• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat

N/A
N/A
Citra Nurdin

Academic year: 2024

Membagikan "Metode Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME MATERI

METODE PARTISIPATIF DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:

CITRA NURDIN (910580922018)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG

(2)

A.Pengertian

Pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu proses kegiatan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat baik peningkatan ekonomi maupun penyelesaian masalah sosial. Tujuan akhir dari pemberdayaan

masyarakat adalah meningkatnya taraf hidup dan kemandirian masyarakat yang lebih baik sehingga tidak memiliki rasa ketergantungan terhadap pihak lain.

Keberhasilan dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat tidak hanya tergantung pada seberapa hebat seorang fasilitator saja, namun keterlibatan atau partoisipasi masyarakat yang secara nyata menjadi faktor utama dalam mencapai tujuan akhir akhir pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan merupakan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan berupa akal budi, usaha untuk meningkatkan kemampuan komunitas atau kelompok masyarakat agar mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat dalam menjalankan hak dan tanggung jawab mereka sebagai anggota masyarakat. Pemberdayaan juga merupakan proses pembangunan yang menekankan masyarakat mempunyai inisiatif untuk mengawali proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Keberhasilan pemberdayaan masyarakat akan tercapai mana kala masyarakat bersedia untuk berubah dan ikut berpartisipasi pada program yang ditawarkan.

Istilah lain dari Pemberdayaan adalah empowerment. Pada tahun 1990- an, istilah pemberdayaan sudah dikenal di Indonesia, dan setelah konferensi beijing tahun 1995 pemerintah telah menggunakan istilah yang sama.

Dalam perkembangannya, pemberdayaan menjadi wacana halayak umum dan sering kali digunakan sebagai kata kunci untuk mencapai keberhasilan program pengembangan atau pemberdayaan Masyarakat.

B.alternatif metode partisipatif untuk pengembangan Masyarakat

didalam pengembangan masyarakat dalam upaya mendukung pengembangan komunitas diperlukan analisis dalam rangka menemukan pendampingan.

Banyak pilihan (alternatif) untuk mennetukan kebutuhan pendampingan yang bersifat partisipatif. Pendampingan yang bersifat partisipatif mengandung unsur perencanaan, implementasi dan evaluasi. Masing- masing unsur tersebut dapat dipandang sebagai alat yang berdiri sendiri dengan kekuatan dan kelemahan yang bersifat partisipatif.

(3)

pendamping : sifatnya fasilitator, sedangkan anggota komunitas yang memutuskan apa yang menjadi kebutuhannya, dan bagaimana memenuhi kebutuhannya.

C. Evironmental scanning (es)

dalam pengembangan masyarakat, pendampingan merupakan bagian integral dari proses membangun dan memberdayakan masyarakat. Seorang pendamping selain untuk memfasilitasi juga harus mampu membangun kemampuan pengembangan komunitas. Komponen yang sangat esensial dalam proses pendampingan merupakan titik tolak kegiatan kedepan yang difokuskan pada penelaahan situasi lingkungan.

Hal-hal pokok yang perlu dibangun dalam analisis es ini yaitu:

1. Apa yang dipikirkan oleh anggota komunitas 2. Apa kebutuhan anggota komunitas

3. Apa keinginan anggota komunitas 4. Apa yang diinginkan oleh anggota komunitas pada masa yang akan datang.

D. Logical framework approach (lfa)

Lfa merupakan metode pengembangan masyarakat yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan yang diterapkan dalam suatu kelompok yang mewakili semua anggota komunitas yang terkait dengan program yang direncanakan. Rencana-rencana program yang dihasilan terus menerus ditinjau kembali berdasarkan perkembangan situasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan bersama

Ciri-ciri spesifik lfa:

1. Menggunakan teknik visualisasi yang mampu membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses perencanaan dan pengelolaan program 2. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai secara jelas, setiap ada pendapat dan harapan yang berbeda, pengambilan keputusan dilakukan secara mufakat

3. Menyusun informasi secara sistematik memudahkan pengamatan berbagai komponen program dan tujuan yang ingin dicapai

4. Menghasilkan sebuah rancangan program yang konsisten dan realistis

(4)

5. Memiliki seperangkat alat-alat perencanaan untuk analisis keadaan, perencanaan program, rencana pelaksanaan program dan rencana pengendalian progra

E.participatory impact monitoring (pim)

pengembangan masyarakat dengan metode pim, merupakan alat analisis untuk mengelola suatu program dari proyek-proyek yang ditangani dalam bentuk kelompok atau organisasi peran pendamping adalah memfasilitasi terwujudnya pim dalam proyek pengembangan komunitas

Keberhasilan pim dalam bekerja jika terpenuhi beberapa kondisi sebagai berikut:

1. Ada pertemuan kelompok secara reguler

2. Anggota komunitas memiliki perhatian dalam kegiatan pengambilan keputusan secara bersama

3. Kepemimpinan selalu berkonsultasi dengan sesama anggota sebelum mengambil keputusan

4. Anggota kelompok meluangkan waktu dalam mengeloal proyek F. Focus group discussion (fgd)

pengembangan masyarakat dengan metode fgd adalah melakukan wawancara kelompok dari sejumlah individu dengan status sosial yang relatif sama memfocuskan interaksi dalam kelompok.sedangkan pendamping berperan sebagai moderator dalam kelompok diskusi

Keberhasilan pengembangan komunitas tergantung pada peran pendamping sebagai moderator dalam diskusi kelompok

G.zielobjectiev orientierte project planning (zopp)

Pengembangan masyarakat dengan metode zopp, suatu perencanaan program yang digunakan untuk menjamin agar dapat diperoleh peran serta yang intensif sejak tahap awal perencanaan program dari seluruh pihak yang berperan didalam program atau yang terkait dengan program.

Suatu program ditetapkan terlebih dahulu tujuan, jangka waktu, wilayah dan kelompok sasaran suatu program bukanlah melaksanakan kegiatan rutin, tuigas utama program adalah membuat atau mengusahakan agar semua individu dan lembaga yang terkait didalam program dengan kemampuan sendiri dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah dirintis oleh

(5)

program. Dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul setelah program bantuan berakhir.

H.articipatory Rural Appraisal (PRA)

merupakan salah satu metode untuk pembangunan partisipatif yang efektif. Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah pemahaman desa secara partisipatif, membantu memahami tentang yang dilakukan orang,

mengapa melakukannya, bagaimana melakukan, bagaimana agar apa yang dilakukan menjadi lebih baik. Pengertian PRA menurut para praktisi dan peneliti pada Lokakarya Internasional Selatan tentang PRA di Bangalorepada tahun 1996 adalah: PRA merupakan sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata.

Saat ini PRA dikembangkan dan diaplikasikan dalam pengembangan program-program di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia, dengan dasar pemikiran bahwa keberhasilan suatu pendekatan

pengembangan masyarakat perlu benar-benar melibatkan masyarakat itu sendiri.

a.Konsep Participatory Rural Appraisal

Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan metode interaktif, partisipatif, eksploratif secara semi terstruktur dilakukan oleh tim multi- disiplin di lapangan langsung dari dan bersama masyarakat, sebagai upaya untuk memperoleh informasi, menganalisis, memahami situasi, kondisi, potensi, masalah dan kebutuhan

masyarakat. Penggunaan pendekatan partisipatif (bottom up)

dikombinasi dengan top down merupakan cara yang bermakna dan efektif.

PRA dapat digunakan pada kondisi kelangkaan data dan keragaman budaya. Informasi dan hasil analisis dipergunakan untuk menentukan skala prioritas serta model kegiatan yang tepat, serta monitoring dan evaluasinya.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa penyediaan sarana-prasarana infrastruktur fisik material maupun yang berkenaan dengan lingkungan alam, sosial, ekonomi, pendidikan, Kesehatan serta aspek lain yang berkenaan dengan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat.

Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah kombinasi dari metode interaktif yang meningkatkan kemampuan masyarakat pedesaan dan pertanian untuk menganalisis dan memahami situasi mereka secara holistik dan diberdayakan untuk merencanakan dan

(6)

bertindak demi kemajuan mereka. PRA sebagai kegiatan semi- terstruktur yang dilakukan di lapangan, oleh tim multidisiplin dan dirancang untuk memperoleh informasi baru dengan cepat, dan hipotesis baru tentang kehidupan pedesaan .

Karakter PRA diantaranya adalah:

1. PRA merupakan penilaian berbasis lapangan yang dilakukan oleh tim multi-disiplin;

2. Cepat,

3. Sebagian besar merupakan teknik pengumpulan-informasi dan 4. Bersifat eksplorasi.

b.RRA (Rapid Rural Appraisal)

RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat.

Meskipun sering dikatakan sebagai teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai masih lebih baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik.

Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.

Pada dasarnya, metode RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat.

Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.

Metode RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).

(7)

Sebagai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari:

a. Review/telaahan data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan lapang secara ringkas.

b. Oservasi/pengamatan lapang secara langsung.

c. Wawancara dengan informan kunci dan lokakarya.

d. Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik.

e. Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.

f. Kecenderungan-kecenderungan.

g. Pembuatan kuesioner sederhana yang singkat.

h. Pembuatan laporan lapang secara cepat.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam RRA, yaitu:

a. Efektivitas dan efisiensi, kaitannya dengan biaya, waktu, dengan perolehan informasi yang dapat dipercaya yang dapat digunakan dibanding sekadar jumah dan ketepatan serta relevansi informasi yang dibutuhkan.

b. Hindari bias, melalui: introspeksi, dengarkan, tanyakan secara berulang-ulang, tanyakan kepada kelompok termiskin.

c. Triangulasi sumber informasi dan libatkan Tim Multi-disiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif.

d. Belajar dari dan bersama masyarakat.

e. Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan terpaku pada bekuan yang telah disiapkan.

c.Metode Participatory Learning and Action (PLA)

adalah suatu pendekatan atau metodologi yang digunakan dalam pembangunan komunitas untuk membantu masyarakat memecahkan masalah mereka sendiri dengan memfasilitasi partisipasi aktif mereka dalam proses pembelajaran dan aksi.

Metode PLA sering digunakan dalam proyek-proyek pembangunan komunitas dan program-program partisipatif karena menekankan pada partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Dalam metode PLA, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam proses pengumpulan dan analisis informasi, serta dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.

Beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam metode PLA adalah sebagai berikut:

(8)

1. Pemetaan partisipatif: Masyarakat menggambar peta wilayah

mereka dan menandai tempat-tempat yang penting untuk kehidupan mereka. Pemetaan partisipatif membantu membangun pemahaman tentang wilayah dan kehidupan masyarakat.

2. Pengamatan partisipatif: Masyarakat dilatih untuk mengamati masalah yang mereka hadapi dan menentukan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

3. Focus Group Discussion: Sebuah diskusi kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang pengamat atau koordinator, yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan perspektif dari para peserta.

4. Analisis SWOT : Masyarakat diarahkan untuk melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam lingkungan mereka, untuk membantu mereka memahami tantangan yang mereka hadapi dan membangun strategi yang lebih baik.

5. Pengambilan Keputusan Partisipatif: Masyarakat memainkan peran aktif dalam pengambilan keputusan, termasuk memilih tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.

Langkah-langkah Pelaksanaan

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan Metode Participatory Learning and Action (PLA):

1. Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat: Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat harus dilakukan melalui

konsultasi dengan masyarakat. Metode yang dapat digunakan dalam langkah ini antara lain diskusi kelompok, wawancara, dan observasi.

2. Penentuan tujuan dan sasaran: Setelah masalah dan kebutuhan masyarakat diidentifikasi, tujuan dan sasaran program atau proyek yang akan dilaksanakan ditentukan. Tujuan dan sasaran tersebut harus spesifik, terukur, relevan, dan realistis.

3. Pemetaan partisipatif: Langkah ini melibatkan masyarakat dalam menggambar peta wilayah mereka dan menandai tempat-tempat penting, seperti fasilitas umum, sumber daya alam, dan lain-lain.

4. Focus Group Discussion (FGD): Langkah ini melibatkan kelompok kecil peserta dalam diskusi terfokus. Diskusi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan perspektif dari para peserta mengenai masalah dan solusi yang dihadapi.

5. Analisis SWOT: Langkah ini melibatkan masyarakat dalam

melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) terhadap masalah yang dihadapi. Hasil analisis tersebut

(9)

kemudian digunakan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.

6. Penentuan tindakan: Setelah masalah dan solusi yang akan diambil diidentifikasi, masyarakat kemudian menentukan tindakan yang akan dilakukan. Tindakan tersebut harus terukur, terencana, dan terjadwal.

7. Pelaksanaan tindakan: Langkah ini melibatkan masyarakat dalam melaksanakan tindakan yang telah ditentukan. Masyarakat harus terus dipantau dan dinilai kemajuan dan keberhasilan program yang dilaksanakan.

8.Evaluasi dan refleksi: Langkah ini melibatkan masyarakat dalam mengevaluasi dan merefleksikan hasil program yang telah dilaksanakan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode seperti diskusi kelompok, wawancara, observasi, dan lain-lain.

Dalam setiap langkah di atas, partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat harus menjadi fokus utama. Metode PLA harus menempatkan masyarakat sebagai subjek dan pengambil keputusan utama dalam proses pembangunan dan perubahan sosial.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.mitrakesmas.com/2023/03/participatory-learning-and-action- pla.html

https://www.ilmuternak.com/2015/02/metode-pemberdayaan-masyarakat- rra-pra.html

https://www.researchgate.net/publication/357753028_METODE_PEMBE RDAYAAN_MASYARAKAT

Referensi

Dokumen terkait

Pemberdayaan Masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun Kelurahan Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun Kelurahan dalam urusan wajib pemberdayaan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Pemberdayaan masyarakat yang memiliki pribadi yang luhur membutuhkan proses pembelajaran tertentu dan porses ini tidak akan berjalan tanpa komunikasi (interpersonal)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui obyek wisata Tani Edukasi Segar Asri, tujuannya untuk mengetahui bagaimana proses

Pengertian partisipasi masyarakat adalah : 1 Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pemberdayaan diri, kehidupan dan lingkungan mereka; 2 Partisipasi sebagai keterlibatan

Pembangunan pedesaan memerlukan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kualitas SDM untuk mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih