• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Alokasi lnsentif Berbasis Penilaian Kinerja

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Model Alokasi lnsentif Berbasis Penilaian Kinerja "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional TIMP IV Surabaya, 20 Agustus 2009

©TI-lTS 2009 ISBN: (dalam proses pengajuan, mohon dikosongkan dahulu)

Model Alokasi lnsentif Berbasis Penilaian Kinerja

Untuk Kelompok Dan lndividu Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

Haryanto

Jurusan Teknik lndustri Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya)

Kampus Tenggilis, Jl. Raya Kalingkut Surabaya 60294, E-mail: haryanto@ubaya.ac.id Ban·cbang Herwanto

Politeknik Univ0rsitas Surabaya (Ubaya)

Jl. Ngagel Jaya Selatan 169 Surabaya 60284, E-mail: herwanto@ubaya.ac.id Abstrak

Studi ini didasarkan pada pengalaman empiris penerapan suatu model alokasi insentif pada perusahaan manufaktur. Pengukuran kinerja dijadikan dasar penilaian individu pe.'<erja dan kelompok pekerja. Pengelompokan pekerja bisa didasarkan pada departemen, fungsional penunjang, pe·nakaian mesinlperalatan · atau kekhususan pekt~rjaan. Setiap individu pekerja memiliki indikator dan kriteria peni/aian sendiri dan individu dalam satu kelompok memiliki indikator dan kriteria penilaian yang sama. Penilaian dilakukan oleh individu yang ditunjukkan sebagai penilai dimana terdapat kesepakatan antara penilai dengan individu yang dinilai.

Penanggung jawab penilaian adalah kepala bagian/departemen masing-masing.

Hasi/ penilaian individu berupa satu nilai angka (skala 0 - 100) yang mana hasi/

ini diproses dalam kelompok yang terdiri dari individu dengan indikator, kriteria peni/aian serta penanggung jawab penilai yang sama. lnsentif merupakan penghasilan tambahan (tidak tetap) dan diberikan berdasarkan kinerja jangka wektu tertentu sehingga dimungkinkan individu yang bergaji tetap lebih rendah bisa menerima insentif lebih tinggi. Besarnya nilai insentif masing-masing kelompok dialokasikan oleh pimpinan perusahaan yang metode pembagiannya merupakan model yang diajukan pada studi ini. Keseluruhan proses perhitungan (proses penilaian dan alokasi insentif) dalam studi ini menggunakan aplikasi Excel 2003 yang memungkinkan proses kerja menjadi optimal. lmplementasi dari model ini menunjukkan adanya pembagian peran dan tanggung jawab yang transparan antara pimpinan perusahaan, para manajer, supervisor, pimpinan unit, para penilai dan individu yang dinilai berkenaan dengan penilaian dan alokasi nilai insentif masing-masing kelompoklindividu.

Kata kunci: penilaian kinerja, insentif, individu, kelompok, manufaktur

1. Pendahuluan

Perusahaan manufaktur dicirikan dengan adanya produk yang berasal dari input sumberdaya melalui proses tertentu. Struktur organisasi dititik beratkan pada bagian produksi yang memproses input menjadi produk dengan proporsi pekerja I kelompok pekerja yang terbesar. lnsentif diberikan untuk kelompok supervisor ke bawah dan tidak termasuk kelompok manajer/direksi (Haryanto, 2008). Keuntungan dari program insentif adalah meningkatkan produktivitas pekerja, mengurangi supervisi langsung, dan memungkinkan blaya pekerja diperkirakan leblh akurat. Namun kekurangan program insentif ini antara lain timbulnya konflik diantara pekerja, tidak tanggap terhadap teknologi baru terutama bagi yang Ieiah mendapat insentif besar, · upaya untuk mengejar insentif besar bisa mengabaikan

181

(2)

Haryanto dan Bam bang Herwanto

banyak hal penting lainnya, dan meningkatnya rasa tidak percaya antara pihak peke~a dan pihak manajemen (Milkovich et al, 2008).

Mengacu dari Simon (2000), berkenaan dengan hierarkhi strategy bisnis dimana perencanaa tujuan kine~a dan pengukuran kine~a (performance goal dan measures) diikuti dengan pola tindakan (action). Keduanya memberikan umpanbalik bagi keakuratan strategi bisnis. Studi ini didasarkan pada pengalaman empiris penerapan suatu model alokasi insentif pada perusahaan · manufaktur. Strategi bisnis biasanya disampaikan oleh direksi kepada para manajer, yang mana strategi ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam wujud tujuan kine~a dan pengukuran kinerja untuk masing-masing departemen. lndividu dan kelompok menjadi pelaksana dalam rangka mencapai tujuan dan pengukuran kine~a

departemen tersebut.

2. Metode Pemodelan 2.1. Penilaian kinerja

Tujuan dan pengukuran kinerja pada kelompok dan individu di dalam satu departemen dimulai dari penentuan indikator dan kriteria penilaian. Pada dasarnya setiap individu memiliki indikator dan kriteria sendiri karena kekhususan individu tersebut. Tetapi dengan alasan pragmatis individu dalam satu kelompok dinilai dengan indikator dan kriteria penilaian yang sama. Conloh fonmat penilaian individu disajikan pada gambar 1.

X, 25.0% Kemampuan/

Skil

X2 25.0% Kerajlnan

Gam bar 1. Contoh fonmat penilaian individu

Langkah selanjutnya adalah pembobotan indikator dengan menggunakan metode perband!ngan berpasang (pairwise comparisons) yang menjad! dasar dar! analytic hierarchy process (AHP). Saaty (1994) membatasi jumlah elemen yang dibandingkan sampai dengan tujuh buah. Pada studi ini hanya dianjurkan sampai 4 indikator saja dimana setiap indikator dan kriteria penilaian untuk masing-masing individu/kelompok diterapkan untuk selama satu periode tertentu (1 tahun). 4 indikator tersebut dipilih yang terpenting dari banyak indikator yang diajukan. Pilihan merupakan kewenangan masing-masing unit kerja yang dikonfinmasikan kepada individu yang dinilai. Contoh pembobotan disajikan pada gambar 2.

Pembobotan ini dilengkapi dengan indeks konsistensi (CI) yang mana Cl yang masih bisa diterima kurang dari 10% (Saaty, 1994). Dalam penerapannya, dilakukan peringatan dini manakala si pembobot tidak konsisten dan hasil pembobotan yang bisa diterima hanyalah pernbobotan dengan Cl dibawah 10% tersebut.

182

(3)

Model Alokasi lnsentif Berbasis Penilaian Kinerja Untuk Kelompok Dan lndividu Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

Penilaian individu dilakukan dengan cara memberi tanda pada masing-masing sel sesuai kriteria penilaian setiap bulan sesuai masa pembagian insentif (misalnya, triwulan).

Hanya ada satu nilai untuk setiap inidividu dalam skala 0 - 100. Nilai ini dipindah dalam fonmat penilaian kelompok, kemudian dicari nilai rata-rata dan standard deviasi kelompok sehingga setiap individu memiliki nilai· relatif (A, B+, B, C, D) yang kemudian dikonversi dalam skala 0 - 4 (A=4; 3,50 $ B+< 4; 3,00 $ B< 3,50; 2,00 $ C< 3.00; D=O). Contoh Penilaian dalam kelompok disajikan pada gam bar 3.

Pembobotan Indikator

PETUNJUK PENGISIAN PEMBERIAN BOBOT INOIKATOR

1 = setara· 2 • sedlklt lebih Dentine~· 3 = leblh Pentfna domlnan· 4 - sanoat domlnan

Kemampuan/ Skil x.

Kerajfnan x,

Mengikutl peraturan perusahaan, kedlslnllnan dan kelladlran x,

Kemampuant Skll x,

Kera lnan X

Kema'!:!.Q_ua S~l

-

x,

' '

'

' '

'

'

'

' '

• '

'

' ' '

.

• '

'

' ' ' •

• '

'

' ' '

.

• ' '

'

' '

Selamatlfll Anda Sangat Konslsten 0.00%

Gambar 2. Contoh fonmat pembobotan indikator

x, Keraiinan

x, Mengikuti peraturan perusahaan, kedisiolinan dan kehadiran

x, Inislatlf

x, Mengikuti peraturan perusahaan, kedisiollnan dan kehadiran

x, Inisiatlf

X. Inisiatif

REKAPITULASI PENILAIAN INSENTIF KELOMPOK

Kelompak I OPERATOR ( PRODUKSI)

Nama Penan!!!!ung Jawab I

No. Nama I Kelompok NPK Nilai Mutlak 1

2 3 4

5

..

Gambar 3. Contoh fonmat pemla1an dalam kelompok I

Nilai Koreksi Mutu Anqka mutu

Angka Mutu

Nilai mutlak merupakan pindahan nilai individu dari masing-masing format penilaian.

Nilai mutu adalah konversi nilai mutlak menjadi nilai huruf (A, B+, B, C, D), sedangkan angka mutu adalah konversi nilai mutu menjadi angka pada skala 0 - 4. Angka mutu inilah yang dipindahkan ke format alokasi insentif. Dari format ini bisa dijelaskan bahwa seorang yang memiliki nilai mutlak sama tetapi berbeda kelompok bisa memiliki angka mutu yang berbeda pula. Dengan kata lain, setiap individu tidak bisa dibandingkan dengan individu pada kelompok lain.

2.2. Alokasi insentif

Alokasi insentif merupakan wewenang Direksi sesuai strategi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Alokasi bisa didasarkan pada proporsi (dalam %) kontribusi masing- masing kelompok di dalam satu departemen I unit kerja (misal: kelompok operator mendapat 20% dari jatah alokasi departemen produksi, dan departemen produksi memperoleh 60%

dari alokasi total). Proporsi bisa berdasar total upah kelompok atau kebijakan khusus (misal:

proporsi kelompok operator 15% dari alokasi untuk departemen produksi karena total upah kelompok operator adalah 15% dari total upah departemen produksi). Bisa juga didasarkan pada proporsi total upah s•3Cara keseluruhan. Kinerja perusahaan bisa dinyatakan secara

183

(4)

Haryanto dan Bam bang Herwanto

eksplisit dalam angka, misalnya dalam angka kenaikan volume produksi dan kenaikan revenue perusahaan. Hasil akhir kinerja dalam alokasi insentif adalah berapa prosentase atau nilai rupiah yang akan dibayarkan perusahaan kepada para karyawan.

Contoh alokasi insentif total untuk masing-rriasing individu disajikan pada gambar 4.

Faktor merupakan proporsi nilai relatif terhadap gaji level (upah pokok), dan besar insentif masing-masing individu merupakan proporsi faktor terhadap total alokasi dari perusahaan.

Pada gam bar teramati bahwa kebijakan perusahaan adalah 10,20% dari total upah pokok semua karyawan yang memperoleh insentif.

,--··-·

- ---·---·--·---·---·-··-···--·--·-·"-·--·-···· PmHITUNGAN INSENTIF TRIWULAN .. -···- "' --·-··--.. -·-··-·-" ' -

---1

Kebi' akan Perusahaan I

.

10.20% I lperTW

I

untuk 1 total ! 1,654,618

i .

I . Angka Besar

No. Nama I Kelompok M>K Jab at an Oepartemen

mutu Gaji Level faktor

Insentlf %

1 1030104 Staf Akurtansl 0.00 0.0000

-

0.00%

140 1070108 Staf Keuanaan 2.62 0.0761 1155 277 61.22%

142 1050104 Operator Produksl 1.00 0.0014 21554 3.83%

!43 1070109 IOOerator Prad!J<sl 3.62 0.0043 65 013 13.8So/o

144 1030719 Operator Prodt.i<sl 3.28 0.0046 69,403 12.56%

145 1030517 :eoerator Prodli<sl 3.89 0.0071 107,096 14.90%

iso

1071138 Operator Prad!J<si 2.75 0.0048 72,991 10.53%

I 51 1071139 Ooerator Prodli<si 1.00 0.0017 26,503 3.83%

!52 1030311 Operator Prodli<si 2.50 0.0034 52,378 9.55%

153 1050716 Operator Prodli<si 1.00 0.0014 20 990 3.83%

!54 1070104 Ooerator · Produksi 3.00 0.0042 63!413 11.50%

i " " " " " " " " " "

Gam bar 4. Contoh format alokas1 1nsent1f total untuk ;nd;v;du '.

Sedangkan alokasi insentif total untuk kelompok pad a studi ini disajikan pada gambar 5. Teramati bahwa setiap jabatan dalam suatu departemen pada perusahaan manufaktur memiliki proporsi sendiri. Misalnya proporsi insentif (nilai rupiah) untuk jabatan pelaksana adalah 32, 7%, dan teramati juga bahwa proporsi insentif untuk departemen produksi sebesar 68,1 %.

"LOKASI INSENTIF (Rp)

!~::

·.

··~ ... Jumlah __

I I ~

c-~

~ ~ ~

I ~ ~

~ ~

..

, .

I ~

68.1% 4.3%

Gambar 5. Contoh format alokasi insentif untuk kelompok

Pihak direksi bisa mengevaluasi proporsi ini sesuai dengan strategi dan kine~a

perusahaan secara keseluruhc:n. Proporsi personalia sesuai dengan departemen dan jabatan juga menjadi pertimbangan. Teramati pada gambar 5. bahwa jabatan supervisor yang mungkin jumlah personalnya sedikit tetapi memperoleh proporsi insentif yang besar (20,6%) disebabkan upah rata-rata individu supervisor jauh lebih tinggi dibanding upah kelompok jabatan lainnya.

3. Hasil dan Diskusl

Otomatisasi dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2003 terhadap model alokasi insentif ini menjadikan model ini siap diimplementasikan. Permasalahan yang paling sulit

184

(5)

Model Alokasi lnsentif Berbasis Penilaian Kinerja Untuk Keloinpok Dan lndividu Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

justeru ada pada tahap awal, yaitu penetapan indikator dan kriteria penilaian untuk masing- masing individu/kelompok . .Tujuan dan pengukuran kine~a akan teramati secara transparan dan dijadikan salah satu kebiasaan yang nantinya akan menjadi budaya perusahaan. Pada intinya, setiap individu dan kelomJ'lok dinilai berdasar indikator kinerja yang disepakati dan rnencemninkan kondisi nyata perusahaan. Manakala kondisi ini tidak tercapai maka program alokasi insentif akan menjadi acara bagi-bagi uang yang tidak memotivasi karyawan tetapi hanya dianggap tambahan penghasilan belaka.

~~:';t~!i .:r~"'wii~·~.ai\idi\'aolain keloinpok

Gam bar 6. Pemahaman terhadap model alokasi insentif

Secara umum model alokasi insentif ini bisa dipahami sebagaimana disajikan pada gambar 6. dimana penilaian individu dan rekapitulasi kelompok menjadi budaya rutin yang berasal dari bawah (bottom up), sedangkan alokasi insentif merupakan kebijakan direksi berdasar strategi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan (top down).

4. Kesimpulan

lndikator & kriteria penilaian, pembobotan indikator, disertai konfirmasi untuk masing- masing individu pada model ini merupakan langkah terpenting dalam penilaian individu.

Sedangkan Pengelompokan nilai masing-masing individu merupakan posisi relatif individu dalam kelompoknya. Alokasi insentif untuk masing-masing kelompok pada model irii didasarkan pada jumlah gaji level (upah pokok) masing-masirig karyawan dalam kelompok tersebut. Alokasi insentif total tersebut ditetapkan direksi berdasarkan kine~a perusahaan secara keseluruhan, seperti antara lain dengan mempertimbangan sales dan revenue atau kebijakan lainnya.

Model alokasi insen!if lni dalam prakteknya bisa memberi peran dan tanggung jawab yang tegas dan transparan kepada masing-masing individu, kepala unit (penilai), supervisor, manajer dan direksi.

Kepustakaan

Haryanto, (2008). Rekayasa Strukfur Upah Dengan Metoda Productivity Winsharing Pada Perusahaan Padat Karya Untuk Meningkatkan Daya Saing Bisnis, Seminar Nasional Manajemen Bisnis Indonesia ke-2 "Pembaruan Manajemen Bisnis Indonesia", Prasetya Mulya Bisnis School, Jakarta 7-8 Mel 2008.

Milkovich, George T., Newman, Jerry M., (2008), Compensation, gth edition, McGraw- Hill/Irvin.

!85

(6)

'

'

I,

l

Haryanto dan Bam bang Herwanto

Saaty, Thomas L. (1994). Fundamental of Decision Making and Priority Theory with the

A~alytic Hierarchy Process, RWS Publication, Pittsburg, PA 15213

Simon, Robert, (2000). Performance Measurement & Control Systems for Implementing Strategy, Prentice-Hall, Inc, New Jersey 07 458.

186

(7)

Abstrak Seminar Nasional TIMP IV Surabaya, 20 Agustus 2009

©TI-lTS 2009 ISBN : 979-545-046-8

Jadwal Umum Seminar Nasional TIMP IV

Waktu

-

Judul MODERATOR

Spirit Entrepreneurship dalam situasl resesi

lr. Patdono Suwlgnjo, M. Eng, Sc, 08.JO-<lg.JO ekonoml (Bpk. Owl Soetjipto, Direktur Utama Phd

PT. Semen Greslk, Tbk)

09-30-<l9-45 COFFE BREAK

Aligning Performance and Risk Management to

Business Strategy (Jr. Patdono Suwignjo, M.

Eng, Sc, Phd Naning Aranti Wessiani, ST, MM

Aligning Knowledge Management to Business 09-45·10.45 Strate~& (BambarJg_Syairudin, MT

Aligning Supply Chain Management to Business

Strategy (Prof. Jr. I Nyoman Pujawan, M. Eng,

Phd) Yudha Andrian, ST

Aligning Sustainabi/ity to Business Strategy

_(Marla Antiyasari, ST, M.Eng, Phd) ·

11.00·12.00 Seminar Pararel : Sesi I

12.00·13.00 ISTIRAHAT

13.00·15-00 Seminar Para rei : Sesi II

1J.00·16.oo Workshop BKSTI : Rancangan Pembelajaran berbasis Kompetensi untuk Mata Kuliah PengantarTeknik lndustri

15.00·15.15 Coffee Break

15.15-17.15 Seminar Pararel: Ses• Ill

17-15·17-30 PENUTUP

JADWAL Seminar Pararel pada tlap Ruangan Ruangt

Waktu Ruang Judul KTGR MODERATOR

PENERAPAN RANTA! MARKOV DALAM MENGANALISA PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERPINDAHAN

11.00·11.12 R-1 MEREK SABUN MUKA

(Suhartono-Jurusan Teknlk lndustrl Faku/tas Teknlk SPM-o1 Panltia Universitas Sarjanawiyata Tamanslswa (UST),

Yol!Yakarta)

EVALUASI PERFORMANSI KINERJA PROYEK DENGAN MENC.GUNAKAN METODE evms (EARNED VALUE MANAGEMENT SYSTEM) DAN METODE CCPM (CRITICAL

11.12·11-.24 R-1 CHAIN PROJECT MANAGEMENT) SPM- Suhartono

(Halma Hutahaean, Sandhy Ockgury-Jurusan 02 Antoni

Teknlk lndustrl Fakaltas Teknlk IJnlver:;ltas Katolik Indonesia Atma Jaya Jokarta)

ANALISA NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS

QMM· Hotma Antoni 11.24·11-36 R-1 (OEE) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MESIN

01 Hutahaean

(Suhartono-UST)

Mengatasl Potensi Kegagalan Perencanaan lmplementasl Proyek Knowledge Management dalam SPM-

Suhartono

11.36·11-48 R-1 Organisasl 03

(Rossi S Wahyuni-Gunadarma University, Indonesia) PENGEMBANGAN MODEL MUl TIFACILITY LOCATION DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR PRIORITAS KONSUMEN SEBAGAI DASAR KEBIJAKAN UNTUK PERANCANGAN JARINGAN DISTRIBUSI

'

'

(8)

Abstrak

Seminar

Nasional TIMP IV Surabaya, 20 Agustus 2009

L Slngglh, Budf

15.15·15-27 R-5

15.27·15-39 R-5

Metoda Theory Of 15-39·15-51 R·5

Suglh Arl}anto·lnstltut

15-51-16.03 R-5

16.03·16.15 R·5

I SYSTEM PADA PROSES EVAKUASI GEDUNG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SHORT MESSAGING 16.15·16.27 R-5 SERVICE GATEWAY

(Arlef Rahman, Bobby Adhipradana, Ratna Sari Dewi·

Jurusan Teknlk industriiTS

Sikap Ungkungan

Penlngkatan Efektlfltas dan Kualltas Kesehatan Kerja di

16.27·16.39 R-5 Perkantoran

Wldlyanto-Unlversltas Ma Chung,

Apllkasl Pada

16.39-16.51 R·5

Blomekanlk untuk Penanganan 16.51·17.03 R-5

Wldlyanto-Universitas Ma Chung,

Ruang6

Waktu Ruang Judul

Risk Assessment Pengoperaslan Auxiliary Steam Boiler 13.00·13.12 R·6 Pada Kapal Tanker Pertamina

(Nasrl·ITS Surabaya)

Mod•II\Jokasllnsentlf Berbasls Penllalan Klnerja Untuk Kelornpok Dan lndivldu Pekerja Pad a Perusahaan Mano.rfak1:ur

13-12·13-24 R-6 (Haryanto Jurusan Teknik lndustri Fakuitas Teknik Universitas Surabaya)

(Bambang Herwanto Po/iteknlk Universitas Surabaya) Optlmisasl Rute Pengfrlman Paket M enggunakan 13.24·13-36 R-6 Algorltma Tabu Search (Stud! Kasus: PT. Pos Cabang

Surakarta)

xil

©TI-lTS 2009 ISBN : 979-545-046-8

BennyW.

Chrlstlawan IE5-1o

IE5-11 Yunla Dwle Nurcahyaniea

IES-12 CaeciliaS.W

IE5·13 Lestarl Yull Hastutl

IES·14 Caecilia S.W

'

Eko

IES-15

Nurmianto

Herry IES-16

Christian Palit

IES·17 Arlef Rahman

IES-18 Suryawirawan

IES·19 Mulkl Slregar

KTGR MODERATOR SPM·

Panltia 47

SPM·

Nasri 48

IS0-2 Haryanto

(9)

Abstrak Seminar Nasional TIMF' IV Surabaya, 20 Agustus 2009

@TI-lTS 2009 ISBN : 979-545-046-8

R-6

R·6

14.00·14.12 R-6

14.12·14.24 R-6

R-6

R-6

R-6

R-6

15-27·15-39 R-6

15-39·15-51 R-6

R-6

C'f.

Prlyandari, E. Llqulddanu·Teknlk lndustri Universitas Sebelas Maret, Surakarta; N.A. Hadlyati-Badan

'"" '""'

APLIKASI GARCH UNTUK " OPTION PRICING "DI BURSA EFi:K INDONESIA

l~(;fu~~~~ol~ .• ~.~~-~'..:.TTiemndJdii'""Har:Un;;;;;:u;;i~S;tQsj

1

S

0

·3

Perancangan Metode Six Sigma Dalam Klausul 8 ISO 9001:2000 Tentang Pengukuran, Anallsa, Dan

~~~~· K~,,~n·~.,"~'' P~rodu~k<~--Pipa~l D~ll P~T

•.

S~P.fun~

IS0-4

I"'"' Adh~ <~~~~~~~:~:P_ dan Nani

'"

PENGARUH FAKTOR·FAKTOR DOMESTIK MAKRO TERHADAP KINERJA INVESTOR DALAM MELAKUKAN DIVERSIFIKASI INTERNASIONAL The Impact of Domestic Macro Factors to Investors' Performance in Doing International Diversification

(Tend/ , Riko I , lko

AI CAT

OAT"''IUNTUKKI ... 1

~;~I Dhonasaputra ·Teknik lndustri ISQ-s

IS0-6

MF""'r'' I

M~=~~ll-\111

A <I

I ~gf,~~~~~~~~~kT.;;;J.;"tiriTok,;iid

1so-7

r(Farlzal~ ~""""'" Eka M.S.P.-Teknik lndustrl Fokultas Teknlkl•

APL/KASI LEAST SQUARE SUPPORT VECTOR MACHINE UNTUK PREDIKSI CHURN PELANGGAN DALAM BIOANG r=:=-::IND'-:':':US;-'TR-"I''"'T""'E"'LE::'K:"'O"-M"-U"'N":I"::KA:-7'SI'-;S;=E:..LU":'L=E:cR':-:::::-::---:--:--1 IS0-8

(Budl Santosa, Rlnayontl-Teknik lndustri ITS Suraboya)

PEMODELAN CURAH HUJAN DENGAN PENDE!(ATAN FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT (Studl Kasus dl

~

.. , u)

; ITS

' Otok . Owl Endah

I> II IV\t1'\l

APLIKASI MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN EPQ (ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY) PADA PRODUK SEGAR

ISO-g

~ l~ml;;f,~;.F.~:~.b ~·;';;;- Stur;di.A~g;;ri;)Jb~lsg;nl_s 1 Fa(Ukjlui;S"totrsfP~ertinoSinTtlownrl

SPM·

., Teknologl lndustrl lnstltut 49

Studl Agrlblsnls Fakultas

""" TICLE vro """'"" "v" UNTUK o<ou•<•' AI<AN MULTI CRITERIA INVENTORY

1 CLA.« .. or<Tono

~B~dl_ -• Bllol Ahmadi dan Supamo • T eknlk industri ITS

PAIRS 6001, """ DALAM H V

IS()..

10

PRODUKTIVITAS PADI DENGAN CURAH HUJAN BULANAN (Studl Kasus di Wilayah lndramayu,

1

~~~~·~dan·~ .... h~"~''£,~';;;r;;:ocnoi<:hili;;hlciA~;:-j~so-,

r(Adlba, ~"

:•o

~~· Otok, M

:Y:"'"

Ak~or·

JunJ<on lnstltut Teknologl Sepuluh Nopember a)

"""' METODE SUPPORT VECTOR

CLU ' I I .. TII" PENGKLASTERAN PROD.UK

(Budl

1

OT< ' I don o Teknlk

IS0- 12

Y. Prlyandarl

Rlko Hendrawan

Muhammad Adha llhami

Tendi Haruman

Budl Santosa

Farizal

Budl Santosa

Elif Mumlaslh

lml Restlanl

Budl Santo sa

Adlba

(10)

ITS SERTIFIKAT···-

lnstitut Teknol()j(j

Sepuluh'"'Nopember

Jurusan

Teknik lndustri

iliaerij(an kepa··

llilllYAN'I,f);

Atas partisipasinya

.•·

/

Pemakalah.

"

/ ..

Dalam Seminar Nasional Teknik lndustri dan Manajemen ProdGj<si IV Hotel Novotel Surabaya, 20 AguS'tus 2009

Kettt~;~a

· ·· •· . -._ Ketua Jurusan

•,

,. /

Telotik Industri ITS

~~~~~t!~

l

\'- Dr. Ir. Sdl:iunani Partiwi, M.T . . .. . , - NIP. 131 879 377

/

/

. ---:;;-Se,~P IV 2009

~r· I'!l.,~··.fi

I - . -· ~?!.Jr ~~~A . -- / ~ ~-· .~

.

o--

Referensi

Dokumen terkait

In relation to the importance of morphology in English language teaching ELT, this paper aims at explaining the important role of morphological awareness and instructions in teaching