• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metopen Kuantitatif Riska Azizah N 2205026152

N/A
N/A
Maulana Daffa

Academic year: 2025

Membagikan "Metopen Kuantitatif Riska Azizah N 2205026152"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENGARUH PENGEMBANGAN UMKM BERBASIS EKONOMI KREATIF DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI DESA PAMENGKANG

Dosen pengampu: Mashilal,M.si

Disusun guna Memenuhi Tugas Mandiri Metopen Kuantitatif

Nama: Riska Azizah Nurhakim Nim: 2205026152

Kelas: EI-D4

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN WALISONGO SEMARANG

2024

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... 2

BAB I PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang... 3

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Sistematika Penulisan... 6

BAB II LANDASAN TEORI... 7

A. Literatur Review / Kajian Pusataka... 8

a. Devinisi Variabel... 8

b. Ciri-Ciri Karakteristik... 12

c. Kelemahan... 13

d. Kelebihan... 13

e. Contoh... 14

B. Keterkaitan Antar Variabel...15

C. Penelitian Terdahulu...17

D. Kerangka Berfikir... 19

E. Pengembangan Hipotesis...19

F. Rencana Waktu Penelitian... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Metodologi Penelitian...20

B. Jenis Penelitian... 20

C. Populasi dan Sampel... 21

a. Populasi...21

b. Sampel... 21

D. Definisi Operasional Variabel...21

E. Teknik Analisa Data...22

F. Definisi Operasional Variabel...23

G. Teknik Analisis Data...24

DAFTAR PUSTAKA...29

(3)

PENGARUH PENGEMBANGAN UMKM BERBASIS EKONOMI KREATIF DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA PAMENGKANG

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UMKM merupakan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Berdasarkan Undang- Undang nomor 20 Tahun 2008 usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan ataupun badan usaha perorangan dengan jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dilakukan oleh orang perorangan ataupun badan usaha akan tetapi bukan merupakan anak perusahaan dengan jumlah asset lebih dari Rp 50 juta sampai Rp 500 juta dan omzet total Rp 300 juta sampai Rp 2,5 milyar. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dilakukan oleh cabang orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai Rp 10 milyar dan omzet total Rp 2,5 milyar sampai Rp 50 milyarMasyarakat lebih dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki, Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup agar menjadi sejahtera, masyarakat yang mempunyai kemampuan dan jeli melihat potensi diri serta mampu mengidentifikasi lingkungan, dapat menemukan peluang dan membuka peluang usaha bagi masyarakat. Dengan adanya peluang usaha tersebut, diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar menjadi lebih baik sehingga mampu mengurangi tingkat urbanisasi yang tinggi. Selain itu, dengan adanya usaha yang menitik beratkan pada peluang yang ada di daerah sekitar, diharapkan mampu menjadi ikon atau ciri khas dari daerah tersebut.

Dalam menumbuhkan pertumbuhan ekonomi masyarakat UMKM memiliki kontribusi yang besar khususnya di negara-negara berkembang. Dampak yang berpengaruh positif dapat menggerakkan roda perekonomian bangsa dan mengurangi jumlah pengangguran. Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik melalui website resminya pada tahun 2011-2012 jumlah UMKM Sebagai Berikut:

(4)

Berdasarkan penjelasan tersebut, UMKM merupakan salah satu potensi perluasan kerja untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dari Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam dalam Simposium Nasional Ekonomi Global yang diselenggarakan oleh PPK kosgoro 1957 dengan tema "Sistem Pertahanan Ekonomi Nasional Menyikapi Perubahan Kebijakan Global dalam kontek Masyarakat Ekonomi ASEAN”. di Ruang Bamus DPR RI Jakarta dalam wawancara beliau berpendapat UMKM ini merupakan tulang punggung serta pondasi ekonomi kerakyatan, "sehingga jika terjadi krisis ekonomi, karena UMKM nya kuat maka perekonomian juga tetap akan kuat". LPDB ini bertujuan untuk mengentaskan pengangguran, kemiskinan, permodalan bagi pelaku UKM dan menumbuhkan perekonomian nasional pemaparan dari Direktur Lembaga Pinjaman Dana Bergulir Kementrian Koperasi dan UKM Kemas Danial. Ini menunjukkan bahwa pemerintah mendukung penuh dalam hal peningkatan UMKM di daerah- daerah.

Dimulainya MEA yang diberlakukan pada awal 2016 menuntut para pelaku UMKM agar bisa bersaing dengan para pengusaha dari negara ASEAN. Oleh karena itu, dukungan penuh dari pemerintah, pelaku usaha besar dan masyarakat sangat diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan UMKM supaya tidak sampai ada penurunan ataupun kebangkrutan. Pemberian KUR 9% dan akan menjadi 7% di tahun depannya, jelas Agus Muharam merupakan kesempatan yang baik untuk masyatakat dalam hal menggali potensi usaha mereka. Kenyataan ini tentu berbanding terbalik dengan program pemerintah yang berusaha mengangkat UMKM agar terus berkembang agar terus menyokong ekonomi Negara.

(5)

Penelitian ini diambil karena masih banyak pengrajin kayu di Desa Pamengkang yang mengalami permasalahan umum terjadi di industri kecil/menengah. Permasalahan di atas berdampak pada kinerja penjualan yang dijalankan. Sebab kinerja penjualan yang baik mampu membuat perusahaan dalam hal ini UMKM bertahan dalam kondisi pasar yang bergerak dengan cepat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah yang ada, serta agar tidak terjadi penyimpangan maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah Ada Pengaruh Pengembangan Perilaku Pelaku Usaha Terhadap Keberhasilan UMKM Di Desa Pamengkang Kecamatan Mudu Kabupaten Cirebon ?

2. Apakah Ada Pengaruh Modal Usaha Terhadap Keberhasilan UMKM Di Desa Pamengkang Kecamatan Mudu Kabupaten Cirebon?

3. Apakah Ada Pengaruh Prilaku Pelaku usaha Dan Modal Usaha Terhadap Keberhasilan UMKM Di Desa Pamengkang Kecamatan Mudu Kabupaten Cirebon?

C. Tujuan Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan Strategi Pengembangan Umkm Berbasis Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Pamengkang.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis Pengembangan Umkm Berbasis Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Pamengkang. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan pengalaman dalam penelitian selanjutnya.

D. Sistematika Penulisan Latar Belakang:

Pada bagian ini, akan dijelaskan konteks umum dari topik penelitian, termasuk pengaruh pengembangan UMKM berbasis ekonomi kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa pamengkang. Penting juga untuk membahas pentingnya pengaruh pengembangan UMKM berbasis ekonomi kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa pamengkang.

Permasalahan:

Bagian ini menyoroti pengaruh pengembangan UMKM berbasis ekonomi kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa pamengkang, khususnya dalam berbasis ekonomi

(6)

kreatif pada UMKM. Ini bisa mencakup efektivitas UMKM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa pamengkang dengan berbasis ekonomi kreatif.

Tujuan Penelitian:

Menjelaskan secara singkat tujuan dari penelitian tersebut, yaitu apa yang ingin dicapai atau diungkap melalui penelitian ini. Hal ini membantu dalam memberikan arah dan fokus yang jelas pada penelitian.

1. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis dapat mengasah pola pikir penulis secara akademisi/intelektual, serta dapat menambah wawasan penulis terkait kajian ilmu Pengambangan Strategi UMKM secara umum dan khusus bahwa masyarakat berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Nasional, serta sebagai media sosialisasi penulis sebagai akdemisi jurusan ekonomi untuk memberi informasi dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya Menjadi Plaku UMKM.

2. Kementrian Koperasi UMKM dan Kementrian Sosial

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Presiden Direktur maupun Kementrian UMKM di Indonesia melalui pemahaman aspek apa yang berpengaruh dalam meningkatkan Bantuan UMKM Kepada masyarakat sehingga berpotensi bagi Pelaku UMKM Bisa Meningkatkan Produknya, dan bagian pemasaran dapat merencanakan strategi yang lebih baik untuk menggarap pasar potensial yang ada lebih optimal, serta bagian produksi dapat memodifikasi produk yang akan ditawarkan sesuai dengan keinginan masyarakat.

3. Bagi Akademisi/Program Studi Muamalat

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan penting dalam memperluas wawasan kajian keilmuan terkait ilmu UMKM yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi rekan-rekan mahasiswa menganai Strategi Pengembangan UMKM khusus mengenai factor-faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam ber-umkm.

4. Bagi Masyarakat

Dari hasil peneilitan ini dapat menjadi informasi dan gambaran bagi masyarakat mengenai peranan masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi Nasional, dan diharapkan bisa membantu menyadarkan masyarakat Indonesia untuk lebih peduli mengenai pentingnya berumkm untuk memproteksi diri dan Keluarga.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Literatur Review / Kajian Pusataka a. Devinisi Variabel

1. Strategi Pengmbangan

Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos yang artinya “a general maneuvers cried aut over come a enemyduring combat” yaitu semacam ilmunya para jenderal untuk memenangkan pertempuran.1 Sedangkan dalam kamus Belanda- Indonesia, sertategis berasal dari kata majemuk, yang artinya siasat perang, istilah strategi tersebut digunakan dalam kemiliteran sebagai usaha untuk mencapai kemenangan, sehingga dalam hal ini diperlukan taktik serta siasat yang baik dan benar. Sedangkan menurut Umar strategi merupakan tindakan yang bersifat incremenial (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkna sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para pelanggan di masa depan.2 Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competition).

Strategi adalah bakal tindakan yang menuntun keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak merealisasikannya. Di samping itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional dan dalam perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan.3

Strategi memiliki hirarki tertentu. Pertama adalah strategi tingkat korporat. Strategi korporat, menggambarkan arah pertumbuhan dan pengelolaan berbagai bidang usaha dalam

1 1 John M Bryson, Perencanaan Strategis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), xvi

2 Husein Umar. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), 31.

3 Rachmat, Manajemen Strategik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), 14

(8)

sebuah organisasi untuk mencapai keseimbangan produk dan jasa yang dihasilkan. Kedua adalah strategi tingkat unit usaha (bisnis). Strategi unit usaha biasanya menekankan pada usaha peningkatan daya saing organisasi dalam satu industri atau satu segmen industri yang dimasuki organisasi yang bersangkutan. Ketiga strategi tingkat fungsional. Strategi pada tingkat ini menciptakan kerangka kerja bagi untuk manajemen fungsional seperti produksi dan operasi, keuangan, sumber daya manusia, pemasaran ,dan penelitian dan inovasi (research and innovation).

4

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu proses yang direncanakan untuk mencapai sasaran perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Saat strategi telah diterapkan maka akan diketahui apakah gagal atau berhasil pada organisasi tersebut Menurut Iskandar Wiryokusumo pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan uatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuankemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas prskarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesame, maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan prbadi yang mandiri.5

Srategi pengembangan adalah usaha menyeluruh, yang memerlukan dukungan dari pimpinan atas yang dirancang untuk meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi melalui penggunaan beberapa tehnik intervensi dengan menerapkan pengetahuan yang berasal dari ilmu- ilmu perilaku.6 Srategi pengembangan adalah suatu proses yang meningkatkan efektifitas keorganisasian dengan mengintergrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan tujuan keorganisasian. secara khusus proses ini merupakan usaha mengadakan perubahan secara berencana yang meliputi suatu system total sepanjang periode tertentu, dan usaha mengadakan perubahan ini berkaitan dengan misi organisasi.7

Srategi pengembangan adalah usaha yang terencana dan berkelanjutan untuk menerapkan ilmu perilaku guna pengembangan system dengan menggunakan metode- metode refleksi dan analisis diri.8 Strategi pengembangan adalah cara atau srategi yang digunakan oleh wadah atau

4 Diah Tuhfat Yoshida, Arsitektur Strategik: Sebuah Solusi Meraih Kemenangan dalam Dunia yang Senantiasa Berubah, (Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia, 2004), 26

5 5 Iskandar Wiryokusumo dan J. Mandilika, Kumpulan-Kumpulan Pemikiran dalam Pendidikan (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), 93

6 Indra Wijaya, Perilaku Organisasi, (Bandung: Sinar Baru, 1989), 244.

7 James L. Gibson, Organisasi Dan Manajemen, Perilaku Struktur Dan Proses, Terj. Djoerban Wahid (Jakarta: Erlangga, 1990), 658

8 Umar Nimran, Perilaku Organisasi, Surabaya: Citra Media, 1997), 109

(9)

tempat guna proses suatu perubahan berencana yang memerlukan dukungan semua pihak, antara lain pengelola dan karyawan dengan perubahan–perubahan itu diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan suatu perusahaan, yang memerlukan usaha jangka pendek, menengah, dan panjang guna menghadapi perubahan yang akan terjadi pada masa mendatang.

2. Umkm

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam peningkatan perekonomian daerah maupun perekonomian suatu negara. Menurut Tambunan (2012) di Indonesia, UMKM terbukti memiliki peran yang penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 yang mana banyak dari perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan, sedangkan UMKM mampu bertahan dengan kondisi krisis tersebut.

Selain itu, sektor ini mampu meningkatkan pendapatan per kapita atau Produk Domestik Bruto masyarakat karena mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. UMKM diatur dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha mikro atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut.

Dengan kriteria ini, usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai aset paling banyak Rp 50.000.000,00 atau dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 hingga maksimum Rp 2.500.000.000,00.

Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan UMKM agar dapat bertahan dalam krisis global. Berbagai inisiatif selalu diusahakan oleh pemerintah melalui Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah agar semakin banyak individu mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Perhatian pemerintah terhadap UMKM yang sangat besar merupakan langkah strategis yang tepat dibutuhkan bangsa Indonesia.

Kasmir usaha dapat dikatakan berhasil jika para pelaku usaha memiliki karakteristik kepribadian yang jujur, kreatif dan inovatif untuk membangun sebuah kepercayaan terhadap konsumen, semakin banyak motivasi dan perilaku baik yang dimiliki oleh seorang pelaku usaha maka semakin besar pula kemungkinan sebuah UMKM dapat berkembang. Untuk mengembangkan suatu

(10)

UMKM agar usahanya berhasil, pelaku usaha harus dapat berpikir kreatif dan inovatif untuk lebih mengembangkan usahanya.

Besar kecilnya modal akan mempengaruhi perkembangan usaha dalam pencapaian pendapatan. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi Kabupaten Cirebon jumlah UMKM pada tahun 2017 di Desa Pamengkang sebanyak 135 UMKM. UMKM di Desa Pamengkang bergerak di bidang perdagangan dengan jumlah 103 usaha, perindustrian 10 usaha, Jasa 8 usaha, peternakan 10 usaha, dan pertanian 4 usaha. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan UMKM yang ada di Desa Paengkang tidak semuanya dapat bertahan lama dan bahkan sulit untuk berkembang sehingga usaha UMKM itu tidak berhasil.

Ada beberapa usaha yang bertahan hanya sebentar, padahal jika para pelaku usaha pandai mencari dan memanfaatkan peluang usaha tersebut akan lebih berkembang. Modal usaha menjadi salah satu hal yang penting untuk keberhasilan suatu usaha. Semakin besar modal usaha yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan usaha tersebut dapat berhasil. Hal ini tergambar di Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, dimana banyak UMKM di desa tersebut belum memiliki izin usaha sebagai syarat untuk mendapatkan modal tambahan dan perilaku usaha dari para pelaku usaha disana yang tidak berpikir kreatif dan inovatif sebagai syarat berkembangnya UMKM.

3. Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif merupakan proses ekonomi yang termasuk kegiatan produksi dan distribusi barang serta jasa di dalamnya yang membutuhkan gagasan dan ide kreatif serta kemampuan intelektual dalam membangunnya. Ekonomi kreatif merupakan gabungan dua kata yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Ekonomi itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan ilmu tentang asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang- barang serta kekayaan, sementara kreatif merupakan kemampuan dalam memiliki daya cipta serta kemampuan untuk menciptakan. Dapat dikatakan bahwa ekonomi kreatif merupakan proses perekonomian yang mengutamakan nilai kreativitas.

Ekonomi kreatif pada mulanya merupakan aliran ekonomi baru yang lahir pada awal abad ke-21. Aliran ekonomi tersebut diketahui mengutamakan nilai intelektual dalam menciptakan uang, menambah kesempatan kerja, serta memberikan kesejahteraan pada masyarakat.

Alvin Toffler (1980) mengungkapkan dalam teorinya bahwa terdapat tiga gelombang dalam peradaban ekonomi. Pertama, ialah pertanian. Kedua, ialah ekonomi industri, dan ketiga adalah ekonomi informasi. Ia juga kemudian memprediksi bahwa akan ada gelombang keempat, yakni ekonomi kreatif.

(11)

Sederhananya, ekonomi kreatif merupakan bentuk pengembangan dari konsep ekonomi, namun dengan penambahan kreativitas. Namun, kreativitas tersebut tidak hanya terbatas pada kegiatan produksi saja, tetapi juga termasuk ke dalam bagaimana penggunaan bahan baku serta inovasi suatu teknologi di dalamnya. (Alya Madani )

4. Kesejahteraan Masyarakat

Sejahtera, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merujuk pada situasi yang aman sentosa, dan makmur. Aman berarti terbebas dari bahaya dan gangguan. Hidup yang aman menandakan suatu kehidupan yang terbebas dari segala kesukaran dan bencana. Sehingga, hidup yang sentosa adalah hidup dalam suasana aman, damai dan tidak ada kekacauan. Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang tercermin dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan, biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani.

Tingkat kesejahteraan dapat didefinisikan seabagai kondisi agregat dari kepuasan individu- individu. Pengertian dasar itu mengantarkan kepada pemahaman kompleks yang terbagi dalam dua arena perdebatan. Pertama adalah apa lingkup dari substansi kesejahteraan kedua adalah bagaimana intensitas substansi tersebut bisa direpresentasikan agregat.

Kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang yang diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima, namun tingkatan dari kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relative karena tergantung dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut. Keterkaitan antara konsep kesejahteraan dan konsep kebutuhan adalah dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka seseorang sudah dinilai sejahtera , karena tingkat kebutuhan tersebut secara tidak langsung sejalan dengan indikator kesejahteraan.9

b. Ciri-Ciri Karakteristik

Ciri-ciri karakteristik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meliputi:

1. Skala Usaha yang Terbatas: UMKM biasanya beroperasi dalam skala usaha yang relatif kecil, baik dari segi pendapatan, aset, maupun jumlah karyawan.

2. Modal Terbatas: UMKM cenderung memiliki modal terbatas untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka. Mereka bergantung pada tabungan pribadi, pinjaman mikro, atau dukungan keluarga.

9 Konsep Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif Al-Qur’an (Dahliana Sukmasari) Journal Of Qur’an and Hadis Studies Vol. 3 No. 1 (Juni 2020)

(12)

3. Pemilik Dapat Menjalankan Operasi: Dalam UMKM, pemilik seringkali terlibat langsung dalam menjalankan operasi sehari-hari.

4. Penyediaan Produk atau Layanan Lokal: UMKM cenderung fokus pada menyediakan produk atau layanan untuk pasar lokal atau regional.

5. Tidak Memiliki Pasar yang Dominan: UMKM umumnya tidak mendominasi pasar dan seringkali bersaing dengan perusahaan besar atau pemain besar dalam industri yang sama.

6. Ketergantungan pada Tenaga Kerja Lokal: Mereka sering bergantung pada tenaga kerja lokal atau anggota keluarga dalam operasional sehari-hari.

7. Keterbatasan Sumber Daya Teknologi: Sumber daya teknologi seperti perangkat keras dan perangkat lunak seringkali terbatas.

8. Pelatihan dan Keterampilan Khusus: Pemilik UMKM sering memiliki keterampilan atau pengetahuan khusus yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka.

9. Fleksibilitas: UMKM seringkali lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan dibandingkan dengan perusahaan besar.

10. Kontribusi Signifikan terhadap Perekonomian: Meskipun ukurannya kecil, UMKM biasanya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara dengan menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.

c. Kelemahan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki sejumlah kelemahan yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan daya saing mereka. Keterbatasan sumber daya, termasuk modal, tenaga kerja, dan teknologi, seringkali menjadi kendala utama. Akses terbatas ke pembiayaan dan pinjaman juga merupakan masalah umum, yang menghambat kemampuan UMKM untuk mengembangkan usaha mereka.

UMKM cenderung beroperasi dalam skala produksi yang lebih kecil, yang dapat mengurangi efisiensi mereka. Selain itu, kurangnya keahlian manajemen dan pemahaman manajemen yang terbatas bisa menghambat perencanaan strategis dan pengelolaan keuangan.

UMKM seringkali rentan terhadap perubahan ekonomi dan persaingan yang ketat di pasar.

Kebijakan birokrasi dan regulasi yang rumit, bersama dengan ketergantungan pada pemilik bisnis, juga menjadi kendala. Kemampuan inovasi seringkali terbatas, dan pemasaran produk dan layanan bisa menjadi tantangan yang serius.

(13)

Namun, penting untuk mencatat bahwa UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian dan dapat mengatasi kelemahan ini dengan dukungan, pelatihan, dan kebijakan yang sesuai. Kesadaran akan masalah ini adalah langkah awal untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh UMKM dan membantu mereka tumbuh dan berkembang.

d. Kelebihan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki sejumlah kelebihan yang memainkan peran penting dalam perekonomian dan masyarakat. Salah satunya adalah UMKM seringkali menjadi sumber pertumbuhan ekonomi lokal. Mereka menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan kepada warga lokal untuk berkontribusi pada perekonomian.

Kelebihan lainnya adalah UMKM seringkali menjadi jantung kreativitas dan inovasi.

Mereka mampu merespons tren pasar lokal dengan lebih cepat dan fleksibel daripada perusahaan besar. Hal ini dapat menghasilkan produk dan layanan yang unik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

UMKM juga mendukung keberagaman ekonomi. Mereka sering menjadi penopang ekonomi dalam komunitas yang beragam, termasuk di daerah pedesaan dan pinggiran kota. Ini membantu dalam mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dan mendorong inklusi sosial.

Selain itu, UMKM sering menggunakan sumber daya lokal dan mendorong perkembangan daerah. Mereka dapat mempromosikan budaya lokal dan keberlanjutan lingkungan, yang semakin penting dalam era berkelanjutan saat ini.

Penting untuk diingat bahwa UMKM memiliki peran kunci dalam ekonomi dan masyarakat, dan mereka dapat memberikan banyak manfaat, terutama ketika mendapatkan dukungan yang tepat dari pemerintah dan komunitas.

e. Contoh

Kondisional UMKM adalah istilah yang mungkin mengacu pada UMKM yang beroperasi dalam situasi khusus atau dengan persyaratan tertentu. Contohnya meliputi:

1. UMKM Perempuan: UMKM yang dimiliki atau dijalankan oleh pengusaha perempuan.

Mereka sering menghadapi tantangan unik dalam berbisnis dan mungkin mendapatkan dukungan khusus dalam bentuk pelatihan dan pembiayaan.

2. UMKM Berkelanjutan: UMKM yang berfokus pada praktik bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan daur ulang, energi hijau, atau pendekatan lain yang ramah lingkungan.

(14)

3. UMKM Berbasis Teknologi: UMKM yang aktif dalam pengembangan teknologi, seperti pengembangan perangkat lunak, aplikasi mobile, atau produk teknologi lainnya.

4. UMKM Pariwisata: UMKM yang terlibat dalam industri pariwisata, seperti homestay, tur lokal, atau kerajinan tangan yang berkaitan dengan pariwisata.

5. UMKM Agrikultur Organik: UMKM yang fokus pada pertanian organik, produksi makanan organik, atau produk-produk yang dihasilkan secara alami dan ramah lingkungan.

6. UMKM Berbasis Sosial: UMKM yang berkomitmen untuk memberikan manfaat sosial selain keuntungan, seperti memberdayakan komunitas lokal atau mendukung penyandang disabilitas.

7. UMKM dalam Program Kredit Mikro: UMKM yang berpartisipasi dalam program kredit mikro atau program pembiayaan khusus yang disediakan oleh lembaga keuangan atau pemerintah.

B. Keterkaitan Antar Variabel

a. Keterkaitan Variabel Pengaruh Pengembangan UMKM

1. Pengaruh Positif Modal Usaha Terhadap Pengembangan UMKM

Suryana ( 2013: 14 ) wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan pekerjaan yang disenangi masyarakat. Modal usaha sangat penting dalam pengembangan UMKM, pelaku bisnis sering mengalami hambatan dalam permodalan. Penelitiannya Khairudin (2017) mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengembangan UMKM yaitu permodalan, kemudahan akses produksi, pendidikan dan pelatihan, serta pameran hasil produksi hal-hal tersebut yang mempengaruhi pengembangan UMKM. Permodalan termasuk salah satu faktor yang mempengarui pengembangan usaha dan untuk meningkatkan produksi suatu usaha.

2. Pengaruh Positif Strategi Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM

Strategi pemasaran sangat dibutuhkan dalam berwirausaha, karena bertujuan untuk mengenalkan produk/jasa kepada masyarakat atau konsumen. Suryana ( 2014 : 198 ) setelah memahami perencanaan usaha, langkah selanjutnya yaitu mempelajari dan melatih bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan itu didistribusikan atau dipasarkan.

Tujuan pemasaran yaitu meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, menentukan tingkat

(15)

harga, mempromosikan agar produk dikenal konsumen dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen. Maka dari itu diperlukan strategi pemasaran yang baik agar bisa mengembangakan usaha dengan baik, strategi pemasaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha.

Seperti dalam penelitiannya Yasri (2014: 293) mengungkapkan bahwa posisioning, strategi produk, harga, distribusi dan promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan UMKM.

3. Pengaruh Positif Bahan Baku Terhadap Pengembangan UMKM

Kholmi (2003:29) bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri. Bahan baku sangat penting dalam proses produksi. Tanpa adanya bahan baku perusahaan tidak akan melakukan proses produksi karena tidak ada bahan yang digunakan dalam produksi. Bahan baku juga sebagai penentu proses produksi dalam suatu perusahaan.

4. Pengaruh Positif Karakteristik Wirausaha Terhadap Pengembangan UMKM Pengembangan usaha tidak terlepas dari karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya. Suryana ( 2014 : 53 ) keberhasilan berwirausaha sangat bergantung dari beberapa faktor, yaitu kemauan, kemampuan, peluang dan kesempatan. Ada beberapa alasan mengapa seseorang berminat melakukan kawirausahaan, yaitu alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan, dan alasan pemenuhan diri. Salah satu faktor pengembangan usaha yaitu karakteristik wirausaha. Widiyanto dan Miftahul (2018 : 761) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa karakteristik wirausaha mempengaruhi keberhasilan suatu usaha. Jadi di perlukan karakteristik wirausaha yang baik untuk menjalankan suatu usaha agar dapat berkembang dengan baik.

5. Pengaruh Positif Teknologi Terhadap Pengembangan UMKM

Hisrich (2008: 128) kecanggihan tingkat teknologi produk perusahaan bergantung pada tingkat pendidikan dalam suatu kultur. Teknologi sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha, baik teknologi yang digunakan untuk memproduksi ataupun teknologi dalam mempromosikan produk. Menurut Tambunan (2002: 80) di Indonesia umumnya menggunakan teknologi lama/

tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua dan alat-alata produksi yang sifatnya

(16)

manual. Keterbelakangan teknologi ini hanya membuat rendahnya total factor productivity dan efisiensi di dalam proses produksi.

Teknologi merupakan salah satu faktor pengembangan UMKM, seperti dalam penelitannya Purwaningsih (2015: 7) mengungkapkan bahwa teknologi merupakan faktor internal yang mempengaruhi perkembangan suatu usaha.

6. Pengaruh Positif Kualitas SDM Terhadap Pengembangan UMKM

Suryana ( 2014 ) sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dalam suatu organisasi. Efektifitas fungsi sumber daya manusia memiliki dampak yang subtansial terhadap kinerja organisasi, bahkan juga sangat berpengaruh juga terhadap laba perusahaan. Berdasarkan keterangan di atas betapa pentingkan kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan laba suatu Usaha.

Dalam penelitiannya Agustin (2016) menyatakan bahwa kualitas SDM sangat mempengaruhi pengembangan UMKM. Karena kualitas SDM yang akan membawa kemana usaha ini akan dijalankan dan akan memberikan ide-ide yang sangat kreatif untuk mengembangkan usahanya lebih baik lagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa penjual dipasar Srondol bahwa pendidikan mempengaruhi pengembangan UMKM atau keberhasilan suatu usaha karena semakin tinggi ilmu yang dimiliki semakin banyak ide yang dilakukan untuk usahanya. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kualitas SDM sangat mempengaruhi pengembangan UMKM, agar usaha dapat berjalankan dengan baik dan bisa memberikan inovasi dan kreasi yang lebih bagus dalam usaha sehingga usahanya kedepannya akan berkembang dengan baik.

7. Pengaruh Positif Peran Pemerintah Terhadap Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM tidak terlepas dari faktor internal dan eksternal. Untuk faktor eksternal yaitu ada peran dari pemerintah dalam pengembangan UMKM. Peran pemerintah sangat penting dalam pengembangan UMKM, dimana salah satu peran pemerintah yaitu membuat regulasi atau kebijakan terkait UMKM. selain itu juga peran pemerintah yaitu memberikan pembinaan dan pelatihan bagi para pelaku Usaha untuk bekal bagi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.

C. Penelitian Terdahulu

Strategi Pengembangan UMKM (X1) Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Y) Pelaksanaan penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk menggali informasi

(17)

tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan penelusuran penelitian ini akan dapat dipastikan sisi ruang yang akan diteliti yang dapat diteliti dalam ruangan ini, dengan harapan penelitian ini tidak tumpang tindih dan tidak terjadi penelitian ulang dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang berhasil dipilih untuk dikedepankan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hal yang membedakan adalah:

1. Penelitian ini berusaha untuk menemukan sektor UMKM yang potensial diantara beberapa sektor UMK yang ada di Kecamatan Singosari, dengan menggunakan alat analisis Location Quotient (LQ) yaitu alat analisis yang digunakan untuk menentukan kategori suatu sektor termasuk dalam sektor basis atau bukan basis.

2. Setelah ditemukan sektor UMK potensial (sektor basis) kemudian dilakukan identifikasi potensi dan permasalahan terhadapnya, dengan alat analisis deskriptif

Tabel 1.2

No Nama Tahun, Judul Penelitian Fokus Penelitian Analisis Data

1. Hendry Meilana Trenggono, 2009, Analisis Potensi dan Hambatan UMKM Depok.

Profil umkm potensi dan permasalahan

Penyajian data SIG, dan analisis

data dengan statistik deskriptif.

2. aka Sriyana, 2010, Strategi Pengembangan UKM (Studi Kasus di Kabupaten Bantul.

Identifik,asi permasalahan umkm unutuk menentukan strategi pengembangan

Statistik Deskriptif

3. Sukesi, 2011, Analisis ImplementasPemberdayaan UMKM Kota Malang.

Identifikasi potensi dan permasalahan serta faktor

yang mempengaruhi pengembangan umkm kota

malang

Statistik Deskriptif

4. Rusdarti, 2010, potensi ekonomi daerah dal,am pengembangan umkm unggulan di kabupaten semarang.

Penentuan sektor unggulan

Analis Location Quotient (LQ)

(18)

5. Haryadi, 2011, profil, dan

permasalahan umkm dalam kajian bantuan pemerintah umkm provinsi jambi.

Gambaran umum tentang pemanfaatan bantuan pemerintah dalam pengembangan

Studi Kepustakaan Dan Studi Lapangan.

D. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka disusun dengan berdasarkan pada tinjauan Pustaka hasil penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka pemikiran ini merupakan suatu argument kita dalam merumuskan hipotesis.

Pengaruh Pengembangan UMKM

Kesejahteraan Masyarakat Ekonomi Kreatif

E. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka disusunlah hipotesis penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian mengenai Apakah ada pengaruh pelaku usaha terhadap keberhasilan UMKM di Desa Pamengkang yaitu sebagai berikut:

a. H1 :Terdapat Pengaruh Pengembangan UMKM Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.

(19)

b. H2 : Terdapat Pengaruh Ekonomi Kreatif Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.

c. H3 : Terhadap Pengaruh Anatara Pengaruh Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.

F. Rencana Waktu Penelitian

a. Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan,1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsung.

b. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Lingkungan Masyarakat Di desa Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif , Karena data Strategi Pengembangan UMKM (X1) Dan Ekonomi Kreatif (X2) Kesejahteraan Masyarakat (Y) yang diperoleh berupa data kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meniliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data mengguanakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif /statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (sugiyono, 2012). Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Metode kuantitatif dengan mengguanakan angket atau kuisoner merupakan salah satu teknik dari pengumpulan data utama dalam pendekatan kuantitatf yang berfungsi sebagai suatu bahan dalam melakukan analisis data tersebut.

B. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini bertujuan ingin mempelajari dan mengetahui variabel pengaruh tingkat

(20)

pendidikan, pengaruh pengalaman kerja dan hubungan antara variabel terhadap pendapatan di Kecamatan Kesambi Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei dipilih karena metode ini lazim digunakan dan merupakan metode yang tepat dalam mengukur kualitas pelayanan dan kepuasan publik. Hal ini dikemukakan dalam tulisan para pakar administrasi publik diantaranya (Hatry, 1990; Callahan, 2008; Majumdar, 2008).

Dalam Irawan (2007, p. 101) disebutkan “metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data”. Masih menurut Irawan (2007), dalam penelitian survei dengan kuesioner diperlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan tercapai dengan baik. Berdasarkan catatan pada KPPBC Tipe A2 Tangerang, tercatat sebanyak 131 (seratus tiga puluh satu) PDKB secara aktif menjalankan kegiatan perusahaan sesuai bidang usahanya. Jumlah ini memadai dikaitkan dengan pemenuhan persyaratan perlunya responden dalam jumlah yang cukup dalam penelitian ini.

C. Populasi dan Sampel a. Populasi

Dalam melakukan suatu kegiatan penelitian, maka tidaklah dapat diteliti semua individua tau jumlah total dari objek penelitian. Menurut Arikunto Suharsimi (1998) Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Adapun populasi penelitian ini adalah Masyarakat di Desa Pamengkang 11052 Penduduk.

b. Sampel

Mengemukakan sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Furqon (1999:2), sebagian anggota dari populasi disebut sampel. Pasaribu (1975:21) berpendapat, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM di desa pamengkang yaitu 2319 orang. Teknik Sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling.

D.Definisi Operasional Variabel

Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan

(21)

sumber data dalam wujud data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Husein Umar (2013:42) data primer adalah: “Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”.

Sedangkan menurut Nur Indrianto dan Bambang Supono (2013:142) data primer adalah: “Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara)”. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok tokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber.

(22)

2. Data Sekunder

Menurut Husein Umar (2013:42) data sekunder adalah:“Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau d iagram-diagram”.

Sedangkan menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:143) data sekunder adalah: “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh p eneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagianya.

E. Teknik Analisa Data

Dalam melakukan data dilokasi penelitian, penulis menggunakan beberapa metode, antara lain yaitu :

1. Kuesioner

Instrumen penelitian yang satu ini merupakan instrumen yang paling banyak digunakan di dalam melakukan riset pasar. Instrumen ini dapat dibuat dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang terstruktur untuk dijawab oleh sejumlah responden.

Keunggulan dari instrumen penelitian ini ialah sifatnya yang fleksibel untuk dibuat, di mana peneliti dapat menyusun sejumlah pertanyaan sesuai dengan sasaran permasalahan yang ingin dijawab.

Selain itu, dalam proses pembuatan maupun pengadministrasian instrumennya juga tergolong efisien. Melalui sejumlah pertanyaan yang dibuat dan diisi langsung oleh subjek penelitian, peneliti mampu mendapatkan berbagai insight yang valid dalam kurun waktu yang singkat.

2. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data ini merupakan teknik di mana peneliti mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber data atau dokumen yang relevan terhadap permasalahan penelitian. Sumber-sumber data ini harus bersifat kredibel dan reliabel, di mana sumber data ini merupakan sumber yang isinya dapat

(23)

dipertanggungjawabkan dan dapat diandalkan untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada. Sementara itu, studi pustaka dapat diambil dari buku, berita, artikel ilmiah dan juga website yang kredibel seperti Stats.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan. Definisi operasional variabel ditemukan item-item yang dituangkan dalam instrumen penelitian (dalam Sugiarto, 2016:38).

1. Pengaruh Pengembangan UMKM (X1)

Sejalan dengan perkembangan UMKM yang semakin pesat saat ini, berbagai usaha yang meyediakan berbagai produk baik berupa barang ataupun jasa semakin meningkat. Para pelaku usaha ikut serta dalam memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. Salah satu bisnis yang cukup kuat dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini yaitu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sedangkan dalam pengertian dari usaha menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan (Ardiani, 2018).

UMKM di Indonesia telah menjadi bagian penting dalam sistem perekonomiandi Indonesia. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan unit usaha yang lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan industry berskala besar. Dan juga UMKM memiliki peran untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia, dengan adanya UMKM saat ini sudah menjadi pesaing bagi usaha berskala besar. Kebijakan pemerintah sekarang ini juga membantu akses permodalan bagi keberlangungan UMKM, karena kesulitan modal yang dihadapi UMKM saat ini masih ada, karena UMKM belum tersentuh oleh lembaga keuangan (Suci, 2017). Dalam hal ini dikarenakan masih banyak lembaga keuangan yang memandang sebelah mata tentang penghasilan yang diperoleh oleh pelaku usaha, karena alasan tersebut masih jarang UMKM yang meminjam uang untuk modal usahanya di lembaga keuangan.

2. Ekonomi Kreatif (X2)

Ekonomi kreatif merupakan proses ekonomi yang termasuk kegiatan produksi dan

(24)

distribusi barang serta jasa di dalamnya yang membutuhkan gagasan dan ide kreatif se rta kemampuan intelektual dalam membangunnya. Ekonomi kreatif merupakan gabungan dua kata yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Ekonomi itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan ilmu tentang asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan, sementara kreatif merupakan kemampuan dalam memiliki daya cipta serta kemampuan untuk menciptakan. Dapat dikatakan bahwa ekonomi kreatif merupakan proses perekonomian yang mengutamakan nilai kreativitas.

Menurut Insitute For Development Economy and Finance, ekonomi kreatif diartikan sebagai suatu proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksplorasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian, dan bakat individu menjadi suatu produk dapat dijual.

3. Kesejahteraan Masyarakat (Y)

Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan pekerjaan serta pemerataan pendapatan bagi seluruh masyarakat.

Pencapaian tersebut dapat terwujud melalui serangkaian usaha dan kebijakan pemerintah daerah (Arsyad, 2004). Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses p embangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat bernilai negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan, sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan (Kharis, 2011).

G. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, peneliti akan menggunakan pengujian instrument untuk mengumpulkan data dimana kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang merupakan penjabaran dari indicator variabel. Sedangkan skala pengukuran terhadap intrumen kuesioner penulis menggunakan skala Likert (Likert Scale) dengan interval 1-5.

(25)

Sebelum digunkana dilapangan, terlebih dahulu harus diuji validitas dan reabilitasnya. Validitas menunjukan sejuah mana instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan Reabilitas menunjukan sejauh mana instrument dapat dipercaya atau diandalkan. Setelah instrument itu valid maka dapat digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan.

B. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji apakah indikator dalam kuesioner digunakan dalam tingkat pengukuran dikatakan valid atau tidak (Ghozali, 2019). Dari hasil pengujian data menggunakan aplikasi IBM SPSS versi 25, maka dapat diketahui uji validitas yang menggunakan rumus person product moment setiap variabel penelitiannya. Adapun dengan tabel product moment dengan n: 20 pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,444.

C. Uji Realibilitas

Uji Reliabilitas Menurut Ahli (Pakar) Menurut Sugiono (2005), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus perhitungan cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila variabel tersebut memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

5. Uji Statistik Nonparamertik

Statistik nonparametric digunakan untuk menguji dua variabel untuk mencari apakah kedua variabel tersebut berhubungan atau tidak dengan catatan data harus berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, jenis uji statistic nonparametric unutk pengujian mengetahui ada tidaknya hubungan menggunakan uji korelasi spearman rank.

Korelasi spearman rank digunkanan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal (nonparametrik). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika angka menghasilkan positif maka hubungan yang terjadi positif yang artinya jika variabel bebas (independent) X naik maka variabel dependen atau terikan (Y) meningkat namun apabila menunjukkan angka negative maka hubungannya akan menurun. Untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi dapat menggunakan

(26)

pedoman dibawah ini:

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Kolerasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2007) 3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi (Annsofino, 2016). Model regresi yang baik (tidak termasuk model regresi sederhana) harus memenuhi asumsi klasik. Pemenuhan asumsi klasik dimaksudkan agar dalam pengerjaan model regresi tidak menemukan masalah – masalah statistik. Selain itu, model regresi yang dihasilkan dapat memenuhi standar statistik sehingga parameter yang diperoleh logis dan masuk akal.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regresi, suatu variabel independen dan variabel dependen ataupun keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan.

b) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

c) Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah hubungan linier antar variabel bebas. Ghozali (2017:71) menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independent.

(27)

Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya multicollinearity adalah dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance inflation faktor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF= 1/Tolenransi. Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai toleransi kurang dan 0,1 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10.

4. Uji Hipotesis

a.) Koefisien Determinasi

engujian koefisien determinasi ini dilakukan dengan maksud mengukur kemampuan model dalam menerangkan seberapa pengaruh variabel independen secara bersama–sama (stimultan) mempengaruhi variabel dependen yang dapat diindikasikan oleh nilai adjusted R – Squared (Ghozali, 2016). Koefisien determinasi menunjukkan sejauh mana kontribusi variabel bebas dalam model regresi mampu menjelaskan variasi dari variabel terikatnya. Koefisien determinasi dapat dilihat melalui nilai R-square (R2) pada tabel Model Summary. Menurut Ghozali (2016) nilai koefisien determinasi yang kecil memiliki arti bahwa kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas, Sebaliknya jika nilai mendekati 1 (satu) dan menjauhi 0 (nol) memiliki arti bahwa variabel – variabel independen memiliki kemampuan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2016).

b.) Uji T (Uji Parsial)

Uji T dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya.

Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan T hitung dengan T tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji T identik dengan Uji F (lihat perhitungan SPSS pada Coefficient Regression Full Model/Enter). Atau bisa diganti dengan Uji metode Stepwise.

Seperti kita telah pelajari pada berbagai artikel dalam website statistikian, bahwa ada banyak sekali yang membahas tentang Uji F dan Uji T. Pertanyaannya, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan Uji F dan Uji T tersebut Di atas kita telah pelajari sebagian dari yang dimaksud untuk menjawab pertanyaan ini. Namun perlu statistikian jelaskan lagi bahwa sebenarnya Uji F dan Uji T itu tidak hanya sebatas dari apa yang telah dibahas di atas, dimana di atas membahas tentang Uji F dan Uji T

(28)

dalam konteks analisis regresi linear. Namun dalam konteks yang lain, bisa jadi ada dalam berbagai jenis analisis, misalnya Uji ANOVA, ANCOVA, MANOVA juga terdapat nilai F. Dan pada uji beda 2 sampel berpasangan, yaitu paired t test dan uji beda 2 sampel bebas, yaitu independen t test, juga ada nilai T.

c. Uji F (Uji Stimultan)

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan Tabel F: F Tabel dalam Excel, jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima) maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova (Olahan dengan SPSS, Gunakan Uji Regresi dengan Metode Enter/Full Model). Model signifikan selama kolom signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat salah tipe 1, yang menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya paling besar alpha 10%, atau 5%

atau 1%). Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka model tidak signifikan, hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar dari alpha.

d. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Beneki, C., & Papastathopoulos, A. (2011). Analisis log linear dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UKM manufaktur Eropa. Jurnal Internasional Riset Pemasaran Manajemen, 4(3), 75-93.

Bismala, L. (2016). Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah. Jurnal Enterpreuner

Hapsari, D. P., Andari, & Nahdiatul, A. H. (2017). Model Pembukuan SederhanaBagi Usaha Mikro di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.Jurnal Akuntansi,4(2), 36-47.

Rahmanto. B.T.. Nurnajah,& Darmo, I.S. (2018). Peran Komunitas dalamMeningkatkan Kinerj UKM (Ditinjau dari Faktor Internal). Jurnal Riset Manajemendan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.3, No.1 Februari 2018: 1-10.

Sudiarta, I. P. L. E., Kirya, I. K., & Cipta, W. (2014). Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli.Jurnal Manajemen Indonesia.

Gudono. 2016. Analisis dat Multivariat. Cetakan Kedua Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.

Ali, M. (n.d). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern.Jakarta: Pustakaamani.

Al-Kaaf, Abdullah Zaky Abudallah (2002). Ekonomi Dalam Prespektif Islam. Bandung:

CV.Pustaka Setia.

Amalia, E. (2010). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Konteporer.Depok:

Gramata Publising.

Pelleng, F. A. (2017). Analisis Karakteristik, Pendapatan dan Efisiensi Usaha Pedagang Asongan Sektor Informal sebagai Tolok Ukur Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah.

Jurnal Administrasi Bisnis.

Abdurohim, Didin. 2020. Strategi Pengembangan dan Kelembagaan UMKM.Yogyakarta:

(30)

Bintang Pustaka Madani.

Aulia, Handani, Nur Hikmatul dkk. 2020, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2019. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2019:Welfare Indicators 2019. Jakarta : BPS RI.

(31)

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung. 2020. Kabupaten Tulungagung dalam Angka: Tulungagung Regency in Figures 2020. Tulungagung: BPS Kabupaten Tulungagung.

Badan Pusat Statistil. 2016. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2016:WelfareIndicators 2016. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Bungin, Burhan. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi,

Ekonomi,dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:

Kencana.

Conway, Edmund. 2015. 50 Gagasan Ekonomi yang Perlu Anda Ketahui. Jakarta:

Esensi Erlangga Group.

Enjel. 2019. Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Agen Kelapa Sawit di Desa Sungai Badak Kecamatan Mesuji). Skripsi Bandar Lampung: Fakultas Ekonomi dan Islam, Ekonomi Islam,

Universitas Negeri Raden Intan Lampung.

Erwansyah. 2018. Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sektor Pangan terhadap Kesejahtreaan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada UMKM di Kecamatan Balik Bikit, Lampung Barat. Skripsi. Bandar

Lampung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Ekonomi Syariah, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.

Edisi 9.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Inriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2020. Metotodologi Penelitian Basis untuk Akuntasi dan Manajemen.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Noordiana Ry, Novie dan Wiksna Rupilu. 2019. Manajemen UMKM Bagi Wanita. Jember: CV Pustaka Abadi.

Sari, Devani Srista. 2016. Disertasi: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat di Kora Bandar Lampung.

Lampung:Universitas Lampung.

Siregar, Syofian. 2012. Statistik Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.

Referensi

Dokumen terkait

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang