MAKALAH
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Pada Rabu, 24 Desember 2014
DISUSUN OLEH:
ANNISA SHINTA MAHARANI 145020301111029
KELAS CC
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam dunia usaha dikenal dua jenis perusahan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual atau memberikan jasa kepada konsumennya. Sedangkan perusahaan dagang merupakan perusahaan yang membeli barang dari pemasok kemudian menjualnya kembali kepada pelanggan tanpa diproses terlebih dahulu atau mengubah bentuknya. Secara garis besar, siklus kegiatan dalam perusahaan dagang meliputi pembelian, pembayaran, penjualan, dan penerimaan kas.
Terlepas dari seperti apa kegiatan perusahaan dagang dan jasa, keduanya tetap memerlukan akuntansi dalam pencatatan transaksinya. Namun, terdapat sedikit perbedaan dalam sistem akuntansi kedua perusahaan tersebut. Yaitu perusahaan dagang memiliki akun dan ayat jurnal tambahan serta beberapa jurnal khusus yang tidak dimiliki perusahaan jasa. Sebagai seorang calon akuntan yang berkompeten, seluruh mahasiswa jurusan akuntansi harus memahami serta mampu mengaplikasikan sistem akuntansi keduanya.
Seperti yang telah kita ketahui, sistem akuntansi perusahaan dagang membutuhkan tingkat pemahaman sedikit lebih tinggi daripada perusahaan jasa. Karena itu, makalah ini lebih fokus pada sistem akuntansi perusahaan dagang. Melalui bab – bab selanjutnya, diharapkan makalah ini dapat membantu rekan mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa jurusan akuntansi khususnya untuk lebih memahami sistem akuntansi perusahaan dagang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa ciri khas perusahaan dagang?
1.2.2 Bagaimana siklus akuntansi perusahaan dagang?
1.2.3 Bagaimana langkah-langkah menyusun laporan keuangan perusahaan dagang?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mampu mengidentifikasikan ciri khas perusahaan dagang.
1.3.2 Mampu melakukan pencatatan transaksi sesuai siklus akuntansi perusahaan dagang.
1.3.3 Mampu menyusun laporan keuangan perusahaan dagang.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain jenis kegiatan yang berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan dagang juga memiliki ciri khas berupa beberapa akun yang tidak dapat ditemukan dalam akuntansi perusahaan jasa. Dibawah ini dijelaskan akun-akun tersebut.
2.1.1 Akun Pembelian
Terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan dijual kembali. Pembelian ini dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit, dan sebagian pembayaran.
2.1.2 Akun Penjualan
Terjadi karena perusahaan menjual barang barang dagang yang diperoleh dari pemasok bertujuan untuk memperoleh laba. Penjulan dilakukan dengan cara tunai, kredit, dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur dengan syarat pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya dengan faktur jika kredit dan bukti penerimaan kas jika tunai.
2.1.3 Akun Potongan Pembelian
Terjadi karena penjual memberikan potongan kepada pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Selama masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi denagan potongan yang diterima.
2.1.4 Akun Potongan Penjualan
Merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh penjual, bertujuan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Jadi, jumlah yang diterima oleh penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi potongan yang diberikan.
2.1.5 Akun Retur Pembelian
Terjadi karena pembeli mengembalikan senagian barang yang telah dibeli atau sebagian rusak dan tidak sesuai pesanan. Jika dibeli secara tunai maka penjual akan memgembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Tetapi jika secara kredit maka besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya.
Terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang telah dijual karena mutunya tidak sesuai pesanan. Pengembalian ini akan mengurangi tagihan kepada pembeli.
2.1.7 Akun Biaya Angkut
Terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang dibeli samapai kegudang pembeli. Dengan demikian harga perolehanya terdiri dari harga beli barang ditambah beban angkutnya.
2.1.8 Akun Biaya Pengiriman
Terjadi karena penjual mengirim barang dari penjual sampai ditempat pembeli, karena pada saat transaksi jual beli telah dicantumkan dalam syarat penyerahan bahwa penjual menanggung ongkos kirim.
2.1.9 Akun Persedian
Merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum terjual pada akhir periode akuntansi.
2.1.10 Akun Utang Dagang
Terjadi karena masih terdapat sisa pembayaran dari suatu pembelian oleh suatu perusahaan dagang.
2.1.11 Akun Piutang Usaha
Digunakan untuk mencatat sisa-sisa harga pembelian yang dilakukan oleh pembeli atau semua sisa harga penjualan yang belum dibayarkan.
2.1.12 Akun Harga Pokok Penjualan (HPP)
Untuk menampung harga pokok/harga beli barang yang dijual dalam suatu periode akuntansi.
2.2.1 Tahap Pencatatan
1) Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
Setiap transaksi dalam perusahaan harus disertai bukti. Perusahaan dagang akan membuat atau memperoleh bukti transaksi setiap kali melakukan transaksi dengan pihak kedua. Beberapa bukti tersebut adalah faktur, nota kredit, dan kuitansi.
2) Pencatatan dalam jurnal
Akuntansi perusahaan dagang membutuhkan jurnal khusus, yaitu untuk menjurnal akun penerimaan kas, penjualan, pengeluaran kas, dan pembelian. Sedangkan untuk akun selain empat akun tersebut tetap dijurnal dalam jurnal umum seperti pada akuntansi perusahaan jasa.
3) Posting ke buku besar
Selain jurnal khusus, perusahaan dagang juga memiliki buku besar pembantu atau biasa dikenal dengan sebutan subsidiary ledger. Buku besar pembantu merupakan perluasan dari buku besar umum. Catatan dalam buku besar pembantu merupakan rincian dari salah satu akun besar umum. Buku besar pembantu dalam perusahaan dagang pada umumnya meliputi:
a. Buku besar pembantu hutang (account payable subsidiary), berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan hutang kepada kreditor secara individual sehingga merupakan rincian dari akun Hutang Dagang dalam buku besar umum.
2.2.2 Tahap Pengikhtisaran
1) Pembuatan neraca saldo
2) Pembuatan jurnal penyesuaian
3) Pembuatan neraca lajur
2.2.3 Tahap Pelaporan
1) Penghitungan harga pokok penjualan
2) Pembuatan laporan keuangan
3) Pembuatan jurnal pembalik
4) Pembuatan jurnal penutup
5) Pembuatan neraca saldo setelah penutup
2.3 LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG
Pada umumnya, laporan keuangan dalam perusahaan dagang meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Dibawah ini adalah format pembuatan laporan keuangan tersebut.
2.3.1 Laporan laba/rugi
_____NAMA PERUSAHAAN_____ Laporan Laba/Rugi
untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 20___
—————————————————————————————————– Penjualan Rp……….
Retur penjualan dan Potongan penjualan Rp ……… Penjualan bersih Rp ……… Harga Pokok Penjualan Rp ……… . ….
-Laba bersih sebelum pajak Rp ……… Pajak penghasilan Rp ……… -Laba bersih setelah pajak Rp ……… ===========
2.3.2 Laporan perubahan modal (laba ditahan)
____NAMA PERUSAHAAN____ LAPORAN PERUBAHAN MODAL
PER 31 DESEMBER 20__ Modal awal Rp ……… Laba bersih Rp ……… +
Rp ……… Prive pemilik Rp ……… –
Modal akhir Rp ………
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Selain itu, akuntansi perusahaan dagang memiliki sedikit perbedaan dengan akuntansi perusahaan jasa. Perbedaan itu terletak pada akun-akun yang muncul, yaitu akun pembelian, akun penjualan, akun potongan pembelian, akun potongan penjualan, akun retur pembelian, akun retur penjualan, akun biaya angkut, akun biaya pengiriman, akun persediaan, akun utang dagang, akun piutang usaha, dan akun HPP. Akuntansi dalam perusahaan dagang memiliki tiga siklus, yaitu tahap pencatatan, tahap pengikhtisaran, dan tahap pelaporan. Dalam tahap pelaporan, yang dilaporkan pada umumnya adalah laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Soemarso Slamet. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Suwardjono. 2013. Akuntansi Pengantar. Bagian 1 Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.