PENDAHULUAN
Rasional
Tujuan
Ruang Lingkup
Pengguna
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH PENGGERAK
Pengertian dan Karakteristik Bimbingan dan Konseling di SMA
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan nasihat pada pendidikan dasar dan menengah disebutkan bahwa bimbingan dan nasihat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan dalam upaya memfasilitasi dan mewujudkan peserta didik menjadi mandiri. menjamin perkembangan yang utuh dan optimal. Lebih lanjut disebutkan bahwa layanan bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, obyektif, logis dan berkesinambungan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan siswa untuk mencapai kemandirian, berupa kemampuan memahami, menerima, memimpin, mengambil keputusan dan mewujudkan diri secara bertanggung jawab untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Berdasarkan pemahaman tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling sebagai layanan bimbingan dan konseling harus mampu memfasilitasi perkembangan peserta didik sehingga mencapai kemandirian, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Pengawas atau guru bimbingan dan bimbingan memberikan perlakuan kepada yang disupervisi agar yang disupervisi memperoleh pola pikir yang rasional dan mempunyai emosi yang tepat sehingga yang disupervisi bersedia merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif; Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa mencapai kedewasaan dan kemandirian dalam hidupnya pula. Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa: (1) memahami dan menerima diri sendiri dan lingkungannya; (2) merencanakan kegiatan untuk menyelesaikan studi, pengembangan karir, dan kehidupan di masa depan; (3) mengembangkan potensi yang dimiliki seoptimal mungkin; (4) beradaptasi dengan lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau kesulitan hidup, dan (6) mengaktualisasikan diri secara bertanggung jawab.
Tujuan bimbingan dan konseling dirumuskan dalam standar kompetensi kemandirian siswa (SKKPD), yang kemudian dirumuskan menjadi hasil layanan bimbingan dan konseling (CL Bimbingan dan Konseling) berdasarkan tahap E dan tahap F.
Karakteristik Peserta Didik
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa anak-anak memulai pubertas tiga bulan lebih awal setiap dekade. Generasi Z adalah generasi yang memiliki keterampilan digital yang baik, dapat berpindah tugas dengan cepat (multi-tasking), mereka hanya memahami dunia nirkabel, hyperlink, buatan pengguna, dan menggunakan klik untuk mencapai teknologi. Dari uraian di atas terlihat betapa pentingnya kedudukan bimbingan dan konseling dalam sistem sekolah, sehingga diperlukan tenaga yang mampu memberikan pelayanan secara kompeten dan profesional, yang memenuhi persyaratan kompetensi dan kualifikasi konselor, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
Perencanaan program Bimbingan dan Konseling
Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, termasuk yang berbasis agama, akan mempengaruhi perilaku apa yang dianggap penting untuk dimiliki siswa, sehingga mempengaruhi perumusan tujuan bimbingan dan konseling. SKKPD kemudian dituangkan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling dan menjadi acuan berupa model layanan BK yang akan disampaikan kepada peserta didik. Tujuan pelayanan adalah keterampilan yang dicapai siswa setelah mendapat bimbingan dan nasehat.
Identifikasi dilakukan dalam empat bidang bimbingan dan konseling yang mencakup seluruh tugas perkembangan siswa, yaitu bidang pengembangan pribadi, sosial, pembelajaran, dan karir. Bagian rencana kegiatan memuat tujuan bimbingan bimbingan secara keseluruhan, yaitu gambaran keadaan peserta didik/pembimbing serta hasil bimbingan dan layanan bimbingan. Dengan demikian, layanan bimbingan dan konseling memungkinkan siswa mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya.
Program layanan bimbingan dan bimbingan yang telah ditetapkan akan dilaksanakan secara sistematis dan terarah oleh guru bimbingan dan bimbingan bagi siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Langkah identifikasi dan penentuan arah minat dilakukan melalui kontak langsung antara guru bimbingan atau konselor dengan siswa melalui penyajian angket dan/atau wawancara. Apabila terdapat kesulitan atau ketidaksesuaian antara pilihan siswa dan orang tuanya, siswa dan/atau orang tua dapat berkonsultasi dengan guru pembimbing dan pembimbing.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, guru bimbingan dan konseling menganalisis rapor SMP/MTS kelas 7, 8, dan 9 serta kelas 10, serta prestasi non akademik. Memberikan waktu khusus bagi guru bimbingan dan konseling untuk mampu memberikan layanan klasikal kepada siswa. Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam memberikan layanan yang fokus pada kebutuhan siswa, guru atau guru bimbingan dan konseling memegang peranan.
Guru bimbingan dan konseling harus mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang manfaat teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Evaluasi hasil layanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang dicapai oleh peserta didik yang memberikan layanan bimbingan dan konseling.
Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling
Arah Kurikulum SMA Pada Sekolah Penggerak
Pada tahap E di kelas 10, seluruh siswa mengambil semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran umum yang diberikan. LEMBAR REKOMENDASI SISWA UNTUK UJI KOMPETENSI MATA PELAJARAN (diisi secara objektif oleh guru mata pelajaran) Yang bertanda tangan di bawah ini adalah guru mata pelajaran.
Kolaborasi dalam Implementasi Layanan BK
Pemilihan Minat Mata Pelajaran
Data ini dapat diperoleh dengan cara memberikan angket atau kumpulan data kepada siswa (sesuai kebutuhan). Dalam hal ini, paling sedikit ada 2 (dua) hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan peminatan seorang siswa, yaitu pilihan kelompok minat mata pelajaran dan pilihan program studi utama atau lanjutan setelah lulus SMA serta sebagai keterampilan yang dicapai siswa. Dari analisis tersebut ditentukan kecenderungan peminatan siswa dalam pemilihan mata pelajaran pada peminatan kelompok mata pelajaran dan kesesuaian pilihan mata pelajaran dengan studi lanjutan.
Selain itu, diperlukan layanan konseling individu dan layanan serta kegiatan dukungan lainnya yang relevan dengan siswa yang bersangkutan. Pemenuhan kebutuhan peserta didik melalui berbagai layanan berbekal data dan informasi tentang kepribadian pribadi peserta didik yang disayanginya. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan/atau guru kelas untuk memastikan ketersediaan penuh hasil belajar siswa dan perspektif siswa lainnya untuk memberikan rekomendasi yang obyektif (terlampir sebagai lampiran).
Berkonsultasi dengan kepala satuan pendidikan mengenai keseluruhan upaya pemberian layanan peminatan peserta didik dan hasilnya serta fasilitas yang diperlukan, melalui kegiatan. Berkolaborasi dengan guru atau guru pembimbing dan pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling umum untuk keberhasilan siswa dalam belajar dan pengembangan diri, termasuk layanan jurusan siswa. Berusaha memperoleh informasi dan berkonsultasi mengenai bakat/minat/kecenderungan siswa serta kemungkinan kesesuaiannya dengan aspek-aspek terpilih dalam program pendidikan yang dijalani siswa, baik dari kepala sekolah, maupun dari guru atau guru BK dan yang lain. pihak (baik wali kelas maupun wali mata pelajaran) b.
Namun di era new normal, ketika sekolah sudah membuka pembelajaran langsung tatap muka, maka pemanfaatan media digital dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling akan sangat bermanfaat dan memudahkan baik bagi guru maupun siswa. Sebelum memberikan layanan bimbingan dan konseling, guru dapat mempersiapkan materi dan materi layanan yang selanjutnya dapat diberikan kepada siswa melalui media lain yang tidak terkoneksi dengan internet, seperti pemutar video, materi layanan dalam bentuk file yang mempunyai tampilan menarik.
Teknologi Informasi dalam layanan BK
EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
Pelaporan
Tindak Lanjut
Komponen-komponen yang perlu dijelaskan dalam laporan pelaksanaan program capaian layanan bimbingan dan konseling antara lain. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, Pedoman Operasional Pemberian Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang identitas dan arah minat mata pelajaran Anda serta rencana studi lebih lanjut. Sekolah yang hanya membuka 2 kelompok mata pelajaran yaitu Matematika dan IPA serta IPS, maka analisis yang dilakukan oleh guru BK di sekolah ini adalah sebagai berikut: Setelah menganalisis penilaian siswa,. Berdasarkan angket kebutuhan siswa diperoleh data bahwa klien menganggap tugas yang diberikan sulit, kesulitan meninggalkan perangkat, dan tidak antusias mengikuti perkuliahan.
Luaran : Siswa mampu mempersiapkan diri menghadapi AKK 7. Kontinuitas : Siswa belajar menghadapi pertanyaan-pertanyaan sosial. TIDAK. Tanya jawab pokok 1. Jumlah tanggungan anggota keluarga dan status siswa dalam keluarga 3. Harapan orang tua terhadap siswa. Sistem Menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling secara berkala (bulanan dan semesteran) sesuai dengan SKP.
Melakukan digitalisasi administrasi bimbingan dan konseling dengan menggunakan TI untuk menciptakan sistem Web yang komprehensif sehingga memudahkan administrasi bimbingan dan konseling. Pameran Membuat produk-produk unggulan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan bimbingan dan konseling (Media BK, hasil PBL dari layanan BK, Buku, karya tulis guru BK, dll) untuk dipamerkan di stand dalam kegiatan DIES NATALIS (Career Day).