BAB 3
TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG DENGAN METODE PERPEKTUAL A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sifat dasar perusahaan dan akuntansi.
Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan:
1. Mampu memahami pentingnya menentukan metode yang tepat dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan
2. Mampu mencatat dan menganalisis sistem pencatatan akuntansi perusahaan dagang dengan metode perpektual
B. URAIAN MATERI
1. Pentingnya Penentuan Metode Dalam Pencatatan Akuntansi Bagi Perusahaan Dalam era globalisasi dan pesatnya perkembangan perekonomian di Indonesia, maka peran akuntan dalam suatu perusahaan sangatlah penting, akuntan bukanlah merupakan suatu pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pendokumentasian, tetapi peran akuntan sekarang menjadi ujung tombak perusahaan di dalam dunia perekonomian yang berkembang semakin pesat. Perekonomian Indonesia yang mengalami perkembangan dapat memengaruhi peluang usaha setiap perusahaan yang semakin meningkat, sehingga membuat perusahaan menjadi lebih bersaing guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya bahkan memperluas kegiatan usahanya.
Diera persaingan bisnis yang semakin ketat maka penting bagi manajemen untuk mengatur kebijakan terhadap aset yang dimilikinya yang dimana aset merupakan elemen penting untuk menunjang aktivitas operasi perusahaan. Salah satu aset yang dimiliki perusahaan tersebut adalah persediaan. Pada persediaan itu sendiri terdapat beberapa kendala yang dialami perusahaan salah satunya adalah perusahaan sering mengalami kesulitan dalam pencatatan dan penilaian persediaan.
Dengan adanya persediaan maka perusahaan dapat memenuhi kebutuhan saat ini maupun kebutuhan yang akan datang serta untuk menjaga kelangsungan usahanya mengingat persedian merupakan salah satu pos aset terbesar perusahaan, maka perlu dilakukan pengelolaan persediaan secara baik dan benar.
Setiap kesalahan dalam perhitungan persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi. Sebagai contoh, kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan akan mengakibatkan kekeliruan penyajian saldo akhir persediaan akhir, aset lancar, dan total aset pada neraca. Hal ini disebabkan karena perhitungan fisik persediaan merupakan dasar bagi pembuatan jurnal penyesuaian untuk mencatat
penuruna persediaan. Selain itu, kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan akan menimbulkan kekeliruan penyajian harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih pada laporan laba rugi. Selanjutnya, karena laba bersih ditambahkan (dimasukkan) ke modal pemilik pada akhir periode, maka ekuitas pemilik juga akan salah. Kesalahan pada modal pemilik ini akan setara dengan kesalahan persediaan akhir, aktiva lancar dan total aktiva (Warren, 2005: 443).
Hal itu perlu dilakukan agar persediaan yang disimpan terjamin baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga kegiatan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar serta dapat meneka seminimal mungkin resiko yang akan ditimbulkannya. Oleh karena itu, persediaan memerlukan pengendalian dan pengawasan yang baik guna menjaga efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan salah satunya dengan sistem pencatatan dan penilaian persediaan yang baik dan terkendali terhadap persediaan.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 14 Menyebutkan bahwa yang dimaksud persediaan ada tiga yaitu (1) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, (2) dalam proses produksi atau dalam perjalanan, (3) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Selain itu persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Semua biaya yang menyangkut persediaan harus dimasukkan seperti biaya pembelian, biaya koversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual dan dipakai. Biaya persediaan tidak dapat diperoleh kembali bila barang rusak.
Biaya persediaan juga tidak dapat diperoleh kembali jika estimasi biaya penjualan meningkat.
Dalam akuntansi, pencatatan merupakan sebuah langkah awal menuju terciptanya laporan keuangan yang baik dengan adanya pencatatan perusahaan akan dengan mudah mengetahui setiap transaksi-transaksi yang terjadi secara terperinci.
Oleh sebab itu setiap perusahaan hendaknya menerapkan prosedur pencatatan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Sehingga pada akhir periode laporan keuangan yang sebenarnya. Dari pernyataan tersebut maka akuntansi yang salah satu prosesnya adalah pencatatan berhubungan dengan metode apa yang tepat digunakan oleh perusahaan, pada perusahaan dagang akan berbeda dengan perusahaan jasa, dari segi unit bisnisnya pada perusahaan dagang kegiatan utamanya adalah melakukan transaksi jual beli barang, berhubungan dengan barang maka akan berhubungan dengan akun pokok salah satunya adalah persediaan, maka kita akan bahas mengenai perbedaan dari kedua metode pencatatan tersebut dimulai dari metode perpektual.
2. Pengertian Pencatatan Akuntansi dengan Metode Perpektual
Metode perpetual atau terus-menerus biasanya digunakan pada perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga yang relatif mahal, tetapi jarang terjadi.
Pada metode perpetual atau terus-menerus, transaksi pembelian barang dagangan dapat dicatat dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga beli (harga perolehan), sebaliknya jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun persediaan barang dagangan sebesar harga pokoknya. Pencatatan traksaksi dengan metode ini hasilnya lebih akurat dibandingkan metode periodik karena pencatatan dilakukan secara terus-menerus dan terperinci untuk setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dagang, selain itu persediaan barang dagang dapat diketahui setiap saat karena tercatat secara terus-menerus.
Dalam sistem persediaan perpetual, perusahaan menyelenggarakan pencatatan yang detail atas biaya perolehan persediaan barang dagangan baik yang dibeli maupun yang dijual. Melalui penerapan sistem ini, data persedian senantiasa dimutakhirkan, sebab pencatatan persediaan berlangsung secara terus menerus (perpetually) ketika barang dibeli dan dijual. Meskipun pencatatan persediaan dilakukan terus-menerus, perhitungan fisik persediaan tetap perlu dilakukan minimal sekali setahun. Sistem perpetual pada umumnya digunakan pada perusahaan yang menjual barang-barang dengan macam jenis barang yang relatif sedikit dan mudah diidentifikasi, misalnya perusahaan dagang elektronik, mebel, perlengkapan dapur, dan sejenisnya
Perusahaan dianjurkan menggunakan seistem perpetual (sistem kontinyu) dalam mencatat transaksi-transaksi barang dagangan. Petimbangan umumnya, sistem perpetual memungkinkan akuntansi perusahaan menyediakan informasi terkini terkait dengan persedian barang dagang.(Sony Warsono, 2013:193) Menggunakan akun perpetual, pencatatan Kos Barang Terjual dilakukan pada saat transaksi penjualan terjadi.pencatatan Kos Barang Terjual mencerminkan terjadi perubahan dari Persediaan Barang Dagangan menjadi Kos Barang Terjual karena transaksi penjualan.
Tabel 4.2 Nama dan Karakteristik Akun dalam Sistem Perpektual Nama Akun Deskripsi dan Karakteristik
Merchandise Inventory Merupakan akun aset yang menyajikan besaran
barang dagangan yang terdapat
diperusahaan.akun Persediaan Barang Dagangan menyajikan informasi setiap perubahan Barang Dagangan (meliputi antara lain : pembelian, retur pembelian, pengurangan pembelian, ongkos angkut pembelian, penjualan, dan retur penjualan.
Cost Of Good Sold Merupakan akun beban yang menyajikan
kumpulan kos barang yang terjual akun Harga
Pokok Penjualan mencerminkan kos atau harga pembelian Barang Dagangan yang terjual.
Sales Merupakan akun penghasilan yang menyajikan
informasi tentang jumah transaksi penjuaan Barang Dagangan yang telah dilakukan
Sales Retun Merupakan akun kontra penghasilan khususnya
akun penjuaan yang menyajikan besaran retur Barang Dagangan yang terjadi dalam penjulan Barang Dagangan
Sales Discount Merupakan akun kontra penghasilan, khususnya
akun penjualan ,yang menyajikan besaran potongan yang diberikan kepada pembeli
Tabel 3.2 Contoh Jurnal untuk Bentuk Perpektual
No Transaksi Jurnal Umum
1 Pembelian brang dagang secara tunai
Purchase Rp XXX
Cash Rp XXX 2 Pembelian barang dagang
secara kredit
Purchase Rp XXX
Account Payable Rp XXX 3 Pengiriman kembali barang
dagang yang telah dibeli secara tunai
Cash Rp XXX Inventory Rp XXX
4. Pengiriman kembali barang dagang yang dibeli secara kredit
Account Payable Rp XXX Inventory Rp XXX
5. Penjualan barang dagang secara tunai
Cash Rp XXX
Sales Rp XXX Cost of Good Sold Rp XXX
Inventory Rp XXX 6. Penjualan barang dagang
secara kredit
Account Receivable Rp XXX
Sales Rp XXX Cost of Good Sold Rp XXX
Inventory Rp XXX 7. Penerimaan kembali
barang yang telah dijual secara tunai
Sales Return Rp XXX
Cash Rp XXX Inentory Rp XXX
Cost of Good Sold Rp XXX 8. Penerimaan kembali
barang yang telah dijual secara kredit
Sales Return Rp XXX
Account Receivable Rp XXX Inventory Rp XXX
Cost of Good Sold Rp XXX 9. Pembayaran biaya angkut
barang yang dibeli
Inventory Rp XXX
Cash Rp XXX 10. Pembayaran beban angkut
barang yang dijual
Freight Out Rp XXX
Cash Rp XXX 11. Pembayaran utang dagang
tanpa adanya potongan
Account Payable Rp XXX
Cash Rp XXX 12. Pembayaran utang dagang
dengan adanya potongan
Account Payable Rp XXX
Cash Rp XXX Inventory Rp XXX 13. Penerimaan pelunasan
piutang tanpa potongan
Cash Rp XXX
Account Receivable Rp XXX 14. Penerimaan potongan
piutang dengan potongan
Cash Rp XXX Sales Discount Rp XXX
Account Receivable Rp XXX
C. TUGAS/ LATIHAN
1. PD Abadi adalah sebuah perusahaan dagang yang melakukan pencatatan berdasarkan sistem perpetual. Berikut ini transaksi PD PADAMU NEGERI selama bulan Juli 2015
a) Juli. Membeli sejumlah barang dagang dari PD Jaya Rp 3.000.000,00 dengan syarat 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp.200.000,00
b) 5 Juli. Membeli barang dagang dari PD Sejahtera Rp 5.000.000,00 dengan syarat 2/15 n/30
c) 6 Juli. Mengembalikan barang dagang yang telah dibeli dari PD Sejahtera karena rusak sebesar Rp 500.000,00
d) 10 Juli. Menjual barang dagang pada PD Ceria sebesar Rp.6.000.000,00 (harga pokok Rp 4.500.000,00) dengan syarat pembayaran 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp 200.000,00
e) 11 Juli. Membeli barang dagang dari PD Jaya Rp 5.000.000,00 dengan syarat 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp.500.000,00
f) 13 Juli. Pengembalian barang dagang dari PD Ceria sebesar Rp.1.000.000,00 (harga pokok Rp 700.000,00)
g) 14 Juli. Diterima dari PD Ceria pelunasan faktur tanggal 10 Oktober 2015 h) 15 Juli. Membayar hutang pada PD Jaya atas faktur tanggal 2 Oktober 2015 i) 20 Juli. Menjual barang dagang pada PD Mentari sebesar Rp.5.000.000,00
(harga pokok Rp 4.000.000,00) dengan syarat pembayaran 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp 200.000,00
j) 28 Juli. Pengembalian barang dagang dari PD Mentari sebesar Rp.1.500.000,00 (harga pokok Rp 900.000,00)
Diminta:
1. Buatlah jurnal atas transaksi di atas
2. Susunlah laporan penjualan untuk periode Oktober 2015
D. DAFTAR PUSTAKA
Budi, Saksono, Husnul Khotimah (2019). Praktikum Pengantar Akuntansi 2. Tangerang Selatan. Unpam Perss
Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI (2017). Standar Akuntansi keuangan (SAK) No.14: Persediaan. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia
Erica, Denny (2020). Modul Parktikum Akuntansi Perusahaan dagang. Program Studi Sistem Informasi Akuntansi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Bina Sarana Informatika.
Fachruddin, Achmad. Hafiez Sofyani. Ir. Lestari Rahayu.. Susanawati. (2016) Modul Mata Kuliah Dasar Akuntansi Program Studi Agribisnis “Perusahaan Dagang” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hery.(2015).Pengantar Akuntansi.Jakarta:Gramedia Widiasarana.
Warsono, sony. 2013. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta:Penerbit Buku Akuntansi