• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengujian Kekentalan Aspal

N/A
N/A
Rafly Utama

Academic year: 2024

Membagikan "Metode Pengujian Kekentalan Aspal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

a. REFERENSI

SNI 06-6721-2002 (Metode Pengujian Kekentalan Aspal Cair dan Aspal Emulsi Dengan Alat Saybolt)

RSNI M-01-2003 (Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas Dengan Alat Marshall)

SNI 06-2489-1991 (Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall)

SNI 7729-2011 (Cara Uji Viskositas Aspal pada Temperatur Tinggi dengan Alat Saybolt Furol)

AASHTO T.72-90 (Standard Method of Test for Saybolt Viscosity)

b. TUJUAN

Dapat mengetahui kekentalan aspal untuk digunakan pada penentuan suhu pencampuran dan pemadatan aspal beton.

c. DASAR TEORI

Definisi Viskositas

Viskositas adalah sifat kekentalan dari material aspal yang merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan perencanaan campuran. Viskositas aspal berhubungan dengan temperatur dari pemanasan aspal tersebut. Pada temperatur ruangan (±250C) viskositas aspal relatif tinggi dan sulit untuk dicampur dengan material lain, dengan kata lain tingkat work- abilitasnya rendah. Itu sebabnya aspal perlu dipanaskan untuk meningkatkan atau menurun- kan kekentalannya supaya mudah dicampur dengan material lain, namun temperatur pemanasan aspal harus dibatasi agar tidak mencapai titik nyala dan titik bakar. Persyaratan untuk pengujian Viskositas dalam menentukan suhu untuk pencampuran dan pemadatan SNI 06- 2489- 1991 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Persyaratan untuk pengujian Viskositas SNI-06-2489-1991

(2)

Pengaruh suhu pada campuran aspal beton:

Suhu Pencampuran, jika berlebih maka lapisan aspal akan tipis dan menggumpal berkumpul pada suatu area. Apabila kurang maka pelapisan terhadap agregat tidak optimal.

Suhu Pemadatan, jika berlebih maka aspal akan selalu bergerak, sehingga pemadatan tidak optimal. Apabila kurang maka perkerasan akan berongga tinggi dan tidak kedap air.

Uji Viskositas biasanya digunakan pada aspal cair atau aspal emulsi untuk mengukur sifat fisik dasar aspal dan dapat digunakan untuk menentukan temperature pencampuran dan temperature pemadatan di campuran beraspal panas di laboratorium dan di lapangan. Factor pengaruh terhadap Viskositas aspal yaitu kadar aspal, suhu, cara produksi, dan handling. Nilai Viskositas aspal berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 revisi 3 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Nilai Viskositas aspal berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 revisi 3

Jenis Pengujian

Metode Pengujian

Tipe I Aspal Pen 60-70

Tipe II Aspal yang dimodifikasi

A B C

Asbuton yang diproses

Elastometer alam (latex)

Elastometer Sintetis Viskositas

135°C

SNI 06- 6441-

2000

385 385-2000 ≤2000 ≤3000

(3)

I. ALAT DAN BAHAN 1.1. Alat

Peralatan utama yang digunakan pada pengujian ini disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Peralatan Uji Viskositas Aspal

No. Nama Alat Utama dan Spesifikasi Alat Gambar Alat

1

Saybolt viskometer, dilengkapi lubang furol digunakan untuk bahan yang

mempunyai kekentalan lebih > 1000 SUS

2 Penyumbat lubang tabung viskometer

3 Dua (2) buah termometer untuk viskositas saybolt dan termometer untuk pemanas

4

Penangas, dilengkapi dengan dua lubang untuk menyangga tabung viskometer secara vertikal dan harus dilengkapi dengan isolasi yang baik, lilitan kawat (coil) untuk pemanas yang diatur dengan termostat. Pemanas dan lilitan kawat harus diletakkan paling sedikit 7,5 cm dari sisi tabung viskometer.

(4)

5 Saringan No. 100

6 Labu Penampung 60 ml

7 Stopwatch (Menggunakan ponsel)

8 Kompor dan wajan untuk memanaskan benda uji

9 Slot penyumbat lubang tabung viskometer

(5)

4.2. Bahan

Tabel 4. Bahan Pengujian Viskositas Aspal

No. Nama Bahan Gambar

1. Aspal keras

2. TCE ((Trichlourethelyne) untuk membersihkan piknometer

3. Oli untuk media penangas

V. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,

2. Panaskan aspal dengan menggunakan kompor sambil diaduk aduk perlahan untuk membuat aspal sampai dapat dituang ≤ 30 menit, (Gambar 1)

3. Tutup bagian atas viskositas, (Gambar 2)

(6)

Gambar 1 Gambar 2

4. Sumbat bagian bawah viskometer dengan rapat dan kuat menggunakan penyumbat lubang, (Gambar 3)

5. Atur suhu oli sesuai dengan suhu pengujian,

6. Tuangkan aspal cair kedalam tabung viskometer yang telah terpasang saringan no. 100, sampai pinggir atas tabung viskometer, (Gambar 4)

Gambar 3 Gambar 4

7. Masukkan slot penyumbat kedalam tabung viskometer, (Gambar 5)

8. Masukkan termometer kedalam tabung viskometer yang telah diisi benda uji hingga suhu sesuai dengan suhu aspal yang ditentukan, (Gambar 6)

9. Letakkan piknometer 60 ml tepat dibawah tengah-tengah tabung viskometer dengan jarak vertikal antara ±(100-130) mm sehingga aliran benda uji tepat vertikal masuk melalui tengah-tengah leher labu, (Gambar 7)

Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7

10. Cabut penyumbat lubang dari viskometer dan mulai jalankan stopwatch saat benda uji

(7)

Gambar 8 Gambar 9

12. Catat waktu alir (t) dalam detik (konversikan dalam CSt), dan masukkan dalam Form 1.6, 13. Tutup kembali lubang viskometer dengan penyumbat agar aspal berhenti mengalir, 14. Lakukan kembali langkah 4 sampai 13 untuk pengujian dengan suhu yang berbeda, 15. Pengujian dilakukan minimum pada 3 benda uji dengan suhu berbeda,

16. Buat kurva hubungan antara suhu dan viskositas,

17. Tentukan suhu pencampuran dan pemadatan mengikuti nilai viskositas pada Tabel 1 dan Tabel 2 (minimum, maksimum dan batas tengah).

VI. DATA DAN PERHITUNGAN

6.1 Data

Pemeriksaan

Viskositas ke Suhu (˚C) Waktu

(detik)

Kinematik (Cst) I

Mulai Jam: 13.53

110 468 966,33

Selesai Jam:

14.01 II

Mulai Jam: 14.50

135 227 478,33

Selesai Jam:

14.55 II Mulai Jam: 15.41

145 155 325,833

(8)

6.2 Perhitungan

Setelah didapatkan fungsi y = 2E-05x2 - 0.0836x + 169.86 dan R² = 1, kita dapat mencari suhu pemadatan dan suhu pencampuran sebagai berikut :

Suhu Pencampuran:

y = 2E-05x2 - 0.0836x + 169.86 R² = 1 Jika y = 150 Cst, maka x = 158 °C Jika y

= 170 Cst, maka x = 157 °C Jika y = 190 Cst, maka x = 156 °C

Suhu Pemadatan:

y = 2E-05x2 - 0.0836x + 169.86 R² = 1 Jika y = 250 Cst, maka x = 152 °C Jika y

= 280 Cst, maka x = 150 °C Jika y = 310 Cst, maka x = 149 °C

(9)

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian Viskositas Aspal keras dan pembuatan serat pembacaan grafik viskositas Saybolt Furol, Setelah dirubah dalam bentuk C (cst) dan dimasukan kedalam Grafik Viskositas Saybolt furol didapat suhu pencampuran berada pada kisaran suhu 156oC – 158 oC dan suhu pemadatan berada pada kisaran suhu 149oC – 152 oC

Bandung, 8 Maret 2024

Dosen Pembimbing Penanggung Jawab

Dr.ing Luthfi Muhammad M , SST , MSAHC Rafly Prawira Utama

NIP. 197703062005011001 NIM. 221121022

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Stabilitas, Marshall Quotient, dan VIM beton aspal yang dipadatkan dengan alat pemadat Marshall lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemadatan dengan alat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik campuran beton aspal padat dengan metode pengujian Marshall yang menggunakan material lokal bantak ditinjau dari

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium maka diperoleh hasil pengujian karakteristik marshall campuran aspal AC-WC menggunakan aspal minyak

Stabilitas, Marshall Quotient, dan VIM beton aspal yang dipadatkan dengan alat pemadat Marshall lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemadatan dengan alat

Dari indikator pengujian Marshall diatas, fly ash lebih baik dalam hal kepadatan (density), rongga dalam campuran (VIM), dan rongga terisi aspal (VFB) karena sifat fly ash

Perbandingan data acuan dengan data yang diukur oleh alat rancang bangun alat ukur kekentalan oli SAE 10-30 menggunakan metode FBV small tube dapat dilihat juga dengan

Hubungan antara jumlah tumbukan dan campuran aspal emulsi dengan Flow Berdasarkan hasil pengujian Marshall, hubungan jumlah tumbukan dan aspal emulsi dengan flow

Bertolak dari hal-hal tersebut di atas, dilakukan penelitian EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC- BC) DENGAN