MATERI 3
KEBUTUHAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DALAM SOSIOLOGI - MENJELASKAN REALITAS YANG
MENARIK SOSIOLOGI
Metode Penelitian Kuantitatif
S-1 Sosiologi FISIP UNS Semester 4,
3 SKS,
Dosen: Dr. Drs. Bagus Haryono, M.Si
Metode Penelitian Kuantitatif
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan, serta melaksanakan penelitian dengan menerapkan metode penelitian
kuantitatif
• Stagnasi ilmu pengetahuan (Sosiologi) terjadi karena orang melakukan aktivitas tahunan, sekedar rutinitas, monoton, selalu mempertontonkan inconsistency, penuh basa-basi dan kurang makna. Eksistensi individu yang aktif, dinamis dan kreatif telah tenggelam oleh kekuatan tradisi, budaya atau tekanan sosial.
Selanjutnya dikembangkan sosiologi dengan cara mendekonstruksi inconsistency yang dituangkan dalam ucapan idul fitri yang membosankan dan memuakkan.
• Dimensi Bloom -Pemikiran (Cognitive/C), Perasaan /Sikap (Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P). Dimensi Emile Durkheim -Way of thinking, way of feeling dan way of acting. Way of thinking sama dengan Cognitive, way of feeling sama dengan Afective, dan way of acting sama dengan Psychomotoric.
• Level pengetahuan yang dibutuhkan agar
dapat menggunakan metode penelitian
kuantitatif, tidak hanya memahami,
menganalisis, membuat proposal, namun
harus sampai dapat melakukan penelitian
eksplanatif (korelasionalitas, kausalitas),
dan komparatif.
Filosofi
Filosofi yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif.
• Filosofi dekonstruksi, beda dengan yang lama, yang mendasari dibuatnya ucapan idul fitri bagi pengembangan Sosiologi. Ada 5 dimensi filosofis
dalam pengembangan
Sosiologi.
• Perkembangan Ilmu
Pengetahuan (Sosiologi) terjadi karena banyak faktor, namun tergantung pada pemikiran filosof yang diikutinya.
• Ontologis, Epistemologis,
Metodologis, Aksiologis dan
Retoris. Perkembangan terjadi -
Thomas Kuhn (Normal
(akumulatif) -Anomali
(penyimpangan) -Krisis
(penyimpangan berlanjut)- Shift
(digantikan baru). Karl Popper
(Falsifikasi). Dialektika Karl
Marx - yang lama dilawan,
beda dengan yang lama (Tesis,
Anti-tesis, sintesis). Jacques
Derrida (Dekonstruksi).
Paradigma
Paradigma atau point of view atau sudut pandang yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif.
• Paradigma atau point of view atau sudut pandang
yang mendasari
penggunaan metode penelitian kuantitatif.
Paradigma George Ritzer
yang menuntut
penggunaan metode penelitian kuantitatif adalah Fakta Sosial dan Perilaku Sosial.
• Paradigma Fakta Sosial menekankan pada
penjelasan sosiologis, terutama harus
dapat menyampaikan bahwa fakta sosial
yang satu tidak hanya sekedar
berhubungan dengan fakta sosial yang
lain, tetapi harus sampai pada penjelasan
kausalitas. Fakta sosial merupakan sesuatu
yang memiliki karakteristik bersifat umum,
eksternal dan memaksa. Karakteristik
bersifat umum artinya berlaku universal,
general berlaku di mana saja. Dengan
demikian sosiolog di bawah pengaruh
paradigma ini akan melakukan
generalisasi, karena terobsesi untuk
berusaha sampai pada penemuan dalil
atau hukum atau rumus yang berlaku
secara universal, sebagaimana ilmu eksak.
• Eksternal artinya sesuatu itu berada di luar diri individu.
Memaksa artinya sesuatu itu menentukan atau memaksa individu untuk mengikuti kekuatan fakta sosial. Fakta sosial merupakan sesuatu yang berada di tingkat societal, seperti:
Status sosial, Stratifikasi Sosial, Modal Sosial, Mobilitas Sosial, Kohesifitas Sosial, Jarak Sosial, Integrasi Sosial, Solidaritas Sosial dll. Lalu jelaskan apa yang dimaksud dengan korelasionalitas dan kausalitas.
• Paradigma Perilaku Sosial menekankan pada penjelasan sosiologis, terutama dengan mengukur perbedaan perilaku yang nampak yang berulang-ulang dilakukannya, yang dihasilkan oleh Stimuli dari luar, yang berbentuk Reward dan punishment. Orang akan mengulang yang memperoleh reward dan tidak mengulang yang dapat punishment. Oleh karena itu, fokusnya mengamati dan mengukur beberapa kali perilaku yang dilakukan, dengan mengukur pengaruh stimulus terhadap respon, misalnya mengukur pada maktu sebelum ada stimulus, saat diberi stimulus, dan saat sesudah ada stimulus.
• Ini merupakan penegasan ilmu pengetahuan dalam dimensi ontologis.
Metode
Penggunaan metode penelitian kuantitatif.
• Penggunaan metode penelitian kuantitatif / cara menggali objek
kajian ilmu
pengetahuan (sosiologi) di bawah pengaruh Paradigma Fakta Sosial dan Perilaku Sosial.
• Jenis penelitian yang mendasari penggunaan metode penelitian kuantitatif - eksplanatif (korelasionalitas, kausalitas), dan komparatif. Cara menggali objek kajian sosiologi di bawah paradigma Fakta Sosial, yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif, yang dilakukan dengan survey. Sedangkan cara menggali objek kajian sosiologi di bawah paradigma Perilaku Sosial, yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif, yang dilakukan dengan eksperimen. Survey dimaksudkan untuk melakukan uji korelasionalitas dan kausalitas. Eksperimen dilakukan melalui cara menggali objek kajiannya menggunakan desain (misalnya: pre-test, treatment (stimulus) dan post-test). Perbedaan pre- test dan post-test, diasumsikan merupakan hasil dari pemberian treatment.
• Ini merupakan penegasan ilmu pengetahuan dalam dimensi epistemologis.
Masalah
Realitas yang menarik sosiolog.
Realitas yang menarik bagi sosiolog yang mendasari pengembangan Sosiologi, dengan dicoba disederhanakan dalam kata:
kesalahan dan kekhilafan dalam ucapan Idul Fitri Bagus Haryono. Ini merupakan ruang/sel yang menunjukkan adanya:
inconsistency atau ketidaksesuaian, antara Cognitive/C, Perasaan /Sikap (Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P); atau antara Way of thinking, way of feeling dan way of acting. Atau ruang/sel yang menunjukkan adanya: permainan dua muka, basa basi, kepura-puraan, kebohongan, kepalsuan, munafik atau hypocrite.
• Permasalahan penelitian dalam sosiologi mudah dirumuskan ketika mengingat istilah error dalam statistic.
Saat mengambil keputusan, peneliti selalu terjebak dalam kesalahan tipe I dan tipe II.
Menariknya penelitian dalam
sosiologi dapat diambil
melalui gap Das Sollen dan
Das Sein. Sekaligus gap atau
inconsistency antara Das
Sollen dan Das Sein ini
menjadi fokus dari Kebaruan
penelitian.
Ucapan idul fitri Bagus Haryono - P, P, T → P x P= T+ error Durkheim, T, F, A , Bloom – K, A, P
Pengetahuan, Sikap, Perilaku/Aktivitas – Religiusitas, ‘Nuyul’ ; semakin tinggi
pengetahuan/pendidikannnya, F= 0, maka A – semakin tidak berguna-tidak terkendali: koruptif, manipulative, kejam, menindas, mengorbankan orang lain ?
T, F, A (Renang) F ditingkatkan (rasa takut= 0 ) menjadi >
0, T (100) x F (0) = A (0)+e
T, F, A (Mhsw) F ditingkatkan (hati,Empati = 0 ) menjadi >
0, T (100) x F (0) = A (0) +e
T (tinggi), F (tinggi) → A (tinggi terkendali)
T (Rendah), F (Rendah) → A (kendali rendah)
T (rendah), F (tinggi) → A (terkendali)
T (tinggi), F (rendah) → A (kendali rendah-tidak
berguna)
T, F dan A dalam 4 kuadran
V Das Sollen = Das Sein
I dan II = gap Das Sollen dan Das Sein
SEHARUSNYA Ho DITERIMA
SEHARUSNYA Ho DITOLAK
SENYATANYA KEPUTUSAN MENERIMA
V
(MENERIMA-BUMI MENGELILINGI
MATAHARI)
TIPE KESALAHAN I
(MENERIMA YG SEHARUSNYA DITOLAK; MENERIMA-MATAHARI MENGELILINGI BUMI) –PENGETAHUAN
YG KELIRU
SENYATANYA KEPUTUSAN MENOLAK
TIPE KESALAHAN II
(MENOLAK YG SEHARUSNYA DITERIMA; MENERIMA-BUMI MENGELILINGI MATAHARI) –
HUKUMAN MATI PEMIKIRNYA
V
(MENOLAK-MATAHARI
MENGELILINGI BUMI)
Pendidikan (Alumni) dan Mobilitas Sosial
Pendidikan (Alumni)
Pendidikan (Alumni)
Mobilitas Pendidikan Luar Negeri
Pendidikan Dalam Negeri
Mobilitas Ke Wilayah
Luar Negeri V TIPE KESALAHAN I
Ke Wilayah Dalam Negeri
TIPE KESALAHAN
II V
• Filosofi – positivistic, deterministic
• Ontologis – objek kajian- di level societal - Fakta Sosial, perilaku sosial-perilaku yang berulang
Kebenaran – tunggal- mutlak
• Epistemologi-Cara menggali objek kajian – metode kuantitatif
fokusnya ke normal science, tesis, kebenaran - Revolusi Ilmu Pengetahuan Thomas Kuhn, Falsifikasi - Karl Popper, Perlawanan Karl – intinya: beda dengan yg sebelumnya
Marx, Hegel (Tesis-antithesis-sintesis) Axiologi –Value Free-objektif
• Rethoris-Bahasa formal,Rumus
• Methodologis-Proses-Linear- PUL LAH JI NA PRET. LOGIKA: deduktif-uji teori
• Paradigma- Fakta Sosial – Umum-Eksternal-Memaksa, Perilaku Sosial
• Teori – SFA, CA, makro – FS -> FS ; Social cohesion; Social Solidarity- Emile Durkheim, Social Exchange Theory - George Homans, Peter Blau
• Metode – kuantitatif – survey, eksperiment – yg merespons=responden, sampling-random
• Statistik – uji beda, korelatif, kausalitas – parametrik – utk generalisasi-eksplanatif
• Eksemplar – Emile Durkheim – The Rule of Sociological Method, Suicide; BF Skinner – Beyond
the Freedom and Dignity
Asumsi
Anggapan dasar bagi pemahaman sosiologis.
• Anggapan dasar bagi pemahaman sosiologis di
bawah pengaruh
Paradigma Fakta Sosial dan Perilaku Sosial. Orang dididik oleh keluarga atau
dibiasakan oleh
masyarakat untuk menerima atau mengirim ucapan Idul Fitri.
• Manusia sejak lahir sampai meninggal sudah ditentukan
oleh dunia
sosialnya.
Eksistensi/identitas seseorang
ditentukan oleh
masyarakat.
Logika
Logika dalam penggunaan metode penelitian kuantitatif berbasis teori
• Masyarakat / budaya telah membiasakan, menentukan atau mengatur perilaku individu atau orang Indonesia.
• Di manapun orang Indonesia akan dididik oleh keluarga atau dibiasakan oleh masyarakat untuk menerima atau mengirim ucapan pada moment Idul Fitri.
• Logika yang diikuti adalah logika deduktif dari hal yang umum/teori ke yang khusus. Kekuatan pemaksa masyarakat atau budaya atau tradisi telah diturunkan atau dioperasionalkan ke hal yang konkrit mulai sejak dini.
• Ini merupakan penegasan
ilmu pengetahuan dalam
dimensi metodologis.
LOGIKA DEDUKTIF
Process of Quantitative Operationalization:
20
Empirical Research Model
X’ Y’
Y X
Independent
Operational Conceptual
Dependent
(a)
(b
1)
(d) (c)
(b
2)
1. Independent and dependent variables are identified by X and Y, respectively.
2. The symbol prime, ’ is used to designate that a variable is specified at the conceptual level.
3. Arrows represent the direction of influence or cause.
4. a—conceptual relationship; d---empirical relationship; b1, b2—construct validity; c---internal validity
From Schwab (1999)
Tahapan Teori – Operasionalisasi konsep
Abstract Construct to Concrete Measure
Conceptualization Level of Theory
Operationalization Operational Level
Empirical Level
Neuman p.175 Abstract Construct
Conceptual Definition
Indicator or Measure
21
Common Scales and Indexes
• Likert Scale
• Bogardus Social Distance Scale
• Guttman Scale
• Click Here for more detail on measurement.
Variabel 1 Variabel 2
Nominal Ordinal Interval
Nominal Chi-square χ 2 t- Test dan
z-test
(hypothesis of difference)
Ordinal Kendall’s τ
Spearman г s
Interval Pearson’s r
Regression path
23
Proses
Proses dilalui melalui perenungan yang mendalam tentang realitas inconsistency yang kurang bermakna dan cenderung memuakkan.
Proses melakukan penelitian kuantitatif diawali dari perenungan menemukan permasalahan sosiologis mengenai realitas masyarakat. Setiap tahun orang (Indonesia) memiliki kewajiban moral atau di install atau dipaksa atau telah ditentukan atau dibiasakan sejak dini dari masyarakat dibiasakan, ditentukan atau diajarkan untuk menyampaikan atau membalas ucapan permintaan maaf saat Idul Fitri.
Mereka setiap tahun melakukannya atau bahkan terpaksa melakukannya secara berulang, sekalipun kurang mengetahui makna dan kemanfaatannya. Realitas yang terungkap, bahwa orang sekedar melakukan sesuatu yang monoton, hanya melakukan copy paste, basa basi, yang justru membuat muak melihat secara lugas perwujudan kebiasaan yang inconsistency/ketidaksesuaian, permainan dua muka, kepura-puraan, hypocrite, munafik, bohong, palsu dan sangat membosankan. Namun perenungngan mendalam akan realitas sosial ini, justru telah menemukan atau memperoleh sumber, ladang atau ruang pencarian permasalahan sosiologis yang menarik.
• Proses melakukan penelitian kuantitatif dimulai dari langkah awal menemukan permasalahan sosiologis.
• Proses penelitian kuantitatif mengikuti alur linear, yang ada awal dan akhir.
• Proses penelitian kuantitatif mengikuti alur – proposal, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, analisis data, dan hasil akhir.
• Proses penelitian kuantitatif
mengikuti logika survey atau
dapat juga mengikuti logika
eksperimen.
PUL LAH JI NA PRET –> LINEAR
alur : proposal, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, analisis data, dan intepretasi hasil - laporan.
Bila 12 bulan, maka dibuat langkah pada bulan
1, 2,3,4,5 6,7,8,9,10,11, terakhir 12
Teori
Fungsi teori dalam penerapan metode penelitian kuantitatif
• Teori berfungsi memandu atau menjadi rujukan utama dalam menganalisis realitas sosial.
• Teori merupakan abstraksi yang diperoleh dari generalisasi realitas konkrit / sehari- hari. Keluarga, organisasi atau masyarakat membentuk orang. Budaya diuji melalui realitas konkrit. Keluarga, organisasi atau masyarakat membiasakan untuk menyampaikan atau menerima ucapan pada moment Idul Fitri.
• Eksemplar: Emile Durkheim (The Rules of Sociological Method; Suicide); BF Skinner (Beyond Freedom and Dignity)
• Teori menjadi rujukan utama justru yang akan diuji. Budaya diuji melalui realitas konkrit. Orang telah ditentukan oleh keluarga, organisasi atau masyarakat.
• Eksemplar: Max Weber
(Social Action)
Data
Data pendukung metode penelitian kuantitatif
Aktivitas yang dilakukan karena dibiasakan atau telah ditentukan masyarakat; atau perilaku yang berulang dalam wujud mengirim ucapan yang dilakukan setiap tahun pada moment Idul Fitri. Data meliputi dimensi: Kognitif, Afektif, psikomotorik, namun fokus ke psikomotorik.
• Data besar, big data. Data
berujud aktivitas yang
dilakukan yang telah
dibiasakan atau telah
ditentukan masyarakat. Selain
itu berupa perilaku yang
berulang, berupa perilaku
mengirim dan menerima ucapan
Idul Fitri yang berulang setiap
tahun. Retoris - bahasa formal,
yang dimanifestaikan dalam
rumus, model atau tabular,
matriks.
contoh dalam bentuk kerangka konsep/konstruk SES berikut:
PENGHASILAN
PEKERJAAN
PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL
STATUS EKONOMI SOSIAL (SES)
PEMILIKAN
PDIDIKAN FORMAL PDIDIKAN NONFORMAL
PDIDIKAN INFORMAL
PEMILIKAN BARANG BERGERAK PEMILIKAN BARANG
TIDAK BERGERAK
PEKERJAAN POKOK
PEKERJAAN SAMPINGAN
PENGHASILAN POKOK
PENGHASILAN SAMPINGAN
DATA RIIL / KONKRIT
PENELITIAN KUANTITATIF DALAM BENTUK MODEL – KAUSALITAS
Contoh dalam bentuk Rumus
Contoh CIPP Evaluation Model (Stufflebeam)
• Context Evaluation: planning decisions
• Needs to address? Existing programs?
• Input Evaluation: structuring decisions
• Available resources, alternative strategies?
• Process Evaluation: implementing decisions
• How well is plan being implemented? Barriers to success?
Revisions needed?
• Product Evaluation: recycling decisions
• Results? Needs reduced? What to do after program has ‘run its
course’?
Contoh eksperimen
Pre-test → treatment → post-test
Contoh model EVALUASI (ROSSI, 1982)
cek;input, proses, output-outcome - lingkungan
Program Intervensi
(disain)
PROSES MONITORING Implementasi
program
Dampak
EVALUASI
EVALUASI KOMPREHENSIF
CONTOH tabular
DUKUNGAN PARTAI dan JUMLAH SUARA PEMILIH UNTUK CALON GUBERNUR (CAGUB)
DUKUNGA N PARTAI
DUKUNGAN PARTAI
JUMLAH SUARA PEMILIH
DIDUKUNG BANYAK PARTAI
DIDUKUNG SEDIKIT PARTAI
JUMLAH SUARA PEMILIH
DOMINAN
V
CAGUB MENANG
TIPE KESALAHAN I CAGUB MENANG
TIDAK
DOMINAN/
MINIM
TIPE KESALAHAN II CAGUB KALAH
V
CAGUB KALAH
Skala data
Skala data yang dibutuhkan dalam penerapan metode penelitian kuantitatif
• Data dalam penelitian kuantitatif dapat meliputi:
skala kategorik ataupun numerik.
• Data dalam
penelitian
kuantitatif dapat
meliputi: skala
nominal, ordinal,
interval ataupun
rasio.
Pengumpulan data
Pengumpulan tentang informasi atau data berupa aktivitas, atau perilaku berulang
• Pengumpulan tentang informasi atau data berupa aktivitas, atau perilaku berulang mengirimkan kata atau frase pada ucapan Idul Fitri melalui WA, SMS, Telepon, Google Meet, Zoom, face book, instagram
• Data Primer dikumpulkan melalui responden, dengan kuesioner cetak ataupun melalui
google form.
Pengumpulan data
tentang aktivitas
yang dilakukan, atau
perilaku yang
berulang.
Pengolahan data
Pengolahan informasi atau data yang berupa aktivitas atau perilaku
• Pengolahan informasi atau data berupa aktivitas atau perilaku mengirim ucapan Idul Fitri dalam ucapan dengan cara di kuantifikasi
• Dalam bentuk
model ataupun
rumus atau tabel,
matriks, kalkulasi
atau perhitungan
statistik dengan
SPSS atau yang
lain
Analisis data
Menganalisis aktivitas atau perilaku berulang
• Menganalisis
informasi atau data berupa aktivitas atau perilaku berulang mengirim ucapan Idul Fitri dalam ucapan.
• Menganalisis data secara deskriptif kuantitatif, justifikasi yang dilakukan menggunakan
analisis statistic
pada EXCELL, SPSS,
SMART PLS, AMOS
ataupun LISREL
MODEL – KAUSALITAS
Populasi dan sampel, tehnik Sampling
Populasi dan sampel penelitian kuantitatif
• Populasi dan sampel penelitian kuantitatif dapat diambil dari keluarga, organisasi, masyarakat, WAG, akun face book, ataupun instagram.
• Random, Random sampling. Sampel besar agar dapat digeneralisasikan
pada populasi.
Sampel merupakan representasi/
keterwakilan dari
populasi.
Validitas Data
Menguji kebenaran data. Mengukur sesuatu yang hendak diukur.
• Menguji bahwa dalam data, benar terdapat informasi berupa pemikiran (Cognitive/C), perasaan /sikap (Afective/A) dan
tindakan riil
(Psychomotoric/P) dalam setiap ucapan yang dibuat.
• Mengukur sesuatu yang hendak diukur, dengan uji validitas, yang membenarkan bahwa Pemikiran (Cognitive/C), Perasaan /Sikap (Afective/A) dan
tindakan riil
(Psychomotoric/P) benar
ada dalam ucapan
Reliabilitas Data
• Menguji konsistensi pada siapapun, kapanpun- pada moment Idul Fitri -mulai 2015- semua akan menerima ucapan yang sama. Data meliputi Informasi atau data mencakup dimensi:
Pemikiran (Cognitive/C),
Perasaan /Sikap
(Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P)
• Konsistensi atau kesesuaian antara Pemikiran (Cognitive/C),
Perasaan /Sikap
(Afective/A) dan tindakan riil (Psychomotoric/P).
Mengukur tingkat
kepercayaan data yang
telah diterima. Mengukur
tingkat kepercayaan dari
informasi yang diberikan
oleh responden.
Etika Penelitian.
• Siapapun orang (Indonesia) memiliki kewajiban moral atau dipaksa masyarakat untuk mengirim atau menjawab ucapan Idul Fitri yang didapat.
• Dalam masyarakat baik buruk yang berlaku dimanapun, universal, value free, bebas nilai - idealisme bagi pengembangan ilmu pengetahuan (sosiologi), memenuhi objektifitas, netralitas dan tidak tersembunyi, tidak ada titipan pesan sponsor, tidak ada konflik kepentingan, kepentingan utamanya ilmu digunakan demi pengembangan ilmu itu sendiri; identitas responden anonim dengan kode. Menghargai penyandang dana dengan menyebutkan sponsor. Menekankan netralitas, objektivitas, tidak adanya subjektifitas dengan menegaskan tidak adanya konflik kepentingan (vested interest).
Menjaga informasi yang diberikan pada
peneliti dengan menyamarkan nama
responden. Tidak melakukan plagiarisme. Ini
merupakan penegasan ilmu pengetahuan
dalam dimensi aksiologis.
Hasil penelitian
Hasil penelitian kalian di sesi 16 diharapkan dapat menjelaskan secara eksplanatif (misal dalam konstruk SES) dalam bentuk kerangka kita dapat mengkorelasikan/kausalitaskan konsep
berikut:
PENGHASILAN
PEKERJAAN
PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL
STATUS EKONOMI SOSIAL (SES)
PEMILIKAN
PDIDIKAN FORMAL PDIDIKAN NONFORMAL
PDIDIKAN INFORMAL
PEMILIKAN BARANG BERGERAK PEMILIKAN BARANG
TIDAK BERGERAK
PEKERJAAN POKOK
PEKERJAAN SAMPINGAN
PENGHASILAN POKOK
PENGHASILAN SAMPINGAN
DATA RIIL / KONKRIT
Hasil penelitian kalian di sesi 16 diharapkan dapat menjelaskan secara eksplanatif (misal dalam bentuk model yang dapat mengkorelasikan/kausalitaskan 3 konsep berikut:
PENGHASILAN PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Rentetan waktu
1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)
arah anak panahnya
PENDIDIKAN PENGHASILAN
PEKERJAAN
Kerangka berfikir:
Model antar Konsep
Rentetan waktu
1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)
arah anak panahnya
TINGKAT PENDIDIKAN
TINGKAT
PENGHASILAN
JENJANG PEKERJAAN
ATAU DAPAT MENGGUNAKAN Model antar Variabel
Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Pendidikan X - -
Pekerjaan 1 X -
Penghasilan 1 1 X
Total anak panah 2 1 0
Menentukan Dependent dan independent variables dengan menggunakan logika
kausalitas yang dituangkan melalui matrik berikut
• Teori - minimal menghubungkan 2 konsep. Atau dalam paradigma Fakta Sosial kita ingat harus adanya kausalitas Fakta Sosial yang satu dengan Fakta Sosial lain. Teori Human Capital Investment: Investasi yang sesorang berikan pada Pendidikan akan berpengaruh pada jenjang pekerjaan yg akan diperoleh dan besarnya penghasilan yang akan diterimanya kelak.
• KONSEP MERUPAKAN : abstraksi dari realitas. Konsep adalah abstraksi yang mewakili obyek, sifat suatu obyek, atau fenomena tertentu.
• Konsep – sesuatu yang memiliki karakteristik Umum, Eksternal dan Memaksa, atau disebut sebagai fakta sosial. Atau merupakan realitas di level Societal, misalnya: Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan.
MIS: STATUS SOSIAL DAN EKONOMI, STRATIFIKASI
SOSIAL
VARIABEL MERUPAKAN SUATU KONSEP YANG memiliki VARIASI NILAI.
Variabel – konsep yang memiliki variasi nilai (Tingkat Pendidikan, Jenjang Pekerjaan, Tingkat Penghasilan).
Tingkat Pendidikan, dibedakan sebagai berikut: Pendidikan Tinggi, Pendidikan Sedang dan Pendidikan Rendah).
Jenjang Pekerjaan, dibedakan sebagai berikut: Pekerja Trampil, Pekerja semi trampil dan Pekerja tidak trampil/kasar).
Tingkat Penghasilan, dibedakan sebagai berikut:
Berpenghasilan Tinggi, Berpenghasilan Sedang dan
Berpenghasilan Rendah).
DEFINISI KONSEPTUAL : BATASAN DARI SUATU KONSEP – Definisi Konseptual:
Pendidikan adalah … (menurut siapa…., tahun: halaman).
Pekerjaan adalah … (menurut siapa …., tahun: halaman).
Penghasilan adalah … (menurut siapa …., tahun: halaman).
Definisi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal 1, yakni:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
DEFINISI OPERASIONAL: BATASAN DEFINISI OLEH PENELITI atau, yang saya maksud dalam penelitian ini adalah ….
STRATIFIKASI SOSIAL , yang saya maksud dalam penelitian ini adalah SES.
SES ADALAH……
PENDIDIKAN ….. yang saya maksud dalam penelitian ini hanya FORMAL PEKERJAAN … yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang pekerjaan POKOK
PENGHASILAN … yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang diperoleh dari pekerjaan POKOK
PEMILIKAN ….. yang saya maksud dalam penelitian ini hanya BARANG
YANG TIDAK BERGERAK
Definisi Operasional:
Pendidikan Tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berijazah S-2 dan S-3.
Pendidikan Sedang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berijazah Diploma dan S- 1.
Pendidikan Rendah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berijazah SLTA ke bawah.
Pekerja Trampil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang memperoleh upah bulanan.
Pekerja semi trampil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang memperoleh upah mingguan.
Pekerja tidak trampil/kasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang memperoleh upah harian.
Berpenghasilan Tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang memperoleh penghasilan di atas upah minimum regional.
Berpenghasilan Sedang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang memperoleh penghasilan di setara upah minimum regional.
Berpenghasilan Rendah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang memperoleh
penghasilan di bawah upah minimum regional.
PENDIDIKAN yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang formal FORMAL; Misal: PENDIDIKAN TINGGI – SEDANG RENDAH (SD – S3)
PEKERJAAN yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang POKOK
PENGHASILAN yang saya maksud dalam penelitian ini hanya yang diperoleh dari pekerjaan pokok
PEMILIKAN yang saya maksud dalam penelitian ini
hanya yang formal BARANG YANG TIDAK
BERGERAK
Indikator:
Indikator sebaiknya tiap-tiap variable ada beberapa indicator, namun sebagai contoh ini diberikan masing-masing varriabel satu indicator. Anda silahkan untuk menambah sendiri.
Tingkat Pendidikan diukur dari Pendidikan Formalnya.
Jenjang Pekerjaan diukur dari Pekerjaan Pokoknya
Tingkat Penghasilan diukur dari Penghasilan yang diperoleh dari Pekerjaan Pokok Item pertanyaan:
Item pertanyaan sebaiknya tiap-tiap indicator ada beberapa pertanyaan, namun sebagai contoh ini diberikan masing- masing indicator hanya satu pertanyaan. Anda silahkan untuk menambah sendiri.
Item pertayaan untuk Tingkat Pendidikan: berdasarkan ijazah formal terakhir yang dimiliki.
Item pertayaan untuk Tingkat Pekerjaan: berdasarkan sistem pembayaran upah yang diterima pekerja Item pertayaan untuk Tingkat Penghasilan: berdasarkan besarnya upah yang diterima pekerja
Angket/daftar pertanyaan:
Masing-masing item pertanyaan, selanjutnya dibuatkan kalimat tanya. Anda silahkan untuk menambah pertanyaan sendiri.
Misalnya:
Ijazah formal terakhir apakah yang anda miliki, yaitu:
a. S-2 dan S-3.
b. Diploma atau S-1.
c. SLTA ke bawah.
ITEM PERTANYAAN
Untuk pertanyaan PENDIDIKAN
Ijazah terakhir yang manakah yang telah dimiliki ?
Dilanjutkan pertanyaan untuk PEKERJAAN, PENGHASILAN, PEMILIKAN dst
KESELURUHAN ITEM PERTANYAAN – dijadikan satu menjadi KUESIONER
SD – RENDAH – SKOR – 1 SMP
SLTA – SEDANG – SKOR – 2 D1-3
S-1 S-2 S-3
DI ATAS SLTA - TINGGI - 3
PENGHASILAN MELIPUTI: PENGHASILAN POKOK DAN SAMPINGAN MISAL: DI BAWAH 1 JUTA/BL
ANTARA 1 – 10 JUTA DI ATAS 10 JUTA
PEMILIKAN MELIPUTI: BARANG BERGERAK DAN BARANG TIDAK BERGERAK
MISAL: TEMPAT TINGGAL – RUMAH – SENDIRI - SEWA/KONTRAK
KENDARAAN PRIBADI – MOBIL – SEPEDA MOTOR
Sistem pembayaran upah seperti apakah yang anda terima, yaitu:
a. Sebagai pekerja yang memperoleh upah atau gaji bulanan.
b. Sebagai pekerja yang memperoleh upah mingguan.
c. Sebagai pekerja yang memperoleh upah harian.
Berapa besarnya upah yang anda terima, yaitu:
a. Besarnya penghasilan yang saya peroleh di atas upah minimum regional.
b. Besarnya penghasilan yang saya peroleh setara upah minimum regional.
c. Besarnya penghasilan yang saya peroleh di bawah upah minimum regional.
Kuesioner:
Seluruh item pertanyaan jika dikumpulkan menjadi satu, maka jadilah Kuesioner.
Selanjutnya orang yg ditanya adalah responden. Responden dapat teman anda sekelas.
Berhubung masih dalam masa pandemic Covid 19, maka dapat anda gunakan google
form secara online.
Skor:
Jawaban responden dapat diberikan skor yang berbeda-beda, misalnya:
Responden yang menjawab ijazah terakhirnya S-2 dan S-3, maka yang bersangkutan diberi skor 3.
Responden yang menjawab ijazah terakhirnya Diploma dan S-1, maka yang bersangkutan diberi skor 2.
Responden yang menjawab ijazah terakhirnya SLTA ke bawah, maka yang bersangkutan diberi skor 1.
Responden yang menjawab memperoleh upah bulanan, maka yang bersangkutan diberi skor 3.
Responden yang menjawab memperoleh upah mingguan, maka yang bersangkutan diberi skor 2.
Responden yang menjawab memperoleh upah harian, maka yang bersangkutan diberi skor 1.
Responden yang menjawab memperoleh penghasilan di atas upah minimum regional, maka yang bersangkutan diberi skor 3.
Responden yang menjawab memperoleh penghasilan di setara upah minimum regional, maka yang bersangkutan diberi skor 2.
Responden yang menjawab memperoleh penghasilan di bawah upah minimum regional, maka yang bersangkutan diberi skor 1.
Jika kita menggunakan teori Human Capital Investment, maka konsep dan variable yang umumnya dapat diteliti adalah:
A: Tingkat Pendidikan B: Jenjang Pekerjaan C: Tingkat Penghasilan
Cara membangun logika 3 variabel dapat menggunakan tabel berikut:
Judul:
Pengaruh A , B terhadap C pada … di Kota ……
Rumusan masalah:
Seberapa besar pengaruh A , B terhadap C pada … di Kota ……
Tujuan Penelitian:
Untuk menjelaskan pengaruh A , B terhadap C pada … di Kota ……
Hipotesis:
1. Tidak ada pengaruh A terhadap C pada … di Kota ……
2. Tidak ada pengaruh A terhadap B pada … di Kota ……
3. Tidak ada pengaruh B terhadap C pada … di Kota ……
4. Tidak ada pengaruh A dan B terhadap C pada … di Kota ……
Kerangka berfikir:
Model antar Konsep
SKALA: (NOMINAL – MEMBEDAKAN, ORDINAL: BERJENJANG : TINGGI – SEDANG RENDAH, INTERVAL: JARAK YANG SAMA, RASIO: YANG MEMILIKI NILAI NOL MUTLAK; ATAU KONSEP YG MEMILIKI VARIASI NILAI)
DATA BERSKALA: INTERVAL – ada tingkatan, dan ada jarak yang kurang lebih sama.
Skala yg mempertimbangkan jenjang dan bobot- GUTTMAN, atau skala ORDINAL LIKERT dan BOGARDUS
EKSEMPLAR: EMILE DURKHEIM – SUICIDE / THE RULE OF SOCIOLOGICAL METHODS
Hipotesis: uji KORELASI ATAU KAUSALITAS – 2 KONSEP ATAU LEBIH – ATAU UJI DI LEVEL VARIABEL
INDIKATOR : ALAT UKUR (INDIKASI) YANG DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK MENGUKUR VARIABEL SES
Rentetan waktu
1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)
arah anak panahnya
PENDIDIKAN 0,65 PENGHASILAN
0,44 0,34
PEKERJAAN
HASIL PENELITIAN SURVEY DITUANGKAN DALAM :
Model antar 3 Konsep
Rentetan waktu
1 (4 THN) 2 (> 4 THN) 3 (> 4 THN)
arah anak panahnya
TINGKAT PENDIDIKAN
0,77 TINGKAT
PENGHASILAN
0,56 0,55
JENJANG PEKERJAAN
ATAU HASIL PENELITIAN SURVEY DITUANGKAN DALAM : Model antar Variabel