1
METODE GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DOA SEHARI-HARI ANAK USIA DINI DI TK DHARMA
WANITA SITI AISYAH DESA KABUL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Oleh ATI NINGSIH
180110108
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2022
i
METODE GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DOA SEHARI-HARI ANAK USIA DINI DI TK DHARMA
WANITA SITI AISYAH DESA KABUL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh ATI NINGSIH
180110108
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2022
ii
iii
iv
v
vi MOTTO
ْن َم ْم ُكُرْي َخ َت
َمَّلَع اْر ُقْلا
︣ ُه َمَّلَعَو َن
Artinya, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”. (HR. Al-Bukhari, dari ‘Utsman bin ‘Affan)1
1Abu Ya’la Kurnaesdi dan Nizar Sa’ad Jabal, Metode Asy-Syafi’i, terj. Ahmad Zakariya, dkk., (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i, 2010), hlm. iii.
vii PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk, kedua orang tuaku yang telah mengorbankan segalanya dan selalu mengiringiku doa restu, sahabat-sahabatku yang senantiasa mendukung dan membantuku, dan semua keluargaku, serta almamaterku UIN Mataram”
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan Semesta
Alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.
Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:
1. Bapak Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd, selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad Ahyar Rasidi, M.Pd, selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban sehingga menjadikan skripsi ini menjadi lebih matang dan cepat selesai.
2. Ibu Nani Husnaini, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, dan Bapak Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini atas kebijaksanaan dan segala upaya dalam mengurus dan memajukan Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
3. Bapak, Dr. Jumarim, MH.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram, atas segala upaya untuk memajukan fakultas secara khusus dan universitas secara umum.
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan wadah dan tempat bagi peneliti untuk menuntut ilmu, serta telah
ix
memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
5. Bapak dan Ibu Dosen program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah. Semoga ilmu yang diberikan memiliki keberkahan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat, nusa, bangsa, dan agama.
6. Kepala Sekolah, dewan guru dan peserta didik di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul yang telah mendukung peneliti selama melakukan penelitian.
7. Kedua orang tuaku dan semua keluargaku yang tanpa lelah terus memberikan dukungan moral dan material, atas segala do’a dan pengorbanannya dalam
mendampingi perjalanan menuntut ilmu peneliti.
8. Semua sahabat dan teman seperjuangan yang tak bisa kusebutkan satu persatu yang telah ikut berkontribusi dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.
Aamiin.
Mataram, _________2022 Peneliti
Ati Ningsih
x DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Ruang Lingkup Penelitian dan Setting Penelitian ... 8
E. Telaah Pustaka... 9
F. Kerangka Teori ... 12
G. Metode Penelitian ... 43
H. Sistematika Pembahasan ... 56
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 57
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 57
1. Sejarah TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 57
2. Visi, Misi, dan Tujuan TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul... 58
3. Letak Geografis TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 59
4. Data Guru TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 59
5. Data Peserta Didik TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul... 60
6. Struktur Organisasi TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul... 62
xi
7. Sarana dan Prasarana TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul... 62
B. Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 63
C. Metode yang Digunakan Guru dalam dalam Pembelajaran Doa Sehari-hari Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 67
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari pada Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 70
BAB III PEMBAHASAN ... 74
A. Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 74
B. Penerapan Metode Drill dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 77
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari pada Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 79
BAB IV PENUTUP ... 83
A. Kesimpulan... 83
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 89
INSTRUMEN PENELITIAN ... 90
PEDMOAN WAWANCARA ... 91
PEDOMAN OBSERVASI ... 93
PEDOMAN DOKUMENTASI ... 94
DOKUMENTASI PENELITIAN ... 95
xii DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah ... 16
Tabel 1.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 18
Tabel 1.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Sosiodrama ... 20
Tabel 1.4 Keunggulan dan Kelemahan Metode Permainan ... 22
Tabel 1.5 Kunggulan dan Kelemahan Metode Drill ... 23
Tabel 1.6 Keunggulan dan Kelemahan Metode Diskusi ... 24
Tabel 1.7 Keunggulan dan Kelemahan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) ... 25
Tabel 1.8 Keunggulan dan Kelemahan Metode Studi Kasus ... 26
Tabel 2.1 Data Guru di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 60
Table 2.2 Daftar Jumlah Peserta Didik di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 60
Table 2.3 Daftar Sarana dan Prasarana di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul ... 62
xiv
METODE GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DOA SEHARI-HARI ANAK USIA DINI DI TK DHARMA
WANITA SITI AISYAH DESA KABUL TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Oleh:
Ati Ningsih NIM 180110108
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti dalam mengajarkan doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul.
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil dua dari tiga kelas yang ada di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul, yaitu kelas A2 dan kelas B. Seluruh peserta didik yang ada di kedua kelas tersebut berjumlah 50 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kemampuan menghafal doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022, (2) mengetahui bagaimana penerapan metode drill dalam upaya meningkatkan kemampuan menghafal doa sehari-hari di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022, (3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, data display (penyajian data), dan verifikasi (menarik kesimpulan). Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan menghafal doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul dapat dikatakan sudah stabil, hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian peneliti yang membuktikan bahwa rata-rata peserta didik di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul sudah menghafal doa sehari-hari. seperti doa makan, doa ketika akan naik kendaraan, doa keluar rumah, (2) Semua jenis doa sehari-hari dan juga hafal ayat-ayat pendek yang diajarkan pada peserta didik di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul, diajarkan menggunakan metode drill. (3) Adapun faktor pendukung dalam meningkatkan kemampuan menghafal doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul adalah berasal dari sarana dan prasarana yang disediakan sekolah.
Kata Kunci: Metode Drill, Media Pembelajaran, Guru, Doa Sehari-hari, Anak Usia Dini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik, dalam ajaran Islam disebut sebagai pendidik. Hal ini terlihat dari pandangan secara umum bahwa tugas seorang pendidik adalah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) dari peserta didik.2 Selain disebut tenaga kependidikan, seorang pendidik juga ramah disebut sebagai seorang guru.
Guru merupakan seorang yang mampu mentransfer ilmu keilmuan kepada anak didiknya. Dalam pandangan masyarakat guru dipandang sebagai seorang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu tidak hanya di pendidikan formal saja, tetapi bisa juga di lembaga-lembaga informal seperti di masjid, surau/mushala, di rumah, dan lain sebagainya.3 Selain itu, dalam pasal 1 (1) Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dikutip peneliti dari buku Profesi Guru karya Momon Sudarma dinyatakan bahwa, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
2Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), hlm.121.
3Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 31.
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”4
Maka dari itu, berdasarkan penjelasan di atas, pada penelitian ini peneliti membahas tentang guru pada pendidikan formal. Lebih jelasnya, pendidikan formal merupakan kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya;
termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Selain itu, seorang guru juga harus mewujudkan tujuan pendidikan yang berintegritas dan mampu mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri para peserta didik.5
Untuk mencapai itu semua, maka tugas guru sebagai pendidik sangat kuat dan harus memikirkan cara untuk menunjang pendidikan yang akan diajarkannya dengan baik dan benar sehingga peserta didik akan mudah untuk menerima dan mengamalkannya. Dalam hal ini, metode dalam mengajar sangatlah penting. Karena sejatinya metode itu merupakan sebuah cara atau prosedur yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana- rencana praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi metode berfokus
4Momon Sudarma, Profesi Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 75.
5https://nursekhamaulida:makalahpendidikanformal(nursekhamaulidapmtkbunisma.blogspot.c om). Diakses pada Selasa, pukul 19:43 WITA.
pada pencapaian tujuan pembelajaran. metode juga harus disesuaikan dengan strategi pembelajaran.6
Berdasarkan beberapa penjelasan tentang guru di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang metode guru dalam meningkatkan hafalan doa sehari-hari pada anak usia dini. Anak usia dini adalah individu yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. Kekhasan dunia anak mengakibatkan perlunya strategi untuk anak yang khas juga. Ada anak yang cepat dalam perkembangannya, namun ada anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Kondisi yang berbeda tersebut guru atau pendidik anak usia dini untuk bertindak secara bijak, sesuai dengan kondisi, kemampuan dan kepribadian anak.7
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal.8
Menurut pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian
6Ridwan Abdul Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 89.
7Sujarwo, “Mendidik: Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini”, Diklus, Vol. 14, No. 1, Maret 2010, hlm., 58.
8Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm., 2.
rangsangan. Di lembaga pendidikan anak usia dini para pendidik dituntut harus mengembangkan potensi anak, sehingga nantinya anak mampu menghadapi persoalan-persoalan yang muncul dalam pembelajaran. Guru juga tidak hanya memberikan ilmu kepada murid, mereka juga harus memperhatikan hal-hal yang istimewa di dalam diri setiap murid. Karena jika hal tersebut dikembangkan, maka itu akan menjadi hal yang istimewa bagi murid tersebut. Ada banyak potensi dalam diri anak dan semuanya perlu dikembangkan, salah satunya adalah potensi kreativitas.9 Potensi kreativitas merupakan sebuah sumber daya yang dimiliki manusia dengan memanfaatkan sebesar-besarnya kekuatan akal dan fitrahnya untuk menciptakan banyak karya di kehidupannya.10 Pengertian lain dari potensi kreatif yang dikemukakan oleh Guilford merupakan kecenderungan atau disposisi personal yang merupakan sekumpulan kualitas yang relatif tetap yang dapat digunakan untuk berpikir kreatif.11
Seperti yang telah peneliti jelaskan di atas, bahwa guru harus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap murid, maka berdasarkan hasil dari observasi awal peneliti di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul terlihat bahwa sebagian besar murid memiliki kemampuan dalam
9Aidil Saputra, “Pendidikan Anak Pada Usia Dini”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam,Vol.
10, No. 2, Desember 2018, hlm., 193.
10https://sripurwati10.wordpress.com/2012/03/19/potensi-kreatif/. Diakses pada tanggal 11 Februari 2022, pukul 20:42 WITA.
11https://www.universitaspsikologi.com/2018/09/kreativitas-pengertian-potensi-kreatif.html.
Diakses pada tanggal 11 Februari 2022, pukul 21:00 WITA.
menghafal doa sehari-hari.12 Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh salah seorang guru di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul yang mengatakan bahwa:
Memang benar, sebagian besar murid kami di sini sudah bagus dan sudah lancar dalam membaca doa sehari-hari. Seperti doa sebelum dan sesudah makan, doa naik kendaraan (laut, darat dan udara), doa petir, doa terhindar dari gigitan ular, doa makan, doa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi dan doa sehari-sehari lainnya.13
Pernyataan yang sama juga dijelaskan oleh guru pada tingkat A di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul yang mengatakan bahwa:
Di kelas A juga sudah banyak peningkatan mbak, anak-anak ini sudah mulai menghafal do’a sebelum makan, sebelum tidur, masuk kamar mandi, do’a sebelum belajar, bahkan do’a sebelum sebelum berangkat ke sekolah.”14
Pernyataan dari kedua guru di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul juga dipertegas lagi oleh Kepala TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul yang mengatakan bahwa:
Memang benar mbak, selama kami menerapkan metode drill dalam proses pembelajaran, anak-anak ini di sini jadi semakin semangat belajarnya, mereka juga semakin mudah dalam menghafal. Apalagi nanti kan setelah pembelajaran, mereka akan mendapat bintang dari ibu gurunya. Yang paling lancar hafalannya mereka nantinya akan mendapat bintang yang banyak. Waaah itu aja udah buat mereka senang dengan reward yang sederhana itu, apalagi kan metode drill ini juga melatih anak-anak terus belajar dan sadar maupun tidak, mereka rasanya kayak bersaing. Mereka berlomba-lomba menghafal biar dia nggak ketinggalan dari temannya yang lain.15
12Observasi, TK Dharma Wanita Siti Aisyah, tanggal 14 April 2021.
13Nurul Ahyani, S.Ag, Wawancara, TK Dharma Wanita Siti Aisyah, tanggal 14 April 2021.
14Hj. Rabi’ah, S.Pd, Wawancara, TK Dharma Wanita Siti Aisyah, tanggal 18 Februari 2022.
15Hj. Jamilah, S.Pd, Wawancara, TK Dharma Wanita Siti Aisyah, tanggal 18 Februari 2022.
Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul: “Metode Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul Tahun Pelajaran 2021/2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penelitian ini hanya berfokus pada:
1. Bagaimana kemampuan menghafal doa sehari-hari anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022?
2. Metode apa digunakan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal doa sehari-hari anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kemampuan menghafal doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022.
b. Untuk mengetahui jenis metode yang digunakan guru dalam pembelajaran doa sehari-hari di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan doa sehari-hari pada anak usia dini di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul tahun pelajaran 2021/2022.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis yaitu:
a. Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat:
1) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan metode guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal do’a sehari-
hari anak usia dini.
2) Menjadi bahan kajian oleh pendidik atau penelitian dalam meningkatkan metode guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal do’a sehari-hari anak usia dini.
3) Sebagai bahan rujukan bagi setiap orang akan meneliti hal yang sama di kemudian hari.
b. Secara praktis
Secara praktis, penelitian ini bertujuan untuk:
1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan ilmu baru tentang metode guru dalam mengajarkan do’a sehari-hari pada anak usia dini
sebagai bekal peneliti untuk menjadi pendidik di masa depan.
2) Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu siswa untuk menghafal do’a sehari-hari dengan mudah melalui metode yang digunakan guru dalam pembelajaran.
3) Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi renungan untuk ditindaklanjuti dalam rangka mengembangkan metode guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal do’a sehari-hari pada anak usia dini.
D. Ruang Lingkup Penelitian dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti hanya memfokuskan tentang kemampuan anak menghafal doa sehari-hari, metode guru dalam pembelajaran do’a sehari-hari anak usia dini dan faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menghafal doa sehari-hari di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul Tahun Pelajaran 2021/2022.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Siti Aisyah Desa Kabul Kec. Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah, Adapun penulis memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena didasarkan atas beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu karena baik dilihat dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi dan waktu, pelaksanaan studi di
lokasi yang dipilih tidak menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan kemampuan dan tenaga peneliti.
E. Telaah Pustaka
Peneliti menggali informasi dari skripsi dan jurnal terdahulu agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang serupa maka dari itu peneliti melakukan telaah pustaka mengenai beberapa tema yang diangkat diantaranya adalah :
1. Penelitian Topan Ramadhan SAN, dengan judul “Game Edukasi Menghafal Doa-Doa Harian Sebagai Media Belajar Untuk Anak Usia Dini Berbasis Android”. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan
penelitiannya pada media pembelajaran berupa game online sebagai media untuk menghafal doa keseharian pada anak usia dini. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang bagaimana metode guru dalam mengembangkan kemampuan menghafal doa pada anak usia dini.16 Sedangkan perbedaanya adalah penelitian terdahulu menggunakan media game edukasi sebagai pemanfaatan media belajar yang efektif dalam belajar doa harian sedangkan pada penelitian ini, pengajaran doa sehari-hari dilakukan melalui metode drill.
16Topan Ramadhan SAN, Game Edukasi Menghafal Doa-Doa Harian Sebagai Media Belajar Untuk Anak Usia Dini Berbasis Android, Surakarta, Emitor 2018.
2. Penelitian Bodi Santoso dan Okky Pebriyani, dengan judul “Aplikasi Pembelajaran Doa Harian Untuk Anak Usia Dini Berbasis Android”.
Penelitian tersebut, peneliti memfokuskan penelitian pada pembahasan aplikasi pembelajaran yang berbasis android sebagai media belajar dalam mengajarkan doa sehari-hari pada anak usia dini. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan ini adalah sama-sama mengajarkan tentang doa harian.17 Sedangkan perbedaannya adalah peneliti terdahulu menggunakan media aplikasi pembelajaran doa harian sebagai pemanfaatan media belajar anak, sedangkan pada penelitian ini doa sehari- hari diajarkan menggunakan metode drill.
3. Penelitian Herlina, dkk, dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Doa Dalam Kegiatan Sehari-hari Melalui Pembiasaan Pada Anak Usia 5-6 Tahun”. Penelitian tersebut, memfokuskan penelitiannya
pada usaha guru dalam membiasakan siswa membaca doa sehari-hari melalui metode pembiasaan yang diterapkan guru di sekolah.Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti ini sama- sama menggunakan teknik komunikasi langsung.18 Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian terdahulu menggunakan penelitian
17Bodi Santoso, Okky Pebriyani, Aplikasi Pembelajaran Doa Harian Untuk Anak Usia Dini Berbasis Android, Tangerang, 2017.
18Herlina dkk, Meningkatkan Kemampuan Membaca Doa dalam Kegiatan Sehari-hari Melalui Pembiasaan Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Pontianak, 2017.
tindakan kelas sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dan doa sehari-hari diajarkan menggunakan metode drill.
4. Penelitian Meriyani, dkk., dengan judul “Pengaruh Metode Bernyanyi Menggunakan Media Audiovisual Terhadap Kemampuan Menghafal Doa- doa Pendek Pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 13 Pontianak”. Pada penelitian tersebut, peneliti memfokuskan penelitian pada media guru dalam mengajarkan doa-doa pendek yang terjadi pada anak di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 13 Pontianak. Adapun persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan ini adalah sama-sama membahas tentang cara guru mengajarkan doa sehari-hari pada anak usia dini. Sedangkan perbedaannya terletak pada media yang digunakan guru di mana, pada penelitian tersebut, guru menggunakan media audiovisual, sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini, guru menggunakan metode drill dalam mengajarkan doa sehari-hari pada anak usia dini.19
5. Penelitian Siti Aisyah Panjaitan, dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari Melalui Metode Pembelajaran Student Team Achievement Division di RA Pesantren Modern Daar Al- ulum Kisaran”. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitiannya pada metode student team achievement division dalam meningkatkan
19Meriyani., dkk, “Pengaruh Metode Bernyanyi Menggunakan Media Audiovisual Terhadap Kemampuan Menghafal Doa-doa Pendek Pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 13 Pontianak”,hlm., 23.
kemampuan anak dalam menghafal doa sehari-hari. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama membahas tentang bagaimana cara guru meningkatkan kemampuan menghafal doa sehari-hari pada anak usia dini. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode yang digunakan guru, yang di mana pada penelitian ini, metode yang digunakan oleh guru adalah metode student team achievement division sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti ini menggunakan metode drill.20
F. Kerangka Teori
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan sebuah langkah yang turut membantu terealisasikannya proses kegiatan yang maksimal, efektif dan efisien.
Menurut Sanjaya (dalam Hidayat), metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Sedangkan menurut Sudjana (dalam Hidayat), metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh seorang penduduk pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Metode pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai pelicin pembelajaran untuk mencapai tujuan, karena
20Siti Aisyah, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Doa Sehari-hari Melalui Metode Pembelajaran Student Team Achievement Division di RA Pesantren Modern Daar Al-ulum Kisaran”, Skripsi, 2017, hlm., 98.
pada dasarnya metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memperlancar berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada tujuan. Oleh sebab itu metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan belajar.21
Adapun metode pembelajaran aktif dan kreatif merupakan suatu cara menyampaikan materi pembelajaran dari seorang pendidik kepada peserta didik dengan memilih satu atau beberapa metode pembelajaran sesuai dengan tema pokok materi dengan melibatkan seluruh peserta didik belajar secara aktif dan kreatif. Dalam proses pembelajaran, metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan daya kreatif baik bagi pendidik maupun peserta didik.22
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode mengajar, yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, fasilitas yang tersedia, dan sebagainya harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Para guru tentu saja ingin senantiasa meningkatkan diri, untuk meningkatkan mutu mengajar, serta menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa sehingga mudah dipahami. Selain itu para guru ingin membuat proses
21Ariep Hidayat, dkk, “Metode Pembelajaran Aktif Dan Kreatif Pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Di Kota Bogor”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 09, No. 01, Februari 2020, hlm., 73-74.
22Ibid., hlm., 75.
pengajaran menjadi fungsional, ini berarti seorang guru harus menguasai metode mengajar. Dalam didaktik khusus, yang di dalamnya terdapat beberapa teori tentang metode mengajar. Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut. Materi pelajaran yang mudah pun kadang-kadang sulit berkembang dan sulit diterima oleh peserta didik, karena cara atau metode yang digunakannya kurang tepat. Namun, sebaliknya suatu pelajaran yang sulit akan mudah diterima oleh peserta didik, karena penyampaian dan metode yang digunakan mudah dipahami, tepat dan menarik.23
b. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Jenis metode pembelajaran yang digunakan dalam belajar sangat tergantung pada tuntutan kebutuhan, keinginan, harapan dan aktivitas belajar yang dapat dilakukan secara tutorial, ceramah, resistensi, diskusi, kegiatan laboratorium dan pekerjaan rumah.
1) Metode modern dalam pembelajaran adalah menggunakan cara-cara yang inovatif dengan berbagai kombinasi yang komparatif untuk menghasilkan cara belajar yang taktis, teknis dan praktis dalam pengaplikasian, mengapresiasikan dan menginterpretasikan.
23Siti Maesaroh, “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam, Jurnal Kependidikan, Vol. 1, No. 1, September 2013, hlm.,154-155.
2. Metode konvensional dalam pembelajaran adalah metode yang digunakan berdasarkan kecenderungan yang menjadikan guru dan siswa tidak pasif dalam belajar, berpikir dan inovatif.
Menurut Wortham (dalam Dewi) mengemukakan bahwa pembelajaran modern dan konvensional akan melahirkan metode pembelajaran yang taktis, teknis dan praktis berupa metode ekspositori, metode demonstrasi, metode diskusi panel dan debat, metode bermain peran dan metode simulasi. Metode modern dan konvensional ini ditujukan untuk menjadi metode yang efektif. Efisien dan berkualitas dalam pembelajaran dunia pendidikan.24
Adapun penjelasan tentang macam-macam metode diantaranya yaitu:
(a) Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang termasuk dalam kategori konvensional. Hal tersebut dikarenakan metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta, pada akhir pembelajaran ditutup dengan tanya jawab. Metode ceramah biasanya digunakan bersamaan dengan metode lainnya dalam proses pembelajaran.25
24Erni Ratna Dewi, “Metode Pembelajaran Modern dan Konvensional Pada Sekolah Menengah Atas”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran, Vol. 2, No. 1, April 2018, hlm., 46.
25Aqib, Zainal, Model-model Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), (Bandung: Yrama Widya, 2013), hlm., 102.
Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah akan penulis jelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah26
No Kelebihan Kekurangan
1 Dapat menguasai seluruh arah kelas Keberhasilan siswa tidak terukur karena siswa cenderung pasif dalam pembelajaran
2 Dapat menyampaikan materi yang banyak dalam waktu yang terbatas, sedangkan jumlah siswa banyak
Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur yang mengakibatkan peserta didik tidak bisa berpikir dan mengemukakan ide-ide mereka saat proses pembelajaran berlangsung
3 Mudah dilaksanakan oleh semua guru karena tidak membutuhkan banyak biaya dan waktu untuk proses pembelajaran
Membosankan bagi siswa karena pembicaraan guru sering melantur pada proses pembelajaran berlangsung
Untuk mendapatkan proses pembelajaran yang efektif bagi siswa ketika menerapkan metode ceramah, maka guru perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, motivasi, dan apersepsi bagi siswa.
(2) Guru memberikan informasi secara lisan kepada kelompok peserta didik.
(3) Guru memberikan umpan balik berupa pertanyaan kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman kepada siswa.
(4) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa.
26Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm., 165.
(5) Guru mengecek pemahaman siswa diakhir proses pembelajaran.
(b) Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode selanjutnya adalah metode demonstrasi, yang di mana metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya.27
Sedangkan metode eksperimen adalah metode yang biasanya digunakan pada pelajaran sains. Di dalam eksperimen, pengujian hipotesis melalui penyelidikan-penyelidikan, untuk menemukan konsep-konsep sains spesifik dan prinsip-prinsip kedua metode ini dalam pelaksanaanya dapat dirangkaikan. Pelaksanaan metode ini bisa di dalam kelas ataupun tempat khusus yang memang
diperuntukkan sebagai pelaksanaan
eksperimen/demonstrasi/laboratorium).28
Adapun langkah-langkah dalam menerapkan metode demonstrasi saat pembelajaran berlangsung yaitu:
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru menyajikan tugas.
(3) Guru menyajikan demonstrasi.
(4) Guru memulai diskusi dengan mengajukan pertanyaan.
27Aqib, Zainal, Model-model…, hlm., 104
28Suyanto, dkk. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013), hlm., 146.
(5) Guru mengecek pemahaman peserta didik.
(6) Peserta didik melakukan aktivitas/tugas secara benar.29
Adapun keunggulan dan kelemahan metode demonstrasi akan penulis jabarkan pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi.30
No Keunggulan Kelemahan
1
Perhatikan siswa dapat dipusatkan kepada hal yang dianggap penting, sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya.
Demonstrasi bisa gagal, jika tidak diimbangi dengan persiapan yang matang
2
Dapat mengurangi kesalahan- kesalahan bila dibandingkan dengan membaca buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya
Membutuhkan biaya yang cukup banyak, karena memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai
3 Dengan bereksperimen, siswa akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh penghargaan dari teman-teman dan gurunya.
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional
4 Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.
Tidak efektif untuk peserta didik yang kurang mampu melakukan pengamatan
(c) Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama merupakan sebuah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana siswa diberi memainkan peran seseorang dan menampilkan peranannya di depan kelas.31
29Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran.., hlm., 164
30Suyanto, dkk. Bagaimana Menjadi…, hlm., 153.
31Ibid., hlm., 149.
Adapun tahapan dalam melakukan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
(1) Guru menyusun skenario yang akan dimainkan.
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
(3) Guru menunjuk siswa memainkan peran sesuai skenario yang telah diatur.
(4) Guru memberikan lembar kerja setelah memainkan drama.
(5) Siswa merefleksi kegiatan pembelajaran bersama-sama.
(6) Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran.32
Sama seperti metode lainnya. Metode sosiodrama juga memiliki keunggulan dan kelemahan diantaranya akan penulis paparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.3
Keunggulan dan Kelemahan Metode Sosiodrama.33
No Keunggulan Kelemahan
1 Mengembangakan kreativitas siswa,
Kemungkinan siswa kurang sungguh- sungguh memainkan perannya, sehingga menyebabkan tujuan yang diharapkan tidak tercapai,
2 Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan
dalam waktu singkat.
Kesalahan-kesalahan dalam berperan sering menjadi bahan tertawaan sehingga menurunkan siswa untuk terlibat penuh dalam penggunaan metode ini.
3
Mengembangkan bakat, kerjasama, dan keberanian
Membutuhkan banyak waktu
4 Siswa lebih memperhatikan pelajaran Ada tekanan pada siswa untuk tampil dengan sebaik mungkin
32Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran.., hlm., 171.
33Suyanto, dkk. Bagaimana Menjadi…, hlm., 149.
(d) Metode Permainan
Metode permainan merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan kesenangan dan ketertarikan akan proses pelajaran.34 Permainan-permainan tertentu membantu di dalam hal-hal pelajaran tertentu, sehingga mereka mendapatkan pengalaman-pengalaman pembelajaran yang menyenangkan.
Metode ini mengurangi sifat kelas yang monoton dan membosankan.
Metode permainan juga menciptakan kesenangan, peningkatan daya tarik kelas secara penuh dan membantu menyenangi minat pada pelajaran. Seperti permainan catur, menanamkan kesabaran dan toleransi.
Adapun peran guru dalam metode ini adalah:
(1) Memutuskan bentuk yang benar dari permainan-permainan yang akan dimainkan dan pantas tidaknya permainan itu.
(2) Memaksimalkan keikutsertaan siswa.
(3) Membuat siswa merealisasikan aturan-aturan dan sesuai perintah.
(4) Dimainkan dengan kewajaran dan kendali.
(5) Menyatakan dengan jelas jenis hadiah (bila ada) untuk diberikan kepada pemenang.
34Ibid.
Langkah-langkah melakukan metode permainan adalah sebagai berikut:
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan metode apa yang akan digunakan saat belajar.
(2) Guru memberikan aturan dalam permainan.
(3) Siswa menjalankan permainan sesuai aturan guru.
(4) Guru melakukan evaluasi saat permainan berlangsung.
(5) Permainan berhenti saat sukses maupun gagal.35
Adapun keunggulan dan kelemahan dari metode ini adalah:
Tabel 1.4
Keunggulan dan Kelemahan Metode Permainan.36
No Keunggulan Kelemahan
1 Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran
Menurunkan motivasi belajar siswa yang tidak terampil
2 Menambah motivasi belajar bagi siswa
Dapat menumbuhkan rasa ketidak cocokan dalam kelompok
3 Menumbuhkan rasa percaya diri dalam memahami bahan ajar
Membutuhkan banyak waktu 4 Membangun rasa senang dalam
proses pembelajaran
(e) Metode Drill
Metode selanjutnya adalah metode drill, yang di mana metode ini merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan-latihan kepada siswa untuk memperoleh suatu keterampilan. Latihan (drill)
35Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran.., hlm., 164.
36Ibid., hlm., 175.
ini merupakan kegiatan yang selalu diulang-ulang, seperti melatih keterampilan motorik melalui penggunaan alat-alat musik, olahraga, kesenian dan melatih kecakapan mental, melalui kegiatan menghafal, mengalikan, menjumlahkan dan sebagainya.
Adapun tahapan-tahapan dalam metode drill yaitu:
(1) Guru menyampiakan tujuan pembelajaran.
(2) Guru memberikan latihan pertama yang bersifat diagnosis.
(3) Guru memusatkan perhatian siswa.
(4) Guru menyesuaikan taraf kemampuan siswa dengan bahan ajar.
Adapun keunggulan dan kelemahan metode drill akan penulis paparkan pada tabel berikut.
Tabel 1.5
Keunggulan dan Kelemahan Metode Drill.37
No Keunggulan Kelemahan
1 Siswa memperoleh penguasaan dan keterampilan dalam waktu yang relatif singkat
Kurangnya inisiatif siswa karena instruksi berpusat pada guru
2 Menanamkan kebiasaan belajar yang rutin pada setiap siswa
Siswa menjadi cepat bosan karena pengulangan materi yang monoton
(f) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode yang di mana guru memulai pembelajaran dengan kelompok diskusi siswa. Dalam menjalankan metode ini, guru memancing respon siswa agar siswa berpartisipasi
37Ibid.
dalam proses pembelajaran. Metode diskusi dapat dilakukan untuk menyajikan topic terbaru, meningkatkan kinerja siswa serta menyelesaikan masalah.
Adapun tahapan pembelajaran dalam metode ini adalah sebagai berikut:
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru menyajikan sebuah topik, tugas, atau berupa ide-ide baru.
(3) Guru menyajikan pertanyaan terbuka kepada siswa.
(4) Guru mengklarifikasi, merangkum, dan mengkaji ulang hasil diskusi bersama siswa.
Terlepas dari tahapannya, metode ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan yaitu:
Tabel 1.6
Keunggulan dan Kelemahan Metode Diskusi.38
No Keunggulan Kelemahan
1 Menumbuhkan rasa
keingintahuan pada siswa
Membutuhkan banyak waktu 2 Memberikan umpan balik kepada
siswa
Tidak dapat menjamin keterlibatan semua siswa
3 Membantu siswa membangun pengetahuan awalnya
Siswa yang kurang perhatian akan menjadi cepat bosan dalam belajar
(g) Metode Curah Pendapat (Brainstorming)
Metode curah pendapat merupakan proses belajar kelompok yang di mana guru menyajikan masalah, mengumpulkan ide-ide
38Ibid., hlm., 164.
siswa, kelompok belajar untuk menggunakan kreativitas guna menemukan penyelesaian masalah.
Adapun tahapan dalam metode ini adalah:
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan topic yang akan dikaji.
(2) Guru menyajikan permasalahan.
(3) Mengembangkan alternatif penyelesaian masalah dengan mengumpulkan ide sebanyak mungkin dari siswa.
(4) Guru memberikan jeda dalam pembelajaran.
(5) Guru dan siswa melakukan evaluasi pembelajaran bersama- sama.
Meskipun demikian, metode ini tidak terlepas dari keunggulan dan kelemahan. Diantara keunggulan dan kelemahan metode ini, penulis akan paparkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.7
Keunggulan dan Kelemahan Metode Curah Pendapat (Brainstorming).39
No Keunggulan Kelemahan
1 Melibatkan siswa secara utuh Tidak efektif untuk siswa yang berjumlah banyak
2 Menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada siswa
Tidak dapat menjamin keterlibatan semua siswa
3 Membantu siswa belajar dari teman sejawat
Siswa yang kurang perhatian akan menjadi cepat bosan dalam belajar
39Ibid., hlm., 176.
(h) Metode Studi Kasus
Metode studi kasus merupakan metode yang digunakan oleh guru dengan cara menyajikan permasalahan nyata dalam kehidupan, kemudian siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mengidentifikasi tindakan untuk mengatasi masalah yang disajikan oleh guru.
Adapun tahapan dalam menjalankan metode ini adalah sebagai berikut:
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru menyajikan kasus.
(3) Guru mempertimbangkan situasi kompleks.
(4) Siswa menemukan keputusan dari kasus yang disajikan oleh guru.
(5) Siswa menyampaikan kesimpulan atau solusi yang dapat dilakukan.
Adapun keunggulan dan kelemahan metode ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1.8
Keunggulan dan Kelemahan Metode Studi Kasus.40
No Keunggulan Kelemahan
1 Siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar di kelas
Guru sulit menemukan kasus yang cocok untuk dipelajari
40Ibid., hlm., 176.
2 Siswa mengembangkan apa yang telah diketahuinya
Dapat menimbulkan frustasi pada siswa yang tidak bisa berpikir terlalu keras 3 Mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa
Membutuhkan banyak waktu
(i) Metode Menghafal
Menghafal menurut kamus Bahasa Indonesia bahwa menghafal berasal dari kata dasar hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.41 Selain itu menghafal juga dapat diartikan dari kata memory yang artinya ingatan, daya ingatan, juga mengucapkan di luar kepala.42
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa arti dari metode menghafal adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada bidang pelajaran dengan menerapkan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut.
Berbeda dengan Rahmat Jalaluddin yang mengemukakan bahwa menghafal dapat disebut juga sebagai memori, dimana apabila mempelajarinya maka membawa kita pada psikologi kognitif,
41Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2003), hlm., 381.
42John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia An English Indonesian Dictionary, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm., 378.
terutama pada model manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan dan pemanggilan. Perekaman adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan saraf internal. Penyimpanan adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita baik dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan ini bisa aktif atau pasif. Jika kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan. Pemanggilan, dalam bahasa sehari-hari mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan. Begitu pula dalam proses menghafal al-Qur’an hadis dimana informasi yang baru saja diterima melalui membaca ataupun teknik-teknik dalam menghafal yang juga melewati tiga tahap yaitu perekaman, perekaman ini dikala siswa mencoba untuk menghafal tugas yang berupa ayat maupun Hadits yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga pada akhirnya masuk dalam tahap penyimpanan pada otak-memori dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian ketika fase pemanggilan memori yang telah tersimpan yaitu disaat tes evaluasi menghafal di hadapan kelas.43
c. Fungsi dan Tujuan Penggunaan Metode Pembelajaran
43Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm., 63.
Adanya metode pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan berdampak positif pada hasil belajar dan prestasi yang optimal. Metode pembelajaran dapat mempermudah proses kegiatan belajar-mengajar. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur melalui seberapa banyak cara yang digunakan di dalam mengajar.
Metode pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, dalam proses pembelajaran di sekolah guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa disekolah. Guru dapat menggunakan metode ceramah (Preaching Method), metode percobaan (Experimental Method), metode Latihan keterampilan (Drill Method), metode diskusi (Discussion Method), metode pemecahan masalah (Problem Solving method), metode perancangan (Project Method), metode pembelajaran tersebut memiliki pengaruh yang kuat dan sedang terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, setiap metode pembelajaran memiliki peranan dan keunggulan masing-masing, untuk itu diperlukan kemampuan guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Secara keseluruhan metode pembelajaran akan memberikan berbagai manfaat bagi guru dan siswa di sekolah, guru sangat dituntut untuk mampu dalam menggunakan metode pembelajaran, semakin
banyaknya metode pembelajaran yang dikuasai dan yang dimiliki seorang guru akan mempermudah dan meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri, hal ini didasari pada rumusan metode pembelajaran itu sendiri. Metode pembelajaran mengacu pada tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.44
1) Fungsi Metode Pembelajaran
Beberapa fungsi metode pembelajaran menurut Djamarah dan Zain adalah sebagai berikut:
a) Alat Motivasi Ekstrinsik
Alat motivasi ekstrinsik merupakan sebuah metode pembelajaran berperan sebagai alat motivasi ekstrinsik atau motivasi dari luar untuk siswa. Dengan demikian siswa bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Dimana motivasi tersebut akan mendorong siswa agar semakin bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b) Strategi Pembelajaran.
Dalam penerapan metode pembelajaran oleh guru maka setiap siswa di kelas dapat menangkap ilmu dengan baik, sehingga guru perlu mengetahui metode dalam pembelajaran
44Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa” Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, Vol. 11, No. 1, 2017, hlm., 13-14.
yang paling sesuai diterapkan di kelas tersebut berdasarkan karakteristik siswa.
c) Alat Mencapai Tujuan.
Metode pembelajaran merupakan sebuah alat agar siswa bisa mencapai tujuan belajar. Sebab penyampain materi yang tidak memperhatikan metode dalam pembelajaran maka dapat mengurangi nilai kegiatan belajar mengajar tersebut. Selain itu juga guru menjadi kesulitan saat menyampaikan materi dan siswa kurang termotivasi saat belajar.
2) Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan utama dari metode pembelajaran yaitu membantu menegmbangakan kemampuan secara individu para siswa agar mereka mampu menyelesaikan masalahnya. Berikut beberapa tujuan metode dalam pembelajaran:
a) Membantu siswa mengembangkan kemampuan individual para siswa supaya mereka bisa mengatasi permasalahannya terobosan solusi alternatif.
b) Membantu kegiatan belajar mengajar agar pelaksanaanya bisa dilakukan menggunakan cara terbaik.
c) Memudahkan dalam menemukan, menguji serta Menyusun data yang diperlukan sebagai upaya.
d) Mempermudah proses pembelajaran dengan hasil terbaik agar tujuan pengajaran bisa tercapai.
e) Menghantarkan suatu pembelajaran kea rah ideal secara cepat, tepat dan sesuai harapan.
f) Proses pembelajaran bisa berjalan dengan suasana yang lebih menyenangkan serta penuh motivasi sehingga siswa mudah memahami materi.45
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Pembelajaran Pada dasarnya, tidak satu pun metode yang bisa dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok pembahasan yang ada di dalam setiap bidang studi. Oleh sebab itu guru tidak bisa sembarangan dalam memilih serta menggunakan metode pembelajaran. Berikut beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Tujuan yang hendak dicapai adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan berpengaruh terhadap kemampuan anak dan pemilihan metode yang akan digunakan. Oleh sebab itu, metode yang dipilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metode yang harus tunduk kepada tujuan.
45https://idcloudhost.com, diakses pada, Sabtu, 20 Desember 2021 pukul 11:45pm.
Metode harus mendukung sepenuhnya kemampuan bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan.
2) Materi pelajaran ialah sejumlah bahan ajar yang hendak di sampaikan guru kepada siswa. Diperlukan metode pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah difahami dan dikuasai oleh siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh pun dapat optimal.
3) Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda- beda, baik dari aspek psikologi maupun minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Dimana semua perbedaan tersebut akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.
4) Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seorang guru diharapkan dapat menciptakan situasi yang dinamis, tidak hanya melakukan proses pembelajaran didalam kelas, namun pada waktu tertentu guru sebaiknya melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5) Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar peserta didik di sekolah, lengkap tidaknya fasilitas belajar dapat mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode mengajar.
6) Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya akan lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam penerapannya. Sedangkan guru yang latar belakang Pendidikannya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional.46
2. Kemampuan Menghafal Doa
Melatih menghafal sejak usia dini dapat membantu kemudahan proses belajar peserta didik. Beberapa kasus membuktikan bahwa bila anak dilatih menghafal, prestasi belajarnya juga akan meningkat. Doa adalah bentuk Masdar dari fiil yang berarti do’a atau permohonan, sedangkan menurut Ibnu Hajar kata do’a sebenarnya adalah bentuk qasr (singkat)
dari kata al-da’wa. Menurut Ibnu Hajar, do’a memiliki beragam arti, antara lain: Al-Thalab (permintaan), berdo’a merupakan suatu ibadah dan kewajiban dari seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan demikian, berdo’a menjadi aktivitas yang penting dalam kehidupan beragama, terutama untuk anak-anak, sehingga menjadi sangat penting untuk bisa
46https://text-id.123dok.com, diakses pada, Minggu 21 Desember 2021 pukul 12:29 WITA.
hafal dan paham dengan do’a-do’a yang dipanjatkan dan dijauhkan dari
kemudharatan.47
a. Pengertian Kemampuan Menghafal
Menghafal merupakan suatu aktivitas menanamkan suatu materi ke dalam ingatan, sehingga nantinya akan dapat diingat kembali secara harfiyah, sesuai dengan materi yang asi. Menghafal juga dapat diartikan sebagai proses mental untuk menyiapkan kesan-kesan yang suatu waktu dapat diingat kembali ke alam sadar.
Menghafal berasal dari kata ظفح- ظفحي– اظفح yang berarti menjaga, memelihara dan melindungi. Di dalam kamus yang sama juga mengungkapkan bahwa menghafal dijelaskan dengan lafaz ممحوارقنا yang dikatakan menghafal Al-Quran. Selain itu menghafal Al- Qur’an juga bisa dengan kalimat: yang diartikan hafal dengan hafalan diluar kepala.48
Sedangkan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa menghafal berasal dari kata dasar hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat
47Lukman Chakim, “Efektifitas Pembelajaran Menghafal Doa Menggunakan Musik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ngronggot Kabupaten Nganjuk”, Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, Vol. 8, No. 1, April 2018, hlm., 105.
48Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya Pustaka Progressif, 2002), hlm., 279, 297.
awalan “me” menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha
meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.49
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian menghafal adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada bidang pelajaran dengan menerapkan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut.
b. Pengertian Menghafal Doa Sehari-hari
Menghafal berarti berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Doa adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT yang berupa seruan, permintaan, permohonan pertolongan kepada Allah sebagai wujud komunikasi hamba kepada sang pencipta.
Sedangkan doa sehari-hari adalah doa yang di ucapkan sehari-hari yang berhubungan dengan kegiatan manusia setiap hari seperti doa sebelum dan setelah bangun tidur, doa masuk dan keluar rumah, doa memakai pakaian, doa naik kendaraan, doa terhindar dari hal-hal yang berbahaya (gigitan ular, disambar petir) dan doa lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian menghafal doa sehari-hari adalah suatu usaha meresapkan atau menempelkan ke dalam pikiran seruan, permintaan, permohonan, pertolongan doa yang diucapkan
49Kamisa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Cahaya Agency, 2013), hlm., 56.
setiap hari yang berhubungan dengan kegiatan manusia agar selalu ingat.50
c. Manfaat Menghafal Doa Sehari-hari Bagi Anak
Banyak sekali manfaat menghafal doa sehari-hari bagi anak terutama bagi perkembangan anak dimasa yang akan datang. Adapun manfaat menghafal doa sehari-hari bagi anak sebagai berikut:
1) Anak dapat mengenal salah satu bentuk ibadah kepada Allah swt.
Dikarenakan doa adalah inti dari ibadah, maka sebaik-baiknya ibadah itu diiringi dengan doa agar ibadah tersebut mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
2) Untuk membangkitkan potensi kekuatan yang tersembunyi pada diri anak. Menurut Hakim doa adalah suatu jalan untuk membangkitkan potensi kekuatan yang tersembunyi, baik itu di dalam maupun di luar diri seseorang. Dalam hal ini doa itu sebagai motivasi anak melakukan aktivitasnya sehari-hari.
3) Sebagai penanaman keimanan pada diri anak dan mendekatkan diri anak kepada Allah swt supaya senantiasa dalam lindungannya.
Dikarenakan hal tersebut merupakan manifestasi keimanan dan penghambaan seorang hamba akan dekat dengan rabbnya, karena
50Miftahus Saadah, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Anak Menghafal Doa Sehari-hari Melalui Metode Pembelajaran Small Project di RA Nurul Islam Labuhan Batu Selatan”, (Skripsi, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan), hlm., 8-10.
doa merupakan sarana taqarrub yang diperintahkan oleh Allah swt, serta telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
4) Untuk mendekatkan anak terhadap ajaran Al-Qur’an baik dalam penghafalan maupun pengamalan. Dikarenakan Sebagian doa sehari-hari yang diajarkan kepada anak diambil dari salah satu ayat dalam Al-Qur’an.
5) Meningkatkan daya ingat anak sehingga tidak mudah menjadi pelupa, terutama senantiasa ingat kepada Allah swt.51
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menghafal Doa Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menghafal doa sehari-hari pada anak tidak jauh berbeda dengan faktor-faktor keberhasilan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu.
1) Faktor Internal
Di dalam faktor intern dibagi menjadi beberapa faktor diantaranya:
51Ibid., hlm., 16-17.