• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final

N/A
N/A
Octavia Cipta

Academic year: 2023

Membagikan "Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Program Pendidikan Guru Mengemudi (PPGP), sebagai bagian dari episode kelima Seri Kebijakan Merdeka Belajar, dirancang untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia menjadi pemimpin sekolah yang fokus pada pembelajaran (instructional leader). Namun meskipun cara penyampaiannya berbeda, Calon Guru Guru (CGP) di seluruh Indonesia mempelajari materi kepemimpinan dengan sistem kerja-belajar dimana guru dalam belajar tetap menjalankan perannya di sekolah dalam waktu yang bersamaan. Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak (CGP) bersedia menyediakan waktu untuk menjadi bagian dari Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP).

Melalui individu-individu yang proaktif dan peduli terhadap kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia, maka terbentuklah program pelatihan guru penggerak. Refleksi Filsafat Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara menjadi titik awal Anda untuk menjadi agen perubahan dan pemimpin pembelajaran dalam mentransformasikan pendidikan di sekolah. Guru penggerak mampu memahami pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas korelasi pemikiran tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional saat ini.

Guru mengemudi dapat mengambil hikmah dari pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan menerapkannya sebagai pemimpin pembelajaran yang berupaya mewujudkan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. CGP menawarkan jawaban-jawaban kritis-reflektif untuk menambah wawasan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (filsafat pendidikan). CGP membahas pertanyaan-pertanyaan reflektif terkait pemikiran Ki Hadjar Dewantara (filsafat pendidikan) dan relevansinya dengan pendidikan dan pengajaran Indonesia masa kini dalam konteks sosial budaya lokal di daerah asal CGP, yang difasilitasi oleh Fasilitator.

Tulisan Ki Hadjar Dewantara (KHD): 1) Dasar-dasar Pendidikan; dan 2) metode Montessori, Frobel dan TK; 3) Sambutan Ki Hadjar Dewantara.

Mulai dari Diri

  • Kerangka pemikiran KHD
  • Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
  • Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun
  • Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
  • Budi Pekerti
  • Interpretasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
  • Penugasan (Refleksi diri)
  • Panduan membuat rekaman Audio atau Video (Vlog)

Anda menjawab pertanyaan di bawah ini mengenai pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD). Fasilitator mengkaji respon dan pemahaman CGP terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan memetakan CPG yang memiliki pemahaman yang baik terhadap filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Mari mengenal lebih dalam konsep pemikiran (filsafat pendidikan) Ki Hadjar Dewantara (KHD) dengan menonton beberapa video tentang kondisi pendidikan pada masa penjajahan; Perjalanan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dari terbentuknya Perguruan Taman Siswa hingga pemikiran KHD tentang pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata pendidikan dan pengajaran untuk memahami pengertian dan tujuan pendidikan. Kumpulan tulisan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan telah disajikan secara lengkap dalam buku terbitan Majelis Agung Persatuan Taman Siswa. Pastikan CGP mengunggah rekaman audio/video (durasi maksimal 2 menit) tanggapan refleksi kritis terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara.'

Tujuan pembelajaran khusus: Peserta dapat memberikan pandangan kritis dan reflektif terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara (filsafat pendidikan) dalam forum diskusi. CGP mampu menawarkan perspektif refleksi kritis terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara (filsafat pendidikan) dalam forum diskusi.

Ruang Kolaborasi

Apa kekuatan konteks sosial budaya (nilai budaya luhur) di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualisasikan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang penting bagi pemantapan karakter peserta didik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosial budaya lokal di daerah anda. . Sepakatilah pokok-pokok pemikiran KHD yang menguatkan perilaku siswa di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks sosial budaya lokal di daerah Anda yang dapat diterapkan.

Mendorong CGP untuk mampu mengenali nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal yang relevan memperkuat karakter peserta didik sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat; Memberikan penguatan paparan kelompok untuk mengenal nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang bersangkutan untuk memperkuat karakter peserta didik sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat;

Demonstrasi Kontekstual

Selain metafora, cara lain untuk mengabadikan pemahaman dan pengalaman belajar kita adalah melalui karya seni. Karya tersebut merupakan perumpamaan yang Anda gunakan sebagai wujud kontekstual pemahaman Anda terhadap pemikiran KHD. Memberikan bantuan teknis dan konseptual kepada CGP dalam mengembangkan demonstrasi kontekstual pemikiran KHD di kelas.

Gambar 1. Tata Surya sebagai Ilustrasi Asas Tri-Kon KHD
Gambar 1. Tata Surya sebagai Ilustrasi Asas Tri-Kon KHD

Elaborasi Pemahaman

Instruktur menyampaikan materi pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) selama 25 menit untuk memperkuat pemahaman peserta terhadap pemikiran KHD. Memberikan tanggapan positif terhadap proses pembelajaran peserta, khususnya pemahaman dan penerapan filosofi pendidikan KHD secara kontekstual sesuai dengan konteks sosial budaya.

Koneksi Antarmateri

Membimbing CGP dalam merekonstruksinya secara konkrit sesuai dengan konteks lokal sekolah dan ruang kelasnya.

Aksi Nyata

Menurut pengertian umum, berdasarkan apa yang dapat kita lihat dalam berbagai jenis pendidikan, pendidikan diartikan sebagai 'bimbingan dalam kehidupan tumbuh kembang anak'. Pertama-tama, kita harus ingat bahwa pendidikan hanyalah “pemandu” dalam kehidupan tumbuh kembang anak kita. Anak merupakan makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga ia hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya masing-masing.

Meski pendidikan hanya bisa 'membimbing', namun manfaatnya bagi pertumbuhan kehidupan anak sangatlah besar. Tak sedikit pula anak-anak yang pada dasarnya baik, namun karena pengaruh keadaan buruk kemudian menjadi orang jahat. Boleh jadi dalam keluarga tidak ada kemiskinan duniawi, namun keluhuran budi dan kesuciannya sangat kurang, sehingga anak mudah terkena pengaruh jahat.

Mengenai jiwa dasar anak, ada tiga aliran yang berkaitan dengan kekuasaan. Pelaksanaan pengajaran individu terhadap anak diusung oleh naluri pedagogi, yaitu keinginan dan kemampuan individu untuk membesarkan anaknya agar aman dan bahagia. Seringkali pendidik hanya menggunakan satu metode, dan umumnya disesuaikan dengan kondisi tertentu, misalnya sesuai dengan usia siswa.

Sebab perasaan batin anak kecil (cinta, takut, bangga, manja) masih tertuju pada ibunya, sehingga anak tersebut masih berpikiran sama dengan pendidik perempuan. Sebab di Taman Siswa terdapat keyakinan bahwa dalam segala tingkah laku dan kehidupan anak-anaknya dipenuhi oleh Yang Maha Tinggi (Wali) dengan segala sarana yang bersifat mendidik bagi anak-anak tersebut. Dalam keadaan seperti itu, anak-anak dan remaja kita yang berada di rumah keluarganya masih dapat merasakan suasana budaya dan masih terpengaruh oleh segala sesuatu yang hidup dalam berbagai tradisi budaya, meskipun tidak ada pendidikan modern di daerah tersebut.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, cukuplah berikut yang saya sarankan :. untuk mendidik anak-anak kita dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zaman mereka. Mengenai pengertian “keluarga” yang baru saya sebutkan sebagai lingkungan yang melindungi keselamatan dan kebahagiaan anak dalam kehidupan budayanya, perlu diperhatikan bahwa kehidupan keluarga dalam sistem Tamansiswa adalah suatu yang mulia dan mempunyai tempat yang istimewa. Pasal 126 misalnya menyatakan bahwa pendidikan anak-anak Eropa diperbolehkan secara bebas (Europeans is free).

Pendidikan secara umum berarti upaya untuk memajukan perkembangan watak (kekuatan batin), pikiran (intelektual) dan jasmani anak. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka anak-anak kita perlu mendekatkan kehidupannya dengan kehidupan masyarakat, agar mereka tidak bisa hidup sendiri.

Gambar

Gambar 1. Tata Surya sebagai Ilustrasi Asas Tri-Kon KHD

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebagaimana disebutkan di dalam penegasan istilah bahwa penelitian ini dibatasi pada nilai-nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam perspektif Ki Hadjar Dewantara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Faktor Keteladanan dalam Pendidikan Karakter pada Anak Remaja (Kajian Pemikiran Ki Hadjar Dewantara) dapat menjadi acuan

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai budaya yang disebut'Tlisakti Jiwa' mengung- kapkan bahwa budaya merupakan hasil=dari cip ta, rasa, dan karsa manusia dalam

Dengan demikian, penelitian ini dimusatkan perhatian pada penerapan model pembelajaran bagi mahasiswa yang mengadopsi nilai-nilai pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Tujuannya

Nanti di akhir pelajaran, Ibu juga akan mengajak kalian untuk mendengarkan cerita lain tentang Ki Hadjar Dewantara,” ucap Bu Kokom.. “Ayo, Anto,

Pandangan Ki Hadjar Dewantara Tentang Pendidikan dapat di lihat dari tekad beliau untuk meluaskan semangat tentang pendidikan kepada generasi muda. Dalam pandangan

Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan Lihat Daftar Pahlawan Nasional pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang

Ki Hadjar Dewantara perannya dalam memperjuangkan pendidikan nasional tahun 1922-1959 ini diteliti karena pendidikan bagi rakyat Indonesia yang sangat kurangnya