• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Belajar Berbasis Masalah

N/A
N/A
afrah intan

Academic year: 2023

Membagikan "Model Belajar Berbasis Masalah"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Muhammad Afdhal Ghibran Nim : 20700120101

Kelas : PMAT C Resume klmpk 9

The Problem Based Learning Model (Model Belajar Berbasis Masalah) Devenisi

Model pembelajaran ini ditemukan pertama kali oleh ahli kesehatan di MC Master University di Kanada pada tahun 1960-an. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Dimana dalam pembelajaran berbasis masalah, penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berioentai pada masalh, termasuk bagaimana belajar.

Pada masalah tersebut digunakan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk mempelajari cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Konsep dasar dalam Problem Based Learning yaitu, dimana pendidikan berlandas permasalahan bisa ditafsirkan selaku suatu prosedur inquiri yang menuntaskan persoalan, ingin tahu, ragu, serta tidak pasti tentang fenomena yang lingkungan dalam kehidupan.

Adapun beberapa karakteristik menurut Barrow (Bunga Yunita Sitorus, n.d.)) menjelaskan karakteristik dari PBM yaitu:

• Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar.

Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstriktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

• Authentics problems form the organizing focus for learning

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

• New information is acquired throug self-directed learning

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.

• Learning occurs in small groups

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilakukan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.

• Teachers act as facilitators

Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

(2)

Telah dijelaskan bahwa menurut Saleh 2013, karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning adalah (1) starting point, (2) permasalahan yang diangkat adalah permasalah yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktu, (3) multiple sperpective, (4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar, (5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama, (6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM, (7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, (8) pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi dan pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalah, (9) keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintetis dan integrasi dalam sebuah proses belajar, (10) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Adapun tahap dari sintaks pada model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:

Tahap – 1 Orientasi siswa pada masalah

Tahap – 2 Mengorganisa sikan siswa untuk belajar

Tahap – 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Tahap – 4 Mengembang kan dan menyajikan hasil karya

Tahap – 5 Menganalisis dan mengevaluasi Proses pemecahan masalah

Ada beberapa penelitian Mengenai metode problem-based learning, diantaranya adalah yang telah dilakukan oleh Supratiknya dan Titik. Bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu. Yang pertama, yaitu Faktor inter-nal, Ahmadi dan Supriyono (1991) menggolongkan faktor internal antara lain: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Kedua, Faktor eksternal, Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991) yang tergolong faktor eksternal antara lain : faktor stimuli belajar, faktor metode belajar dan lingkungan di sekitar individu yang belajar. Menurut Budianto(dalam Santoso, 2001) ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,antara lain: Motivasi, minat dan inteligensi.

Sanjaya (2008) (Fisika SMA Online, n.d.)mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, antara lain sebagai berikut:

➢ Kelebihan-kelebihan pembelajaran berbasis masalah adalah :

1) Memberi tantangan kepada siswa untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa 2) Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata,

3) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

➢ Kelemahan-kelemahan pembelajaran berbasis masalah adalah :

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya, 2) Membutuhkan cukup waktu untuk persiapan pembelajaran

Pada prinsipnya KBK juga menekankan beberapa aspek ialah: 1. Dari segi basis kurikulum, KBK Berlandas kompetensi( Competency Based Curricullum) 2. Dari segi luaran Akademi Besar, KBK memfokuskan pada Kompetensi yang dikira sanggup oleh warga. 3. Dari segi penilai mutu pemangku kepentingan, KBK Akademi Besar serta pengguna lulusan/ stakeholders. 4. Metode menyusun KBK merupakan lewat mulai dari penetapan profil lulusan serta kompetensi 5. Penekanan pada KBK

(3)

merupakan outcome, penyeimbang hardskill serta softskill, serta 6. Tata cara Pendidikan pada KBK merupakan Student centered learning( SCL), ditunjukan pada pembekalan method of inquiry and discovery.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Yoli Yana (2007: ฀6), disebutkan bahwa ฀roblem Based Learning memiliki karakteristik-karakteristik: (฀) belajar dimulai dengan suatu permasalahan,

Diberikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan diskon dan pajak, peserta didik dapat menentukan informasi penting dari permasalahan tersebut, model matematika dari

Kegiatan perkuliahan PKn SD yang akan kami selenggarakan ini menggunakan model perkuliahan inovatif, yaitu model pembelajaran yang berbasis permasalahan

Tentunya tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) yang didasarkan pada pendekatan kontekstual, tergambar dari

Tentunya tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) yang didasarkan pada pendekatan kontekstual, tergambar dari

Menurut Rusman (2010:232) ciri model pembelajaran Problem Based Learning, yaitu: pembelajaran ialah langkah awal dalam belajar, diangkat menjadi sebuah permasalahan

advantages and disadvantages, Saleh 2013 said that 1 problem-based learning is a suitable mo- del for junior high school students in their les- sons related to problem solving skills, 2

SIMPULAN Terkait permasalah serta hipotesis riset yang diangkat beserta hasil penelitian sebagai pangkal analisis serta pengujian hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan rata-