• Tidak ada hasil yang ditemukan

materi 3 kebutuhan metode penelitian kuantitatif - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "materi 3 kebutuhan metode penelitian kuantitatif - Spada UNS"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI 3

KEBUTUHAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DALAM SOSIOLOGI - MENJELASKAN REALITAS YANG

MENARIK SOSIOLOGI

Metode Penelitian Kuantitatif

S-1 Sosiologi FISIP UNS Semester 4,

3 SKS,

Dosen: Dr. Drs. Bagus Haryono, M.Si

(2)

Metode Penelitian Kuantitatif

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan, serta melaksanakan penelitian dengan menerapkan metode penelitian

kuantitatif

Stagnasi ilmu pengetahuan (Sosiologi) terjadi karena orang melakukan aktivitas tahunan, sekedar rutinitas, monoton, selalu mempertontonkan inconsistency, penuh basa-basi dan kurang makna. Eksistensi individu yang aktif, dinamis dan kreatif telah tenggelam oleh kekuatan tradisi, budaya atau tekanan sosial.

Selanjutnya dikembangkan sosiologi dengan cara mendekonstruksi inconsistency yang dituangkan dalam ucapan idul fitri yang membosankan dan memuakkan.

• Dimensi Bloom -Pemikiran (Cognitive/C), Perasaan /Sikap (Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P). Dimensi Emile Durkheim -Way of thinking, way of feeling dan way of acting. Way of thinking sama dengan Cognitive, way of feeling sama dengan Afective, dan way of acting sama dengan Psychomotoric.

• Level pengetahuan yang dibutuhkan agar

dapat menggunakan metode penelitian

kuantitatif, tidak hanya memahami,

menganalisis, membuat proposal, namun

harus sampai dapat melakukan penelitian

eksplanatif (korelasionalitas, kausalitas),

dan komparatif.

(3)

Filosofi

Filosofi yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Filosofi dekonstruksi, beda dengan yang lama, yang mendasari dibuatnya ucapan idul fitri bagi pengembangan Sosiologi. Ada 5 dimensi filosofis

dalam pengembangan

Sosiologi.

Perkembangan Ilmu

Pengetahuan (Sosiologi) terjadi karena banyak faktor, namun tergantung pada pemikiran filosof yang diikutinya.

Ontologis, Epistemologis,

Metodologis, Aksiologis dan

Retoris. Perkembangan terjadi -

Thomas Kuhn (Normal

(akumulatif) -Anomali

(penyimpangan) -Krisis

(penyimpangan berlanjut)- Shift

(digantikan baru). Karl Popper

(Falsifikasi). Dialektika Karl

Marx - yang lama dilawan,

beda dengan yang lama (Tesis,

Anti-tesis, sintesis). Jacques

Derrida (Dekonstruksi).

(4)

Paradigma

Paradigma atau point of view atau sudut pandang yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Paradigma atau point of view atau sudut pandang

yang mendasari

penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Paradigma George Ritzer

yang menuntut

penggunaan metode penelitian kuantitatif adalah Fakta Sosial dan Perilaku Sosial.

Paradigma Fakta Sosial menekankan pada

penjelasan sosiologis, terutama harus

dapat menyampaikan bahwa fakta sosial

yang satu tidak hanya sekedar

berhubungan dengan fakta sosial yang

lain, tetapi harus sampai pada penjelasan

kausalitas. Fakta sosial merupakan sesuatu

yang memiliki karakteristik bersifat umum,

eksternal dan memaksa. Karakteristik

bersifat umum artinya berlaku universal,

general berlaku di mana saja. Dengan

demikian sosiolog di bawah pengaruh

paradigma ini akan melakukan

generalisasi, karena terobsesi untuk

berusaha sampai pada penemuan dalil

atau hukum atau rumus yang berlaku

secara universal, sebagaimana ilmu eksak.

(5)

Eksternal artinya sesuatu itu berada di luar diri individu.

Memaksa artinya sesuatu itu menentukan atau memaksa individu untuk mengikuti kekuatan fakta sosial. Fakta sosial merupakan sesuatu yang berada di tingkat societal, seperti:

Status sosial, Stratifikasi Sosial, Modal Sosial, Mobilitas Sosial, Kohesifitas Sosial, Jarak Sosial, Integrasi Sosial, Solidaritas Sosial dll. Lalu jelaskan apa yang dimaksud dengan korelasionalitas dan kausalitas.

Paradigma Perilaku Sosial menekankan pada penjelasan sosiologis, terutama dengan mengukur perbedaan perilaku yang nampak yang berulang-ulang dilakukannya, yang dihasilkan oleh Stimuli dari luar, yang berbentuk Reward dan punishment. Orang akan mengulang yang memperoleh reward dan tidak mengulang yang dapat punishment. Oleh karena itu, fokusnya mengamati dan mengukur beberapa kali perilaku yang dilakukan, dengan mengukur pengaruh stimulus terhadap respon, misalnya mengukur pada maktu sebelum ada stimulus, saat diberi stimulus, dan saat sesudah ada stimulus.

Ini merupakan penegasan ilmu pengetahuan dalam dimensi ontologis.

(6)

Metode

Penggunaan metode penelitian kuantitatif.

Penggunaan metode penelitian kuantitatif / cara menggali objek

kajian ilmu

pengetahuan (sosiologi) di bawah pengaruh Paradigma Fakta Sosial dan Perilaku Sosial.

Jenis penelitian yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif - eksplanatif (korelasionalitas, kausalitas), dan komparatif. Cara menggali objek kajian sosiologi di bawah paradigma Fakta Sosial, yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif, yang dilakukan dengan survey. Sedangkan cara menggali objek kajian sosiologi di bawah paradigma Perilaku Sosial, yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif, yang dilakukan dengan eksperimen. Survey dimaksudkan untuk melakukan uji korelasionalitas dan kausalitas. Eksperimen dilakukan melalui cara menggali objek kajiannya menggunakan desain (misalnya: pre-test, treatment (stimulus) dan post-test). Perbedaan pre- test dan post-test, diasumsikan merupakan hasil dari pemberian treatment.

Ini merupakan penegasan ilmu pengetahuan dalam dimensi epistemologis.

(7)

Masalah

Realitas yang menarik sosiolog.

Realitas yang menarik bagi sosiolog yang mendasari pengembangan Sosiologi, dengan dicoba disederhanakan dalam kata:

kesalahan dan kekhilafan dalam ucapan Idul Fitri Bagus Haryono. Ini merupakan ruang/sel yang menunjukkan adanya:

inconsistency atau ketidaksesuaian, antara Cognitive/C, Perasaan /Sikap (Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P); atau antara Way of thinking, way of feeling dan way of acting. Atau ruang/sel yang menunjukkan adanya: permainan dua muka, basa basi, kepura-puraan, kebohongan, kepalsuan, munafik atau hypocrite.

Permasalahan penelitian dalam sosiologi mudah dirumuskan ketika mengingat istilah error dalam statistic.

Saat mengambil keputusan, peneliti selalu terjebak dalam kesalahan tipe I dan tipe II.

Menariknya penelitian dalam

sosiologi dapat diambil

melalui gap Das Sollen dan

Das Sein. Sekaligus gap atau

inconsistency antara Das

Sollen dan Das Sein ini

menjadi fokus dari Kebaruan

penelitian.

(8)

Ucapan idul fitri Bagus Haryono - P, P, T → P x P= T+ error Durkheim, T, F, A , Bloom – K, A, P

Pengetahuan, Sikap, Perilaku/Aktivitas – Religiusitas, ‘Nuyul’ ; semakin tinggi

pengetahuan/pendidikannnya, F= 0, maka A – semakin tidak berguna-tidak terkendali: koruptif, manipulative, kejam, menindas, mengorbankan orang lain ?

T, F, A (Renang) F ditingkatkan (rasa takut= 0 ) menjadi >

0, T (100) x F (0) = A (0)+e

T, F, A (Mhsw) F ditingkatkan (hati,Empati = 0 ) menjadi >

0, T (100) x F (0) = A (0) +e

(9)

T (tinggi), F (tinggi) → A (tinggi terkendali)

T (Rendah), F (Rendah) → A (kendali rendah)

T (rendah), F (tinggi) → A (terkendali)

T (tinggi), F (rendah) → A (kendali rendah-tidak

berguna)

T, F dan A dalam 4 kuadran

(10)

V Das Sollen = Das Sein

I dan II = gap Das Sollen dan Das Sein

SEHARUSNYA Ho DITERIMA

SEHARUSNYA Ho DITOLAK

SENYATANYA KEPUTUSAN MENERIMA

V

(MENERIMA-BUMI MENGELILINGI

MATAHARI)

TIPE KESALAHAN I

(MENERIMA YG SEHARUSNYA DITOLAK; MENERIMA-MATAHARI MENGELILINGI BUMI) –PENGETAHUAN

YG KELIRU

SENYATANYA KEPUTUSAN MENOLAK

TIPE KESALAHAN II

(MENOLAK YG SEHARUSNYA DITERIMA; MENERIMA-BUMI MENGELILINGI MATAHARI) –

HUKUMAN MATI PEMIKIRNYA

V

(MENOLAK-MATAHARI

MENGELILINGI BUMI)

(11)

Pendidikan (Alumni) dan Mobilitas Sosial

Pendidikan (Alumni)

Pendidikan (Alumni)

Mobilitas Pendidikan Luar Negeri

Pendidikan Dalam Negeri

Mobilitas Ke Wilayah

Luar Negeri V TIPE KESALAHAN I

Ke Wilayah Dalam Negeri

TIPE KESALAHAN

II V

(12)
(13)

• Filosofi – positivistic, deterministic

• Ontologis – objek kajian- di level societal - Fakta Sosial, perilaku sosial-perilaku yang berulang

Kebenaran – tunggal- mutlak

• Epistemologi-Cara menggali objek kajian – metode kuantitatif

fokusnya ke normal science, tesis, kebenaran - Revolusi Ilmu Pengetahuan Thomas Kuhn, Falsifikasi - Karl Popper, Perlawanan Karl – intinya: beda dengan yg sebelumnya

Marx, Hegel (Tesis-antithesis-sintesis) Axiologi –Value Free-objektif

• Rethoris-Bahasa formal,Rumus

• Methodologis-Proses-Linear- PUL LAH JI NA PRET. LOGIKA: deduktif-uji teori

• Paradigma- Fakta Sosial – Umum-Eksternal-Memaksa, Perilaku Sosial

• Teori – SFA, CA, makro – FS -> FS ; Social cohesion; Social Solidarity- Emile Durkheim, Social Exchange Theory - George Homans, Peter Blau

• Metode – kuantitatif – survey, eksperiment – yg merespons=responden, sampling-random

• Statistik – uji beda, korelatif, kausalitas – parametrik – utk generalisasi-eksplanatif

• Eksemplar – Emile Durkheim – The Rule of Sociological Method, Suicide; BF Skinner – Beyond

the Freedom and Dignity

(14)

Asumsi

Anggapan dasar bagi pemahaman sosiologis.

Anggapan dasar bagi pemahaman sosiologis di

bawah pengaruh

Paradigma Fakta Sosial dan Perilaku Sosial. Orang dididik oleh keluarga atau

dibiasakan oleh

masyarakat untuk menerima atau mengirim ucapan Idul Fitri.

Manusia sejak lahir sampai meninggal sudah ditentukan

oleh dunia

sosialnya.

Eksistensi/identitas seseorang

ditentukan oleh

masyarakat.

(15)

Logika

Logika dalam penggunaan metode penelitian kuantitatif berbasis teori

Masyarakat / budaya telah membiasakan, menentukan atau mengatur perilaku individu atau orang Indonesia.

Di manapun orang Indonesia akan dididik oleh keluarga atau dibiasakan oleh masyarakat untuk menerima atau mengirim ucapan pada moment Idul Fitri.

Logika yang diikuti adalah logika deduktif dari hal yang umum/teori ke yang khusus. Kekuatan pemaksa masyarakat atau budaya atau tradisi telah diturunkan atau dioperasionalkan ke hal yang konkrit mulai sejak dini.

Ini merupakan penegasan

ilmu pengetahuan dalam

dimensi metodologis.

(16)

LOGIKA DEDUKTIF

(17)
(18)
(19)

Process of Quantitative Operationalization:

(20)

20

Empirical Research Model

X’ Y’

Y X

Independent

Operational Conceptual

Dependent

(a)

(b

1

)

(d) (c)

(b

2

)

1. Independent and dependent variables are identified by X and Y, respectively.

2. The symbol prime, ’ is used to designate that a variable is specified at the conceptual level.

3. Arrows represent the direction of influence or cause.

4. a—conceptual relationship; d---empirical relationship; b1, b2—construct validity; c---internal validity

From Schwab (1999)

(21)

Tahapan Teori – Operasionalisasi konsep

Abstract Construct to Concrete Measure

Conceptualization Level of Theory

Operationalization Operational Level

Empirical Level

Neuman p.175 Abstract Construct

Conceptual Definition

Indicator or Measure

21

(22)

Common Scales and Indexes

Likert Scale

Bogardus Social Distance Scale

Guttman Scale

Click Here for more detail on measurement.

(23)

Variabel 1 Variabel 2

Nominal Ordinal Interval

Nominal Chi-square χ 2 t- Test dan

z-test

(hypothesis of difference)

Ordinal Kendall’s τ

Spearman г s

Interval Pearson’s r

Regression path

23

(24)

Proses

Proses dilalui melalui perenungan yang mendalam tentang realitas inconsistency yang kurang bermakna dan cenderung memuakkan.

Proses melakukan penelitian kuantitatif diawali dari perenungan menemukan permasalahan sosiologis mengenai realitas masyarakat. Setiap tahun orang (Indonesia) memiliki kewajiban moral atau di install atau dipaksa atau telah ditentukan atau dibiasakan sejak dini dari masyarakat dibiasakan, ditentukan atau diajarkan untuk menyampaikan atau membalas ucapan permintaan maaf saat Idul Fitri.

Mereka setiap tahun melakukannya atau bahkan terpaksa melakukannya secara berulang, sekalipun kurang mengetahui makna dan kemanfaatannya. Realitas yang terungkap, bahwa orang sekedar melakukan sesuatu yang monoton, hanya melakukan copy paste, basa basi, yang justru membuat muak melihat secara lugas perwujudan kebiasaan yang inconsistency/ketidaksesuaian, permainan dua muka, kepura-puraan, hypocrite, munafik, bohong, palsu dan sangat membosankan. Namun perenungngan mendalam akan realitas sosial ini, justru telah menemukan atau memperoleh sumber, ladang atau ruang pencarian permasalahan sosiologis yang menarik.

Proses melakukan penelitian kuantitatif dimulai dari langkah awal menemukan permasalahan sosiologis.

Proses penelitian kuantitatif mengikuti alur linear, yang ada awal dan akhir.

Proses penelitian kuantitatif mengikuti alur proposal, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, analisis data, dan hasil akhir.

Proses penelitian kuantitatif

mengikuti logika survey atau

dapat juga mengikuti logika

eksperimen.

(25)

PUL LAH JI NA PRET –> LINEAR

alur : proposal, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, analisis data, dan intepretasi hasil - laporan.

Bila 12 bulan, maka dibuat langkah pada bulan

1, 2,3,4,5 6,7,8,9,10,11, terakhir 12

(26)

Teori

Fungsi teori dalam penerapan metode penelitian kuantitatif

Teori berfungsi memandu atau menjadi rujukan utama dalam menganalisis realitas sosial.

Teori merupakan abstraksi yang diperoleh dari generalisasi realitas konkrit / sehari- hari. Keluarga, organisasi atau masyarakat membentuk orang. Budaya diuji melalui realitas konkrit. Keluarga, organisasi atau masyarakat membiasakan untuk menyampaikan atau menerima ucapan pada moment Idul Fitri.

Eksemplar: Emile Durkheim (The Rules of Sociological Method; Suicide); BF Skinner (Beyond Freedom and Dignity)

Teori menjadi rujukan utama justru yang akan diuji. Budaya diuji melalui realitas konkrit. Orang telah ditentukan oleh keluarga, organisasi atau masyarakat.

Eksemplar: Max Weber

(Social Action)

(27)

Data

Data pendukung metode penelitian kuantitatif

Aktivitas yang dilakukan karena dibiasakan atau telah ditentukan masyarakat; atau perilaku yang berulang dalam wujud mengirim ucapan yang dilakukan setiap tahun pada moment Idul Fitri. Data meliputi dimensi: Kognitif, Afektif, psikomotorik, namun fokus ke psikomotorik.

Data besar, big data. Data

berujud aktivitas yang

dilakukan yang telah

dibiasakan atau telah

ditentukan masyarakat. Selain

itu berupa perilaku yang

berulang, berupa perilaku

mengirim dan menerima ucapan

Idul Fitri yang berulang setiap

tahun. Retoris - bahasa formal,

yang dimanifestaikan dalam

rumus, model atau tabular,

matriks.

(28)

contoh dalam bentuk kerangka konsep/konstruk SES berikut:

PENGHASILAN

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

STRATIFIKASI SOSIAL

STATUS EKONOMI SOSIAL (SES)

PEMILIKAN

PDIDIKAN FORMAL PDIDIKAN NONFORMAL

PDIDIKAN INFORMAL

PEMILIKAN BARANG BERGERAK PEMILIKAN BARANG

TIDAK BERGERAK

PEKERJAAN POKOK

PEKERJAAN SAMPINGAN

PENGHASILAN POKOK

PENGHASILAN SAMPINGAN

DATA RIIL / KONKRIT

(29)

PENELITIAN KUANTITATIF DALAM BENTUK MODEL – KAUSALITAS

(30)

Contoh dalam bentuk Rumus

(31)

Contoh CIPP Evaluation Model (Stufflebeam)

• Context Evaluation: planning decisions

• Needs to address? Existing programs?

• Input Evaluation: structuring decisions

• Available resources, alternative strategies?

• Process Evaluation: implementing decisions

• How well is plan being implemented? Barriers to success?

Revisions needed?

• Product Evaluation: recycling decisions

• Results? Needs reduced? What to do after program has ‘run its

course’?

(32)

Contoh eksperimen

Pre-test treatment post-test

(33)

Contoh model EVALUASI (ROSSI, 1982)

cek;input, proses, output-outcome - lingkungan

Program Intervensi

(disain)

PROSES MONITORING Implementasi

program

Dampak

EVALUASI

EVALUASI KOMPREHENSIF

(34)

CONTOH tabular

DUKUNGAN PARTAI dan JUMLAH SUARA PEMILIH UNTUK CALON GUBERNUR (CAGUB)

DUKUNGA N PARTAI

DUKUNGAN PARTAI

JUMLAH SUARA PEMILIH

DIDUKUNG BANYAK PARTAI

DIDUKUNG SEDIKIT PARTAI

JUMLAH SUARA PEMILIH

DOMINAN

V

CAGUB MENANG

TIPE KESALAHAN I CAGUB MENANG

TIDAK

DOMINAN/

MINIM

TIPE KESALAHAN II CAGUB KALAH

V

CAGUB KALAH

(35)

Skala data

Skala data yang dibutuhkan dalam penerapan metode penelitian kuantitatif

• Data dalam penelitian kuantitatif dapat meliputi:

skala kategorik ataupun numerik.

• Data dalam

penelitian

kuantitatif dapat

meliputi: skala

nominal, ordinal,

interval ataupun

rasio.

(36)

Pengumpulan data

Pengumpulan tentang informasi atau data berupa aktivitas, atau perilaku berulang

Pengumpulan tentang informasi atau data berupa aktivitas, atau perilaku berulang mengirimkan kata atau frase pada ucapan Idul Fitri melalui WA, SMS, Telepon, Google Meet, Zoom, face book, instagram

Data Primer dikumpulkan melalui responden, dengan kuesioner cetak ataupun melalui

google form.

Pengumpulan data

tentang aktivitas

yang dilakukan, atau

perilaku yang

berulang.

(37)

Pengolahan data

Pengolahan informasi atau data yang berupa aktivitas atau perilaku

Pengolahan informasi atau data berupa aktivitas atau perilaku mengirim ucapan Idul Fitri dalam ucapan dengan cara di kuantifikasi

Dalam bentuk

model ataupun

rumus atau tabel,

matriks, kalkulasi

atau perhitungan

statistik dengan

SPSS atau yang

lain

(38)

Analisis data

Menganalisis aktivitas atau perilaku berulang

Menganalisis

informasi atau data berupa aktivitas atau perilaku berulang mengirim ucapan Idul Fitri dalam ucapan.

Menganalisis data secara deskriptif kuantitatif, justifikasi yang dilakukan menggunakan

analisis statistic

pada EXCELL, SPSS,

SMART PLS, AMOS

ataupun LISREL

(39)

MODEL – KAUSALITAS

(40)

Populasi dan sampel, tehnik Sampling

Populasi dan sampel penelitian kuantitatif

• Populasi dan sampel penelitian kuantitatif dapat diambil dari keluarga, organisasi, masyarakat, WAG, akun face book, ataupun instagram.

Random, Random sampling. Sampel besar agar dapat digeneralisasikan

pada populasi.

Sampel merupakan representasi/

keterwakilan dari

populasi.

(41)

Validitas Data

Menguji kebenaran data. Mengukur sesuatu yang hendak diukur.

Menguji bahwa dalam data, benar terdapat informasi berupa pemikiran (Cognitive/C), perasaan /sikap (Afective/A) dan

tindakan riil

(Psychomotoric/P) dalam setiap ucapan yang dibuat.

Mengukur sesuatu yang hendak diukur, dengan uji validitas, yang membenarkan bahwa Pemikiran (Cognitive/C), Perasaan /Sikap (Afective/A) dan

tindakan riil

(Psychomotoric/P) benar

ada dalam ucapan

(42)

Reliabilitas Data

Menguji konsistensi pada siapapun, kapanpun- pada moment Idul Fitri -mulai 2015- semua akan menerima ucapan yang sama. Data meliputi Informasi atau data mencakup dimensi:

Pemikiran (Cognitive/C),

Perasaan /Sikap

(Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P)

Konsistensi atau kesesuaian antara Pemikiran (Cognitive/C),

Perasaan /Sikap

(Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P).

Mengukur tingkat

kepercayaan data yang

telah diterima. Mengukur

tingkat kepercayaan dari

informasi yang diberikan

oleh responden.

(43)

Etika Penelitian.

Siapapun orang (Indonesia) memiliki kewajiban moral atau dipaksa masyarakat untuk mengirim atau menjawab ucapan Idul Fitri yang didapat.

Dalam masyarakat baik buruk yang berlaku dimanapun, universal, value free, bebas nilai - idealisme bagi pengembangan ilmu pengetahuan (sosiologi), memenuhi objektifitas, netralitas dan tidak tersembunyi, tidak ada titipan pesan sponsor, tidak ada konflik kepentingan, kepentingan utamanya ilmu digunakan demi pengembangan ilmu itu sendiri; identitas responden anonim dengan kode. Menghargai penyandang dana dengan menyebutkan sponsor. Menekankan netralitas, objektivitas, tidak adanya subjektifitas dengan menegaskan tidak adanya konflik kepentingan (vested interest).

Menjaga informasi yang diberikan pada

peneliti dengan menyamarkan nama

responden. Tidak melakukan plagiarisme. Ini

merupakan penegasan ilmu pengetahuan

dalam dimensi aksiologis.

(44)

Hasil penelitian

Hasil penelitian kalian di sesi 16 diharapkan dapat menjelaskan secara eksplanatif (misal dalam konstruk SES) dalam bentuk kerangka kita dapat mengkorelasikan/kausalitaskan konsep

berikut:

PENGHASILAN

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

STRATIFIKASI SOSIAL

STATUS EKONOMI SOSIAL (SES)

PEMILIKAN

PDIDIKAN FORMAL PDIDIKAN NONFORMAL

PDIDIKAN INFORMAL

PEMILIKAN BARANG BERGERAK PEMILIKAN BARANG

TIDAK BERGERAK

PEKERJAAN POKOK

PEKERJAAN SAMPINGAN

PENGHASILAN POKOK

PENGHASILAN SAMPINGAN

DATA RIIL / KONKRIT

(45)

Hasil penelitian kalian di sesi 16 diharapkan dapat menjelaskan secara eksplanatif (misal dalam bentuk model yang dapat mengkorelasikan/kausalitaskan 3 konsep berikut:

PENGHASILAN PENDIDIKAN

PEKERJAAN

(46)

Rentetan waktu

1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)

arah anak panahnya

PENDIDIKAN PENGHASILAN

PEKERJAAN

Kerangka berfikir:

Model antar Konsep

(47)

Rentetan waktu

1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)

arah anak panahnya

TINGKAT PENDIDIKAN

TINGKAT

PENGHASILAN

JENJANG PEKERJAAN

ATAU DAPAT MENGGUNAKAN Model antar Variabel

(48)

Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Pendidikan X - -

Pekerjaan 1 X -

Penghasilan 1 1 X

Total anak panah 2 1 0

Menentukan Dependent dan independent variables dengan menggunakan logika

kausalitas yang dituangkan melalui matrik berikut

(49)

Teori - minimal menghubungkan 2 konsep. Atau dalam paradigma Fakta Sosial kita ingat harus adanya kausalitas Fakta Sosial yang satu dengan Fakta Sosial lain. Teori Human Capital Investment: Investasi yang sesorang berikan pada Pendidikan akan berpengaruh pada jenjang pekerjaan yg akan diperoleh dan besarnya penghasilan yang akan diterimanya kelak.

• KONSEP MERUPAKAN : abstraksi dari realitas. Konsep adalah abstraksi yang mewakili obyek, sifat suatu obyek, atau fenomena tertentu.

Konsep – sesuatu yang memiliki karakteristik Umum, Eksternal dan Memaksa, atau disebut sebagai fakta sosial. Atau merupakan realitas di level Societal, misalnya: Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan.

MIS: STATUS SOSIAL DAN EKONOMI, STRATIFIKASI

SOSIAL

(50)

VARIABEL MERUPAKAN SUATU KONSEP YANG memiliki VARIASI NILAI.

Variabel – konsep yang memiliki variasi nilai (Tingkat Pendidikan, Jenjang Pekerjaan, Tingkat Penghasilan).

Tingkat Pendidikan, dibedakan sebagai berikut: Pendidikan Tinggi, Pendidikan Sedang dan Pendidikan Rendah).

Jenjang Pekerjaan, dibedakan sebagai berikut: Pekerja Trampil, Pekerja semi trampil dan Pekerja tidak trampil/kasar).

Tingkat Penghasilan, dibedakan sebagai berikut:

Berpenghasilan Tinggi, Berpenghasilan Sedang dan

Berpenghasilan Rendah).

(51)

DEFINISI KONSEPTUAL : BATASAN DARI SUATU KONSEP Definisi Konseptual:

Pendidikan adalah (menurut siapa…., tahun: halaman).

Pekerjaan adalah (menurut siapa …., tahun: halaman).

Penghasilan adalah (menurut siapa …., tahun: halaman).

Definisi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal 1, yakni:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

(52)

DEFINISI OPERASIONAL: BATASAN DEFINISI OLEH PENELITI atau, yang saya maksud dalam penelitian ini adalah ….

STRATIFIKASI SOSIAL , yang saya maksud dalam penelitian ini adalah SES.

SES ADALAH……

PENDIDIKAN ….. yang saya maksud dalam penelitian ini hanya FORMAL PEKERJAAN … yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang pekerjaan POKOK

PENGHASILAN … yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang diperoleh dari pekerjaan POKOK

PEMILIKAN ….. yang saya maksud dalam penelitian ini hanya BARANG

YANG TIDAK BERGERAK

(53)

Definisi Operasional:

Pendidikan Tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berijazah S-2 dan S-3.

Pendidikan Sedang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berijazah Diploma dan S- 1.

Pendidikan Rendah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berijazah SLTA ke bawah.

Pekerja Trampil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang memperoleh upah bulanan.

Pekerja semi trampil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang memperoleh upah mingguan.

Pekerja tidak trampil/kasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang memperoleh upah harian.

Berpenghasilan Tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang memperoleh penghasilan di atas upah minimum regional.

Berpenghasilan Sedang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang memperoleh penghasilan di setara upah minimum regional.

Berpenghasilan Rendah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang memperoleh

penghasilan di bawah upah minimum regional.

(54)

PENDIDIKAN yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang formal FORMAL; Misal: PENDIDIKAN TINGGI – SEDANG RENDAH (SD – S3)

PEKERJAAN yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang POKOK

PENGHASILAN yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang diperoleh dari pekerjaan pokok

PEMILIKAN yang saya maksud dalam penelitian ini

hanya yang formal BARANG YANG TIDAK

BERGERAK

(55)

Indikator:

Indikator sebaiknya tiap-tiap variable ada beberapa indicator, namun sebagai contoh ini diberikan masing-masing varriabel satu indicator. Anda silahkan untuk menambah sendiri.

Tingkat Pendidikan diukur dari Pendidikan Formalnya.

Jenjang Pekerjaan diukur dari Pekerjaan Pokoknya

Tingkat Penghasilan diukur dari Penghasilan yang diperoleh dari Pekerjaan Pokok Item pertanyaan:

Item pertanyaan sebaiknya tiap-tiap indicator ada beberapa pertanyaan, namun sebagai contoh ini diberikan masing- masing indicator hanya satu pertanyaan. Anda silahkan untuk menambah sendiri.

Item pertayaan untuk Tingkat Pendidikan: berdasarkan ijazah formal terakhir yang dimiliki.

Item pertayaan untuk Tingkat Pekerjaan: berdasarkan sistem pembayaran upah yang diterima pekerja Item pertayaan untuk Tingkat Penghasilan: berdasarkan besarnya upah yang diterima pekerja

Angket/daftar pertanyaan:

Masing-masing item pertanyaan, selanjutnya dibuatkan kalimat tanya. Anda silahkan untuk menambah pertanyaan sendiri.

Misalnya:

Ijazah formal terakhir apakah yang anda miliki, yaitu:

a. S-2 dan S-3.

b. Diploma atau S-1.

c. SLTA ke bawah.

(56)

ITEM PERTANYAAN

Untuk pertanyaan PENDIDIKAN

Ijazah terakhir yang manakah yang telah dimiliki ?

Dilanjutkan pertanyaan untuk PEKERJAAN, PENGHASILAN, PEMILIKAN dst

KESELURUHAN ITEM PERTANYAAN – dijadikan satu menjadi KUESIONER

SD – RENDAH – SKOR – 1 SMP

SLTA – SEDANG – SKOR – 2 D1-3

S-1 S-2 S-3

DI ATAS SLTA - TINGGI - 3

(57)

PENGHASILAN MELIPUTI: PENGHASILAN POKOK DAN SAMPINGAN MISAL: DI BAWAH 1 JUTA/BL

ANTARA 1 – 10 JUTA DI ATAS 10 JUTA

PEMILIKAN MELIPUTI: BARANG BERGERAK DAN BARANG TIDAK BERGERAK

MISAL: TEMPAT TINGGAL – RUMAH – SENDIRI - SEWA/KONTRAK

KENDARAAN PRIBADI – MOBIL – SEPEDA MOTOR

(58)

Sistem pembayaran upah seperti apakah yang anda terima, yaitu:

a. Sebagai pekerja yang memperoleh upah atau gaji bulanan.

b. Sebagai pekerja yang memperoleh upah mingguan.

c. Sebagai pekerja yang memperoleh upah harian.

Berapa besarnya upah yang anda terima, yaitu:

a. Besarnya penghasilan yang saya peroleh di atas upah minimum regional.

b. Besarnya penghasilan yang saya peroleh setara upah minimum regional.

c. Besarnya penghasilan yang saya peroleh di bawah upah minimum regional.

Kuesioner:

Seluruh item pertanyaan jika dikumpulkan menjadi satu, maka jadilah Kuesioner.

Selanjutnya orang yg ditanya adalah responden. Responden dapat teman anda sekelas.

Berhubung masih dalam masa pandemic Covid 19, maka dapat anda gunakan google

form secara online.

(59)

Skor:

Jawaban responden dapat diberikan skor yang berbeda-beda, misalnya:

Responden yang menjawab ijazah terakhirnya S-2 dan S-3, maka yang bersangkutan diberi skor 3.

Responden yang menjawab ijazah terakhirnya Diploma dan S-1, maka yang bersangkutan diberi skor 2.

Responden yang menjawab ijazah terakhirnya SLTA ke bawah, maka yang bersangkutan diberi skor 1.

Responden yang menjawab memperoleh upah bulanan, maka yang bersangkutan diberi skor 3.

Responden yang menjawab memperoleh upah mingguan, maka yang bersangkutan diberi skor 2.

Responden yang menjawab memperoleh upah harian, maka yang bersangkutan diberi skor 1.

Responden yang menjawab memperoleh penghasilan di atas upah minimum regional, maka yang bersangkutan diberi skor 3.

Responden yang menjawab memperoleh penghasilan di setara upah minimum regional, maka yang bersangkutan diberi skor 2.

Responden yang menjawab memperoleh penghasilan di bawah upah minimum regional, maka yang bersangkutan diberi skor 1.

Jika kita menggunakan teori Human Capital Investment, maka konsep dan variable yang umumnya dapat diteliti adalah:

A: Tingkat Pendidikan B: Jenjang Pekerjaan C: Tingkat Penghasilan

Cara membangun logika 3 variabel dapat menggunakan tabel berikut:

(60)

Judul:

Pengaruh A , B terhadap C pada … di Kota ……

Rumusan masalah:

Seberapa besar pengaruh A , B terhadap C pada … di Kota ……

Tujuan Penelitian:

Untuk menjelaskan pengaruh A , B terhadap C pada … di Kota ……

Hipotesis:

1. Tidak ada pengaruh A terhadap C pada … di Kota ……

2. Tidak ada pengaruh A terhadap B pada … di Kota ……

3. Tidak ada pengaruh B terhadap C pada … di Kota ……

4. Tidak ada pengaruh A dan B terhadap C pada … di Kota ……

Kerangka berfikir:

Model antar Konsep

(61)

SKALA: (NOMINAL – MEMBEDAKAN, ORDINAL: BERJENJANG : TINGGI – SEDANG RENDAH, INTERVAL: JARAK YANG SAMA, RASIO: YANG MEMILIKI NILAI NOL MUTLAK; ATAU KONSEP YG MEMILIKI VARIASI NILAI)

DATA BERSKALA: INTERVAL – ada tingkatan, dan ada jarak yang kurang lebih sama.

Skala yg mempertimbangkan jenjang dan bobot- GUTTMAN, atau skala ORDINAL LIKERT dan BOGARDUS

EKSEMPLAR: EMILE DURKHEIM – SUICIDE / THE RULE OF SOCIOLOGICAL METHODS

Hipotesis: uji KORELASI ATAU KAUSALITAS – 2 KONSEP ATAU LEBIH – ATAU UJI DI LEVEL VARIABEL

INDIKATOR : ALAT UKUR (INDIKASI) YANG DAPAT DIGUNAKAN

UNTUK MENGUKUR VARIABEL SES

(62)

Rentetan waktu

1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)

arah anak panahnya

PENDIDIKAN 0,65 PENGHASILAN

0,44 0,34

PEKERJAAN

HASIL PENELITIAN SURVEY DITUANGKAN DALAM :

Model antar 3 Konsep

(63)

Rentetan waktu

1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)

arah anak panahnya

TINGKAT PENDIDIKAN

0,77 TINGKAT

PENGHASILAN

0,56 0,55

JENJANG PEKERJAAN

ATAU HASIL PENELITIAN SURVEY DITUANGKAN DALAM : Model antar Variabel

(64)

Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Pendidikan X - -

Pekerjaan 0,44 X -

Penghasilan 0,65 0,34 X

Total anak panah

2 1 0

ATAU HASIL PENELITIAN SURVEY DITUANGKAN DALAM matrik HUBUNGAN

ANTAR 3 KONSEP berikut

(65)

ATAU HASIL PENELITIAN EKSPERIMENT DALAM KURUN

WAKTU 1 BULAN DITUANGKAN DALAM matrik berikut:

(66)

ATAU HASIL PENELITIAN EKSPERIMENT DALAM KURUN Waktu 10

TAHUN DITUANGKAN DALAM matrik berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan data kuantitatif yang ada dalam penelitian adalah hasil skoring kuesioner dari responden penelitian mengenai preferensi aktivitas yang dapat dilakukan di kampung-kampung

Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

Jadi penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

Menurut Sugiyono (2009) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, data penelitian kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

Adapun jenis dan sumber data penelitian yang peneliti tetapkan adalah data Kuantitatif (data yang bersifat atau berbentuk numerik atau angka), dengan menggunakan data primer

Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif

TIPS penggunaan teori dalam penelitian kualitatif • Teori tersebut dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif atau tidak • Apakah teori sebagai penjelasan atau sebagai end point