• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh karakteristik dan Kompetensi Wirausaha Terhadap Kinerja Bisnis UMKM Pemuda Binaaan Dispora kabupaten Asahan Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh karakteristik dan Kompetensi Wirausaha Terhadap Kinerja Bisnis UMKM Pemuda Binaaan Dispora kabupaten Asahan Sumatera Utara"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Wirausaha

Wirausaha adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup atau usaha (R.Heru Kristanto,2009). Wirausaha merupakan ilmu yang memiliki obyek kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Zimmerer, and Scarborough,2005). Konsep wirausaha merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (creat new and diffrent) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang melalui suatu proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang beriorentasi memperoleh keuntungan, penciptaan nilai dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif (Suryana,2010). Dalam bidang tertentu seperti perdagangan dan jasa, kewirausahaan dijadikan kompetensi inti guna meningkatkan kemampuan bersaing, perubahan inovasi, pertumbuhan dan daya tahan usaha, perusahaan. Kewirausahaan dapat digunakan untuk kiat bisnis jangka panjang sebagai kiat kehidupan secara umum

2.2 Karakteristik Wirausahawan

(2)

tenaga, keinginan untuk terlibat dalam peualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginann untuk berprestasi yang sangat tinggi.

Menurut McClelland, yang dikutip (Sumarsono,2010) dalam bukunya yang berjudul kewirausahaan menyatakan bahwa karakteristik wirausaha adalah sebagai berikut:

1. Keinginan untuk berprestasi

Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan ataudorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan dari bagi individu.

2. Keinginan untuk bertanggung jawab.

Wiraswastawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagai pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri 3. Preferensi kepada risiko-risiko menengah.

Wiraswastawan bukanlah penjudi, mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.

4. Persepsi pada kemungkinan berhasil.

(3)

5. Rangsangan oleh umpan balik

Wiraswastawan ingin mengetahui bagaimana hal mereka kerjakan,apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.

6. Aktivitas energik

Wiraswastawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.

7. Orientasi ke masa depan

Wiraswastawan melakukan perencanaan dan berpikir kedepan , mencari dan mengantisipasi kemungkin an yang terjadi jauh di masa depan.

8. Ketrampilan dalam pengorganisasian.

Wiraswastawan menunjukan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif didalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien. 9. Sikap terhadap uang

(4)

Tugas wirausaha melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda bukan hanya sekedar dengan cara yang lebih baik. Sifat kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan yang membedakan seorang wirausaha.

Mc Cleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.

Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah : 1. Memilih resiko “moderate” dalam tindakannya dia memilih melakukan

sesuatu yang ada tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil.

2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali kecendrungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau

kesalahan yang dilakukan

3. Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya 4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru

Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh para ahli dengan menggunakan teori letak kendali (locus of control). Teori letak kendali menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian dalam hidupnya. Apakah sebab kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau faktor diluar kendalinya (J.B. Rotter).

Management Systems International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha (personal entrepreneurial characteristics) sebagai berikut:

(5)

2. Keuletan

3. Tanggungjawab terhadap pekerjaan 4. Tuntutan atas kualitas dan efisiensi 5. Pengambilan resiko

6. Menetapkan sasaran 7. Mencari informasi

8. Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya 9. Persuasi dan jejaring/koneksi

10. Percaya diri

Karakteristik wirausaha dapat dilihat dari locus of control atau pengendalian diri atas dimensi internal dan eksternal. Pengaruh dimensi eksternal atau internal seseorang akan menentukan bagaimana seorang wirausaha mengelolah perusahaannya.

Pengaruh internal antara lain keyakinanan bahwa keputusan harus diambil oleh diri sendiri, kemauan untuk mencoba yang baru walaupun ada kekhawatiran beratnya konsekwensi yang akan diterima, kepuasan akan keberhasilan pekerjaan, dan berupaya segera memperoleh sesuatu yang diinginkan.

(6)

Selain locus of control, kebebasan, kemauan mengambil resiko dan kebutuhan akan berprestasi (need for achiement) merupakan karakteristik lain dari wirausa. Umumnya, ketiga sifat terakhir sangat menonjol dalam watak seseorang wirausaha berhasil.

Latar belakang wirausaha dapat dilihat dari lingkungan keluarga semasa kanak-kanak, riwayat pendidikan, nilai pribadi (personal value), usia, sejarah pekerjaan dan motivasi. Urutan kelahiran akan mempengaruhi kemungkinana seseorang menjadi wirausaha, umumnya anak tertua menjadi pengambil tanggung jawab, karena itu anaka tertua lebih dapat menjadi wirausaha.

Pendidikan dalam banyak penelitian menunjukkan berperan secara positif dalam mengembangkan usaha. Nilai kepribadian seperti pendukung, agresif, pemurah, penyesuaian diri, kreatif, kejujuran dan pencari sumberdaya, sangat memberikan pola pada usaha yang dikelolah. Usia umumnya berkisar 20-50 tahun sebagai usia produktif dalam mengelolah usaha. Pengalam kerja akan memberikan dukungan pada usaha yang dikembangkan sepanjang itu relevan. Motivasi utama seseorang yang mengembangkan usaha baru adalah independensi dalam mengelolah usaha.

Wirausahawan yang unggul yang mampu menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan (R.Heru Kristanto,2009).

Beberapa karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and Scarborough,2005; Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:

(7)

Wirausaha yang unggul merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung resiko usaha seperti : resiko keuangan, resiko teknik ada kalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan resiko.

2. Tolerance For Ambiguity

Ketika kegiatan usaha dilakukan, mau tidak mau harus berhubungan dengan orang lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok bahan,pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga dan mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hal yang biasa. Kemampuan untuk menerima keberagaman merupakan suatu ciri khas wirausaha guna menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang. 3. Vision

Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan yang harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi mengapa perusahaan hidup, dan wirausaha akan menterjemahkan kedalam tujuan, kebijakan, anggaran, dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang yang berjalan tanpa arah yang jelas, sehingga kecendrungan untuk gagal sangat tinggi.

(8)

Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan baik waktu biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami ketidakberhasilan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut akan meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha

5. Internal locul of control

Didalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang unggul adalah yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam dirinya sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan bisnis, perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan kejiwaan baik mental, maupun moral dalam kehidupan keseharian. Wirausaha yang mampu mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang makin komplek.

6. Continuous Improvement

Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, menganggap pengalaman sebagai sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus-menerus. Pengusaha selalu mencari hal-hal baru yang akan memberikan manfaat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.

7. Preference for moderate risk.

(9)

macam sifat mengambil resiko, yaitu risk seeking (orang yang suka dengan resiko tinggi), moderat risk (orang yang memiliki sifat suka mengambil resiko sedang), dan risk averse (orang yang memiliki suka menghindari resiko) pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk memilih resiko yang moderate/sedang. Dimana ketika mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang matang. Hal ini sejalan dengan resiko wirausaha yang apabila mengalami kegagalan ditanggung sendiri. Wirausaha akan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan (Zimmerer, and Scarborough, 2005)

8. Confidence in their ability to success.

Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memilki kepercayaan yang tinggi untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cendrung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimism, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis.

9. Desire for immediate feedback

(10)

cerdas, cepat dan menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenrungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.

10. High energy level

Wirausaha pada umumnya memiliki energi yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan usaha sejalan dengan resiko yang ia tanggung. Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi disbanding kebanyakan orang. Resiko yang harus ditanggung sendiri mendorong wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bergairah dan mampu menggunakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak mudah putus asa.

11. Future orientation

Keuntungan usaha yang tidak pasti mendorong wirausaha selalu melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan besok, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin. Wirausaha yang unggul selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa depan guna meningkatkan kinerja usaha.

12. Skill at organizing

(11)

portofolio sumberdaya yang cukup tinggi untuk dapat bertahan dan berkembang.

13. High commitment

Memunculkan usaha baru membutuhkan komitmen penuh yang tinggi agar berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada umumnya wirausaha membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna keberhasilan cita-citanya. (Scarborough,2005) mengungkapkan step, langkah terakhir seorang wirausaha untuk meningkatkan kreativitas pendorong kewirausahaan adalah “work, work, work,…”

14. Flexibility

Perubahan yang begitu cepat dalam dunia usaha mengharuskan wirausaha untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan apabila tetap ingin berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, bertumbuh dan sukses. Fleksibilitas berhubungan dengan kolega seperti kemampuan menyesuaikan diri dengan prilaku wirausaha lain, kemampuan bernegosiasi dengan kolega mencerminkan kompetensi wirausaha yang unggul.

(12)

Mengetahui cara mencapai tujuan yang direncanakan, dan mampu berkosentrasi serta berinisiatif memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengatur langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat menuju target.

Wirausaha perlu mempunyai desain produk, startegi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem menajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar. Seorang wirausahawan adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala resiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan.

Selain sifat-sifat wirausaha seperti tersebut diatas, diperlukan kemampuan manajerial untuk mengorganisir sebuah perusahaan, mengembangkan strategi operasi, mendapatkan dana untuk modal usaha, dan mengelolah aktivitas bisnis. Pengetahuan teknis juga diperlukan untuk mewujudkan ide. Misalnya, seorang wirausahawan mempunyai ide yang baik tentang program komputer tetapi dia tidak memilki pengetahuan yang rinci tentang hal itu, idenya tidak mungkin akan terwujud.

2.3 Pengetahuan dan Kapabilitas Wirausaha

(13)

diperoleh wirausaha selama beberapa periode akan memunculkan apa yang disebut dengan kompetensi wirausaha.

Beberapa pengetahuan dan kapabilitas yang sangat diperlukan wirausaha agar unggul, sebagai berikut (scarborough,2006) :

1. Knowing your business

Kata konsultan “ jika anda masuk dalam kegiatan yang tidak benar-benar

ketahui dengan jelas, maka anda akan gagal. Wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha harus mengetahui dengan jelas apa bisnis yang dilakukan sekarang dan prospek dimasa depan. Beberapa pertanyaan yang harus mampu dijawab wirausaha yang berhubungan dengan bisnisnya :

a. Apa produk kita sekarang dan masa mendatang ? b. Siapa dan bagaimana konsumen kita ?

c. Siapa pesaing kita, dan apa yang ia lakukan ?

d. Berada dimana produk, usaha kita dibandingkan perusahaan lain yang sejenisnya ?

e. Kapabilitas, kompetensi apa yang kitapunya sekarang, dan bagaimana membangunnya dimasa depan ?

2. Knowing the basic business management

(14)

keuangan, pemasaran produk, pengelolaan tenaga kerja, berproduksi, serta pencatatan akuntansi dan informasi

3. Having the proper attitude

Sifat, sikap yang baik harus dimiliki oleh wirausaha. Wirausaha dalam melakukan kegiatan selalu berhubungan dengan pihak lain dimana pihak lain tersebut memiliki kepentingan terhadap kelangsungan usaha. Pada masa kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu berprilaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha dimasa depan.

4. Having adequate capital

Wirausaha adalah manajer dalam arti memiliki kemampuan dalam mengelola keuangan merupakan hal sangat penting guna kelangsungan hidup usaha. Kemampuan mendatangkan modal sangat ditentukan keahlian wirausaha dalam mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan juga pengalaman dibidang keuangan.

5. Managing finances effectively

(15)

6. Managing time efficiently

Ada pepatah klasik “time is money”, waktu adalah uang. Wirausahawan

mampu mengelolah waktu dengan baik. Adakalanya produk, pesanan, job dan kegiatan diluar kegiatan bisnis cukup tinggi sejalan dengan banyaknya kolega. Kemampuan membuat time schedule dan menepati merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan kolega. 7. Managing people

Ada sebuah filosofi bisnis yang mengungkapkan “bisnis adalah

memperbanyak relasi”. Sejalan dengan meningkatkan bisnis, hubungan

karyawan, dengan orang lain, pihak luar, masyarakat semakin tinggi. Kompleksitas prilaku karyawan, tuntutan kebutuhan, gaya hidup membutuhkan kemampuan untuk mengelolah orang dengan lebih baik. Landasan bisnis adalah kemampuan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Perhatian terhadap penempatan tenaga kerja, penggajian, bonus, promosi, kesejahteraan karyawan dan keluarga sangat dibutuhkan untuk menjaga rendahnya perputaran karyawan.

8. Satisfying customer by providing high quality product

(16)

9. Knowing how to compete

Persaingan yang sehat, mampu menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis dimasa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemampuan dan kemampuan untuk bagaimana berkompetisi dengan lebih baik, berdasarkan norma etika dan tanggung jawab sosial. Ahli pemasaran keegan (1996) mengungkapkan bahwa pemasaran kedepan akan berorientasi kepemasaran strategi, dimasa pesaing bukan lagi sebagai lawan yang harus dimatikan tetapi sebagai mitra dalam berlomba memberikan kepuasan konsumen

10. Copying with regulation and paper work

Aturan yang jelas danformal sangat dibutuhkan bagi pertanggungjawaban kegiatan dan kelangsungan hidup bisnis. Aturan-aturan pekerjaan, aturan ketenagakerjaan, skedul kerja, jalur atau rantai pekerjaan harus jelas dan konsisten

2.4 Kompetensi Wirausaha

Selain pengetahuan dan kapabilitas umum tersebut, wirausaha yang unggul membutuhkan keterampilan dasar manajemen (basic management skill) guna mencapai kompetensi yang unggul (R.Heru Kristianto,2009). Kompetensi yang dibutuhkan wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Human relation competence

(17)

kerja, karyawan, penyalur barang, pemasok bahan, investor, kreditur, masyarakat

2. Technical competence

Kompetensi wirausahawan yang berhubungan dengan teknik, cara, bahan serta tenaga kerja yang menghasilkan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan

3. Marketing competence

Kompetensi wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan wirausaha dibidang pemasaran produk. Kemampuan ini mencakup keahlian melakukan riset pasar, memilih strategi pemasaran, mengkombinasikan bauran pemasaran yang menguntungkan.

4. Financial competence

Kompetensi wirausahawan dalam mengelolakeuangan, terutama mencari sumber pendanaan yang paling murah, menggunakan dan menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat anggraran dengan tepat dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan semua pihak yang berkepentingan

5. Conceptual competence

Kompetensi memiliki wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat konsep kegiatan, event, produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan dapat berhasil

6. Decision making competence

(18)

berhubungan dengan aktivitas yang berisiko, ketidakpastian lingkungan, maka dibutuhkan keahlian dalam pengambilan keputusan yang tepat, terukur, dan menguntungkan.

7. Time management competence

Kompetensi yang miliki wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan mengatur waktu dengan efisiensi.

2.5 Kinerja Usaha

Kinerja Usaha adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented atau non oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. (Rivai & Basri, 2004:16). Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja usaha adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165).

2.5.1 Penilaian Kinerja

Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang efektif (Gomes,2003), yaitu :

(19)

2. Adanya objektivitas dalam proses evaluasi.

Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum digunakan. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada. Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya manusia (Gomes,2003). Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilaian yang baik harus dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara sistematik.

2.5.2 Tujuan Penilaian Kinerja

Schuler dan jackson dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia edisi keenam, menjelaskan bahwa sebuah studi yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi ada dua puluh macam tujuan penilaian kinerja yang berbeda-beda, yang dapat dikelompokkan dalam empat macam kategori, yaitu:

1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang.

2. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam diri seseorang dengan berjalannya waktu.

(20)

4. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia bila terjadi peningkatan.

Efektifitas dari penilaian kinerja diatas yang dikategorikan dari dua puluh macam tujuan penilaian kinerja ini tergantung dalam sasaran bisnis strategis yang ingin dicapai. Oleh sebab itu penilaian kinerja diintegrasikan dengan sasaran-sasaran strategis karena berbagai alasan, yaitu:

1. Mensejajarkan tugas individu dengan tujuan organisasi yaitu, menambahkan deskripsi tindakan yang harus diperlihatkan karyawan dan hasil-hasil yang harus mereka capai agar suatu strategi dapat hidup.

2. Mengukur kontribusi masing-masing unut kerja dan masing-masing karyawan.

3. Evaluasi kinerja memberi kontribusi kepada tindakan dan keputusan-keputusan administratif yang mempetinggi dan mempermudah strategi. 4. Penilaian kinerja dapat menimbulkan potensi untuk mengidentifikasi

kebutuhan bagi strategi dan program-program baru.

2.6 Pengertian UMKM

Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

(21)

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Usaha Mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik pemerintah.

Ciri-ciri usaha mikro kecil dan menengah yaitu :

1. Jenis barang usahanya tidak tetap, dapat berganti pada periode tertentu 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu

(22)

daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai.

4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah.

5. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.

6. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2.7 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah suatu rancangan pikiran dalam melakukan penelitian yang teratur dan terarah. Kerangka berpikir menguraikan konsep berpikir sebagai pendekatan dan memecahkan masalah dalam bentuk diagaram yang memperhatikan hubungan antar variabel keputusan sehingga dapat dianalisis. Kerangka berpikir dari penelitian ini secara umum dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

---

--- Karakteristik

Wirausaha Kinerja bisnis

UMKM pemuda binaan Dispora kabupaten Asahan

Kompetensi Wirausaha

(X1)

(X2)

(23)

2.8 Hipotesis

Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara dua atau lebih variabel dan juga membenarkan, bahkan memerlukan pengujian atas kebenaranpernyataan yang di rumuskan.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Ada pengaruh karakteristik dan kompetensi wirausaha secara serempak

terhadap kinerja bisnis UMKM pemuda binaan Dispora kabupaten Asahan.

H2 : Ada pengaruh karakeristik wirausaha secara parsial terhadap kinerja bisnis

UMKM pemuda binaan Dispora kabupaten Asahan

H3 : Ada pengaruh kompetensi wirausaha secara parsial terhadap kinerja bisnis

(24)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka agar dapat dicapai tingkat “ ketajaman analisis”, disamping mengetahui distribusi frekuensi dan mengetahui

Dana Pensiun X memiliki kewajiban untuk menjaga kecukupan pendanaan untuk program pensiun seluruh karyawan PT X (Persero) Tbk. Dalam mengelola dan mengalokasikan dana yang

Dari hasil penelitian yang penulis peroleh bahwa Global Wakaf Jawa Tengah dalam pemanfaatan dana wakaf tunainya tidak hanya bersifat pemanfaatan yang konsumtif namun juga

Tape singkong dapat dijumpai di daerah Bandung ataupun daerah sekitar Bandung, sedangkan tape ketan putih yang dibungkus daun jambu banyak terdapat dan sekaligus

Hipotesis penelitian ini adalah adanya perbedaan Self Regulated Learning pada siswa homeschooling dengan sekolah regular, dimana siswa Homeschooling mempunyai Self Regulated

Tes dapat diklasifikasikan menurut tujuannya, yakni menurut aspek- aspek yang ingin diukur terdapat tes prestasi dan tes bakat. Tes prestasi atau pencapaian adalah berusaha

1/1971 dan Peraturan-peraturan Mahkamah Agjing serta Surat-surat Edaran yang mendahuluinya menge- nai soal peninjauan kembali putusan-putusan Pengadilan yang telah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap ekuitas merek dan ekuitas merek terhadap respon