• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian Kuantitatif S-1 Sosiologi FISIP UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Metode Penelitian Kuantitatif S-1 Sosiologi FISIP UNS"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI 2

FILOSOFI, PARADIGMA, TEORI, METODE, STATISTIK, EKSEMPLAR, Penyusunan proposal, Menulis laporan

Metode Penelitian Kuantitatif S-1 Sosiologi FISIP UNS

Semester 4, 3 SKS,

Dosen: Dr. Drs. Bagus Haryono, M.Si

(2)

Saya hanya menjelaskan semua materi sosiologi Pendidikan dengan pijakan menjelaskan realitas riil yang sy tuangkan dalam Ucapan idul fitri Bagus Haryono – T, F, A, dan Motto Skripsi Bagus Haryono.

UCAPAN:Ucapan selamat idul fitri kepada Teman Dosen, Tata Usaha dan Mahasiswa, dll.

Kontemplasi perenungan sosiologis yg mendalam.

• Sesungguhnya mengungkapkan pemikiran yg didukung argumentasi rasional yg dikemas dlm kata2 santun – namun tanpa tindakan riil esensinya tsembunyi makna kpura2an yg justru mlukai hati & prasaan. Atas kgagalan mnyelaraskannya di 1440 H ini – Bagus Haryono & klg memohon maaf kpd Bp/Ibu/Sdr… atas segala kesalahan & kekhilafan kami.

• MOTTO 1986 SAYA - RATIONALISM – (PERHITUNGKANLAH SEGALA SESUATUNYA DENGAN CERMAT SELAGI HAL ITU MASIH MUNGKIN.

MUNGKIN DENGAN ITU, SEGALA SESUATU YANG DIRASA TIDAK

MUNGKIN AKAN MENJADI MUNGKIN). MEYAKINI LOGIKA

MATEMATIS PROBABILITY (SEKALIPUN HANYA ADA 1 DIANTARA 1

JUTA PELUANG) –

(3)

Metode Penelitian Kuantitatif

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan, serta melaksanakan penelitian dengan menerapkan metode penelitian

kuantitatif

Stagnasi ilmu pengetahuan (Sosiologi) terjadi karena orang melakukan aktivitas tahunan, sekedar rutinitas, monoton, selalu mempertontonkan inconsistency, penuh basa-basi dan kurang makna. Eksistensi individu yang aktif, dinamis dan kreatif telah tenggelam oleh kekuatan tradisi, budaya atau tekanan sosial.

Selanjutnya dikembangkan sosiologi dengan cara mendekonstruksi inconsistency yang dituangkan dalam ucapan idul fitri yang membosankan dan memuakkan.

• Dimensi Bloom -Pemikiran (Cognitive/C), Perasaan /Sikap (Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P). Dimensi Emile Durkheim -Way of thinking, way of feeling dan way of acting. Way of thinking sama dengan Cognitive, way of feeling sama dengan Afective, dan way of acting sama dengan Psychomotoric.

Level pengetahuan yang

(4)

Filosofi

Filosofi yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Filosofi dekonstruksi, beda dengan yang lama, yang mendasari dibuatnya ucapan idul fitri bagi pengembangan Sosiologi. Ada 5 dimensi filosofis

dalam pengembangan

Sosiologi.

Perkembangan Ilmu

Pengetahuan (Sosiologi) terjadi karena banyak faktor, namun tergantung pada pemikiran filosof yang diikutinya.

Ontologis, Epistemologis,

Metodologis, Aksiologis dan

Retoris. Perkembangan terjadi -

Thomas Kuhn (Normal

(akumulatif) -Anomali

(penyimpangan) -Krisis

(penyimpangan berlanjut)- Shift

(digantikan baru). Karl Popper

(Falsifikasi). Dialektika Karl

Marx - yang lama dilawan,

beda dengan yang lama (Tesis,

Anti-tesis, sintesis). Jacques

Derrida (Dekonstruksi).

(5)

Paradigma

Paradigma atau point of view atau sudut pandang yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Paradigma atau point of view atau sudut pandang

yang mendasari

penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Paradigma George Ritzer

yang menuntut

penggunaan metode penelitian kuantitatif adalah Fakta Sosial dan Perilaku Sosial.

Paradigma Fakta Sosial menekankan pada penjelasan sosiologis, terutama harus dapat menyampaikan bahwa fakta sosial yang satu tidak hanya sekedar berhubungan dengan fakta sosial yang lain, tetapi harus sampai pada penjelasan kausalitas. Fakta sosial merupakan sesuatu yang memiliki karakteristik bersifat umum, eksternal dan memaksa. Karakteristik bersifat umum artinya berlaku universal, general berlaku di mana saja. Dengan demikian sosiolog di bawah pengaruh paradigma ini akan melakukan generalisasi, karena terobsesi untuk berusaha sampai pada penemuan dalil atau hukum atau rumus yang berlaku secara universal, sebagaimana ilmu eksak.

(6)

Eksternal artinya sesuatu itu berada di luar diri individu.

Memaksa artinya sesuatu itu menentukan atau memaksa individu untuk mengikuti kekuatan fakta sosial. Fakta sosial merupakan sesuatu yang berada di tingkat societal, seperti:

Status sosial, Stratifikasi Sosial, Modal Sosial, Mobilitas Sosial, Kohesifitas Sosial, Jarak Sosial, Integrasi Sosial, Solidaritas Sosial dll. Lalu jelaskan apa yang dimaksud dengan korelasionalitas dan kausalitas.

Paradigma Perilaku Sosial menekankan pada penjelasan sosiologis, terutama dengan mengukur perbedaan perilaku yang nampak yang berulang-ulang dilakukannya, yang dihasilkan oleh Stimuli dari luar, yang berbentuk Reward dan punishment. Orang akan mengulang yang memperoleh reward dan tidak mengulang yang dapat punishment. Oleh karena itu, fokusnya mengamati dan mengukur beberapa kali perilaku yang dilakukan, dengan mengukur pengaruh stimulus terhadap respon, misalnya mengukur pada maktu sebelum ada stimulus, saat diberi stimulus, dan saat sesudah ada stimulus.

Ini merupakan penegasan ilmu pengetahuan dalam dimensi ontologis.

(7)

Metode

Penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Penggunaan metode penelitian kuantitatif / cara menggali objek

kajian ilmu

pengetahuan (sosiologi) di bawah pengaruh Paradigma Fakta Sosial dan Perilaku Sosial.

Jenis penelitian yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif - eksplanatif (korelasionalitas, kausalitas), dan komparatif. Cara menggali objek kajian sosiologi di bawah paradigma Fakta Sosial, yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif, yang dilakukan dengan survey. Sedangkan cara menggali objek kajian sosiologi di bawah paradigma Perilaku Sosial, yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif, yang dilakukan dengan eksperimen. Survey dimaksudkan untuk melakukan uji korelasionalitas dan kausalitas. Eksperimen dilakukan melalui cara menggali objek kajiannya menggunakan desain (misalnya: pre-test, treatment (stimulus) dan post-test). Perbedaan pre- test dan post-test, diasumsikan merupakan hasil dari pemberian treatment.

Ini merupakan penegasan ilmu pengetahuan dalam dimensi epistemologis.

(8)

Masalah

Realitas yang menarik sosiolog.

Realitas yang menarik bagi sosiolog yang mendasari pengembangan Sosiologi, dengan dicoba disederhanakan dalam kata:

kesalahan dan kekhilafan dalam ucapan Idul Fitri Bagus Haryono. Ini merupakan ruang/sel yang menunjukkan adanya:

inconsistency atau ketidaksesuaian, antara Cognitive/C, Perasaan /Sikap (Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P); atau antara Way of thinking, way of feeling dan way of acting. Atau ruang/sel yang menunjukkan adanya: permainan dua muka, basa basi, kepura-puraan, kebohongan, kepalsuan, munafik atau hypocrite.

Permasalahan penelitian dalam sosiologi mudah dirumuskan ketika mengingat istilah error dalam statistic. Saat mengambil keputusan, peneliti selalu terjebak dalam kesalahan tipe I dan tipe II.

Menariknya penelitian dalam

sosiologi dapat diambil melalui gap

Das Sollen dan Das Sein. Sekaligus

gap atau inconsistency antara Das

Sollen dan Das Sein ini menjadi

fokus dari Kebaruan penelitian.

(9)

Asumsi

Anggapan dasar bagi pemahaman sosiologis.

Anggapan dasar bagi pemahaman sosiologis di

bawah pengaruh

Paradigma Fakta Sosial dan Perilaku Sosial. Orang dididik oleh keluarga atau

dibiasakan oleh

masyarakat untuk menerima atau mengirim ucapan Idul Fitri.

Manusia sejak lahir sampai meninggal sudah ditentukan oleh dunia sosialnya.

Eksistensi/identitas

seseorang ditentukan

oleh masyarakat.

(10)

Logika

Logika dalam penggunaan metode penelitian kuantitatif berbasis teori

Masyarakat / budaya telah membiasakan, menentukan atau mengatur perilaku individu atau orang Indonesia.

Di manapun orang Indonesia akan dididik oleh keluarga atau dibiasakan oleh masyarakat untuk menerima atau mengirim ucapan pada moment Idul Fitri.

Logika yang diikuti adalah logika deduktif dari hal yang umum/teori ke yang khusus. Kekuatan pemaksa masyarakat atau budaya atau tradisi telah diturunkan atau dioperasionalkan ke hal yang konkrit mulai sejak dini.

Ini merupakan penegasan

ilmu pengetahuan dalam

dimensi metodologis.

(11)

LOGIKA DEDUKTIF

(12)

Proses

Proses dilalui melalui perenungan yang mendalam tentang realitas inconsistency yang kurang bermakna dan cenderung memuakkan.

Proses melakukan penelitian kuantitatif diawali dari perenungan menemukan permasalahan sosiologis mengenai realitas masyarakat. Setiap tahun orang (Indonesia) memiliki kewajiban moral atau di install atau dipaksa atau telah ditentukan atau dibiasakan sejak dini dari masyarakat dibiasakan, ditentukan atau diajarkan untuk menyampaikan atau membalas ucapan permintaan maaf saat Idul Fitri.

Mereka setiap tahun melakukannya atau bahkan terpaksa melakukannya secara berulang, sekalipun kurang mengetahui makna dan kemanfaatannya. Realitas yang terungkap, bahwa orang sekedar melakukan sesuatu yang monoton, hanya melakukan copy paste, basa basi, yang justru membuat muak melihat secara lugas perwujudan kebiasaan yang inconsistency/ketidaksesuaian, permainan dua muka, kepura-puraan, hypocrite, munafik, bohong, palsu dan sangat membosankan. Namun perenungngan mendalam akan realitas sosial ini, justru telah menemukan atau memperoleh sumber, ladang atau ruang pencarian permasalahan sosiologis yang menarik.

Proses melakukan penelitian kuantitatif dimulai dari langkah awal menemukan permasalahan sosiologis.

Proses penelitian kuantitatif mengikuti alur linear, yang ada awal dan akhir.

Proses penelitian kuantitatif mengikuti alur proposal, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, analisis data, intepretasi data dan hasil akhir.

Proses penelitian kuantitatif mengikuti logika survey atau dapat juga mengikuti logika eksperimen.

Seluruh proses berjalan lurus atau linear, tidak boleh berjalan bersamaan dalam semua langkah, tidak boleh bolak balik, tidak spiral dan tidak mengikuti langkah yang berputar- putar.

(13)
(14)

Teori

Fungsi teori dalam penerapan metode penelitian kuantitatif

Teori berfungsi memandu atau menjadi rujukan utama dalam menganalisis realitas sosial.

Teori merupakan abstraksi yang diperoleh dari generalisasi realitas konkrit / sehari- hari. Keluarga, organisasi atau masyarakat membentuk orang. Budaya diuji melalui realitas konkrit. Keluarga, organisasi atau masyarakat membiasakan untuk menyampaikan atau menerima ucapan pada moment Idul Fitri.

Teori menjadi rujukan utama justru yang akan diuji. Budaya diuji melalui realitas konkrit.

Orang telah ditentukan oleh keluarga, organisasi atau

masyarakat, atau

lingkungannya.

Eksemplar: Emile Durkheim (The Rules of Sociological Method;

Suicide); BF Skinner (Beyond

Freedom and Dignity)

(15)

Kuantitatif

Tahapan Teori - Operasionalisasi

Abstract Construct to Concrete Measure

Conceptualization Level of Theory

Operationalization Operational Level

Empirical Level

Neuman p.175 Abstract Construct

Conceptual Definition

Indicator or Measure

15

(16)

Data

Data pendukung metode penelitian kuantitatif

Aktivitas yang dilakukan karena dibiasakan atau telah ditentukan masyarakat; atau perilaku yang berulang dalam wujud mengirim ucapan yang dilakukan setiap tahun pada moment Idul Fitri. Data meliputi dimensi: Kognitif, Afektif, psikomotorik, namun fokus ke psikomotorik.

Data besar, big data. Data berujud aktivitas yang dilakukan yang telah dibiasakan atau telah ditentukan masyarakat.

Selain itu berupa perilaku yang

berulang, berupa perilaku

mengirim dan menerima ucapan

Idul Fitri yang berulang setiap

tahun. Retoris - bahasa formal,

yang dimanifestaikan dalam

rumus, model atau tabular,

matriks.

(17)

Skala data Skala data yang dibutuhkan dalam

penerapan metode penelitian kuantitatif

• Data dalam penelitian kuantitatif dapat meliputi: skala kategorik ataupun numerik.

• Data dalam penelitian kuantitatif dapat meliputi: skala nominal, ordinal, interval ataupun rasio.

• SKALA NOMINAL – MEMBEDAKAN

• ORDINAL- ADA BEDA, BERJENJANG/TINGKATAN,

TIDAK ADA TITIK NOL,

• INTERVAL ADA BEDA, BERJENJANG, ADA TITIK NOL TIDAK MUTLAK,

• ATAUPUN RASIO- ADA BEDA,

BERJENJANG, ADA TITIK NOL

MUTLAK

(18)

Pengumpulan data

Pengumpulan tentang informasi atau data berupa aktivitas, atau perilaku berulang

Pengumpulan tentang informasi atau data berupa aktivitas, atau perilaku berulang mengirimkan kata atau frase pada ucapan Idul Fitri melalui WA, SMS, Telepon, Google Meet, Zoom, face book, instagram

Data Primer dikumpulkan melalui responden, dengan kuesioner cetak ataupun melalui google form.

Pengumpulan data tentang

aktivitas yang dilakukan,

atau perilaku yang

berulang.

(19)

Pengolahan data

Pengolahan informasi atau data yang berupa aktivitas atau perilaku

Pengolahan informasi atau data berupa aktivitas atau perilaku mengirim ucapan Idul Fitri dalam ucapan

dengan cara di

kuantifikasi

Dalam bentuk model ataupun rumus atau tabel, matriks, kalkulasi atau perhitungan statistik dengan alat bantu:

kalkulator, excel, SPSS,

Smart PLS, Amos, Liserl

atau yang lain

(20)

Analisis data

Menganalisis aktivitas atau perilaku berulang

Menganalisis informasi atau data berupa aktivitas atau perilaku berulang mengirim ucapan Idul Fitri dalam ucapan.

Menganalisis data secara kuantitatif melalui:

konfirmasi, verifikasi atau justifikasi teori.

• Analisis data skala nominal – dengan Chi Square,

• Ordinal – Rank Spearman, Tau Kendal

• Interval ataupun rasio – Product

moment, regresi, path analysis.

(21)

Populasi dan sampel, tehnik Sampling

Populasi dan sampel penelitian kuantitatif

• Populasi dan sampel penelitian kuantitatif dapat diambil dari keluarga, organisasi, masyarakat, WAG, akun face book, ataupun instagram.

Random, Random sampling. Sampel besar

agar dapat

digeneralisasikan pada populasi. Sampel merupakan

representasi/

keterwakilan dari

populasi.

(22)

Validitas Data

Menguji kebenaran data. Mengukur sesuatu yang hendak diukur.

Menguji bahwa dalam data, benar terdapat informasi berupa pemikiran (Cognitive/C), perasaan /sikap (Afective/A) dan

tindakan riil

(Psychomotoric/P) dalam setiap ucapan yang dibuat.

Mengukur sesuatu yang hendak diukur, dengan uji

validitas, yang

membenarkan bahwa Pemikiran (Cognitive/C), Perasaan /Sikap (Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P) benar ada dalam ucapan.

Jenis validas - permukaan,

isi, construct dst

(23)

Reliabilitas Data

Menguji konsistensi pada siapapun, kapanpun- pada moment Idul Fitri -mulai 2015- semua akan menerima ucapan yang sama. Data meliputi Informasi atau data mencakup dimensi:

Pemikiran (Cognitive/C),

Perasaan /Sikap

(Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P)

Konsistensi atau kesesuaian

antara Pemikiran

(Cognitive/C), Perasaan /Sikap (Afective/A) dan

tindakan riil

(Psychomotoric/P).

Mengukur tingkat

kepercayaan data yang

telah diterima. Mengukur

tingkat kepercayaan dari

informasi yang diberikan

oleh responden.

(24)

Etika Penelitian.

Siapapun orang (Indonesia) memiliki kewajiban moral

atau dipaksa

masyarakat untuk mengirim atau menjawab ucapan Idul Fitri yang didapat.

Dalam masyarakat baik buruk yang berlaku dimanapun, universal, value free, bebas nilai - idealisme bagi pengembangan ilmu pengetahuan (sosiologi), memenuhi objektifitas, netralitas dan tidak tersembunyi, tidak ada titipan pesan sponsor, tidak ada keberpihakan, tidak ada konflik kepentingan. Kepentingan utamanya- ilmu digunakan demi pengembangan ilmu itu sendiri;

identitas responden anonim dengan kode.

Menghargai penyandang dana dengan menyebutkan sponsor. Menekankan netralitas, objektivitas, tidak adanya subjektifitas dengan menegaskan tidak adanya konflik kepentingan (vested interest). Menjaga informasi yang diberikan pada peneliti dengan menyamarkan nama responden. Tidak melakukan plagiarisme (max 25 %). Ini merupakan penegasan ilmu pengetahuan dalam dimensi aksiologis.

(25)

Responden – driver shopee food

(26)
(27)

Penelitian kelompok?

• Survey – tahapan dibagi ke mhsw

• Eksperiment – 2 x Survey –PRE TEST- TREATMENT, POST TEST -

tahapan dibagi ke mhsw

Referensi

Dokumen terkait

1 Metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

Data primer diperoleh dalam bentuk verbal atau kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku dari subjek (informan) berkaitan dengan landasan pengambilan keputusan remaja dalam

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

adalah data kuantitatif, dan data yang dikumpulkan meliputi:.. Data observasi pada waktu proses pembelajaran. Data angket perilaku siswa pada waktu proses pembelajaran atau

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan, maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Teknik pengukuran skor

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

Data primer diperoleh dalam bentuk kata-kata atau ucapan lisan (verbal) dan perilaku dari subjek (informan) berkaitan dengan pengembangan kapasitas dalam

Kuantitatif adalah sebuah pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan