LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN
(LKPj)
TAHUN ANGGARAN 2015
KABUPATEN PESISIR SELATAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN ... I-1
A. Dasar Hukum ... I-1 B. Gambaran Umum Daerah ... I-2 1 Kondisi Geografis... I-2 1.1 Posisi... I-2 1.2 Wilayah Administratif ... I-2 1.3 Topografi... I-3 2 Gambaran Umum Demografis... I-4 2.1 Jumlah Penduduk ... I-4 2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis
Pekerjaan ... I-5 2.3 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan .... I-6 3 Kondisi Ekonomi... I-6 3.1 Potensi Unggulan Daerah ... I-6 3.2 Pertumbuhan Ekonomi ... I-8
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ... II-1
A. Visi dan Misi ... II-1 1. Visi ... II-1 2. Misi ... II-1 B. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah .. II-1 C. Prioritas Daerah Tahun 2015 ... II-3
BAB III KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH ... III-1
C. Pengelolaan Pembiayaan Daerah ... III-9 1. Kebijakan Umum Pembiayaan ... III-9 2. Target dan Realisasi Pembiayaan ... III-10 3. Permasalahan dan Solusi ... III-10
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAH DAERAH ... IV-1
A. Urusan Wajib ... IV-1 1. Pendidikan ... IV-5 2. Kesehatan ... IV-23 3. Lingkungan Hidup... IV-52 4. Pekerjaan Umum ... IV-62 5. Penataan Ruang ... IV-83 6. Perencanaan Pembangunan ... IV-87 7. Kepemudaan dan Olah Raga ... IV-97 8. Penanaman Modal ... IV-102 9. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah ... IV-107 10. Kependudukan dan Catatan Sipil ... IV-111 11. Ketenagakerjaan ... IV-117 12. Ketahanan Pangan ... IV-120 13. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak ... IV-127 14. Keluarga Berencana dan keluarga Sejahtera ... IV-132 15. Perhubungan ... IV-138 16. Komunikasi dan Informatika... IV-151 17. Pertanahan ... IV-155 18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ... IV-159 19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keungan Daerah, Kepegawaian
dan Persandian ... IV-175 20. Pemberdayaan masyarakat dan Desa ... IV-220 21. Sosial ... IV-229 22. Kebudayaan ... IV-235 23. Kearsipan ... IV-237 24. Perpustakaan ... IV-240
5. Pariwisata ... IV-285 6. Perindustrian ... IV-294 7. Perdagangan... IV-298 8. Ketransmigrasian ... IV-303
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN .... V-1
A. Tugas Pembantuan yang diterima... ... V-1 1. Ketahanan Pangan... V-2 2. Kesehatan ... V-4 3. Pertanian ... V-6 4. Tenaga Kerja ... V-10 5. Transmigrasi ... V-12 6. Kelautan dan Perikanan ... V-14 7. Kependudukan dan Pencatatan Sipil ... V-17
B. Tugas Pembantuan yang diberikan... .... V-18
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM
PEMERINTAHAN ... VI-1
A. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah ... VI-1 B. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana ... VI-2 1. Bencana yang terjadi dan Penanggulangannya ... VI-2 2. Sumber dan Jumlah Anggaran ... VI-3 3. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi
Kemungkinan Bencana ... VI-3 4. Potensi Bencana Yang Terjadi ... VI-3 C. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban
Umum ... VI-4 D. Permasalahan dan Solusi ... VI-5
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Wilayah Admnistrasi dan Luas Wilayah di Kabupaten
Pesisir Selatan ... I-2 Tabel I.2 Ketinggian Beberapa Tempat dari Permukaan Laut
Di Kebupaten Pesisir Selatan ... I-4 Tabel I.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... I-5 Tabel I.4 Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan ... I-5 Tabel I.5 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ... I-6 Tabel I.6 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2011-2014 ... I-9 Tabel 1.7 PDRB Per Kapita Kabupaten Pesisir SelatanAtas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 – 2014
(Juta Rupiah) ... I-9 Tabel 2.1 Produksi Sektor Pertanian dan Perkebunan ... II-3 Tabel 2.2 Produksi Sektor Peternakan ... II-4 Tabel 2.3 Produksi Sektor Peikanan ... II-4 Tabel 2.4 Tempat Wisata Alam Tahun 2014 ... II-6 Tabel 2.5 Tempat Objek Wisata Bahari Tahun 2014 ... II-6 Tabel 2.6 Kunjungan Wisatawan ... II-7 Tabel 2.7 Capaian Indikator Makro Pendidikan Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2011 - 2015... II-8 Tabel 2.8 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM) Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2011 - 2015 ... II-9 Tabel 2.9 Tingkat kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2011 - 2015 ... II-10 Tabel 3.1 Target dan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2015 III-3 Tabel 3.2 Target dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 ... III-7 Tabel 3.3 Target dan Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2015 III-10 Tabel 4.1 Urusan Wajib ... IV-1 Tabel 4.2 Perkembangan APK Kab. Pesisir Selatan Tahun
Ajaran 2011 –2015 ... IV-7 Tabel 4.3 Perkembangan APM Kab. Pesisir Selatan Tahun
Ajaran 2011 –2015 ... IV-7 Tabel 4.4 Angka Putus Sekolah Kabupaten Pesisir Selatan
Tabel 4.5 Urusan Pendidikan ... IV-9 Tabel 4.6 Cakupan Jumlah Kematian Ibu Maternal dan Bayi
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 - 2015 ... IV-25 Tabel 4.7 Perkembangan Kasus Balita Kekurangan Gizi
Di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 - 2015 ... IV-26 Tabel 4.8 Perkembangan Penurunan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan serta Sanitasi dasar Masayarakat
di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 - 2015 ... IV-27 Tabel 4.9 Urusan Kesehatan ... IV-28 Tabel 4.10 Hasil Uji Sampel Makanan dan Minuman di Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2015 ... IV-34 Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Sampel Depot DAM di Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2015 ... IV-39 Tabel 4.12 Indikator Pembangunan Lingkungan Hidup ... IV-52 Tabel 4.13 Urusan Lingkungan Hidup ... IV-54 Tabel 4.14 Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang
Lingkunagan ... IV-58 Tabel 4.15 Jenis, Kondisi dan Status Jalan Di Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2010-2015 ... IV-62 Tabel 4.16 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya Tahun 2011-2015. ... IV-63 Tabel 4.17 Urusan Pekerjaan Umum ... IV-64 Tabel 4.18 Capaian Indikator Urusan Penataan Ruang
Tahun 201-2015 ... IV-83 Tabel 4.19 Urusan Penataan Ruang ... IV-84 Tabel 4.20 Capaian Indikator Makro Perencanaan Pembangunan
Tahun 2011-2015 ... IV-87 Tabel 4.21 Urusan Perencanaan Pembangunan ... IV-88 Tabel 4.22 Capaian Indikator Makro Urusan Kepemudaan
dan Olah Raga ... IV-97 Tabel 4.23 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga ... IV-98 Tabel 4.24 Capaian Indikator Makro Urusan Penanaman Modal .... IV-102 Tabel 4.25 Urusan Penanaman Modal ... IV-103 Tabel 4.26 Capaian Indikator Makro Koperasi dan Usaha
Tabel 4.28 Capaian Indikator Makro Kependudukan
dan Catatan Sipil ... IV-111 Tabel 4.29 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil ... IV-112 Tabel 4.30 Capaian Indikator Makro Urusan Ketenagakerjaan ... IV-117 Tabel 4.31 Urusan Ketenagakerjaan ... IV-117 Tabel 4.32 Capaian Indikator Makro urusan Ketahanan Pangan ... IV-120 Tabel 4.33 Urusan Ketahanan Pangan ... IV-121 Tabel 4.34 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak ... IV-128 Tabel 4.35 Perkembangan Kegiatan Strata Posyandu Periode
Tahun 2013-2015 ... IV-130 Tabel 4.36 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ... IV-133 Tabel 4.37 Peserta Keluarga Berencana Aktif Menurut
Metode Kontrasepsi Periode Tahun 2013-2015 ... IV-134 Tabel 4.38 Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera Periode Tahun 2013-2015 ... IV-134 Tabel 4.39 Pencapaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera Berdasarkan Indikator Kinerja
Kunci (IKK) Tahun 2015 ... IV-135 Tabel 4.40 Perkembangan Penumpang Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2014 - 2015 ... IV-138 Tabel 4.41 Jumlah Bus AKDP dan AKAP Tahun 2015 ... IV-139 Tabel 4.42 Jumlah Kendaraan Yang Melakukan KIR Tahun 2015 .. IV-139 Tabel 4.43 Capaian Indikator Makro Urusan Perhubungan ... IV-140 Tabel 4.44 Urusan Perhubungan... IV-141 Tabel 4.45 Capaian Indikator Makro Urusan Komunikasi
dan Informatika ... IV-151 Tabel 4.46 Urusan Komunikasi dan Informatika ... IV-152 Tabel 4.47 Urusan Pertanahan ... IV-155 Tabel 4.48 Rincian Belanja Modal Pengadaan Tanah ... IV-156 Tabel 4.49 RincianPenertiban Sertifikat Tanah Hak Milik Pemda... IV-156 Tabel 4.50 Capaian Indikator Makro Urusan Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri ... IV-159 Tabel 4.51 Indikator Kinerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Tahun 2011-2015 ... IV-160 Tabel 4.52 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ... IV-161 Tabel 4.53 Capaian Indikator Makro Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Tabel 4.54 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan persandian ... IV-177 Tabel 4.55 Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa ... IV-221 Tabel 4.56 Capaian Indikator Makro Urusan Sosial ... IV-230 Tabel 4.57 Urusan Sosial ... IV-230 Tabel 4.58 Urusan Kebudayaan... IV-235 Tabel 4.59 Urusan Kearsipan ... IV-237 Tabel 4.60 Urusan Perpustakaan ... IV-240 Tabel 4.61 Urusan Pilihan ... IV-244 Tabel 4.62 Urusan Kelautan dan Perikanan ... IV-247 Tabel 4.63 Urusan Pertanian ... IV-259 Tabel 4.64 Capaian Peningkatan Mutu Genetik Melalui IB
Tahun 2011-2015 ... IV-270 Tabel 4.65 Urusan Kehutanan ... IV-274 Tabel 4.66 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral ... IV-282 Tabel 4.67 Perkembangan Jumlah Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011-2015 ... IV-286 Tabel 4.68 Urusan Pariwisata ... IV-286 Tabel 4.69 Capaian Indikator Makro Urusan Perindustrian
Tahun 2011-2015 ... IV-294 Tabel 4.70 Urusan Perindustrian ... IV-294 Tabel 4.71 Capaian Indikator Makro Urusan Perdagangan ... IV-298 Tabel 4.72 Urusan Perdagangan ... IV-298 Tabel 4.73 Urusan Ketransmigrasian ... IV-303 Tabel 5.1 Reakpitulasi Dana Tugas Pembantuan
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ... V-2 Tabel 5.2 Program dan Jumlah Dana Tugas Pembantuan Urusan
Ketahanan Pangan ... V-4 Tabel 5.3 Program dan Jumlah Dana Tugas Pembantuan Urusan
Kesehatan ... V-5 Tabel 5.4 Program dan Jumlah Dana Tugas Pembantuan Urusan
Pertanian ... V-9 Tabel 5.5 Program dan Jumlah Dana Tugas Pembantuan Urusan
Tenaga Kerja ... V-11 Tabel 5.6 Program dan Jumlah Dana Tugas Pembantuan Urusan
Tabel 5.7 Program dan Jumlah Dana Tugas Pembantuan Urusan
Kelautan dan Perikanan ... V-16 Tabel 5.8 Program dan Jumlah Dana Tugas Pembantuan Urusan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Persentase Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan
Tahun2014 ... I-3 Gambar 1.2 Piramida Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan ... I-4 Gambar 4.1 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2011-2015 .. IV-6 Gambar 4.2 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2011-2015 ... IV-6 Grafik 4.3 Angka Buta Huruf Tahun 2011-2015 ... IV-8 Grafik 4.4 Cakupan Usia Harapan Hidup Kabupaten Pesisir
Selatan dibandingkan dengan Propinsi dan Pusat
Tahun 2011 - 2015 ... IV-24 Gambar 4.5 Cakupan Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015... IV-33 Gambar 4.6 Tingkat Perkembangan Visite Rate (VR) Puskesmas
di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2012 - 2015 ... IV-34 Gambar 4.7 Cakupan Desa Siaga Aktif dan Posyandu Mandiri
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ... IV-35 Gambar 4.8 Cakupan Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ... IV-36 Gambar 4.9 Cakupan Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ... IV-38 Gambar 4.10 Cakupan Indikator Program P2M
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ... IV-40 Gambar 4.11 Jumlah Kematian Ibu Maternal dan Bayi di Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2014 -2015 ... IV-43 Gambar 4.12 Cakupan Program KIA Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2015 ... IV-43 Gambar 4.13 Perkembangan Capaian Kinerja Realisasi Fisik dan
Keuangan Program Pembangunan Kesehatan Selatan
Kabupaten Pesisir Tahun 2011 - 2015 ... IV-45 Gambar 4.14 Perkembangan Kegiatan Strata Posyandu Periode
BAB I. PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, maka dengan berakhirnya pelaksanaan program/kegiatan pembangunan tahun 2015, Bupati selaku Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Melalui mekanisme ini, progress dan permasalahan pembangunan yang dilaksanakan dapat dicermati dan dilakukan penilaian sebagai masukan untuk perbaikan dan penajaman dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan pada tahun-tahun berikutnya.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) merupakan dokumen yang secara umum menggambarkan pelaksanaan program/kegiatan selama satu tahun yang bersumber dari APBD dan Tugas Pembantuan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepal Daerah Tahun 2015 disusun berdasarkan :
1. Undang - Undang Nomor 61 Tahun 1958, tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau jo Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1979 serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah, jo Undang-Undang Nomor 21 Drt Tahun 1958 jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1958;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentan Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2010 – 2015
8. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2015.
B. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. Kondisi Geografis
1.1. Posisi
Secara geografis Kabupaten Pesisir Selatan terletak pada garis 0059’-2028,6´ Lintang Selatan dan 100019´-101018´ Bujur Timur. Luas
daratan ± 5.749,89 km², panjang garis pantai ± 234 km. Pesisir Selatan secara administratif yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Padang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia dan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan (Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh) Provinsi Jambi
1.2. Wilayah Administratif
Berdasarkan wilayah administratif, Kabupaten Pesisir Selatan memiliki 15 wilayah Kecamatan, 182 Nagari dan 480 kampung. Secara rinci jumlah nagari dan kampung per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014
No Kecamatan Jumlah
Nagari
Jumlah Kampung
Luas Wilayah
(Km2) (%)
1 Koto XI Tarusan 23 51 425,63 7,40
2 Bayang 17 45 77,50 1,35
3 IV Nagari Bayang Utara 6 17 250,74 4,36
4 IV Jurai 20 52 373,80 6,50
5 Batang Kapas 9 29 359,07 6,24
6 Sutera 12 32 445,65 7,75
No Kecamatan Jumlah Nagari
Jumlah Kampung
Luas Wilayah
(Km2) (%)
8 Ranah Pesisir 10 27 564,39 9,82
9 Linggo Sari Baganti 16 43 315,41 5,49
10 Air Pura 10 20 314,00 5,46
11 Pancung Soal 10 24 426,10 7,41
12 Basa IV Balai Tapan 11 22 365,28 6,35 13 Ranah IV Hulu Tapan 9 18 312,22 5,43
14 Lunang 10 28 564,00 9,81
15 Silaut 10 27 365,50 6,36
JUMLAH 182 480 5.749,89 100,00
Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015
Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015
Gambar 1.1 Persentase Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2014
1.3. Topografi
Tabel 1.2
Ketinggian Beberapa Tempat dari Permukaan Laut di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014
No. Nama Tempat Tinggi
1 Silaut 14 meter
2 Lunang 30 meter
3 Tapan 25 meter
4 Inderapura 15 meter
5 Air Haji 7 meter
6 Balai Selasa 4 meter
7 Kambang 2 meter
8 Surantih 3 meter
9 Pasar Kuok 5 meter
10 Painan 3 meter
11 Salido 3 meter
12 Pasar Baru 4 meter
13 Asam Kumbang 60 meter
14 Tarusan 3 meter
Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka 2014/2015
2. Gambaran Umum Demografis
2.1. Jumlah Penduduk
Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2014 berjumlah 446.479 orang yang terdiri dari 221.095 orang laki-laki dan 225.384 orang perempuan. Secara rinci jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Selatan per Kecamatan dapat dilihat dari gambar dan tabel berikut ini:
Tabel 1.3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 (3+4)
1 Silaut 7170 6566 13736
2 Lunang 10250 9879 20129
3 Basa Ampek Balai Tapan 6609 6715 13324 4 Ranah Ampek Hulu Tapan 7130 7139 14269
5 Pancung Soal 12663 12334 24997
6 Airpura 7621 7517 15138
7 Linggo Sari Baganti 22011 22077 44088
8 Ranah Pesisir 14754 15609 30363
9 Lengayang 25609 26807 52416
10 Sutera 24262 24418 48680
11 Batang Kapas 15387 15954 31341
12 IV Jurai 22381 22875 45256
13 Bayang 17735 19193 36928
14 IV Nagari Bayang Utara 3489 3825 7314
15 Koto XI Tarusan 24024 24476 48500
Jumlah 221095 225384 446479
Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015
2.2. Komposisi Penduduk menurut Pekerjaan
Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang berumur 15 tahun ke atas, pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani 47,92% dan sektor jasa 25,93%. Komposisi penduduk menurut pekerjaan selengkapnya disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.4
Komposisi Penduduk menurut Pekerjaan Tahun 2014
No Lapangan Usaha
Jumlah
Penduduk Persentase
1 2 3 4
1 Pertanian 80,488 47.92
2 Industri Pengolahan 3,859 2.30 3 Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,273 13.85
4 Jasa-jasa 43,557 25.93
5 Lainnya 16,800 10.00
Total 167,977 100.00
2.3. Komposisi Penduduk menurut Pendidikan
Menurut pendidikan, komposisi penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang berumur 15 tahun ke atas, 32,20% berpendidikan SMP/MTs Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.5
Komposisi Penduduk menurut Pendidikan Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jumlah
Penduduk Persentase
1 2 3 4
1 SD/SDLB/MI 61,824 25.28 2 SMP/SMPLB/MTs 78,741 32.20 3 SMU/SMULB/MA 56,599 23.14 4 SMK 17,658 7.22 5 Paket C - - 6 D.1/D.2 5,202 2.13 7 D.3/sarjana muda 4,953 2.03 8 D.4/S.1 18,209 7.45 9 S2/S3 1,377 0.56 Total 244,563 100.00 Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015
3. Kondisi Ekonomi
3.1. Potensi Unggulan Daerah
a. Tanaman Pangan dan Hortikultura
Pesisir Selatan juga merupakan daerah sentra jagung di sumatera Barat selain Pasaman Barat dengan luas tanam pertahun ± 13.000 Ha. Produksi jagung meningkat 11,72% dari tahun 2014 yaitu 107.695 Ton.
Komoditi Hortikultura, Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai 3 komoditi yang sedang diminati oleh petani karena nilai ekonomi yang tinggi yaitu manggis, cabe merah dan bawang merah dataran rendah. Manggis dikembangkan seluas 17 Ha, cabe merah seluas 57 Ha dan bawang merah seluas 49 Ha. Pesisir Selatan merupakan sentra manggis ke 2 setelah Kabupaten 50 Kota. Bawang Merah Dataran Rendah Pesisir Selatan. Salah satunya daerah yang mengembangkannya di Provinsi Sumatera Barat dan mampu menghasilkan 12 ton /Ha .
b. Peternakan
Populasi sapi tahun 2014 sebanyak 79.705 ekor, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebanyak 79.196 ekor, populasi kerbau meningkat dari 8.118 ekor tahun 2013 menjadi 8.204 ekor tahun 2014, populasi ayam buras meningkat dari 778.167 ekor tahun 2013 menjadi 779.112 ekor tahun 2014, populasi ayam pedaging meningkat dari 208.100 ekor tahun 2013 menjadi 261.600 ekor tahun 2014 dan populasi itik meningkat dari 144.570 ekor tahun 2013 menjadi 147.499 ekor tahun 2014
c. Perkebunan
Produksi Perkebunan Tahun 2014 menunjukan hasil yang menggembirakan yaitu Produksi kelapa sawit tahun 2014 sebanyak 6.873 ton, karet sebanyak 11.733 ton, gambir 5.422 ton, dan kelapa 3.861 ton.
d. Perikanan
e. Pariwisata
Pesisir Selatan memiliki potensi wisata unggulan, yaitu kawasan mandeh, puncak bukit langkisau yang satu kesatuan dengan Carocok Painan, Air Terjun Bayang Sani, Pincuran boga, Pasir Putih Kambang, Pantai Sumedang dan Jembatan Akar Bayang Utara.
Perkembangan sektor pariwisata menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan, hal ini dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan baik Lokal maupun mancanegara. Tercatat kenaikan yang sangat signifikan terhadap kunjungan wisatawan terutama pada kawasan Pantai Carocok. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan lokal atau nusantara sebanyak 2.000.000 orang, meningkat dibandingkan tahun 2014 yakni sebanyak 1.554.684 orang atau 28,64%. Begitu juga terhadap kunjungan Mancanegara dimana tahun 2015 terdapat 1.600 kunjungan, meningkat sebesar 3,16% atau sebanyak 1.551 orang dari tahun 2014. Hal tersebut memberi dampak yang positif terhadap masyarakat, dimana terjadi perbaikan ekonomi terutama masyarakat yang tinggal d daerah kawasan pantai Carocok yang bersumber dari hasil perdagangan, penginapan, dan lain-lain, yang nantinya berujung pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan .
3.2. Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 1.6
Pertumbuhan Ekonomi
Kab. Pesisir Selatan Tahun 2011-2014
No Tahun Pertumbuhan (%)
1 2 3
1 Tahun 2011 5.78
2 Tahun 2012 5.82
3 Tahun 2013 5.87
4 Tahun 2014 5,70
Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015
Begitu juga dengan PDRB perkapita penduduk Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan atas harga berlaku dalam kurun 2011-2014 cenderung naik. Tahun 2011 PDRB per Kapita Kabupaten Pesisir Selatan sebesar Rp. 15,19 juta rupiah naik menjadi Rp. 20,58 juta rupian pada tahun 2014.
Tabel 1.7
PDRB Perkapita Kabupaten Pesisir Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2014
(Juta Rupiah)
No Tahun PDRB per Kapita ADHB
1 2 3
1 Tahun 2011 15.19
2 Tahun 2012 16.77
3 Tahun 2013 18.54
4 Tahun 2014 20.58
BAB II. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
A. VISI dan MISI 1. Visi
Visi pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2010-2015 adalah
”Terwujudnya Masyarakat Pesisir Selatan yang Sejahtera” 2. Misi
Misi pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan 2010-2015 adalah:
1. Melanjutkan mengembangkan perekonomian lokal dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan pengembangan kawasan ekonomi secara terpadu.
2. Melanjutkan pembangunan sumberdaya manusia berkualitas yang siap menghadapi tantangan dunia global.
3. Revitalisasi prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik serta meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat.
B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Strategi pembangunan daerah pada tahun 2015 disusun berdasarkan arah kebijakan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2010-2015 yaitu:
Strategi untuk Misi I
Arah Kebijakan
Peningkatan kualitas dan keterampilan tenaga kerja, Menambah lapangan usaha bagi angkatan kerja, Menyediakan database penduduk miskin, Memberikan bantuan biaya pendidikan dan kesehatan bagi penduduk, Melakukan koordinasi program pengentasan kemiskinan, Peningkatan keterampilan penduduk miskin, Memanfaatkan media massa dan event pameran untuk promosi wisata, Pengembangan kawasan Carocok dan Bukit Langkisau Painan, Pengembangan Kawasan Mandeh, Membangun dan merehabilitasi pasar Nagari yang potensial, Peningkatan informasi harga pasar bagi produsen dan konsumen, Peningkatan luas tanam komoditi unggulan, Peningkatan jumlah koperasi yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan, Peningkatan perencanaan sumberdaya energi, Peningkatan kualitas jalan Kabupaten, Pengembangan jalan-jalan agopolitan dan minapolitan, Pembangunan jalan-jalan menuju daerah tertinggal, Peningkatan sarana transportasi daerah, Pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan di daerah tertinggal, Pembangunan jalan-jalan primer dan sekunder, Menyediakan peta dan informasi wilayah rawan bencana, Peningkatan sarana prasarana evakuasi bencana dan Memberikan sosialisasi dan simulasi tentang kebencanaan.
Strategi untuk misi 2
Peningkatan akses pendidikan, Peningkatan pelayanan kesehatan, Menekan biaya pengobatan masyarakat miskin, Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, Peningkatan kompetensi tenaga guru, Peningkatan taraf pendidikan guru, Peningkatan kualitas pendidikan agama, Mengembangkan komunikasi antar umat Beragama, Mengembangkan pendidikan adat dan budaya daerah, Peningkatan kapasitas lembaga adat dan budaya, Peningkatan peranan pemangku dalam pendidikan adat, Mengembangkan lembaga seni dan budaya.
Arah Kebijakan
Strategi untuk misi 3
Mengembangkan kualitas dan kuantitas pelayanan satu pintu, Mengembangkan pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik, Mengembangkan pelayanan publik secara elektronik, Peningkatan efisiensi anggaran dan pengelolaan asset daerah, Peningkatan kemampuan aparatur sesuai bidangnya, Peningkatan disiplin aparatur, Peningkatan akurasi data pembangunan.
Arah Kebijakan
Peningkatan kapasitas SDM pelayanan satu pintu, Memasyarakatkan layanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik, Peningkatan kapasitas SDM pelayanan publik, Peningkatan pengawasan, pengelolaan keuangan dan asset daerah, Peningkatan manajemen aparatur sesuai bidang.
C. PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015
Prioritas pembangunan daerah pada tahun 2015 berorientasi kepada tingkat kebutuhan, analisis permasalahan, isu strategis pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan. Capaian prioritas pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian dan Perikanan
Peningkatan produksi pertanian dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Produksi Sektor Pertanian Dan Perkebunan Tahun 2014-2015
NO. SEKTOR PERTANIAN 2014 TAHUN KENAIKAN % ( Ton ) ( Ton ) 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Produksi Padi 313.654 317.569 1.25
2 Produksi Jagung 107.695 108.976 1.19
3 Produksi Ubi Kayu 13.386 15.263 14.02
6 Produksi Sawit 66.873 73.560 10.00
7 Produksi Bawang Merah 271 502 85.24
Tabel 2.2
Produksi Sektor Peternakan Tahun 2014-2015
NO SEKTOR PETERNAKAN 2014 TAHUN KENAIKAN % ( Ekor ) ( Ekor ) 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Populasi Sapi 79.705 79.997 0.37
2 Populasi Kerbau 8.204 8.319 1.40
3 Populasi Itik 147.499 149.062 1.06
4 Populasi Kambing 44.362 44.398 0.08
5 Populasi Ayam Buras 779.112 784.488 0.69
6 Populasi Ayam Ras Pedaging 261.600 296.079 13.18
7 Populasi Ayam Ras Petelur 94.540 103.843 9.84
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura,dan Perkebunan 2015
Demikian juga pada sektor kelautan dan perikanan memberikan hasil yang memuaskan karena terjadi peningkatan produksi perikanan, yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 2.3
Produksi Sektor Perikanan Tahun 2012-2015
NO SEKTOR Tahun KENAIKAN % RATA-RATA 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Perikanan Tangkap (ton) 30.897 32.209 35.759 37.555 39.839 2.34
2 Perikanan Budi Daya 2.660 5.485 8.520,61 11.852 12.682 2.50
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pesisir Selatan, 2016
Selanjutnya Pengembangan Kota Terpadu mandiri dilakukan melalui Program Pengembangan Wilayah transmigrasi dengan kegiatan Fasilitas Dukungan KTM Lunang Silaut, Pendampingan Dana KTM Lunang Silaut, Persiapan Usulan Penempatan Transmigrasi Baru (PTB), Perencanaan Fasilitas Dukungan KTM, Pembinaaan Usaha Transmigrasi dan Pelatihan Usaha Masyarakat Transmigrasi.
sebagai urat nadi dari perekonomian. Sasaran dari prioritas ini telah dilakukan melalui Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri yang ditujukan untuk Pengembangan Pasar yang dilaksanakan dalam bentuk Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk.
Sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM) merupakan sektor ekonomi yang melibatkan dunia usaha dengan jenis dan jumlah unit usaha yang cukup banyak. Jumlah koperasi dan UMKM di Kabupaten Pesisir Selatan berkisar 1.100 unit yang lokasinya tersebar di 15 kecamatan. Sampai tahun 2014, jumlah koperasi di Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 295 unit koperasi, 182 diantaranya merupakan koperasi aktif dengan jenis usaha antara lain koperasi simpan pinjam wanita, koperasi petani gambir, koperasi bidang pertanian dan perikanan. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mendapat Penghargaan Satya Lencana Koperasi dari Presiden Republik Indonesia sebagai apresiasi terhadap besarnya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2014.
2) Pengembangan Industri Pangan Berbasis Potensi Lokal
Pengembanan industri pangan berbasis potensi lokal merupakan salah satu prioritas pembangunan yang tertuang dalam RPJMD 2010– 2015 diarahkan untuk mengembangkan industri skala kecil dan menengah berbasis bahan baku lokal. Untuk mendukung pelaksanaan program kegiatan Pengembangan Industri Pangan Berbasis Potensi Lokal, pada tahun 2014 telah dilaksanakan:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian / Perkebunan). 2. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. 3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
3) Pengembangan Kawasan Wisata
Tabel 2.4
Tempat Wisata Alam Tahun 2014
NO KAWASAN OBJEK WISATA ALAMAT IBUKOTA KAB JARAK DARI
8 Bukit Teratak Kecamatan Sutera 35
9 Air Terjun Sungai Liku Kecamatan Ranah
Pesisir 70
10 Air Terjun Pelangai Gadang Kecamatan Ranah
Pesisir 80
11 Pulau Batu Nago Kecamatan Batang
Kapas 12
12 Teluk Tempurung Kecamatan Batang
Kapas 25
13 Pulau Nibung Kecamatan Bayang 12
NO KAWASAN OBJEK WISATA ALAMAT JARAK DARI IBUKOTA KAB ( Km )
1 2 3 4
20 Pulau Marak Besar Koto XI Tarusan 38
21 Pulau Marak Kecil Koto XI Tarusan 38
22 Pulau Cubadak Koto XI Tarusan 38
23 Pulau Pagang Koto XI Tarusan 43
24 Pulau Bintagor Koto XI Tarusan 44
25 Pulau Bintagor Kecil Koto XI Tarusan 44
26 Pulau Karsik Kecamatan Sutera 32
27 Pulau Gerabak Kecil Kecamatan Sutera 35 28 Pulau Gerabak Gadang Kecamatan Sutera 40
29 Pulau Gosong Kecamatan Lengayang 50
30 Pantai Sumedang Kecamatan Ranah
Pesisir 68
31 Pulau Beringin Linggo Sari Baganti 71 32 Pulau Katang-Katang Linggo Sari Baganti 72 Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka 2013/2014
Tabel 2.6
Kunjungan Wisatawan
NO SEKTOR Tahun KENAIKAN %
RATA-RATA
2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Wisatawan Nusantara 587.633 1.544.684 2.000.000 127,24 2 Wisatawan Mancanegara 578 1.551 1.600 94,88 Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudaaan 2015
Pemerintah Kabupaten Pesisir gencar melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menarik kunjungan wisata, dan beberapa diantaranya telah menjadi event tahunan seperti Pelaksanaan Festival Langkisau dan Tour D’singkarak.
Pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan yaitu pembangunan jalan tembus objek wisata yang menghubungkan Pantai Carocok ke Pantai Salido.
4) Pembangunan Daerah Tertinggal dan Infrastruktur Penunjang Ekonomi Rakyat
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah melaksanakan berbagai program pembangunan yang bersumber dari APBN maupun APBD agar keluar dari daerah tertinggal. Program tersebut antara lain pembanguna Jaringan Jalan Kabupaten sebagai Jalan Strategis untuk membuka daerah terisolir. Pembangunan ini dimaksudkan untuk menghubungkan daerah tertinggal dengan daerah lain khususnya daerah yang lebih maju sehingga berdampak pada akses distribusi dan arus transportasi. Pemerintah daerah telah melaksanakan peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan dan energi.
5) Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana
Kabupaten Pesisir Selatan telah melaksanakan program Lingkungan Hidup sebagai berikut; Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Lingkungan. Upaya pembangunan bidang Lingkungan Hidup ini mendapat penghargaan yaitu Piagam Raksaniyata dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Sedangkan untuk penanggulangan bencana, sampai Tahun 2014 telah dibangun 1 Unit Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pesisir Selatan yang representatif, Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran dan Pembangunan Jalan/Jalur Evakuasi Tsunami, Pelatihan Pemadam Kebakaran dan SAR serta Pengadaan Sarana dan Prasarana bagi Damkar. Mitigasi bencana dilaksanakan melalui Program Kesiapsiagaan, telah dilaksanakan kegiatan Peningkatan Akses Komunikasi dan Pengadaan data dan Informasi Real Time Untuk Tanggap Darurat, Pembinaan dan Pembentukan Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS).
6) Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan ditandai dengan Peningkatan angka IPM, Rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Hal ini dapat terlihat pada table dibawah ini:
Tabel 2.7
Capaian Indikator Makro Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 – 2015
No Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. IPM 65.80 66.49 67.31 67.75 68.41 *)
2. Harapan Lama Sekolah 12.29 12.49 12.83 13.02 13.13 *)
3. Rata-rata lama sekolah 8,12 8,23 8,43 8,57 8,62 *)
Sumber : BPS Kab. Pesisir Selatan
Pencapaian indikator diatas juga tidak lepas dari jasa tenaga pendidik/guru yang bertugas memberikan layanan profesinya untuk meningkatkan kemaslahatan bagi anak didiknya. Sampai dengan tahun 2014 kualitas/mutu guru terlihat dari Kualifikasi Guru S1/D4 sebanyak 5.423 orang dari total 7.790 orang dan jumlah guru yang mendapat sertifikasi sebayak 2.688 orang. Peningkatan pendidikan juga terlihat dari perkembangan APK dan APM, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2.8
Angka Partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Pesisir Selatan, 2015
7) Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
Peningkatan derajat kesehatan ditandai dengan Angka Harapan Hidup, dimana Angka Harapan Hidup Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014
sebesar 68,13 tahun.
Peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui pelayanan kesehatan, penanggulangan gizi buruk, penyakit menular, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis dan paramedis serta pemerataan penyebarannya.
8) Pengamalan ABS - SBK dalam Kehidupan Masyarakat
9) Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Dalam pelaksanaan percepatan penanggulangan kemiskinan telah dilakukan penguatan kelembagaan di tingkat nasional dan daerah, yaitu dengan dibentuknya TKPK (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan) yang diatur dalam Permendagri No. 42 tahun 2010 tentang tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
Sampai tahun 2012 tingkat kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 8,69% dan tahun 2013 menjadi 8,59% dan diperkirakan pada tahun 2014 turun menjadi 8,45% seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.9 Tingkat Kemiskinan
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 – 2015
No Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Tingkat Kemiskinan (%) 9,75 8,69 8,64 7,82 7,43 *)
Sumber : BPS Kab. Pesisir Selatan
Ket: *) Angka Sementara
10)Peningkatan Peran Pemuda dalam Pembangunan
Pembangunan kepemudaan ditujukan untuk membangkitkan partisipasi pemuda dalam bidang pembangunan, dan motivasi pemuda untuk membangun dirinya, kemampuan kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Dalam merealisasikan maksud tersebut Pemerintah Daerah telah memberikan bantuan stimulant kepada lembaga atau organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna, Pertukaran Pemuda Berprestasi, dan Pemuda Penyelamat Lingkungan.
11)Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
BAB III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah yang dilaksankan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah diarahkan pada pembiayaan pelayanan dasar bagi masyarakat serta pengembangan sektor unggulan Pesisir Selatan dimana hal ini sesuai dengan pedoman penganggaran yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah harus melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan. Pada tahun 2015 jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesisir Selatan dapat digambarkan sebagai berikut :
Pendapatan Rp. 1.364.126.655.860,00
Belanja Rp. 1.364.126.655.860,00 Surplus/defisit Rp. (223.261.968.032,60)
Pembiayaan: Rp. 223.261.968.032,60
- Penerimaan Pembiayaan Rp. 239.197.968.032,60 - Pengeluaran Pembiayaan Rp. 15.936.000.000,00
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
1. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah
Pengertian Pendapatan Daerah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dalam Bab I Pasal 1 ayat 50 dan Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 160 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Bab I Pasal 1 ayat 15, adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan Daerah dikelompokan atas ; Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, jenis Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdapat beberapa perubahan, yaitu jenis pajak daerah yang dikategorikan menjadi 11 jenis meliputi :
1. Pajak hotel; 2. Pajak restoran; 3. Pajak hiburan; 4. Pajak reklame;
5. Pajak penerangan jalan;
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan; 7. Pajak parkir;
9. Pajak sarang burung walet;
10.Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBB-P2); 11.Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
Sedangkan untuk retribusi daerah telah ditentukan secara lebih jelas jenis-jenis retribusi yang dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyebabkan berubahnya struktur PAD khususnya PBB-P2 dan BPHTB, dimana sebelumnya terhadap kedua jenis pajak tersebut merupakan pajak pusat, dengan lahirnya UU No. 28 Tahun 2009 menjadi pajak daerah. Menyikapi hal tersebut, terdapat beberapa perubahan strategi mendasar dalam menyiapkan peningkatan pendapatan pada tahun 2015, yakni :
1. Memperkuat pelaksanaan dan penegakan Peraturan Daerah tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang disesuaikan dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 dimana Perda ini telah disusun dan ditetapkan pada tahun 2014.
2. Menerapkan kebijakan pendapatan daerah yang membuka peluang
untuk pengembangan sumber penerimaan lain;
3. Melakukan updating data dengan melaksanakan pendataan ulang
objek pajak PBB-P2 yang dimulai dari kecamatan IV Jurai;
4. Peningkatan kontrol internal atas pengelolaan keuangan daerah
dengan memperkuat monitoring dan evaluasi pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi daerah;
5. Pengoptimalan peningkatan pendapatan daerah melalui kebijakan
intensifikasi, ekstensifikasi, dan penataan administrasi pendapatan daerah yang transparan dengan merintis implementasi sistem informasi pengelolaan PAD (e-PAD);
6. Memberikan bimbingan teknis tentang e-PAD kepada seluruh petugas
pengelola PAD di SKPD dan Kecamatan;
7. Memperkuat operasionalisasi dan mobilisasi petugas pemungut PAD
di kecamatan dengan penambahan kendaraan dinas operasional yang representatif.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Target pendapatan daerah tahun anggaran 2015 sebesar Rp.1.364.126.655.860,00 dan terealisasi sebesar
Tabel 3.1
Target dan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2015 Kode
Rekening Uraian Target Realisasi %
1 2 3 4 5 = (4:3)x100
4 PENDAPATAN 1,364,126,655,860.00 1,386,228,012,636.10 101.62%
4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 93,945,361,435.00 116,110,359,383.10 123.59%
4.1.1. Hasil Pajak Daerah 13,613,134,807.00 14,416,223,133.00 105.90%
4.1.2. Hasil Retribusi Daerah 6,429,068,000.00 6,195,033,271.82 96.36%
4.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan 3,925,000,000.00 4,107,566,970.00 104.65%
4.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 69,978,158,628.00 91,391,536,008.28 130.60%
4.2. DANA PERIMBANGAN 937,464,570,625.00 931,058,539,525.00 99.32%
4.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 27,881,918,625.00 21,475,887,525.00 77.02%
4.2.2. Dana Alokasi Umum 784,825,492,000.00 784,825,492,000.00 100.00%
4.2.3. Dana Alokasi Khusus 124,757,160,000.00 124,757,160,000.00 100.00%
4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 332,716,723,800.00 339,059,113,728.00 101.91%
4.3.1. Pendapatan Hibah 13,514,315,800.00 11,000,000,000.00 81.40%
4.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi/Pemerintah
Daerah Lainnya 40,963,912,000.00 49,820,617,728.00 121.62%
4.3.4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 278,238,496,000.00 278,238,496,000.00 100.00% 4.3.5. Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya -
-Sumber: Laporan Realisasi APBD 2015 per 31 Desember 2015 (unaudited), DPPKAD Kab. Pessel
3. Permasalahan dan Solusi
Tabel 3.1 memperlihatkan ada 3 (tiga) jenis pendapatan yang belum mencapai target yakni Hasil retribusi Daerah yang teralisasi sebesar 96,36 %, Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang terealisasi sebesar 77,02 %, dan Pendapatan Hibah terealisasi sebesar 81.40 %.
Pendapatan Retribusi Daerah, secara umum tidak dapat terealisasi sesuai target karena terdapat beberapa pos retribusi yang realisasinya cukup rendah antara lain: Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Pemberian Izin Usaha Perikanan. Retribusi tersebut terealisasi jauh di bawah target.
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak merupakan jenis pendapatan dari kelompok Dana Perimbangan. Target ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan dan realisasinya juga tergantung penyaluran transfer dari pusat Pendapatan jenis ini bersifat given sehingga tidak terlalu besar pengaruh upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Belanja Daerah
Mempertimbangkan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya serta permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi, maka pada tahun 2015 kebijakan belanja daerah dilaksanakan dengan memprioritaskan belanja untuk mencapai target dan asumsi kondisi ekonomi makro Pesisir Selatan. Beberapa hal yang melatarbelakangi penyusunan kebijakan belanja daerah adalah antara lain:
a. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dan langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;
b. Merupakan tugas pemerintah sebagai pelaku utama dalam mendorong, memfasilitasi, mengkoordinasikan, memberi insentif agar kegiatan pembangunan yang dilakukan masyarakat dapat berkembang;
c. Merupakan kewajiban pemerintah menyediakan kebutuhan dasar, investasi pemerintah dan layanan publik lainnya;
d. Dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan daerah.
Selain itu, dalam perencanaan dan penganggaran belanja daerah, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan tetap berkomitmen untuk tetap mewujudkan Visi dan Misi Daerah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015 dimana pelaksanaan pembangunan mengacu pada 11 Prioritas Pembangunan Daerah serta disingkronkan degan prioritas pembangnan nasional dan provinsi Sumatera Barat. Sebelas prioritas Pembangunan daerah tersebut adalah :
1. Peningkatan Produksi dan Produktifitas Pertanian & Perikanan 2. Pengembangan Industri Pangan Berbasis Potensi Lokal; 3. Pengembangan Kawasan Wisata
4. Pembangunan Daerah Tertinggal & Infrastruktur Penunjang Ekonomi Rakyat
5. Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana 6. Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan 7. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
8. Pengamalan ABS-SBK dalam Kehidupan Bermasyarakat 9. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
10. Peningkatan Peran Pemuda dalam Pembangunan 11. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
masyarakat. Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaran pemerintahan daerah, pengelolaan keuangan daerah diselenggarakan secara profesional, partisipatif, transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa Kebijakan-kebijakan strategis yang dilaksanakan pemerintah daerah tahun 2015 diantaranya adalah: penuntasan target RPJMD, pembebasan tanah untuk keperluan pembangunan sarana pemerintah, penyediaan sarana dan layanan di kawasan wisata unggulan seperti Kawasan Carocok Painan dan Kawasan Mandeh serta kebutuhan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar, meningkatkan kualitas ruas-ruas jalan kabupaten sehingga dapat meningkatkan persentase jalan kabupaten yang memiliki kondisi baik, menyusun dokumen perencanaan yang dibutuhkan untuk kebutuhan pembangunan di tahun depan dan dimasa yang akan datang seperti Master Plan, Fisibility Study, DED, Dukungan anggaran untuk pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah.
Secara umum kebijakan belanja daerah dikelompokan kepada kebikakan belanja tidak langsung dan belanja langsung yaitu :
1.1. Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung (BTL) merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan program dan kegiatan, dianggarkan untuk membiayai gaji dan tunjangan pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.
1. Belanja Gaji
- Penganggaran gaji dan tunjangan jabatan dan tunjangan
lainnya dibayarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
- Perencanaan belanja pegawai diperhitungkan kenaikan accres
gaji paling tinggi 2,5% yang disesuaikan dengan kebutuhan;
- Pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai
berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah;
2. Bunga
3. Subsidi
Penganggaran subsidi digunakan untuk bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.
4. Hibah
Penganggaran pemberian hibah dalam bentuk uang kepada pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, secara spesifik dan selektif dengan mempertimbangkan kemampuan daerah.
5. Bantuan Sosial
Penganggaran pemberian bantuan sosial diperuntukkan kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai politik secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat serta memiliki kejelasan penggunaannya.
6. Bagi Hasil
Penganggaran bagi hasil digunakan untuk dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan propinsi kepada Pemerintah Kabupaten atau pendapatan Kabupaten kepada Pemerintah Desa.
7. Bantuan Keuangan
Penganggaran bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah Kabupaten kepada pemerintah desa dalam rangka pemerataan dan peningkatan kemampuan keuangan.
8. Belanja Tidak Terduga
Penganggaran belanja tidak terduga dipergunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang (penanggulangan bencana alam, bencana sosial)
1.2. Kebijakan Belanja Langsung
Belanja langsung (BL) merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung dianggarkan untuk belanja pegawai dalam bentuk honorarium, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
kampung lainnya. Selain itu, Belanja Langsung juga diprioritaskan pemanfaatannya untuk memacu perkembangan sector-sektor unggulan daerah seperti sektor pertanian dan kepariwisataan dengan mengedepankan prinsip pemberdayaan masyarakat.
2. Target dan Realisasi Belanja Daerah
Pada tahun 2015, anggaran belanja telah direalisasikan sebesar Rp. 1.360.363.424.510,85 meningkat sebesar Rp. 217.163.927.462,85 atau
sebesar 19 % dari realisasi anggaran belanja tahun 2014 yang hanya sebesar Rp. 1.143.199.497.048,00. Target dan realisasi belanja tahun anggaran 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Target dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 Kode
Rekening Uraian Target Realisasi %
1 2 3 4 5= (4:3)x100
5 BELANJA 1,587,388,623,892.60 1,360,363,424,510.85 85.70%
5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 876,049,389,641.60 796,509,876,519.85 90.92%
5.1.1. Belanja Pegawai 739,910,725,428.60 670,687,052,428.00 90.64% 5.1.2 Belanja Bunga 4,100,000,000.00 326,798,951.74
5.1.4. Belanja Hibah 31,199,597,178.00 31,019,597,178.00 99.42% 5.1.5. Belanja Bantuan Sosial 500,000,000.00 57,500,000.00 11.50%
5.1.6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa 2,382,806,708.00 1,227,746,566.10 51.53%
5.2. BELANJA LANGSUNG 711,339,234,251.00 563,853,547,991.00 79.27%
5.2.1. Belanja Pegawai 57,136,475,555.00 51,098,285,845.00 89.43% 5.2.2. Belanja Barang dan Jasa 270,201,821,753.00 235,125,085,840.00 87.02% 5.2.3. Belanja Modal 384,000,936,943.00 277,630,176,306.00 72.30%
Sumber: Laporan Realisasi APBD 2015 (unaudited), DPPKAD Pesisir Selatan
3. Permasalahan dan Solusi
Secara umum permasalahan yang terjadi hanya disebabkan oleh persoalan teknis baik dari sisi perencanaan maupun dari sisi pelaksanaan. Di sisi perencanaan, beberapa persoalan yang muncul adalah kurang akuratnya perencanaan penganggaran dan perencanaan teknis bagi suatu kegiatan yang mengakibatkan kegiatan tersebut terpaksa di tunda pelaksanaannya. Oleh karena itu agar masalah ini tidak terus berulang di masa yang akan datang, diharapkan setiap pekerjaan konstruksi agar terlebih dahulu memiliki DED dan RAB sebelum kegiatan tersebut diusulkan ke dalam APBD sehingga proses pengadaan barang dan jasa yang memerlukan pelelangan dapat dilaksanakan di awal tahun atau bahkan sebelum DPA SKPD ditetapkan (lelang Pra-DPA).
Di sisi pelaksanaan, persoalan yang sering muncul adalah terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan melebihi tenggat waktu yang disepakti di dalam kontak. Namun hal ini dapat diatasi dengan pemberian perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati tahun anggaran dengan mengacu pada pedoman pengadaaan barang dan jasa pemerintah. Untuk itu, dimasa yang akan datang perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat lagi oleh SKPD terhadap pihak ketiga yang menjadi pelaksana kegiatan. Dengan sistem pengawasan yang lebih baik diharapkan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan time schedule yang ditetapkan. Beberapa jenis belanja yang nilai serapannya relatif rendah antara lain:
- Belanja Bunga hanya terealisasi sebesar 7,97 % yang disebabkan oleh
pembayaran bunga pinjaman ke PIP untuk pembangunan dan relokasi RSUD M. Zein yang jatuh tempo di tahun 2015 hanya sebesar Rp. 326.798.951,74 hal ini karena pinjaman daerah masih dalam masa grass-period.
- Belanja Bantuan Sosial hanya terealisasi sebesar 11,50 % yang
disebabkan oleh tidak terealisasikannya belanja bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan senilai Rp. 442,500,000.00 dari yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000,-. Hal ini disebabkan karena realisasi pos belanja bantuan sosial tersebut secara umum untuk hal-hal yang bersifat acidentil dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian sesuai aturan dan perundangan yang berlaku.
- Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa dapat terealisasi sebesar 51,53 % yang disebabkan masih rendahnya serapan anggaran oleh Pemerintah Nagari. Untuk itu di tahun 2016 pelu dilakukan penguatan bagi pemerintah nagari dalam pelaksanaan pembangunan.
- Belanja Tak Terduga hanya terealisasi sebesar 38,62 % atau tersisa
- Belanja Langsung hanya terealisasi sebesar 79,27 % yang disebabkan
relatif rendahnya serapan anggaran Belanja Barang jasa dan Belanja modal yang hanya terealisasi sebesar 87,02 5 dan 72,30 %. Komponen terbesar yang menyebabkan rendahnya serapan Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal antara lain:
a. Rendahnya serapan Belanja Bahan Obat-Obatan yang hanya
terealisasi sebesar 27,54 % atau tersisa sebesar Rp. 5.159.643.892,- yang disebabkan karena Belanja Bahan Obat-Obatan tersebut sebagian besar adalah pengadaan obat-obatan yang berasal dari Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang tidak terealisasi karena proses pengadaan obat-obatan tersebut sedikit terkendala karena terbatasnya aparatur di Puskesmas yang memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.
b. Rendahnya serapan Belanja modal Pengadaan Bangunan
Kesehatan yang terealisasi sebesar 18,69 % atau tersisa sebesar Rp. 82.284.001.000,- dari Rp. 101.198.615.000,- yang
dianggarkan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anggaran belanja modal ini diperuntukkan bagi pembangunan dan relokasi RSUD M. Zein yang dilaksanakan secara multi-years. Oleh karena itu anggaran hanya direalisasikan sesuai kemajuan fisik pekerjaan di tahun 2015, dan sisanya akan direalisasikan di tahun 2016. Sampai dengan pertengahan bulan Februari 2016, kemajuan pekerjaan fisik dan keuangan pembangunan RSUD tersebut telah mencapai 35 %.
C. Pengelolaan Pembiayaan Daerah
1. Kebijakan Umum Pembiayaan
Sebagai upaya mengefisienkan pengeluaran pembiayaan, kebijakan pembiayaan daerah tahun 2015 adalah :
1. Mengalokasikan pembiayaan penerimaan dari SiLPA tahun yang lalu untuk menutupi defisit dan pengeluaran pembiayaan.
2. Merevitalisasi dan merestrukturisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD.
3. Penambahan Penyertaan Modal sesuai kemampuan daerah.
4. Pinjaman daerah dan obligasi daerah, dapat dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, apabila anggaran yang tersedia dalam APBD/Perubahan APBD tidak mencukupi. Sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 1 ayat 56 dinyatakan bahwa Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
2. Target dan Realisasi Pembiayaan
Pembiayaan tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp. 223.261.968.032,60 terdiri dari Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp. 239.197.968.032,60 dan Pengeluaran Pembiayaan sebesar Rp. 15.936.000.000,-.
Tabel 3.3.
Target dan Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2015
Kode
Rekening Uraian Target Realisasi %
1 2 3 4 5
PEMBIAYAAN 223,261,968,032.60 130,525,220,096.60 58.46% Penerimaan Pembiayaan Daerah 239,197,968,032.60 146,014,220,096.60 61.04%
6.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 129,434,353,872.60 130,131,207,890.60 100.54% 6.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 99,000,000,000.00 14,126,835,000.00 14.27% 6.1.6. Penerimaan piutang daerah 10,763,614,160.00 1,756,177,206.00 16.32%
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 15,936,000,000.00 15,489,000,000.00 97.20%
3. Permasalahan dan Solusi
BAB IV. PENYELENGGARAAN
URUSAN PEMERINTAH DAERAH
A. URUSAN WAJIB
Urusan wajib yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 24 (dua puluh empat) urusan
dengan anggaran sebesar Rp. 614.632.403.836,- dan terealisasi sebesar Rp. 481.919.197.461,- atau 78,41%.
Tabel 4.1 Urusan Wajib
NO. URUSAN/SKPD PELAKSANA ANGGARAN REALISASI (%)
A. URUSAN WAJIB 614,632,403,836 481,919,197,461 78.41
1 Urusan Pendidikan 70,244,423,470 67,896,996,603 96.66
Dinas Pendidikan 66,130,133,020 63,920,837,100
BKD 2,696,354,200 2,572,269,103
Setda 1,417,936,250 1,403,890,400
2 Urusan Kesehatan 201,884,315,402 98,175,422,519 48.63 Dinas Kesehatan 44,392,471,848 30,731,223,709
RSUD M.Zein 57,391,956,554 50,320,514,726
Dinas Prasjaltarkim 100,099,887,000 17,123,684,084
3 Urusan Lingkungan Hidup 6,771,175,053 6,462,635,175 95.44 Badan Lingkungan Hidup 3,173,340,953 2,897,956,175
Dinas Prasjaltarkim 3,597,834,100 3,564,679,000
4 Urusan pekerjaan Umum 212,881,367,125 201,018,273,719 94.43 Dinas Prasjaltarkim 165,302,408,057 157,221,402,247
BPBD 63,846,290 53,849,290
PSDA 47,515,112,778 43,743,022,182
5 Urusan Penataan Ruang 2,993,036,250 2,797,203,731 93.46 Bappeda 993,136,950 905,718,881
Dinas Prasjaltarkim 1,999,899,300 1,891,484,850
6 Urusan Perencanaan Pembangunan 5,733,107,512 5,414,756,937 94.45 Bappeda 5,354,094,112 5,068,161,442
7 Urusan kepemudaan dan Olahraga 2,649,146,500 2,622,674,038 99.00 Dinas Pariwisata Ekraf, Pemuda dan Olah Raga 1,815,496,000 1,802,704,688
Setda 833,650,500 819,969,350
8 Urusan Penanaman Modal 1,379,350,200 1,241,582,314 90.01 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu 1,379,350,200 1,241,582,314
9 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 1,312,888,200 1,238,608,570 94.34 Dinas Koperindag dan Pasar 1,312,888,200 1,238,608,570
10 Urusan kependudukan dan catatan Sipil 1,990,578,432 1,802,507,134 90.55 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 1,924,730,120 1,737,835,322
Kecamatan-kecamatan 65,848,312 64,671,812
11 Urusan Ketenagakerjaan 477,510,050 454,017,139 95.08 Dinas Sosial Tanaga Kerja dan Transmigrasi 477,510,050 454,017,139
12 Urusan Ketahanan Pangan 3,929,162,300 3,704,134,312 94.27 Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan 3,929,162,300 3,704,134,312
13 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1,119,462,000 1,018,456,300 90.98 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 1,119,462,000 1,018,456,300
14 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 2,575,251,500 2,413,378,150 93.71 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 2,575,251,500 2,413,378,150
15 Urusan Perhubungan 4,026,852,130 3,497,087,985 86.84 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 4,026,852,130 3,497,087,985
16 Urusan Komunikasi dan Informatika 2,765,108,300 2,569,446,020 92.92 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 227,884,000 221,094,770
17 Urusan Pertanahan 6,846,802,004 6,000,428,156 87.64 Setda 6,846,802,004 6,000,428,156
18 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 8,006,299,597 6,770,977,583 84.57
Kantor Satpol PP 2,665,984,225 2,528,617,204
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3,471,965,170 2,682,942,040
Setda 1,575,441,750 1,268,980,187
Kecamatan-kecamatan 292,908,452 290,438,152
19Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
69,658,961,361
59,965,609,069 86.08
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 202,876,320 197,816,320
Setda 21,622,458,721 18,047,709,211
Sekretriat DPRD 20,834,708,100 17,233,018,425
BKD 3,341,483,050 3,117,756,647
Kecamatan 7,451,212,604 7,219,817,986
Inpektorat 3,953,530,330 3,581,557,843
DPPKAD 12,177,065,783 10,493,644,317
BLH 41,715,833 40,617,700
Bappeda 33,910,620 33,670,620
20 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 2,599,268,000 2,331,517,958 89.70 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 1,704,195,000 1,617,374,729 Setda 744,073,000 565,581,229
Kecamatan Koto XI Tarusan 151,000,000 148,562,000
21 Urusan Sosial 2,034,699,150 1,863,898,634 91.61
22 Urusan Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 1,280,452,100 1,223,267,600
23 Urusan Kearsipan 548,768,100 533,972,250 97.30 Kantor Perpustakaan dan Arsip 39,011,100 38,441,050
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 122,125,000 121,227,200
Setda 387,632,000 374,304,000
24 Urusan Perpustakaan 924,419,100 902,345,565 97.61 Kantor Perpustakaan dan Arsip 924,419,100 902,345,565
1.
URUSAN PENDIDIKAN
A. KONDISI UMUM
Untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan pada bidang pendidikan yang merupakan salah satu urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar (Pasal 12 ayat 1), UU Pemerintahan Daerah telah mengatur pembagian urusan pemerintahan bidang pendidikan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi serta Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.
Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.Urusan pemerintahan absolut merupakan urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. Sedangkan urusan pemerintahan konkuren merupakan urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah provinsi/ kabupaten/kota, yang sekaligus juga menjadi dasar bagi pelaksanaanOtonomi Daerah. Sementara, urusan pemerintahan umum merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.
Pendidikan memegang peranan penting untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, karena dengan proses pendidikan dapat merubah pola pikir masyarakat dari statis tradisional menjadi dinamis rasional. SDM yang berkualitas akan menjadi titik sentral pembangunan pada masa yang akan datang.
Begitu besarnya peranan pendidikan dalam menentukan kualitas SDM mendorong pemerintah untuk terus berupaya mencari terobosan agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.
Angka Melek Huruf (AMH)
Angka Melek Huruf menggambarkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang diukur dari aspek pendidikan. Indikator AMH diambil dari penduduk dewasa (umur 15 tahun keatas) yang dapat membaca dan menulis minimal kata-kata/kalimat sederhana aksara tertentu, baik huruf latin atau lainnya.