• Tidak ada hasil yang ditemukan

MHD ZAMRI Laporan BL4

N/A
N/A
MHD Zamri

Academic year: 2023

Membagikan "MHD ZAMRI Laporan BL4"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Bioteknologi Laut

KITIN DAN KITOSAN

Disusun Oleh :

Nama : MHD ZAMRI

NIM : 2011101010054

Kelompok : 1 Shift 2

Asisten : Nanda Ulfa Khaira

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH

NOVEMBER, 2023

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

KITIN DAN KITOSAN

Disusun oleh :

Nama : MHD ZAMRI NIM : 2011101010054 Program Studi : Ilmu Kelautan

Disetujui

Asisten Koor Asisten

Nanda Ulfa Khaira Nanda Ulfa Khaira

1811101010040 1811101010040

(3)

ii

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan praktikum Bioteknologi Laut yang berjudul “Kitin dan Kitosan” yang dilakukan pada Sabtu, 4 November 2023, dan 11 November 2023, bertempat dilaboratorium Kimia Laut, Fakultas Kelautan dan Perikanan, yang bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar proses pembuatan kitin dan kitosan yang berasal dari Pemanfaatan limbah cangkang kerang atau kulit udang. Kitin merupakan polimer alami (biopolimer) berupa selulosa ber-amin dan ber-asetil yang jumlahnya cukup berlimpah di alam. Kitin merupakan senyawa ke dua terbesar setelah selulosa dan dikenal juga sebagai polimer organik konvensional dari laut. Salah satu turunan kitin adalah yang memiliki rumus kimia N-asetil-D-Glukosamine. Pada percobaan ini menggunakan metode kuantitatif yaitu mengamati perubahan yang terjadi suatu zat atau sampel pada cangkang kerang dan kulit udang. Pada percobaan ini didapatkan hasil dari kitosan pada kulit udang yaitu 1.74 gram, dan cangkang kerang yaitu 48,6 gram. Manfaat dari percobaan ini yaitu dapat mengetahui proses dasar- dasar pembuatan kitin dan kitosan yang berasal dari Pemanfaatan limbah cangkang kerang atau kepiting.

Kata Kunci : Kitin, Kitosan, Cangkang Kerang, Kulit Udang, dan Selulosa.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan materi yaitu Kitin dan Kitosan. Sholawat beriringan salam tidak lupa pula penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman yang tidak ada mempunyai ilmu pengetahuan menuju ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen dan para asisten laboratorium mata kuliah Bioteknologi Laut yang telah membimbing penulis dalam praktikum ini, semoga Allah SWT membalas pahala atas ilmu yang diberikan.

Dalam penyelesaian laporan praktikum ini penulis masih menyadari banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang sangat diharapkan oleh penulis agar kedepannya laporan praktikum yang ada menjadi lebih baik lagi.

Banda Aceh, 15 November 2023

Penulis

(5)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... . i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Praktikum ... 2

1.3 Manfaat Praktikum ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

BAB III METODE KERJA ... 5

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ... 5

3.2 Alat dan Bahan ... 5

3.3 Cara Kerja ... 6

3.4 Analisa Data ... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

4.1 Hasil Pengamatan ... 8

4.2 Pembahasan ... 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 10

5.1 Kesimpulan ... 10

5.2 Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

LAMPIRAN ... 12

(6)

v

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.2.1 Alat Praktikum ... 5 Tabel 3.2.2 Bahan Praktikum ... 6 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan ... 8

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1.1 Lokasi Praktikum di Laboratorium ... 5

Gambar 2.1 Sample Kepiting ... 13

Gambar 2.2 pH Demineralisasi Kepiting ... 13

Gambar 2.3 pH Demineralisasi Cangkang Kerang ... 13

Gambar 2.4 Proses demineralisasi ... 13

Gambar 2.5 Berat Cangkang Kerang setelah demineralisasi ... 13

Gambar 2.6 Berat Kepiting setelah demineralisasi ... 13

(8)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Analisa Data ... 12 Lampiran 2. Dokumentasi ... 13

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit udang pada umumnya termasuk udang windu mengandung protein (25 – 40 %), kitin (15 – 20 %) dan kalsium karbonat (45 – 50 %). Kandungan kitin pada limbah kulit udang sekitar 20 – 50 % berat kering. Senyawa kitin adalah biopolimer terbanyak setelah selulosa. Keberadaan kitin di alam mencapai 1011 ton/tahun dan merupakan senyawa organik terbanyak di dunia. Polimer kitin tersusun dari monomer-monomer; 2-asetamida 2-deoksi-D-Glukosa (N-asetil glukosamin) Ikatan antara monomer kitin adalah ikatan glikosida pada posisi β- (1-4). Kitin menjadi salah satu potensi yang layak untuk dikembangkan karena potensi pemanfaatnnya yang besar dalam dunia industri (Dompeipen, 2017).

Kitin merupakan biopolymer dengan kelimpahan yang terbesar di bumi setelah selulosa. Secara struktur kitin sama seperti selulosa, hanya saja merupakan polisakarida amino yang memiliki gugus asetamida pada karbon nomor 2. Adanya gugus amino ini memberikan karakterisrtik yang unik bagi kitin seperti fungsi biologi yang khas dan memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi modifikasi. Kitin diperkirakan memiliki potensi yang lebih banyak dibandingkan selulosa. Sifat-sifat spesifik kitin antara lain dapat mengalami biodegradasi, biocompatible, dan memliki bioaktifitas tertentu (Susanti et al., 2021).

Kitosan merupakan senyawa poli aminosakarida yang disintesis melalui penghilangan sebagian gugus 2-asetil dari kitin poli(2-asetamido-2-deoksi-β-(1-4)-D gluko piranosa), biopolimer linear dengan 2000-5000 unit monomer, saling terikat dengan ikatan glikosidik β-(1-4). Kitosan (C6H11NO4)n adalah senyawa yang berbentuk padatan amorf berwarna putih kekuningan, bersifat polielektrolit.

Umumnya larut dalam asam organik, pH sekitar 4 – 6,5: tidak larut pada pH yang lebih rendah atau lebih tinggi. Kelarutan dipengaruhi oleh bobot molekul dan derajat deasetilasi (Kurniasih dan Kartika, 2021).

(10)

2 1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum untuk mengetahui dasar-dasar proses pembuatan kitin dan kitosan yang berasal dari Pemanfaatan limbah cangkang kerang atau kulit udang.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum Kitin dan Kitosan ini yaitu:

1. Mampu mengetahui proses pembuatan kitin dan kitosan dari cangkang kerang.

2. Mampu mengetahui proses pembuatan kitin dan kitosan dari kepiting.

3. Mampu mengoperasikan alat-alat proses kitin dan kitosan.

4. Mampu mengetahui pH dari sample kepiting dan cangkang kerang.

5. Mampu membedakan tekstur sample kepiting dan cangkang kerang.

(11)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kitosan adalah suatu polisakarida berbentuk linier yang terdiri dari monomer N-asetilglukosamin (GlcNAc) dan D-glukosamin (GlcN). Bentukan derivate deasetilasi dari polimer ini adalah kitin. Kitosan yang merupakan biopolymer yang banyak digunakan seperti sebagai koagulan dalam pengolahan air limbah, bahan pelembab, pelapis benih yang akan ditanam, adsorben ion logam, anti kanker/tumor, anti kolesterol, komponen tambahan pakan ternak, sebagai lensa kontak, pelarut lemak, dan pengawet makanan. Salah satu manfaat kitosan seperti yang telah diuraikan yaitu dapat digunakan sebagai koagulan penjernihan air karena adanya gugus amina dalam kitosan yang dapat meningkatkan aktifitasnya, sehingga kitosan menjadi suatu senyawa polikationik (Alawiyah, 2020).

Kitin merupakan bahan dasar untuk bahan-bahan kimia yang diperlukan secara luas di berbagai bidang seperti biokimia,, obat-obatan, pangan, gizi, enzimologi, industry kertas, tekstil dan film, kitin juga sebagai sumber N- asetilglukosamin yang dipakai sebagai pengawet dan antibiotic. Kitosan sebagai derivate kitin dipakai dalam pengolahan limbah dan pengikatan logam. Kitin dan 6- O-karboksimelkitin dapat mengaktifkan makrofag peritoneal in vivo, menekan pertumbuhan sel tumor pada tikus, dan berperan sebagai stimulant dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri escheria coli (Irianto dan Muljanah, 2021).

Kitin diisolasi dari limbah udang melalui dua tahapan reaksi yaitu, determineralisasi dan deproteinisasi. Kitin yang diperoleh disentesis menjadi kitosan dengan cara merubah gugus asetamida (-NHCOCH3) pada kitin mejadi gugus amina (-NH2). Reaksi penghilangan gugus asetil pada kitin disebut transformasi kitin menjadi kitosan. Transformasi kitin menjadi kitosan digunakan basa kuat konsentrasi tinggi. Kitin banyak terdapat pada dinding sel jamur dan eksoskleton insekta, anthropoda, crustaceae, dan Mollusca (Setha dan Rumata, 2019).

Pemanfaatan chitosan sebagai adsorben logam berat telah banyak dilakukan dengan menggunakan chitosan berbahan dasar cangkang udang untuk menyerap Cu pada air limbah industri tekstil. Kitosan dapat mengadsorpsi ion timbal (Pb2+) pada

(12)

4

air limbah pertambangan dengan persen adsorpsi mencapai 57,47%, pada konsentrasi 8% kitosan. Kitosan juga dapat digunakan sebagai bahan koagulan untuk mengurangi kandungan warna pada air limbah dengan nilai penyisihan warna tertinggi yaitu 96%

pada penambahan kitosan 30% dan waktu pengadukan 45 menit, Kitosan mampu mengikat ion logam sebanyak 5-6 kali lebih besar dari pada kitin (Purwaningsih et al., 2020).

Kitosan memiliki karakteristik fisika kimia, stabilitas kimia, reaktivitas yang tinggi, sifat khelasi yang tinggi, dan selektivitas yang tinggi terhadap polutan.

Dengan demikian, diharapkan kitosan dari cangkang bekicot dapat dimanfaatkan sebagai adsorben logam tembaga yang berbahaya bagi lingkungan. Kitosan juga memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam mengikat ion logam dan kemungkinan pengambilan ion yang terikat pada kitosan yang relatif mudah dengan menggunakan pelarut tertentu sehingga dapat digunakan secara berulang-ulang (Sukma et al., 2018).

(13)

5

BAB III METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Bioteknologi Laut dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 November 2023 pukul 12.00 WIB s/d Selesai pada kitin dan pada Sabtu, 11 November 2023 pukul 12.00 WIB s/d Selesai pada kitosan, bertempat di Laboratorium Kimia Laut Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

Gambar 3.1.1 Lokasi Praktikum di Laboratorium Kimia Laut Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

3.1 Alat

Tabel 3.1 Alat Praktikum

No Nama Alat Jumlah Kegunaan

1. Gelas Ukur 1 Unit Untuk mengukur volume larutan 2. Erlenmeyer 3 Unit Untuk menampung zat atau larutan

3. Pipet tetes 1 Unit Untuk mengambil larutan

4. Timbangan Analitik 1 Unit Untuk mengukur suatu objek.

5. Labu ukur 1 Unit Untuk larutan dengan volume teliti

6. Tisu 1 Unit Untuk mengelap peralatan

(14)

6

7. Beaker Glass (Gelas kimia) 1 Unit Untuk mengukur volume larutan 8. Magnetic Stirrer 1 Unit Untuk memanaskan larutan

9. Kain 1 Unit Untuk menyaring sample

10. Ember 1 Unit Untuk sebagai wadah larutan/sample

11. Cawan Petri 2 Unit Untuk meletakan sample

12. Kertas pH Secukupnya Untuk mengukur pH sample

3.2 Bahan

Tabel 3.2 Bahan Praktikum

No Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Cangkang Kerang 20 gram Sebagai Sample

2. Kepiting 20 gram Sebagai Sample

3. NaOH 1 M Sebagai pelarut

4. HCl 200 ml Sebagai pelarut

5. Aseton 4 gram Sebagai pelarut

6. NaOCl 4 gram Sebagai pelarut

7. Aquadest Secukupnya Sebagai pelarut

3.3 Cara Kerja

Secara garis besar, pembuatan kitin menjadi kitosan meliputi:

Cangkang kerang/kepiting basah dicuci dan dikeringkan, digrinding dan diayak sampai lolos ayakan (-35+48 mesh) atau diameter rata-rata 0,356 mm, penghilangan protein (deproteinasi), dicuci dengan air, penghilang mineral (demineralisasi), dicuci dengan air, penghilang warna, dicuci dengan air dan dikeringkan (terbentuk kitin), penghilang gugus asetil (deasetilasi), dicuci dengan air dan dikeringkan, terbentuk produk biopolymer kitosan.

3.3.1 Pembuatan Kitin a. Deproteinasi

Proses ini dilakukan pada suhu 60-700C dengan menggunakan larutan NaOH 1 M dengan perbandingan sebuk udang dengan NaOH=1:10 (gr sebuk/ml NaOH) sambil diaduk selama 60 menit. Kemudian campuran dipisahkan dengan disaring untuk diambil endapannya.

(15)

7 b. Demineralisasi

Penghilang mineral dilakukan pada suhu 25-300C dengan menggunakan larutan HCl 1 M dengan perbandingan sampel dengan larutan HCl=1:10 (gr sebuk/ml HCl) sambil diaduk selama 120 menit.

Kemudian disaring untuk diambil endapannya.

c. Penghilang Warna

Endapan hasil demineralisasi diekstrak dengan aseton dan dibleaching dengan 0,315% NaOCl (w/v) selama 5 menit pada suhu kamar.

Perbandingan solid dan solven 1:10 (w/v).

d. Pencucian dan pengeringan

Pencucian endapan dilakukan dengan menggunakan aquadest sampai pH netral. Kemudian disaring, dan endapan dikeringkan.

3.3.2 Deasetilasi kitin menjadi kitosan endapan dicuci dengan aquadest lalu ditambahkan larutan.

HCl encer agar pH netral kemudian dikeringkan. Maka terbentuklah biopolimer kitosan.

3.4 Analisa Data 3.4.1 Analisa Data Pengenceran

V

1

M

1

= V

2

M

2

Keterangan:

V

1 : Volume awal

M

1 : Molaritas awal

M

2 : Molaritas campuran

V

2 : Volume campuran

(16)

8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan untuk Kitin dan Kitosan pada praktikum bioteknologi laut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

NO Nama Sample Deproteinasi (gr) Demineralisasi (gr) Kitosan (gr)

1. Cangkang Kerang 12.1 gr 6.5 gr 48.6 gr

2. Kulit Udang 23.3 gr 7.4 gr 1.74 gr

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini yaitu kitin dan kitosan. Kitin merupakan polimer alami (biopolimer) berupa selulosa ber-amin dan ber-asetil yang jumlahnya cukup berlimpah di alam. Kitin merupakan senyawa ke dua terbesar setelah selulosa dan dikenal juga sebagai polimer organik konvensional dari laut. Kitin banyak terdapat pada rangka krustasea, khususnya pada kulit udang, lobster, kepiting, rajungan, cangkang kerang cumi-cumi, serangga, hewan artropoda lainnya, dan juga terdapat pada dinding sel bakteri serta fungi.

Kitin tidak mudah larut dalam air, pelarut organik, basa serta asam (kecuali asam sulfat pekat dan asam format anhidrid) yang menyebabkan penggunaan atau Pemanfaatannya terbatas. Salah satu turunan kitin adalah kitosan yang memiliki rumus kimia N-asetil-D-Glukosamine. Adapun beberapa manfaat dari kitosan diantaranya bahan penstabil (stabilizer), pengemulsi (emulsifier), pengabsorbsi (aborben), penurun kadar kolesterol, juga untuk produk-produk tertentu seperti anti bakteri (obat-obatan/farmasi), kosmetik, makanan (food additive), printing tekstil (thickener) dan cat.

Dalam pembuatan kitin terdapat beberapa tahap yaitu, Tahap deproteinasi adalah proses penghilangan protein yang terdapat pada limbah cangkang kerang dan kepiting, yang mana kadar protein dalam cangkang kerang dan kepiting sekitar 5%

dari bahan keringnya. Makin kuat basa dan suhu yang digunakan proses

(17)

9

pemisahannya semakin efektif. Tahap selanjutnya yaitu Tahap demineralisasi adalah Proses demineralisasi merupakan proses penghilangan garam mineral di udara, sehingga udara yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi. Air demin merupakan produk air yang memiliki kandungan mineral olahan di dalamnya atau air yang tidak mengandung mineral. Pada praktikum demineralisasi (penghilang mineral) sekitar 2%. Tahapan selanjutnya penghilang warna dan terakhir yaitu tahap pencucian dan pengeringan adalah pencucian endapan sample cangkang kerang dan kepiting dilakukan dengan aquadest sampai pH netral, kemudian disaring dan endapan dikering dengan menggunakan oven selama 5 jam. Deasetilasi kitin menjadi kitosan endapan dicuci dengan aquadest lalu ditambahkan larutan HCl encer agar pH netral kemudian dikeringkan, maka terbentuknya biopolimer kitosan.

Pada tahap deproteinasi penggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi dan suhu yang tinggi semakin efektif dalam menghilangkan protein dan menyebabkan terjadinya proses deasetilasi. Hasil isolasi kitin yang melalui 3 tahapan yaitu dekolorisai, deproteinasi dan demineraslisasi. Kitin dikarakterisasi menggunakan FTIR untuk pengujian kualitatif (sruktur kitin) dan kuantitatif (derajat deasetilasi) kitin yang dihasilkan. Deasetilasi adalah proses penghilangan gugus asetil pada kitin untuk mentransformasikan (mengubah) kitin menjadi kitosan. Dilakukan dengan memanaskan padatan kitin dalam larutan NaOH 50% dengan perbandingan padatan kitin dan larutan NaOH sebesar 1:10 (v/w) pada suhu 40°C dan pengadukan sebesar 150 rpm selama 5 jam.

Kitosan adalah senyawa yang berguna untuk meningkatkan fiksasi nitrogen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan untuk mengabsorbsi logam berat, anti mikroba, edible coating, dan penjernih air. Hasil pada penelitian ini yaitu kitosan dapat larut dalam asam asetat 2%. Kitosan dapat larut dalam asam lemah tersebut kemungkinan disebabkan adanya ikatan antara gugus karboksil dengan gugus amina kitosan. Kitin dan kitosan memiliki kegunaan yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari misalnya sebagai adsorben limbah logam berat dan zat warna, pengawet, anti jamur, kosmetik, farmasi, flokulan, anti kanker, dan anti bakteri.

Selulosa merupakan polimer yang paling berlimpah di alam, material terbarukan, dapat didegradasi, biokompatibel, murah dan tidak beracun. Selulosa dapat dihasilkan dari tumbuhan dan beberapa jenis bakteri.

(18)

10

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum Kitin dan Kitosan adalah:

1. Kitin adalah polimer alami (biopolimer) berupa selulosa ber-amin dan ber-asetil yang jumlahnya cukup berlimpah di alam.

2. Kitosan bermanfaat yaitu sebagai bahan penstabil (stabilizer), pengemulsi (emulsifier), pengabsorbsi (aborben), penurunan kadar kolesterol, juga untuk produk-produk tertentu seperti anti bakteri (obat-obatan/farmasi), komestik, makanan (food additive), printing tekstil (thickener) dan cat.

3. Pembuatan kitin terdiri dari deproteinasi, demineralisasi, penghilang warna, dan pencucian dan pengeringan.

4. Berat cangkang kerang setelah demineralisasi yaitu 6.55 g. Sedangkan berat kepiting setelah demineralisasi yaitu 4.93 g. Hasil dari kitosan pada cangkang kerang yaitu 48,6 gram, cangkang kepiting yaitu 47,3 gram.

5. pH demineralisasi dari cangkang kerang yaitu 7. Sedangkan pH demineralisasi kepiting yaitu 7.

5.2 Saran

Semoga mendapatkan hasil yang lebih baik lagi di praktikum selanjutnya.

Terima kasih buat kak nanda dan para asisten lain yang telah memberikan ilmunya pada praktikum Kitin dan Kitosan.

(19)

11

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, T. (2020). Sintesis Kitosan Dari Limbah Cangkang Kepiting Sebagai Penjernih Air. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 2(2), 356-361.

Dompeipen, E. J. (2017). Isolasi dan identifikasi kitin dan kitosan dari kulit udang Windu (Penaeus monodon) dengan spektroskopi inframerah. Majalah Biam, 13(1), 31-41.

Irianto, H. E., & Muljanah, I. (2011). Proses dan aplikasi nanopartikel kitosan sebagai penghantar obat. Squalen, 6(1), 1-8.

Kurniasih, M., & Kartika, D. (2021). Sintesis dan karakterisasi fisika-kimia kitosan. Jurnal inovasi, 5(1), 42-48.

Purwaningsih, D. Y., Anisa, D., & Putri, A. D. O. (2020). Kitosan Sebagai Koagulan Untuk Removal Warna Pada Limbah Cair Industri Pangan. In Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan, 1(1), 541-546.

Setha, B., & Rumata, F. (2019). Characteristics of Chitosan from White Leg Shrimp Shells Extracted Using Different Temperature and Time of the Deasetilation Process. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 22(3), 498-507.

Sukma, D. H., Riani, E., & Pakpahan, E. N. (2018). Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida pada limbah pengolahan bijih emas. Jurnal pengolahan dan hasil perikanan Indonesia, 21(3), 460-470.

Susanti, D., Iqbal, M., Silaban, R., & Tarigan, I. L. (2021). Pemanfaatan kitosan cangkang bekicot sebagai adsorben logam tembaga (Cu). Khazanah Intelektual, 5(2), 1128-1141.

(20)

12

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisa Data

1. Larutan HCl (Pekat) dibotol Diket :

Konsentrasi 37%

Berat Jenis = 1,19 g/ml

Berat Molekul (Mr) = 36,5 g/mol Ditanya : Molaritas HCl Pekat ? Jawab :

M =

( 10 𝑥 % 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 ) 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙

M =

( 10 𝑥 37% 𝑥 1,19 ) 36,5

= 12,06 M

2. Pengenceran dalam 100 ml Diket :

M1 = 12,06 M2 = 1 M V2 = 100 ml

Ditanya : V1 = ….?

Jawab :

M

1

V

1

= M

2

V

2

12,06

V

1 = 1 100

V

1 = 100 12,6

= 8,3 mL

3. NaOH

Diket : V NaOH = 100 ml = 0,1 L Untuk molaritas :

Mol NaOH = Molaritas x V

(21)

13

= 1 x 0,1

= 0,1 mol

Mol x Mr NaOH = 0,1 x 40

= 4 gr

Lampiran 2. Dokumentasi

Gambar 2.1 Sample Kepiting Gambar 2.2 pH Demineralisasi Kepiting

Gambar 2.3 pH Demineralisasi

Cangkang Kerang

Gambar 2.4 Proses demineralisasi

Gambar 2.5 Berat Cangkang Kerang setelah demineralisasi

Gambar 2.6 Berat Kepiting setalah demineralisasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian metode-metode pembelajaran tersebut dalam penelitian ini, tema kegiatan jual beli kelas III memilih metode bermain peran sebagai salah satu metode yang akan

FORMULIR KELUHAN STAKEHOLDER ALVI HUSNI ARDIANSYAH Inspector By Environmental Technic Study Date: 13 November 2023 CORRECTIVE ACTION REQUEST NO laporan: 02/TL.Unsika/11/2023 Uraian