam akademi perkuliahan, seperti halnya STKIP Pasundan Cimahi.

Namun untuk terampil bermain futsal maka teknik dasar permainan perlu dikuasai oleh setiap pemain. Tujuan permainan ini yaitu memasukkan bola ke sebanyak banyaknya Seperti halnya dalam permainan sepak bola, tujuan permainan futsal adalah memasukkan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan, maka kemampuan dasar yang perlu dikuasai juga oleh seorang pemain futsal yaitu bagaimana melakukan tendangan ke gawang dengan tepat. Dalam melakukan tendangan kearah gawang membutuhkan ketepatan dan ketenangan saat melakukannya agar bola dapat mengenai sasaran dan menghasilkan gol. Dalam permainan futsal tendangan langsung ke arah gawang dengan keras dan tepat adalah salah satu cara yang tepat menghasilkan gol [2].

Strategi dalam sebuah tim pada permainan futsal membutuhkan kematangan, yaitu sebuah taktik untuk memenangkan pertandingan. Taktik adalah rencana atau tindakan yang sistematis untuk mencapai tujuan. Jadi, taktik dalam futsal adalah bagaimana caranya agar dapat memenangkan pertandingan secara sistematis. Taktik didalam futsal di bagi menjadi dua; taktik menyerang dan taktik bertahan. Perbedaan antara menyerang dan bertahan adalah hanya dengan melihat penguasaan bola dari tim. Apabila sebuah tim menguasai bola, maka tim tersebut dikatakan sedang menyerang, dan sebaliknya tim yang tidak sedang menguasai bola maka disebut dengan bertahan. Strategi yang diterapkan dalam permainan futsal adalah strategi bertahan dan strategi menyerang. Strategi bertahan, dimana sebuah tim tidak

(7)

mencetak goal maka tim tersebut harus merencanakan agar dapat merebut bola dari lawan dan melakukan penyerangan untuk mencetak point dan meraih kemenangan [3].

Olahraga seperti futsal sangat kental dengan kepemimpinan dan kerja sama.

Kepemimpinan merupakan suatu keterampilan hidup yang penting, tetapi kurang berkembang di antara atlet remaja kerja sama disebut-sebut sebagai pelajaran utama dalam olahraga [4].

Kerja sama didefinisikan sebagai kemampuan yang dirasakan oleh pemuda untuk berkolaborasi dan bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dalam konteks kelompok. Keterampilan kerja sama merupakan salah satu faktor penting dalam suatu penampilan olahraga, selain itu kerja sama juga merupakan salah satu dari perkembangan positif remaja. Keterampilan kepemimpinan dan kerja sama pada atlet remaja jelas merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan, maka diperlukan sebuah program khusus untuk mengembangkan kedua aspek tersebut [4].

Kepemimpinan dan kerja sama merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap atlet remaja, khususnya dalam cabang olahraga bola basket dan futsal. Meskipun terlibat dalam olahraga prestasi, atlet remaja memerlukan suatu kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan usianya [4].

Masyarakat yang telah berkembang maju, menempatkan kerjasama sebagai indikator keberhasilan mereka. Dalam bidang olahraga sangat dibutuhkan kerjasama tim untuk mencapai suatu tujuan atau prestasi. Sifat yang berhubungan dengan kerjasama seseorang dalam mencapai prestasi adalah misi dalam memotivasi orang- orang yang punya misi yang sangat alami karena pentingnya terikat pada sesuatu yang dinikmati dan percayai kepercayaan diri berisi keyakinan yang terkait dengan kekuatan, kemampuan diri untuk melakukan dan meraih sukses, serta bertanggung jawab terhadap apa yang telah ditetapkan oleh dirinya. Kepercayaan diri sangat penting untuk sebuah performa, kepercayaan diri membangkitkan emosi-emosi positif. Kesenangan, antusiasme, dan keringanan yang mendampingi kepercayaan diri

(8)

dalam melakukan suatu performa akan memotivasi untuk melakukan aksi leluasa, kuat, cepat, dan mengalir. Kepercayaan diri merupakan hal yang sangat berharga yang harus dimiliki oleh setiap individu, tanpa disadari kepercayaan diri turut memberikan dorongan dan motivasi kepada setiap individu untuk berkarya dan berani menampilkan kelebihan yang dimiliki. Semua tentu saja mempengaruhi kepuasan dari keberhasilan yang dicapai [5].

Kerja sama tim atau teamwork sangat penting sehingga selalu diutamakan, termasuk juga dalam permainan futsal. “permainan futsal sangat mengandalkan kerja sama tim dalam bertahan”. Semua pemain tentunya harus saling bekerja sama menyesuaikan posisi dan kondisi saat bertahan.

Latihan permainan El-Rondo memperkuat kerja sama tim, pemain harus berkomunikasi, bergerak, dan berpindah posisi dengan baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Metode Latihan El-Rondo dalam Meningkatkan Teamwork pada Olahraga Futsal”.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya kerja sama tim dalam bermain futsal.

2. Tekanan mental atlet yang lemah dalam permainan futsal.

3. Metode latihan konvensional yang kurang efektif dalam permainan futsal.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Metode Latihan El-Rondo terhadap Teamwork dalam Olahraga Futsal?

2. Seberapa besar pengaruh Metode Latihan El- Rondo terhadap Teamwork dalam Olahraga Futsal?

(9)
(10)

D. Batas Penelitian

Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

2. Metode Penelitian : Metode Eksperimen 3. Populasi, Sampling, dan Sampel :

a. Populasi : Ekrtakulikuler Futsal SMAN 2 Majalaya b. Sampling : Sampling Jenuh

c. Sampel : 20 Orang 4. Intrument Penelitian : Quesioner

5. Waktu dan Tempat Penelitian : Bulan April 2024, dan Lokasi di Sekolah SMAN 2 Majalaya.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan diatas, penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh Metode Latihan El-Rondo terhadap Teamwork dalam Olahraga Futsal.

2. Untuk mengetahui besar pengaruh Metode Latihan El-Rondo terhadap Teamwork dalam Olahraga Futsal.

F. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan bagi pembaca

Kegunaan bagi pembaca adalah menjadi penambah wawasan dalam dunia pendidikan atau wawasan umum serta referensi tentang Metode Latihan El-Rondo pada peningkatan Teamwork Dalam olahraga Futsal.

(11)

2. Kegunaan bagi peneliti

Kegunaan bagi peneliti adalah untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan pendidikan, dengan ilmu yang dipelajari di perkuliahan dan di implementasikan secara empiris.

3. Kegunaan bagi Lembaga

Masukan untuk mengatasi permasalahan dalam Metode Latihan El-Rondo pada peningkatan Teamwork Dalam olahraga Futsal

4. Kegunaan bagi peneliti lain

Sebagai referensi dan rujukan dalam meneliti kualitas Pendidikan.

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Futsal

Futsal dalam bahasa Spanyol nya adalah “futbol sala” yang berarti sepak bola dalam ruangan. Permainan futsal sama dengan sepak bola, yang membedakan dari kedua permainan ini adalah jumlah pemain, ukuran bola, ukuran lapangan dan ada beberapa teknik dasar juga yang berbeda [6].

Futsal merupakan cabang olahraga beregu yang dilakukan didalam ruangan dan dimainkan 5 orang dari masing-masing tim. Permainan futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis. Permainan futsal sama dengan sepak bola, yang membedakan dari kedua permainan ini adalah jumlah pemain, ukuran bola, ukuran lapangan dan ada beberapa teknik dasar juga yang berbeda [6].

Futsal merupakan olahraga permainan yang diadopsi dari sepakbola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu beranggotakan lima orang.

Menurut sejarah awalnya muncul olahraga futsal, pertama kali diperkenalkan oleh seorang pelatih sepak bola bernama Juan Carlos Ceriani. Pada tahun 1930 di Montevideo, Uruguay sebagai olahraga untuk melatih para pemain sepakbola agar tetap berlatih meskipun cuaca tidak memungkinkan. Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) dari bahasa Spanyol atau futebol (portugal / Brasil) dan salon (Prancis) [6].

Futsal termasuk ke dalam permainan bola besar yang dimainkan oleh 5 orang dalam satu timnya, bola yang digunakan berukuran lebih kecil dan lebih berat dari pada sepak bola [6].

Permainan futsal juga mengandalkan kemampuan teknik yang sangat tinggi dari masing-masing pemain tanpa terkecuali. Bentuk keterampilan dasar futsal antara lain;

(13)

teknik dasar menendang (passing), teknik dasar menahan bola (controll), teknik dasar menggiring bola (dribbling) dan teknik menembak (shooting) [6].

a. Teknik dalam Futsal

1) Teknik Dasar Mengumpan (Passing)

Passing adalah salah satu teknik dasar permainan futsal yang dan ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola yang meluncur sejajar dengan tumit pemain, sebab hampir sepanjang permainan futsal menggunakan passing keberhasilan mengumpan ditentukan oleh kualitasnya. [7]

2) Teknik Dasar Menahan Bola (Stopping)

Teknik dasar dalam keterampilan menahan bola (control) haruslah menggunakan telapak kaki (sole). Dengan permukaan lapangan yang rata, bola akan bergulir cepat sehingga para pemain harus dapat mengontrol dengan baik. Apabila menahan bola jauh dari kaki, lawan akan mudah merebut bola. [7]

3) Teknik Dasar Mengumpan Lambung (Chipping)

Keterampilan chipping ini sering di lakukan dalam permainan futsal untuk mengumpan bola di belakang lawan atau dalam situasi lawan bertahan satu lawan satu. Teknik in hampir sama dengan teknik passing. Perbedaannya terletak pada saat chipping menggunakan bagian atas ujung sepatu dan perkenaannya tepat di bawah bola. [7]

4) Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)

Menggiring bola (dribbling) merupakan keterampilan penting dan mutlak dikuasai setiap pemain futsal. Dribbling merupakan kemampuan yang dimiliki setiap pemain dalam menguasai bola sebelum diberikan kepada temannya untuk menciptakan peluang dalam mencetak gol. [7]

5) Teknik Dasar Menembak (Shooting)

Teknik menendang bola adalah cara menendang bola, yaitu bagaimana cara seseorang menendang bola dengan terarah kepada sasaran yang diinginkan.

(14)

[7] Shooting dapat dibagi menjadi dua teknik, yaitu shooting menggunakan punggung kaki dan ujung sepatu atau ujung kaki.

6) Tendangan dengan ujung kaki

Teknik menendang dengan ujung kaki merupakan salah satu teknik yang sering sekali dilakukan oleh pemain futsal, karena menendang dengan ujung kaki mampu mengenai sasaran gawang dengan tepat kemudian laju bola pun lebih cepat atau bisa di bilang tendangan ujung kaki lebih keras.

Teknik tendangan dengan ujung kaki hampir sama dengan teknik tendangan pada umumnya akan tetapi perkenaan tendangan berada di ujung kaki atau ujung sepatu. [7]

7) Teknik Menyundul Bola (Heading)

Heading adalah cara untuk menguasai bola, mengumpan kepada rekan setim dan untuk mencetak gol dengan menggunakan kepala. Cara menyundul bola yang baik adalah dengan menggunakan dahi dan mata harus tetap terbuka, jangan menggunakan ubun - ubun. Mereka yang tahu tentang sepakbola, tentu mengetahui bahwa sundulan merupakan salah satu skill paling penting dalam suatu permainan. Teknik menyundul bola pada permainan futsal sama dengan teknik yang dilakukan dalam permainan sepakbola, namun dalam permainan futsal teknik menundul bola (heading) jarang diterapkan. Ada satu istilah dalam menyundul, yakni driving header teknik ini memerlukan latihan yang rutin karna tidak mudah melakukannya. Pemain harus menjaga keseimbangan, ketepatan waktu dan kecermatan dalam membaca arah sehingga bola bisa disundul dengan baik dan sempurna kearah gawang. [7]

2. Teamwork

Tim adalah suatu kelompok kerja yang formal terdri atas orang-orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapi tujuan kelompok yang umum. Pernyataan tersebut diperkuat oleh menyatakan bahwa tim adalah sebuah kelompok yang terdiri

(15)

dari dua atau lebih orang yang telah bergabung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, saling bergantung dan bertindak serentak [4].

Suatu tim adalah sekolompok kecil karyawan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk tujuan-tujuan kinerja secara umum dan hubungan kerjasama yang mereka pegang dan andalkan secara bersama-sama [4].

Kelompok kerja (teamwork) adalah sekelompok orang dengan kemampuan, talenta, pengalaman dan latar belakang yang berbeda yang berkumpul bersama-sama untuk mencapai satu tujuan. Meskipun ada perbedaan diantara anggota, namun tujuan bersama merupakan penghubung yang menyatukan sebagai kelompok kerja [4].

Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, teamwork atau kerjasama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi ketika berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling popular di tim [4].

a. Pengertian kerja tim

Suatu kelompok yang upaya-upaya anggotanya menghasilkan kinerja yang lebih besar dari kontribusi para anggota kelompok:

1) Ada sinergi positif yang meningkatkan kinerja.

2) Kinerja yang dihasilkan lebih besar daripada jumlah kontribusi para anggotanya [8].

b. Perbedaannya dengan kerja kelompok 1) Pengertian kerja kelompok

Suatu kelompok yang berinteraksi untuk membagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang tanggung jawabnya. Tidak memerlukan kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Hanya sekedar jumlah kontribusi kinerja individual dari anggota kelompok [8].

c. Karakteristik Kerja Tim

(16)

Ada kesepakatan terhadap misi tim diantaranya sebagai berikut.

1) Semua anggota mentaati peraturan tim.

2) Pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil.

3) Adanya adaptasi terhadap perubahan.

Salah satu indikator kesuksesan di dalam sebuah tim tercermin pada kinerja yang dihasilkan secara komprehensif, baik kinerja dari, aspek manusia, aspek metode kerja dan lingkungan di dalam tim yang kondusif, dipengaruhi oleh dua katagori faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal [8].

Faktor internal di dala sebuah tim merupakan suatu keadaan atau kondisi yang ada dalam diri individu pemain dan dapat mempengaruhi secara langsung pada kinerja. Faktor internal tersebut bisa meliputi pengetahuan, semangat, sikap, kepuasan, kedisiplinan, stress, komitmen dan masih banyak lainnya. Hal-hal tersebut tentu saling terkait dan memberikan dampak secara langsung yang signifikan bagi kemajuan sebuah tim [8].

Begitu pula dengan faktor eksternal di mana suatu kondisi atau keadaan disekitar kita yang secara tidak langsung dapat memberikan pengaruh pada kinerja.

Faktor eksternal tersebut meliputi lingkungan di dalam sebuah tim, adanya persaingan, budaya dan peran pemimpin serta faktor lainnya.

Maka dari itu di dalam sebuah tim setiap anggota harus memiliki kemampuan individu yang menjadikan kinerja di dalam tim berjalan dengan baik.

d. Kemampuan Anggota

Ada 3 keterampilan yang harus dimiliki oleh para anggota untuk mencapai tim yang efektif:

1) Keahlian teknis.

2) Keterampilan Memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

3) keterampilan antar pribadi [8].

e. Syarat Tim Berkinerja Tinggi

1) Anggota tim memiliki 3 keterampilan.

(17)

3) Mempunyai komitmen untuk tujuan bersama.

4) Menetapkan tujuan spesifik.

5) Adanya kepemimpinan dan struktur.

6) Adanya tanggung jawab.

7) Adanya evaluasi kinerja dan sistem reward.

8) Mengembangkan kepercayaan timbal balik [8].

f. Cara Meningkatkan Kerja Tim 1) Adanya saling ketergantungan.

2) Adanya perluasan tugas.

3) Kesejajaran.

4) Penggunaan bahasa yang umum.

5) Kepercayaan.

6) Respect.

7) Kepemimpinan.

8) Keanakbuahan.

9) Keterampilan memecahkan masalah.

10) Keterampilan manajemen konflik.

11) Penilaian.

12) Tindakan.

13) Adanya “perayaan” keberhasilan kinerja tim [8].

g. Dimensi Teamwork

Dalam penelitian ini, pengukuran teamwork menggunakan empat dimensi teamwork [8]. yaitu:

1) Dimensi Personal

a) Tim yang efektif memiliki komitmen yang dalam antara satu dengan yang lain.

b) Segenap tim saling menularkan anthusiasme.

c) Setiap individu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.

2) Dimensi Relational

(18)

a) Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.

b) Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan bersama.

c) Mereka memanage konflik secara bijak.

3) Dimensi Strategis

a) Tim yang efektif fokus kepada visi yang menjadi pendorong untuk terus maju bersama.

b) Mereka menyepakati dan mengikutisasaran yang jelas.

4) Dimensi Proses

a) Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.

b) Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.

Setiap pemain atau individu dalam olahraga futsal memiliki peran masing- masing dalam tim. Mereka yang terlibat harus memiliki komitmen, anthusiasme serta kontribusi demi mencapai tujuan bersama. Dalam tim setiap individu juga harus dapat berkomunikasi secara terbuka dan jujur serta kesediaan untuk saling melengkapi demi menapai tujuan tersebut. Sebagai pemain atau individu yang bekerja atau berinteraksi dalam tim tersebut, indivdu harus memiliki sikap disiplin diri, kebiasaan baik, etika kerja, keterandalan, aspek-aspek tersebut tentu sangat mendukung dalam proses tercapainya tujuan bersama. Dalam tim tentunya antar individu diharapkan dapat mengontrol dirinya agar dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan dalam tim tersebut. Untuk mencapai tujuan bersama tersebut, setiap pemain atau individu juga yang bekerja sama dalam tim perlu memiliki sikap komitmen, antusiasme dan kontribusi anatar anggota tim. Dalam tim setiap individu juga harus mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta sesama anggota tim mereka diharapkan dapat berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan bersama. Jika hal-hal tersebut dimiliki oleh setiap individu maka akan [8].

(19)
(20)

3. Metode Latihan El Rondo

El rondo merupakan bentuk latihan dengan skema lingkaran diisi beberapa pemain dan menempatkan satu atau dua pemain di tengah lingkaran. Bentuk latihannya yaitu para pemain yang berdiri di keliling lingkaran harus berusaha untuk terus menguasai bola dengan cara mengumpankan bola satu sama lain. Sebaliknya, pemain yang berada di tengah lingkaran harus berusaha untuk memotong bola. Ada banyak varietas el rondo, tetapi konsep dasarnya bahwa 6-10 orang berdiri dalam lingkaran dan 1-3 pemain berdiri di tengah dan mencoba untuk merampas bola, memblokir atau memaksa pemain melakukan kesalahan dengan bola keluar dari lingkaran. [9]

Menurut Xavi Hernandez dalam wawancara sebuah stasiun televisi mengungkapkan bahwa TIki Taka dikembangkan melalui pelatihan yang disebut

“El Rondo”. Dimana dalam latihan ini satu atau dua pemain ditempatkan pada posisi tengah lapangan dan berusaha keras memotong umpan dari pemain lain yang berada dalam lingkaran. Hal ini diulang secara rutin, sehingga membuat para pungawa Barcelona sangat ahli dalam umpan-umpan jarak pendek.

Gambar 2.1 El Rondo

Sumber: https://sportsessionplanner.com/s/dcDL/U14-Winter-Training-SLU-03.html

(21)

a. Pengertian El Rondo

El rondo merupakan bentuk latihan dengan skema lingkaran diisi beberapa pemain dan menempatkan satu atau dua pemain di tengah lingkaran.

Bentuk latihannya yaitu para pemain yang berdiri di keliling lingkaran harus berusaha untuk terus menguasai bola dengan cara mengumpankan bola kepada satu sama lainnya. Sebaliknya pemain yang berada di tengah lingkaran harus berusaha untuk merebut bola. Dalam latihan el rondo ada banyak variasinya, tetapi konsep dasarnya bahwa 3- 10 orang berdiri dalam lingkaran dan 1-3 pemain berdiri di tengah dan mencoba untuk merampas bola, memblokir atau memaksa pemain melakukan kesalahan dengan bola keluar dari lingkaran [10]

b. Karakteristik El Rondo

El Rondo adalah latihan sepak bola yang sering digunakan dalam pelatihan. Meskipun terlihat sederhana, rondo memiliki karakteristik khusus yang memengaruhi permainan modern. Berikut beberapa karakteristik tentang el rondo:

1) Definisi Rondo: Rondo, juga dikenal sebagai “Piggy in the Middle,”

melibatkan dua kelompok pemain: satu kelompok lebih banyak jumlahnya dan memiliki bola, sementara kelompok lainnya berusaha merebut bola kembali. Pemain dalam kelompok yang lebih banyak harus bermain dengan umpan satu sentuhan yang persisi dan cepat menciptakan kombinasi bolang pingpong yang memusingkan dan menguras energi lawan ditengah-tengah

2) Proksimitas Dekat: Rondo dimainkan dalam ruang yang sangat dekat, memaksa pemain menunjukkan semua kualitas yang diperlukan untuk berhasil di lapangan berukuran penuh. Pemain tidak dapat bersembunyi dengan memperluas ruang untuk mendapatkan lebih banyak waktu dengan bola. Dalam rondo, pemain harus terus-menerus mengidentifikasi dan membuat keputusan berdasarkan perubahan situasi di sekitarnya.

(22)

Kemampuan teknis, komunikasi, kompetensi, dan antisipasi sangat oenting, baik dalam serangan maupun bertahan.

3) Latihan Realistis: Johan Cruyff menggambarkan rondo dengan baik:

“Segala sesuatu yang terjadi dalam pertandingan, kecuali menembak, dapat dilakukan dalam rondo”[11]. Aspek kompetitif, berjuang untuk mencari ruang, apa yang harus dilakukan saat memiliki bola dan apa yang harus dilakukan saat tidak memiliki bola, bagaimana bermain sepak bola

‘satu sentuhan’, bagaimana mengatasi penjaga ketat, dan bagaimana merebut kembali bola, :rondo menuntut pemain dengan cara yang realistis seperti dalam pertandingan sebenarnya.

4) Pengaruh pada Permainan Modern: Rondo adalah bagian dari sistem pelatihan beberapa akademi sepak bola terkemuka di dunia, seperti Ajax dan Barcelona. Latihan ini membantu mengasah keterampilan yang relevan dengan permainan modern, termasuk penguasaan bola, pergerakan tanpa bola, dan transisi cepat dari serangan ke pertahanan.

Rondo juga menjadi dasar bagi gaya permainan berbasis posisis seperti tiki-taka yang digunakan oleh klub-klub seperti Barcelona, Ajax, Liverpool, Arsenal, dan Bayer Munich.

Jadi, el rondo bukan hanya latihan sederhana, tetapi juga merupakan kunci untuk mengembangkan pemain sepak bola yang cerdas dan efektif di lapangan.

c. Langkah-langkah Latihan El Rondo

Berikut adalah langkah-langkah untuk melaksanakan latihan El Rondo:

1) Persiapan dan Penyusunan Lapangan:

Menentukan ukuran lapangan yang sesuai dengan jumlah pemain dan kemampuan mereka. Lapangan biasanya berbentuk bulat atau persegi panjang. Bagi lapangan menjadi dua bagian: area dalam (di mana pemain yang bertahan berada) dan area luar (di mana pemain yang menyerang berada). Pasang tanda atau marka di sekeliling lapangan untuk

(23)

2) Penyusunan Pemain:

Menentukan jumlah pemain yang akan berperan sebagai pemain yang bertahan (di tengah) dan pemain yang menyerang (di sekeliling). Atur pemain dalam posisi yang sesuai di lapangan, dengan pemain yang bertahan berada di tengah dan pemain yang menyerang berada di sekeliling.

3) Penjelasan Tujuan Latihan:

Menjelaskan tujuan latihan kepada para pemain, seperti meningkatkan kontrol bola, gerakan tanpa bola, atau kecepatan dalam pengambilan keputusan. Berikan pemahaman tentang aturan latihan dan apa yang diharapkan dari setiap pemain.

4) Mulai Latihan:

Setelah semua persiapan selesai, mulailah latihan dengan mengumpankan bola ke pemain yang berada di sekeliling lapangan. Para pemain yang bertahan harus mencoba untuk merebut bola dari pemain yang menyerang sambil tetap menjaga posisi mereka di tengah lapangan.

5) Rotasi Pemain:

Setelah periode waktu tertentu (misalnya, setiap beberapa menit), rotasikan peran pemain sehingga mereka memiliki kesempatan untuk berada di kedua posisi. Ini membantu para pemain untuk mengembangkan keterampilan baik dalam bertahan maupun menyerang.

6) Pengamatan dan Umpan Balik:

Selama latihan, amati kinerja setiap pemain dan berikan umpan balik secara langsung. Berikan pujian untuk hal-hal yang dilakukan dengan baik dan berikan saran atau koreksi untuk hal-hal yang perlu diperbaiki.

7) Latihan Variasi:

Setelah beberapa sesi latihan, variasikan latihan dengan mengubah ukuran lapangan, jumlah pemain, atau aturan permainan. Ini membantu menjaga latihan tetap menarik dan memberikan tantangan baru bagi para pemain.

(24)

8) Cool Down dan Evaluasi:

Setelah latihan selesai, melakukan sesi pendinginan untuk mendinginkan tubuh para pemain dan mencegah cedera. Lakukan evaluasi singkat tentang apa yang telah dipelajari selama latihan dan identifikasi area yang perlu ditingkatkan di sesi latihan berikutnya [12].[13]

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, dapat melaksanakan latihan El Rondo dengan efektif dan membantu para pemain dalam mengembangkan keterampilan teknis dan taktis mereka dalam situasi permainan kecil.

d. Kelebihan El Rondo

1) Pengembangan Keterampilan Teknis:

Latihan El Rondo memungkinkan para pemain untuk fokus pada keterampilan dasar seperti kontrol bola, passing, dan penerimaan, yang merupakan bagian penting dari permainan sepak bola.

2) Meningkatkan Kecepatan Pengambilan Keputusan:

Dalam El Rondo, pemain harus membuat keputusan cepat dan tepat tentang kapan dan ke mana harus mengirimkan bola. Hal ini membantu dalam pengembangan kemampuan pemain dalam mengambil keputusan di lapangan.

3) Meningkatkan Pergerakan Tanpa Bola:

Para pemain yang berada di luar lapangan dalam latihan El Rondo harus terus bergerak dan mencari ruang kosong untuk menerima umpan. Ini membantu dalam pengembangan keterampilan pergerakan tanpa bola.

4) Membangun Koneksi dan Pemahaman Antarpemain:

El Rondo memungkinkan para pemain untuk membangun koneksi dan pemahaman antarpemain dalam tim. Mereka belajar bagaimana berkomunikasi satu sama lain dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama [10].

(25)

Dengan memahami kekurangan dan kelebihan latihan El Rondo, pelatih dapat menyesuaikan dan mengintegrasikan latihan ini ke dalam program latihan secara efektif untuk mencapai tujuan pengembangan pemain yang optimal.

e. Dimensi Latihan El Rondo 1) Proksimitas Ruang:

El Rondo dilakukan dalam ruang yang sangat dekat, biasanya dalam bentuk lingkaran. Ini memaksa pemain beradaptasi dengan situasi yang mirip dengan pertandingan sebenarnya.

2) Intensitas:

Latihan ini memerlukan kecepatan, ketepatan, dan konsentrasi tinggi.

Pemain harus bergerak dengan cepat dan mengambil keputusan dalam waktu singkat.

3) Keterampilan Teknis:

El Rondo melibatkan umpan-umpan pendek dan presisi. Pemain harus memiliki keterampilan menguasai bola, mengoper, dan menerima bola dengan baik [14].

f. Indikator Latihan El Rondo 1) Akurasi Umpan:

Pemain di luar lingkaran harus mengoper bola dengan akurat dan cepat.

Jumlah umpan yang berhasil dan kegagalan dalam mengoper menjadi indikator keberhasilan.

2) Ketahanan Fisik:

El Rondo menguras energi karena intensitasnya. Pemain yang dapat bertahan lama dan tetap fokus memiliki keunggulan.

3) Kesadaran Taktis:

Pemain harus memahami pergerakan lawan dan mencari celah untuk mengoper bola. Kesadaran taktis dalam mengambil keputusan menjadi penting [14]

(26)

B. Kajian Empiris

1. Soemardiawan, Susi Yundarwati (2022) yang berjudul Efektifitas Metode Latihan El Rondo Dan 1-2 Combination Pass Untuk Meningkatkan Passing Pemain Undikma Fc. Jurnal Pendidikan Mandala. 11 DOI:

http://dx.doi.org/10.58258/jupe.v7i3.3920

Tujuan Penelitian Efektifitas metode latihan el rondo dan 1-2 combination pass untuk meningkatkan passing pemain UNDIKMA FC. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan atau desain dengan metode eksperimen, Adapun rancangan penelitiannya adalah menggunakan One group pretest–posttest design. Sampel keseluruhan pemain Pemain UNDIKMA FC”. Putra yang berjumlah 22 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive Sampling. Jadi dari hasil penelitian X1 latihan metode latihan el rondo Nilai thitung 6.813 dan X2 1-2 combination pass Nilai thitung 8. 861 terhadap hasil Y hasil passing jauh lebih besar dari ttabel, 1.812 hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

“Ha” (diterima) ada perbedaan Efektifitas metode latihan el rondo dan 1-2 combination pass untuk meningkatkan passing pemain UNDIKMA FC, maka penelitian ini signifikan, “H0” (ditolak)

2. Jorgi Aziz, Hermasyah (2023) yang berjudul Pengaruh Latihan El Rondo Dan Circle Passing Drill Terhadap Ketepatan Passing Sepak Bola Pada Club Sepak Bola Binataruna F.C U-13. Journal Transformation of Mandalika, 4(7), 103-112.

Hasil penelitiaan ini terdapat adanya Kemampuan siswa diakhir latihan (post- test) menunjukan 0% untuk kategori kurang, 75 % untuk kategori sedang dan 25 % untuk kategori baik. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu rata-rata kemampuan siswa setelah latihan ada di kategori sedang dan baik. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan passing siswa setelah menggunakan metode latihan el rondo dan drill passing . uji anova. Generalisai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permainan kecil efektif pada kelompok eksperimen terhadap motivasi belajar

(27)

3. Yusril, A. M., Dahlan, & Muslim. (2022). PENGARUH LATIHAN MODEL RONDO TERHADAP AKURASI GROUND PASSING CLUB SEPAKBOLA SMA NEGERI 2 WAJO. Bajra : Jurnal Keolahragaan, 1(2), 43–51.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Pengaruh latihan model rondo terhadap akurasi ground passing Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo; 2) Pengaruh latihan model rondo terhadap akurasi ground passing Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo; dan 3) Perbedaan pengaruh latihan model rondo dan tanpa latihan model rondo terhadap akurasi ground passing Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo dengan sampel yang digunakan yaitu 20 atlet dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi dan sistem pembagian kelompok menggunakn maching ordinal pairing. Adapun instrument penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis normalitas data, analisis homogenitas dan analisis uji t dengan bantuan aplikasi SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Ada pengaruh latihan model rondo terhadap akurasi ground passing Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo terbukti dengan adanya peningkatan dengan nilai tobservasi 33,068 >

ttabel 2,262 dan nilai signifikan 0,000 < α0,05; 2) Ada pengaruh tanpa latihan model rondo terhadap akurasi ground passing Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo terbukti dengan adanya peningkatan dengan nilai tobservasi 28,500 > ttabel 2,262 dan nilai signifikan 0,000 < α0,05; 3) Ada perbedaan pengaruh antara latihan model rondo dan tanpa latihan model rondo terhadap akurasi ground passing Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo dengan nilai tobservasi 4,562 > ttabel 2,101 dan nilai signifikan 0,000

< α0,05. Kesimpulan bahwa latihan model rondo memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa latihan model rondo terhadap akurasi ground passing Club Sepakbola SMA Negeri 2 Wajo.

4. Agusta, A., & Agus, A. (2020). PENGARUH METODE LATIHAN EL RONDO TERHADAP KETERAMPILAN SHORT PASSING PEMAIN SEPAKBOLA IPPKM. JURNAL STAMINA, 3(1), 31-39

(28)

Berdasarkan pengamatan dan diskusi peneliti bersama pelatih SSB IPPKM U- 13 di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan short passing pada tim sepakbola U-13 di SSB IPPKM Kabupaten Kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode latihan el rondo terhadap keterampilan short passing pemain sepakbola U-13 di SSB IPPKM Kabupaten Kerinci. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus-September 2019 dilapang IPPKM . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain SSB IPPKM dari U-13, U-15, dan U-17 yang berjumlah 85 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti. Maka sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang yang berasal dari SSB IPPKM U-13.Setelah dilakukan tes awal (pre test) seluruh sampel, dilanjutkan dengan diberi perlakuan sebanyak 16 kali pertemuan, dan diakhiri dengan tes akhir (post test). Analisis data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t dengan taraf signifikan α=0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh metode latihan el rondo terhadap keterampilan short passing dengan t-hitung 14,4 > t- tabel 1,729. Dengan demikian pemberian latihan dengan metode el rondo memberi pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan short passing pemain sepakbola U- 13 di SSB IPPKM Kabupaten Kerinci.

C. Kerangka Berpikir

Teamwork bisa diartikan “kerja tim atau kerjasama, teamwork atau kerjasama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi ketika berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien” [4].

El rondo merupakan bentuk latihan dengan skema lingkaran diisi beberapa pemain dan menempatkan satu atau dua pemain di tengah lingkaran. Bentuk latihannya yaitu para pemain yang berdiri di keliling lingkaran harus berusaha untuk terus menguasai bola dengan cara mengumpankan bola kepada satu sama lainnya.

Sebaliknya pemain yang berada di tengah lingkaran harus berusaha untuk merebut bola. [15]

(29)

D. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. H0 : Tidak terhadap Pengaruh Metode latihan El Rondo terhadap Teamwork dalam Olahraga Futsal.

2. H1 : Terdapat Pengaruh Metode latihan El Rondo terhadap Teamwork dalam Olahraga Futsal.

(30)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu [16]. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) [17].

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu.

Metode eksperimen ini merupakan pengembangan dari metode true experiment yang sulit dilaksanakan. Pengertian kuasi eksperimen yaitu dalam metode quasy eksperiment ini memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukkan kelompok kontrol dalam penelitian [16].

Bentuk desain penelitian yang dipilih adalah Post-test Only Control Group Design. Dalam desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan. Kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan sedangkan kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan. [16]

Skema Post-test Only Group Design ditunjukan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skema Post-test Only Control Group Design Kelompok Perlakuan Pascates

Eksperime n

X O

Kontrol - O

Sumber: Sugiyono, (2011;206)

(31)

B. Populasi, Sampling dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. [16] Dari penjelasan di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota UKM Futsal STKIP Pasundan Cimahi dengan jumlah 40 Orang.

2. Sampling dan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut [16]. Pada penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan cara probabillity sampling. Probabillity Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi semua umur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel [10]. Sementara teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi itu [10]. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi di anggap homogen. Seperti pada gambar 3.1 berikut:

diambil secara random

Gambar 3.1 Teknik Simple Random Sampling

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati [16]. Kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diinginkan dalam menjawab permasalahan

Populasi Homogen

Relatif homogen

Sampel Yang representatif

(32)

penelitian. Sebelum instrumen diberikan pada objek, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Tujuan dari pengujian instrumen adalah untuk memastikan instrumen yang digunakan valid dan reliable. Oleh karena itu penguji akan menguji, validitas, reliabilitas daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari soal uraian tersebut.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Oleh karena itu untuk mengetahui instrumen penelitian ini valid atau tidak maka dilakukan analisis validitas empirik untuk mengetahui validitas tiap butir soal menggunakan bantuan software microsoft excel 2019. Nilai validitas dapat ditentukan dengan koefisien produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan sebagai berikut :

(Sambas Ali Muhidin, 2010: 26) Keterangan:

rxy = Koefesien korelasi antara variabel x dan variabel Y

X = Skor tiap item X

Y = Skor tiap item Y

N = Jumlah Responden

2. Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. [18] Maka suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut dapat terpercaya, konsisten dan produktif.

Pengujian reliabilitas tes, peneliti menggunakan software microsoft excel 2019.

(33)

Untuk mengukur reliabilitas, pada program microsoft excel 2019 digunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

(Sambas Ali Muhidin, 2010: 31) Keterangan:

r11 = Reliabillitas Instrumen K = Banyaknya butir soal

= jumlah variab butir

= Varian total N = Jumlah responden

3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Menurut Zaenal Arifin (2011: 266) perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika soal memilki tingkat kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Pada penelitian ini peneliti menggunakan bentuk soal uraian, cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal.

Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:

(Arifin, 2011: 266) Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran

S = Banyak perserta didik yang menjawab soal itu dengan salah N = Jumlah seluruh peserta tes

(34)

Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Indeks Kesukaran Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi

<27% Soal Mudah

<72% Soal Sedang

>72% Soal Sukar

(Arifin, 2011: 266) 4. Daya Pembeda Instrumen

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal mampu membedakan atlet yang sudah menguasai kompetensi dengan atlet yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda instrumen pada soal bentuk uraian adalah menghitung perbedaan dua rata-rata (mean), yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap soal. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut:

(Arifin, 2011: 278) Keterangan:

T = Daya Pembeda

= Rata-rata skor atlet kelompok atas

= Rata-rata skot atlet kelompok bawah

= Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas

= Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

N = 27% x N (baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah)

(35)

D. Prosedur Penelitian

Metode penelitian eksperimen digunakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. [10] Adapaun langkah-langkah penelitian ekperimen, sebagai berikut:

1. Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah 3. Merumuskan hipotesis

4. Menyusun rencana secara lengkap dan operasional, meliputi:

a. Menentukan variabel bebas dan terikat b. Memilih desain yang digunakan c. Menentukan sampel

d. Menyusun alat

e. Membuat outline prosedur pengumpulan data f. Merumuskan hipotesis statistik

5. Melaksanakan eksperimen

6. Menyusun data untuk memudahkan pngolahan

7. Menentukan taraf signifikan yang akan digunakan dalam menguji hipotesis 8. Mengolah data dengan menggunakan metode statistika (menguji hipotesis

berdasarkan data yang terkumpul) 9. Menjelaskan penafsiran

10. Membuat kesimpulan E. Teknik Analisis Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

(36)

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 26.0 for windows. karena program ini memiliki kemampuan analisis statistic cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya

1. Perhitungan Skor Tes Individu

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pre-test) sebelum pembelajaran dan tes akhir (post-test) setelah pembelajaran dilaksanakan. Hasil pre-test dan post-test peserta didik dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan.

2. Perhitungan Skor Gain Ternormalisasi

Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal (Pre-test) dan tes akhir (Post-test). Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment. [10] Perhitungan yag digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebagai berikut:

Dengan G sebagai gain, Sf sebagai skor tes awal dan Si sebagai skor tes akhir.

Setelah nilai hasil pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran, maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu dengan perhitungan N-Gain. Hal ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

(37)

Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai N-Gain Rentang Nilai Klasifikasi

g > 0.70 Tinggi 0.30 > (g) <

0.70

Sedang g < 0.30 Rendah (Sugiyono, 2022: 200)

F. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat menentukan persamaan uji-t yang digunakan. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors Test. Langkah-langkah uji Liliefors Test menurut Ating dan Sambas (2006: 289) sebagai berikut :

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatimya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z f. Menghitung Theoretical Proportion.

g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

(38)

Di bawah ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data:

Tabel 3.4 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

(Ating dan Sambas, 2006: 289) Keterangan:

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuesnsi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula

Kolom 5 : Nilai Z, formula,

Kolom 6 : Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat Z pada label berdistribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0.05 dengan cara . kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:

a. D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.

b. D hiltng ≥ D tabel, maka HO ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

(39)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Uji statistika yang akan digunakan adalah Uji F. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung Fhitung < nilai Ftabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen.

Langkah-langkah yang digunakan adalah:

a. Menentukan varians data

b. Menentukan derajat kebebasan (dk) dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2 -2

c. Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

Keterangan:

S2b = varian terbesar S2k = varian terkecil

d. Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi.

Jika Fhitung < Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

G. Pengujian Hipotesis

Bila data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji-t dua sampel independen (Independent sample t- test) dengan bantuan softwere IBM SPSS 26. Tujuan dilakukannya Independent sample t-tes ini adalah untuk membandingkan dua kelompok mean dari dua sampel yang berbeda (independent) tujuannya untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi atau sampel. Untuk menguji hipotesis yaitu apakah terdapat perbedaan rata-rata model latihan strategi bertahan eksperimen yang diberikan perlakuan dan pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Pengujian ini menggunakan uji dua pihak dengan menetapkan taraf signifikansi (α) sebesar 5%.

(40)

Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka peneliti akan merumuskan hipotesis statistik terlebih dahulu. Rumusan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan Model Latihan Strategi Bertahan antara atlet yang menerapkan teamwork dengan atlet yang tidak menerapkan teamwork

H1 : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan Model Latihan Strategi Bertahan yang menerapkan teamwork dengan atlet yang tidak menerapkan teamwork

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Jika - ttabel ≤ - thitung ≤ ttabel maka Ho diterima.

b. Jika - thitung ≤ ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak.

Berdasarkan nilai signifikansi adalah sebagai berikut:

a. Jika Sig. (2- tailed) > 0.05 maka Ho ditolak.

b. Jika Sig. (2-tailed) < 0.05 maka Ho diterima.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Paulus A. Buya, Doorttje Tamunu, and Frederik Dj. Sumarauw, “PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATANSHOOTING DALAM PERMAINAN FUTSAL,” Jurnal Ilmu Kesehatan Olahraga, vol. 2, no. 1, pp. 108–122, Jun. 2021, Accessed: Jan. 02, 2023. [Online]. Available: https://ejurnal- mapalus-unima.ac.id/index.php/physical

[2] J. Ilmu Kesehatan Olahraga, P. A. Buya, D. Tamunu, and F. Dj Sumarauw,

“PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN FUTSAL,” PHYSICAL: Jurnal Ilmu Kesehatan Olahraga, vol. 2, no. 1, pp. 108–122, Jun. 2021, doi:

10.53682/PJ.V2I1.1120.

[3] K. Kepelatihan Futsal, S. Menyerang Futsal Pada Siswa T-Five Futsal Akademi Di Cicacas Jakarta Timur, M. Hendra Hasibuan, E. Prabowo, A. Paranoan Akademi Prestasi Olahraga Nasional, and G. Praksoso, “Klinik Kepelatihan Futsal: Sistem Menyerang Futsal Pada Siswa T-Five Futsal Akademi Di Ciracas Jakarta Timur,”

vol. 2, no. 03, pp. 94–99, Nov. 2022, Accessed: Jan. 02, 2023. [Online]. Available:

https://journal.unsika.ac.id/index.php/maroones/article/view/7263

[4] A. H. Yanto and R. Rasyono, “Pengembangan model latihan passing berbasis teamwork untuk atlet futsal,” Altius: Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan, vol. 11, no. 2, pp. 144–151, Nov. 2022, doi: 10.36706/ALTIUS.V11I2.18480.

[5] A. T. Kecemasan et al., “ANALISIS TINGKAT KECEMASAN, KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI ATLET FUTSAL CHILDROOM DI BANGKALAN SAAT MENJELANG PERTANDINGAN,” Jurnal Kesehatan Olahraga, vol. 7, no. 2, Jul.

2019, Accessed: Jan. 02, 2023. [Online]. Available:

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/7/article/view/30017

(42)

[6] 071411431058 DWI PUJI LAKSONO, “KONTRUKSI SOSIAL FUTSAL PEREMPUAN (Studi pada Pemain Futsal Pelajar Perempuan di Bojonegoro),” 2018, Accessed: Jan. 02, 2023. [Online]. Available: http://lib.unair.ac.id

[7] J. Lhaksana, Taktik & Strategi Futsal Modern, 1st ed. Jakarta: Be Champion (Penebar Swadaya Group), 2011.

[8] A. Fathurrahman, S. Sumardi, A. E. Yusuf, and S. Harijanto, “PENINGKATAN EFEKTIVTAS PEMBELAJARAN MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN TEAMWORK,” JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN, vol. 7, no. 2, pp. 843–850, Sep. 2019, doi: 10.33751/JMP.V7I2.1334.

[9] A. A. Permadi, I. Muhamad, and A. Kurniawati, “Latihan El Rondo dengan Pendekatan Game Situasi dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Passing pada Cabang Olahraga Sepak Bola,” Journal of SPORT (Sport, Physical Education, Organization, Recreation, and Training), vol. 7, no. 2, 2023, doi:

10.37058/sport.v7i2.6825.

[10] A. A. Permadi, I. Muhamad, and A. Kurniawati, “Latihan El Rondo dengan Pendekatan Game Situasi dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Passing pada Cabang Olahraga Sepak Bola”, doi: 10.37058/sport.

[11] J. C. van Ours, “The contribution of Johan Cruyff to success and stadium attendance at Feyenoord,” Appl Econ Lett, vol. 29, no. 18, 2022, doi:

10.1080/13504851.2021.1967275.

[12] R. R. N. H. & I. Syafii, “Pengaruh Model Latihan El Rondo Dan Latihan Passing 1-2 Combination Dalam Meningkatkan Akurasi Passing Sepakbola,” 2022.

[13] “The 4v4+3 Rondo - The most effective training drill for positional football - El Arte Del Futbol.” Accessed: Feb. 27, 2024. [Online]. Available:

https://www.elartedf.com/rondo-training-drill-tactics/

(43)

[14] S. Yundarwati, “Efektifitas Metode Latihan El Rondo Dan 1-2 Combination Pass Untuk Meningkatkan Passing Pemain Undikma Fc”, [Online]. Available:

http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index

[15] M. S. Mudrika, “PENGARUH LATIHAN EL RONDO TERHADAP KETEPATAN FIRST TOUCH DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA (Eksperimen Pada Atlet Sepakbola Zazaway FC),” Universitas Siliwangi, vol. 3, no. 1. 2022.

[16] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantiatif, Kualitatif dan R&D, 2 (29). Bandung:

ALFABETA, 2022. Accessed: Dec. 12, 2022. [Online]. Available:

www.cvalfabeta.com

[17] A. P. Penelitian and B. J. Penelitian, “Sukardi,” Prosedur Penelitian, 2015.

[18] S. Arikunto, “Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,” 2017, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Pembimbing 1. Abdul Kadir AA, M.Sc. Dalam latihan cabang olahraga prestasi, atlet khususnya cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI, tidak cukup hanya

pada ekstrakurikuler futsal di SDN Bojong Indah Bandung, dan metode latihan ( drill ) memberikan pengaruh yang signifikan daripada metode bermain terhadap

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “ Peningkatan Power Tungkai dalam Olahraga Futsal melalui

PENGARUH LATIHAN LEG EXTENSION DENGAN PYRAMID SYSTEM METHOD TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA FUTSAL Universitas Pendidikan Indonesia

Manakah yang lebih baik metode latihan sirkuit dengan metode latihan interval untuk peningkatan kapasitas VO2Max pada atlet bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga

PENGARUH LATIHAN LEG EXTENSION DENGAN PYRAMID SYSTEM METHOD TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL SHOOTING PADA CABANG..

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menggiring Bola Permainan Futsal pada Kelompok Peserta Didik dengan Koordinasi Tinggi yang Berlatih dengan Metode Latihan Drill (A

Dari hasil pengolahan data penelitian, maka diperoleh bahwa hasil output uji paired samples test latihan 8-point star drill terhadap kecepatan reaksi penjaga gawang