• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PELAYANAN KB/KR YANG MANDIR

URUSAN PEMERINTAH DAERAH

PROGRAM PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PELAYANAN KB/KR YANG MANDIR

Sumber data : BPM KB & PPR tahun 2015

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, melaksanakan terdiri dari 4 program dan 5 kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp. 2.575.251.500 ,- dengan relisasi

sebesar Rp. 2.413.378.150,- atau 93,71%,-. Berikut rincian program kegiatan pada urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera:

a) Program Keluarga Berencana

Pagu anggaran kegiatan tahun 2015 sebesar Rp. 703.184.500,- terealisasi Rp. 611.167.150 (86,91%),-. Keluaran program adalah terbayarnya honor operasional Klinik KB 111 orang, Operasional PPKBD 182 orang, Operasinal BP4 15 Orang. Sedangkan Manfaat program adalah untuk meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan keluarga berencana oleh petugas penyuluh kecamatan dalam mencari aseptor KB baru. Penempatan PKB di lapangan bertugas untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bagaimana manfaat pemakaian alat kontrasepsi dengan tujuan mendapatkan aseptor-aseptor keluarga berencana baru.

Tabel 4.37

Peserta Keluarga Berencana Aktif

Menurut Metode Kontrasepsi Periode tahun 2013-2015

No Metode Kontraseposi Tahun 2013 2014 2015 1. IUD 3.347 3.264 2.233 2. MOW 1.359 1.382 1.301 3. MOP 166 258 359 4 Kondom 772 836 580 5. Implant 13.748 14.286 12.297 6. Suntik 30.304 31.738 31.367 7. Pil 10.048 10.611 10.833

Sumber data : BPM KB & PPR tahun 2015

Dari tabel diatas dimana dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 menggambarkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang setiap tahunnya mengalami peningkatan khususnya tentang penggunaan metode kontrasepsi Metode Medis Pria. Hal ini menunjukan partisipasi pada pria untuk ikut menggunakan alat kontrasepsi semakin bertambah.

Tabel 4.38

Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Periode Tahun 2013-2015

No Indikator Tahun

2013 2014 2015 1 Jumlah Pus Menjadi Peserta KB 83.497 83.739 87.730 2 Peserta KB Baru Pria 347 222 245 3 Unmeet Need 19.940 22.103 28.760 4 Terbentuknya PIK-KRR di Setiap

Kecamatan

25 25 25

Sumber data : BPM KB & PPR tahun 2015

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah pasangan usia subur menjadi peserta KB baru mengalami peningkatan sejumlah 83.497 tahun 2013 menjadi 83.739 pada tahun 2014 dan 87.730 pada tahun 2015 yang mengambarkan tingkat kesadaran masyarakat yang berpartisipasi dalam merencanakan dan mengatur jarak kelahiran bagi putra-putrinya. Jika didasarkan data prosentase peserta KB baru pria, maka tingkat partisipasi pria dalam ber KB masih sangat

rendah yaitu sebesar 347 orang tahun 2013, 222 orang pada tahun 2014, menjadi 245 orang pada tahun 2015.

Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, dalam hal ini Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan kedepan dapat menurunkan Unmeet Need tersebut.

b)Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Program Kegiatan Penyuluhan dan Pembinaan PIK Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 59.531.400 dengan realisasi Rp. 55.861.400 (93,84%). Rincian Kegiatan ini berupa penyuluhan kepada PIK-KRR dengan tujuan pendewasaan usia perkawinan dan penyuluhan kesehatan reproduksi dan pengenalan keluarga berencana kepada remaja. Untuk PIK remaja sampai tahun 2015 telah dibentuk 25 PIK_KRR Kabupaten Pesisir Selatan.

Manfaat dari program ini mensosialisasikan Keluarga Berencana kepada Remaja, sehingga dapat menurunkan angka pernikahan dini di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan.

c) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan Kb/Kr

Yang Mandiri

Program ini meliputi dua kegiatan yaitu Kegiatan Pendukung Safari KB Kes IB/Bhayangkari/TNI/PKK dan Jambore dan Pembinaan dan Penilaian IMP-KB dengan jumlah dana Rp 333.012.000 dengan realisasi Rp. 272.878.400 (81,94%). Melakukan kerjasama dengan instansi vertikal seperti kerjasama dengan pihak TNI dalam melakukan kegiatan keluarga berencana untuk meningkatkan pencapaian aseptor keluarga berencana.

Manfaat dari program ini adalah terjalin kerja sama dengan instansi vertikal dalam meningkatkan peranserta masayakat dalam melaksanakan keluarga berencana di kabupaten Pesisir selatan.

Tabel 4.39

Pencapaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci

(IKK) Tahun 2015

No Indikator Kinerja 2013 2014 Tahun 2015 1 Prevalensi peserta KB aktif 71,55% 74,49% 67,22%

Dari Tabel tersebut dapat dilihat pravelensi peserta keluarga berencana Aktif terjadi peningkatan dari tahun 2013 yaitu 71,55 % menjadi 87,730 % pada tahun 2014. Kemudian terjadi penurunan pada tahun 2015 sebesar yaitu 67,22%. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana kedepan dapat meningkatkan peserta KB aktif di wilayah kabupaten Pesisir Selatan. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi vertikal perlu dilaksanakan agar program keluarga berencana memperoleh hasil yang baik.

Prestasi yang telah diperoleh oleh kabupaten Pesisir Selatan yaitu: menjadi Juara I Regional V Kelompok KB Pria.

d)Program Peningkatan Sarana dan prasarana Pelayanan Keluarga

Brencana.

Dialokasikan anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 1.249.576.230 dengan realisasi Rp.1.204.919.850,- (96,43%). Program kegiatan meliputi 2 kegiatan yaitu DAK KB dan Penunjang DAK KB.

Program kegiatan terdiri pembangunan 4 unit Balai Penyuluh Keluarga Berencana Kabupaten Pesisir selatan yaitu di kecamatan air pura, lunang, silaut dan IV jurai.

Manfaat dari kegiatan ini tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelayanan KB dalam meningkatkan pelayanan Keluarga Berencana baik aseptor aktif maupun aseptor baru wilayah Kabupaten Pesisir Selatan. Pembangunan Balai penyuluh di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan ditarget 100 %, terealisasi 100 % sampai dengan tahun 2015 telah terbangun 15 gedung penyuluh KB .

C.PERMASALAHAN DAN SOLUSI

1. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2015 di antaranya :

a. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah. b. Rendahnya tingkat partisipasi kaum pria dalam ber-KB.

c. Tingginya keluarga pra sejahtera dan sejahtera I mengindikasikan

rendahnya ketahanan keluarga. 2. Solusi

a. Perlu adanya revitalisasi program dan kegiatan KB, serta perencanaan

program dan kegiatan yang lebih terintegratif.

b. Peningkatan jumlah dan peran PIK KKR di setiap kecamatan untuk

meningkatkan pengetahuan remaja mengenai pentingnya kesehatan reproduksi remaja.

c. Meningkatkan promosi dalam menggerakkan Program Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera di masyarakat dengan melakukakan kerjasama dengan Tim Penggerak PKK, TNI, Polri.

d. Optimalisasi Panca Bina Keluarga dalam rangka pemberdayaan

keluarga.

e. Perlunya subsidi biaya pelayanan untuk keluarga Prasejahtera dan

sejahtera untuk meningkatkan partisipasi keluarga didalam ber KB.

f. Pembinaan dan pendampingan serta memberikan pengetahuan kepada

keluarga terutama pasangan usia subur yang sudah ber KB maupun yang belum.

g. Meningkatkan peran institusi PPKBD dan sub PPKBD diantaranya

melalui penyediaan biaya operasional serta sarana prasarana bagi PPKBD dan Sub PPKBD yang lebih optimal.

15. URUSAN PERHUBUNGAN

A.KONDISI UMUM

Dalam rangka memberikan pelayanan umum transportasi kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah membangun sarana dan prasarana jalan dan jembatan. Lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional dapat dikembangkan baik potensi maupun perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah. Demikian juga dengan sarana dan prasarana penunjang lain yang berkaitan dengan lalu lintas di jalan raya. Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal, dan perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan, serta fasilitas pendukung. Hal ini sesuai dengan Undang–undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.

Transportasi yang telah berkembang di Kabupaten Pesisir Selatan adalah transportasi darat. Pada tahun 2003 telah dibangun dan dikembangkan transportasi laut dengan adanya pembangunan pelabuhan Panasahan di Painan untuk disinggahi oleh Kapal Perintis yang rute trayeknya Teluk Bayur, Sioban (Mentawai) dan Bengkulu. Adapun jenis barang yang diangkut dari Pelabuhan Panasahan adalah Kelapa Sawit, Batu Bara, koral, pasir, semen. Sedangkan jenis barang yang masuk ke Pelabuhan Panasahan adalah Sayur-sayur, buah- buahan, sapi dll.

Tabel 4.40

Perkembangan Penumpang

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014 – 2015

No Uraian Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Tahun 2014 Tahun 2015 Perkembangan (%)

1. AKDP 318.117 300.846 612.729 627.127 48,08 52,03

2. AKAP 129.459 124.455 432.151 412.569 70,04 69,83

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2016

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penumpang datang dan berangkat menggunakan angkutan AKDP dan AKAP tahun 2015 dibanding tahun 2014 mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Kondisi ini dapat tercapai karena semakin baiknya pelayanan terhadap penumpang dan masyarakat

yang memanfaatkan fasilitas angkutan umum. Agar kondisi ini tetap terjaga perlu dilakukan pengawasan terhadap angkutan tidak resmi secara berkala serta memberikan masukan kepada DPC Organda Kabupaten Pesisir Selatan yang menaungi para pengusaha Angkutan Umum untuk lebih meningkatkan pelayanannya seperti melakukan peremajaan armadanya serta memberikan rasa aman dan kenyamanan kepada penumpang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel jumlah sarana dan prasarana angkutan menurut jenisnya (AKDP dan AKAP) pada tahun 2015 berikut ini :

Tabel 4.41

Jumlah Bus AKDP dan AKAP Tahun 2015

No. JENIS KENDARAAN URAIAN

IZIN KENYATAAN

1. JUMLAH AKDP 60 16 2. JUMLAH AKAP 12 6

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2016

Tabel di atas menyatakan bahwa masih ada AKDP dan AKAP yang belum sesuai dengan izin yang diberikan. Solusi dari permasalahan tersebut adalah meningkatkan pengawasan kendaraan yang laik jalan dan penertiban kendaraan angkutan orang keluar masuk daerah Kabupaten Pesisir Selatan, melakukan bimbingan keselamatan terhadap awak kendaraan umum, melakukan pengujian keliling ke daerah–daerah yang jauh dari pusat kota kabupaten dan kerjasama dengan investor untuk peremajaan kendaraan.

Tabel. 4.42

Jumlah Kendaraan yang melakukan KIR Tahun 2015

BULAN KENDARAAN YANG KIR

JANUARI 410 Kendaraan FEBRUARI 365 Kendaraan MARET 454 Kendaraan APRIL 493 Kendaraan MEI 1.089 Kendaraan