• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penambangan Aluvial

N/A
N/A
agung nugraha

Academic year: 2024

Membagikan "Metode Penambangan Aluvial"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. ALLUVIAL MINING

Tambang alluvial merupakan metode penambangan yang diterapkan pada endapan alluvial atau endapan placer atau dengan kalimat lain merupakan penambangan yang mengeksploitasi cadangan mineral yang berupa material lepas, bersifat kohesif dan nonconsildated, misalnya pasir dan kerikil atau aluvial yang mineral-mineral berat beraharga dalam keadaan lepas. Misalnya biji timah, emas sekunder, dan pasir besi.

Mekanisme pengambilan material dengan metode ini berbeda dari mekanisme pengambilan material metode tambang terbuka pada umumnya. Metoda ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari dalam bumi, baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan. Sehingga bisa dibilang bahwa penambangan dengan metode ini adalah proses penambangan yang sifatnya unik.

Untuk tipe cebakan emas sekunder, yang pada umumnya terdapat pada permukaan bumi, yakni berupa endapan eluvial dan/atau aluvial dan komponen materialnya bersifat lepas (gravel, pasir, lanau), walaupun kadangkala cebakan tersebut tertutup oleh lapisan tanah yang cukup tebal. Oleh karena itu, penambangan pada umumnya dilakukan dengan sistem tambang terbuka (surface mining). Metoda penambangan dapat dilakukan baik secara konvensional, maupun dengan cara.mekanis (menggunakan alat berat) dan / atau dengan cara semi mekanis (pompa, monitor). Penerapan sistem tambang terbuka dengan cara ini seperti yang dilakukan pada penambangan timah di P. Bangka dan penambangan intan di Martapura (Kalimantan Selatan).

Ada 2 (dua) jenis penambangan di dalam metoda ini yaitu:

1. Placer mining atau biasa disebut juga dengan alluvial mining digunakan untuk mengeksploitasi cadangan mineral yang berupa material lepas, bersifat kohesif dan nonconsildated, misalnya pasir dan kerikil atau aluvial yang mineral-mineral berat beraharga dalam keadaan lepas. Metode ini menggunakan air untuk menggali, mentransportasi dan mengkonsentrasikan mineral-mineral berat seperti emas murni dan platina, intan, timah dalam bentuk casiterit, dan titanium berupa rutil dan ilmenit. Placer mining terdiri dari hydraulicking dan dredging.

2. Solution mining adalah metoda yang membuat cair mineral-mineral sehingga dapat ditransportasikan dengan menggunakan air atau cairan pelarut. Solution mining terdiri dari borehole extraction dan leaching.

Ditinjau dari cara atau mekanisme pengambilan material, ada tiga jenis metode dalam eksploitasi placer mining yaitu:

(2)

1. Metode Manual

Penambangan dengan memakai dulang (panning) adalah merupakan suatu kegiatan pencarian golds secara tradisional untuk mencara gold dalam placer deposit dimana air cukup tersedia; dan ore yaitu gold, silver, batu-batu mulia (precious stones) terkonsentrasi berbentuk lapisan-lapisan (layers) dan kantong-kantong.

Panning hanya bisa dilakukan apabila mineral berharganya lebih berat dari pada ganguenya, bila tidak produksi akan sangat terbatas. Panning akan berguna untuk maksud

“sampling” dan digunakan pada kegiatan eksplorasi, tracing placer deposit menuju sumbernya / vein.

Pan (alat dulang) tidak dimaksudkan sebagai alat produksi pada tambang placer/alluvial, oleh karena berkapasitas sangat kecil, akan tetapi dipakai secara luas/ekstensip untuk tujuan pencarian emas pada suatu lapisan alluvial yang diduga banyak mengandung emas.

Caranya yaitu sejumlah gravel ditaruh dalam pan (dulang) dan dibenamkan dalam air, bongkah-bongkah yang besar yang mengandung lempung (clay) dipecahkan terlebih dahulu dengan tangan, dan batu-batu yang besar disingkirkan . Kemudian pan (dulang) diputar dalam air agar supaya emas dan begberapa mineral berat berharga mengendap ke bawah, setelah itu dulang dimiringkan dan diputar agar supaya material-materrial ringan terbuang . Sebentar-sebentar dulang hendaknya digetarkan untuk mengendapkan emas.

(3)

SLUICING DAN ROCKING

Sluicing dilakukan pada waktu dahulu untuk mendapatkan gold, pada saat ini telah digantikan dengan suatu metoda penambangan dengan produksi lebih besar. Air dan sluice box dipakai dalam pemisahan ore dari waste. Kemiringan dari sluice diperlakukan sedemikian rupa agar air dapat mengalir sambil membawa material melalui sluice box.

Alat pencuci ini berbentuk bak dapat digunakan juga untuk pencucian gravel sebagaimana pan (dulang), akan tetapi dengan kapasitas yang lebih besar. Untuk keperluan pencucian dengan sluice box, air yang cukup peerlu disediakan. Bila air tidak mencukupi, sebuah “rocker” (alat pemecah / pemberai batuan) dapat juga dipakai.

Mekanisme pemecahannya dilakukan dengan cara menggoyang “rocker” ke depan dan ke belakang. Gravel yang berukuran kasar akan tertahan pada screen (saringan) yang kemudian akan dibuang secara periodik, sehingga hanya material-material halus saja yang dapat lolos

(4)

menuju riffle-riffle (penyekat). Walau rocker memiliki kapasitas yang lebih kecil dari

“sluice” namun lebih cepat dibandingkan dengan pan (dulang).

HYDRAULIC MINING (Hydraulic giant dan Ground sluice)

Secara geologi, suatu endapan placer adalah suatu konsentrasi mekanik dari mineral berat, yang dapat menjadi suatu endapan bijih jika menguntungkan dari segi nilainya. Pada umumnya endapan ini adalah emas, intan, timah (cassiterite), titanium (rutile), platina, tungsten (sheelite), kromit, magnetit dan phospat. Placer diklasifikasikan oleh media sebagai aluvial (continental detrital), eolian (angin), marin dan glacial. Dari segi lokasi, endapan ini dikategorikan sebagai residual (aluvial), jenjang (samping bukit), stream (fluvial), pantai, buried atau padang pasir.

Metode hidrolik yaitu cara pengambilan material dengan menggunakan tenaga hidrolik (semprotan air) dengan menggunakan kombinasi pompa dan hydraulic/giant (monitor).

Syarat utama dari metode ini adalah tersedianya air yang cukup. Material hasil penggalian ditampung dalam suatu sumuran. Selanjutnya dipompa ke sebuah instalasi yang disebut jig.

Tinggi jenjang yang disemprot pada umumnya berkisar antara 5–15 m, tetapi dapat mencapai 60 m (Morrison & Russell, 1973). Gambar 4.9 memperlihatkan metoda hydraulicking.

3.1 Hydraulic Giant

Penambangan ini biasa ada pada suatu placer deposit yang luas dan mengandung gravel dan boulders. Untuk membongkar batuan yang mengandung mineral (deposit) diperlukan air dengan jumlah besar bertekanan tinggi, melalui pipa-pipa dan “nozzles” (giants). Bila persediaan air mencukupi dan pembuangan tailing tidak bermasalah, maka metoda penambangan “hydraulic giant dan ground sluice” dapat digunakan. Hydraulic giant (pipa penyemprot) merupakan sebuah alat penyemprot air bertekanan tinggi yang dapat berputar.

Bila sejumlah air yang berada pada ketinggian yang cukup (memiliki “head” yang cukup tinggi terhadap pipa semprot), maka air yang keluar dari “nozzle” (mulut pipa) akan bertekanan tinggi dan akan dapatmemecahkan lapisan tanah yang kemudian mengalir menuju

“sluice box”. Sand, gravel dan mineral-mineral berharga diambil oleh pompa gravel yang kemudian dialihkan kembali menuju sluice atau alat pemisah. Penanganan solid yang tersuspensi dalam pipa-pipa disebut “hydraulic transport”. Monitor mampu bekerja pada ketinggian face dari 5 - 20 meter bahkan sampai 50 meter masih dapat dilakukan dengan

(5)

menggunakan remote controlled monitors. Kemiringan/slope dari bedrock diperlukan melebihi 2% dan 5% untuk coarse material. Produksi tergantung kepada tersedianya air dan pressure head yang cukup, ketebalan deposit, ukuran boulder, dan kemiringan bedrock.

Gambar:Hydraulicking (Tambang Semprot Di PT Tambang Timah, Bangka)

Contoh klasifikasi dari monitor pada tambang semprot dapat dilihat sebagai berikut.

Diameter nozzle 40–150 mm

Head 30–140 N/cm3 atau 300–1400 kPa Debit 30–250 liter/detik

Debit water jet :

Pasir 0,15 m/detik Kerikil (gravel) 1,5 m/detik Boulders 3,0 m/detik

(6)

3.2 Ground Sluice

Pada penambangan dengan metoda ground sluice, aliran air dengan tekanan tinggi diarahkan pada daerah penggalian (lapisan yang menuruni suatu kemiringan) untuk menggali material berharganya menuju sluice box. Sejumlah air dikumpulkan terlebih dahulu (dibagian hulu) dan dengan tiba-tiba dialirkan dalam satu waktu hingga membentuk satu aliran yang kuat.

Terkadang lapisan yang akan ditambang dengan cara ini diberaikan terlebih dahulu dengan menggunakan peledakan.

2. Metode Kapal Keruk (Dredging)

Gambar: Penampang cross section dari convensional jig cell. Emas nugget tertahan pada dasar ragging dan emas dengan ukuran kecil akan lolos melewati jig screen

(7)

Dredging adalah kegiatan penambangan didalam air pada suatu placer deposit dari detritus type rock material. Deposit biasanya low grade, tapi mempunyai daeerah yang luas dan juga ketebalan yang besar.

Dredge (kapal keruk) mengapung di atas air melalui “pontoon” dan menggali lapisan yang berada di bawahnya dengan menggunakan rangkaian ember yang berputar (endless string of buckets).

Gravel sebagai hasil galian ditumpahkan ke dalam “hopper” yang kemudian dituangkan ke dalam “washing plant” (alat pemroses). Material dari hopper dialirkan menuju saringan putar (trommel) , dengan ukuran lubang bukaan bervariasi antara ¼ “ hingga 5/8 “. Air disemprotkan kedalam saringan untuk memecahkan bongkahan lempung dan mencuci batuan. Material-material kasar akan dikeluarkan dan ditampung ke dalam belt conveyor yang disebut stacker, dan ditumpahkan pada suatu tempat di luar dredge (kapal). Material- material halus akan lolos masuk ke dalam sluice yang dilengkapi dengan sejumlah penyekat (riffles) dimana mineral berharga seperti gold (emas) akan tertampung. Tailing yang keluar dari sluice akan diendapkan dibelakang kapal dan membentuk seperti dam (bendungan) yang berfungsi untuk menampung air. Air yang diperlukan akan diambil/dipompa dari air penampungan tersebut; walaupun air tersebut agak kotor, namun tidak akan memberikan pengaruh pada pendapatan / hasil yang diperoleh.

(8)

Pada beberapa kapal keruk (dredge), beberapa peralatan tambahan dipergunakan untuk mendapatkan emas atau mineral berharga lainnya. Sebuah pelat tembaga yang dilapisi

“mercury” (air raksa) merupakan suatu perangkap bagi emas yang berukuran halus. Jig (alat konsentrasi) yang banyak dipakai disejumlah pabrik pengolahan bisa juga dipergunakan untuk memperoleh emas dan mineral berat berharga lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

2013 ” Pengolahan Limbah Cair Batik menggunakan Metode Saringan Pasir dengan Media Pasir Silika, Zeolite, Kerikil, dan Arang Ampas Tebu”.. Industri batik di kota Solo

Untuk lintasan 2 pondasi bangunan bisa dibuat cukup menggunakan konstruksi pondasi dangkal pada bentangan 15 m – 185 m karena tanah keras yaitu pasir kerikil tidak berlempung

Pengolahan Limbah Cair Batik dengan Metode Saringan Pasir Melalui Media Pasir Silika, Zeolite, Kerikil dan Arang Ampas.. Tebu

Untuk lintasan 2 pondasi bangunan bisa dibuat cukup menggunakan konstruksi pondasi dangkal pada bentangan 15 m – 185 m karena tanah keras yaitu pasir kerikil tidak berlempung

Metode Glory Hole Methode merupakan system penambangan dengan cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan

Untuk perhitungan cadangan tidak lepas dari metode yang akan digunakan".. adapun metode perhitungan cadangan dapat dikategorikan menjadi

Pemanfaatan Cadangan Marginal Batubara dengan Melakukan Kegiatan Penambangan Batubara Menggunakan Metode Auger Mining di PT Multi Harapan Utama Dalam Rangka Penerapan Aspek Konservasi

Metode untuk memperkirakan cadangan