INFORMASI UMUM A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Rosiyana, S.Pd Satuan Pendidikan : SMKN Pertanian Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Teks Hikayat
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit Tahun Pelajaran : 2024/2025 B. Kompetensi Awal
Peserta didik sudah mengetahuai unsur-unsur cerpen dan hikayat. Peserta didik juga telah memahami konsep teks narasi, kemampuan menyampaikan pendapat, kritik, dan solusi
C. Profil Pelajar Pancasila a. Berpikir Kritis
Peserta didik mampu menerima dan memproses informasi, menganalisis, mengevaluasi, merefleksi dan mengambil keputusan.
b. Bergotong Royong
Peserta didik mampu untuk berkolaborasi, memiliki kepedulian dan berbagi dengan suka rela agar kegiatan berjalan lancar, mudah, dan ringan.
c. Kreatif
Pelajar mampu menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinil, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternative solusi permasalahan
D. Sarana dan Prasarana
a) Laptop, proyektor, papan tulis.
b) PPT berisi bahan ajar.
c) Media video sinopsis Hikayat “Hang Tuah”
d) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) e) Buku teks Bahasa Indonesia.
f) Gawai
E. Target Peserta Didik
Peserta didik regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
F. Moda, Model Pembelajaran, Metode, dan Pendekatan a. Moda Pembelajaran : Tatap Muka
b. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL) c. Metode : Ceramah, diskusi, dan persentasi d. Pendekatan : Saintifik dan TPACK
KOMPONEN INTI A. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati, dan/atau pendapat pro/ kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan dengan isi teks. Membaca dan Memirsa
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan ide gagasan, unsur atau pesan dari cerita hikayat menjadi cerpen secara logis, runtut, kritis, dan kreatif dengan meperhatikan isi dan nilai-nilai dalam hikayat.
Peserta didik mampu mengembangkan cerita rakyat ke dalam bentuk cerpen secara kritis, kreatif, cermat dan terampilan dengen memerhatikan isi dan nilai-nilai secara lisan atau tertulis.
C. Pemahaman Bermakna
Kemampuan mengembangkan hikayat menjadi cerpen akan berkontribusi dalam mengembangkan kemampuan dalam menafsirkan dan memaknai berbagai informasi baik lisan maupun tulisan.
Melatih untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mengkritik atau memberikan solusi ide suatu permasalahan dalam kehidupan. Selain itu, dapat melestarikan budaya luhur rakyat Indonesia
karena hikayat adalah bentuk prosa lama yang diwariskan melalui lisan secara turun temurun yang mengandung nilai-nilai teladan bagi kehidupan.
D. Pertanyaan Pemantik
a) Apakah kalian pernah mengetahui cerita rakyat yang ada di Indonesia khususnya Jawa Barat?
b) Dari mana kalian mengetahuinya cerita rakyat tersebut?
c) Upaya apa yang dapat kita lakukan untuk melestarikan cerita rakyat (hikayat) tersebut?
E. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi
Pendahuluan 1. Guru mempersilahkan peserta didik mempersiapkan diri, mengecek kesiapan belajar, dan berdoa bersama untuk memulai pembelajaran. (PPK religius, ramah, sopan, santun)
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru bersama peserta didik menyanyikan salah satu lagu wajib nasional “Garuda Pancasila”
4. Guru mengemukkan tujuan pembelajaran
5. Guru memberikan apersepsi pertanyaan-pertanyaan pemantik
6. Guru memberikan pretes peserta didik dalam pembelajaran melalui google form
10 menit
Kegiatan Inti Mengorientasi peserta didik pada masalah
1. Guru menampilkan media pembelajaran berupa video hikayat “Hang Tuah” https://youtu.be/Fm7X0H2HgIc..
2. Peserta didik mengamati dan menafsirkan isi sinopsis video hikayat tersebut (menumbuhkan semangat literasi)
3. Guru menanya hal-hal terkait dengan isi video hikayat tersebut kepada peserta didik, seperti siapa tokohnya, bagaimana alurnya, dan apa pesannya.
4. Guru memberikan penguatan materi dengan menampilkan power poin.
70
5. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
6. Ice breaking Mengorganisasi
kegiatan
pembelajaran (5 menit)
1. Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok berdasarkan kelompok belajar. Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 peserta didik.
2. Guru memberikan lembaran LKPD dan teks hikayat yang “Bayan Budiman” pada setiap kelompoknya 3. Peserta didik petunjuk dan arahan penyelesaian yang ada
di LKPD Membimbing
penyelidikan mandiri dan kelompok (30 menit)
1. Guru membimbing jalannya diskusi dan pengisian LKPD
2. Peserta didik dalam kelompoknya menggali informasi mengenai langkah-langkah mengembangkan hikayat menjadi cerpen. (meningkatkan kemampuan berpikir kritis)
3. Peserta didik berdiskusi mengenai unsur-unsur, isi pokok per paragraf, dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat yang diberikan. (meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan gotong royong)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (15 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru berdiskusi mengembangkan teks hikayat menjadi cerpen sesuai dengan isi dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat dan menuliskan hasil diskusinya dalam LKPD.
(meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif) 2. Peserta didik dari setiap perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusinya dan peserta didik dari kelompok yang berbeda memberikan tanggapan dengan bimbingan pendidik. (meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif).
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah (10 menit)
1. Peserta didik dalam kelompoknya melakukan koreksi kelengkapan pokok isi, unsur-unsur, dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut. (meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menumbuhkan sikap gotong royong)
2. Peserta didik membuat perbaikan dari hasil presentasi. (meningkatkan kemampuan berpikir kritis) Penutup 1. Pendidik melakukan asesmen sumatif (Postes) melalui
google form.
2. Peserta didik bersama pendidik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
3. Pendidik memberikan umpan balik dan peserta didik mendengarkan penjelasan guru dengan sikap peduli dan merespon apaibila terdapat permasalahan yang belum dipahami.
4. Peserta didik mengumpulkan LKPD kelompok.
5. Pendidik menyampaikan informasi tentang pembelajaran berikutnya.
6. Pendidik menutup pembelajaran dan mempersilahkan peserta didik mempersiapkan diri berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran.
10
F. Asesmen dan Penilaian a) Formatif :
Bentuk Asesmen Teknik Penilaian
Sikap Observasi
Tes tertulis LKPD
b) Sumatif : Pretes
Teknik : Tes tertulis
Instrumen : Soal pilihan ganda
Postes
Bentuk asesmen : Tes Tulis
Instrumen : Soal pilihan ganda
G. Pengayaan dan Remedial Pengayaan:
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai kompetensi dasar (KD).
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan atau pendalaman materi
Remedial
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya (KD) belum tuntas.
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.
H. Glosarium
Alur : Rangkaian peristiwa dalam cerita
Cerpen : Sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas Fiksi : Cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya)
Hikayat : Salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa.
Instrinsik : Unsur pembangun dari dalam cerita
Konjungsi : Kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat dan tidak untuk tujuan atau maksud lain
Majas : Gaya bahasa
Narasi : Kisah, cerita
Nilai Moral : Nilai yang berhubungan dengan budi pekerti, baik dan buruk.
Nilai Sosial : Nilai yang berhubungan dengan kehidupan sosial.
Karawang, September 2024 Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Model
Sartoyo, S.Pd,. M.M Rosiyana, S.Pd
NIP. 19650605 198903 1 017 NIM. 246101140343 Penokohan : Berhubungan dengan dengan sifat atau karakter
Prosa : Karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi)
Religius : Berhubungan dengan ajaran agama I. Daftar Pustaka
Buku guru siswa Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis : Fadillah Tri Aulia & Sefi Indra Gumilar
Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis : Sefi Indra Gumilar, Fadillah Tri Aulia
Media video sinopsis Hikayat “Hang Tuah” https://youtu.be/Fm7X0H2HgIc
Sumber:http://sepengatahuanku.blogspot.com/2013/01/cerita-singkat-hikayat-bayan- budiman.html
LAMPIRAN I A. Asesmen Sumatif (Pretes)
Google Form :
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSejDi1-lvauFJt55Oc7Jybt6lePEpTcauI3-qjIclBZrk3ZJA/
viewform?usp=sf_link
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e! 1. Bacalah penggalan hikayat “Bayan Budiman” berikut dengan saksama!
Maka marahlah istri khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dandihempaskannya sampai mati....Bibi Zainab pun pergi mendapatkan Bayan
yang sedang berpura-pura tidur.
Konjungsi urutan kejadian yang tepat untuk melengkapi hikayat tersebut adalah …..
a. Setelah b. Setelah itu c. Lalu d. Kemudian e. Maka
2. Bacalah penggalan hikayat “Bayan Budiman” dan cerpen “Menjemput Maut di Mogadishu” dengan saksama!
Kutipan Hikayat
Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitrah di dunia amat besar lagi tajam daripada senjata.
Kutipan Cerpen
Ketika Leyla memutuskan untuk mengungsi, meninggalkan kampong halamannya, perih yang melilit perutnya kian menjadi-jadi. Terlampau perihnya, hingga seluruh pandangannya terasa buram.
Konjungsi urutan waktu pada hikayat dan cerpen tersebut adalah ….
a. Jika dan hingga b. Sebelum dan hingga c. Karena dan untuk d. Sebelum dan ketika e. Daripada dan hingga
3. Bacalah hikayat “Indera Bangsawan” berikut dengan saksama!
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicaraakal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
Nilai moral yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah … a. Lawanlah kejahatan
b. Jangan menyombongkan diri
c. Tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan d. Hendaklah menolong orang yang dalam kesulitan e. Bersyukurlah jika mendapat pertolongan
4. Bacalah kutipan cepen berikut dengan saksama!
Semuanya karena sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu dan Enong berjuang untuk mereka. Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usianya baru 14 tahun. Ia berusaha sedapat- dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya dari seorang ayah. Dibelikannya baju lebaran, diurusnya jika sakit dan ia menangis setiap kali mengambil rapor adik-adiknya. Sebab, saat menandatangani rapor yang seharusnya ditandatangani ayahnya itu, ia rindu pada ayahnya.
Nilai yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
a. Teks mengandung nilai agama b. Teks mengandung nilai budaya c. Teks mengandung nilai moral d. Teks mengandung nilai sosial e. Teks mengandung nilai estetika
5. Bacalah penggalan hikayat berikut saksama!
”Janganlah adinda bertanya jua” jawab baginda dengan sedihnya. ”Pertanyaan itu hanya menambah luka Tuanku jua semata.”
”Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa sekali pun bagaimana juga cobaan yang datang ke atas dirinya. Tiada pula ia bersedih hati karena kesedihan tiada buahnya selain dari pada menguruskan badan saja yang sudah ditakdirkan tiada juga akan tertolak olehnya.
”(Hikayat Kalilah dan Dimnah)
Nilai sosial yang tertuang dalam penggalan cerita di atas tampak pada perbuatan ….
a. Menghormati orang lain
b. Mendahulukan kepentingan umum
c. Menegur orang dengan bahasa yang sopan d. Ikut menolong orang yang sedang menderita e. Ikut merasakan kesedihan orang lain
B. Asesmen Formatif
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelas : Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Baca dan pahamilah kerangka/isi pokok teks hikayat “Bayan Budiman” yang telah diberikan!
2. Salinlah kerangka/isi pokok teks hikayat tersebut kedalam tabel berikut!
3. Kembangkanlah hikayat tersebut menjadi cerpen berdasarkan kerangka/isi pokoknya dengan memperhatikan isi dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!
No. Paragraf Isi Pokok Hikayat
1. Pertama 2. Kedua 3. Ketiga 4. Keempat 5. Kelima
TEKS HIKAYAT
Bayan Budiman
Sebermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok namanya,terlalu amat kaya,akan tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun. Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
Hatta beberapa lamanya khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina,lalu di bawanya ke rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan juga. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka unyuk bertemu melalui seorang perempuan tua.maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu, maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura-pura tidur.
Maka bayan pun berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja. Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, mak ujarnya,"Aduhai Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya.
Baiklah tuan pergi, karena sudah di nanti anak raja itu. Apatah di cara oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan?Adapun akan hamba,tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar. Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita- cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirny lah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
SOAL PILIHAN GANDA Google Form:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSejDi1-lvauFJt55Oc7Jybt6lePEpTcauI3-qjIclBZrk3ZJA/
viewform?usp=sf_link
1. Bacalah penggalan hikayat “Bayan Budiman” berikut dengan saksama!
Maka marahlah istri khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dandihempaskannya sampai mati....Bibi Zainab pun pergi mendapatkan Bayan
yang sedang berpura-pura tidur.
Konjungsi urutan kejadian yang tepat untuk melengkapi hikayat tersebut adalah …..
f. Setelah g. Setelah itu h. Lalu i. Kemudian j. Maka
2. Bacalah penggalan hikayat “Bayan Budiman” dan cerpen “Menjemput Maut di Mogadishu” dengan saksama!
Kutipan Hikayat
Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitrah di dunia amat besar lagi tajam daripada senjata.
Kutipan Cerpen
Ketika Leyla memutuskan untuk mengungsi, meninggalkan kampong halamannya, perih yang melilit perutnya kian menjadi-jadi. Terlampau perihnya, hingga seluruh pandangannya terasa buram.
Konjungsi urutan waktu pada hikayat dan cerpen tersebut adalah ….
f. Jika dan hingga g. Sebelum dan hingga h. Karena dan untuk i. Sebelum dan ketika j. Daripada dan hingga
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e!
3. Bacalah hikayat “Indera Bangsawan” berikut dengan saksama!
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicaraakal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
Nilai moral yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah … f. Lawanlah kejahatan
g. Jangan menyombongkan diri
h. Tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan i. Hendaklah menolong orang yang dalam kesulitan j. Bersyukurlah jika mendapat pertolongan
4. Bacalah kutipan cepen berikut dengan saksama!
Semuanya karena sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu dan Enong berjuang untuk mereka. Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usianya baru 14 tahun. Ia berusaha sedapat- dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya dari seorang ayah. Dibelikannya baju lebaran, diurusnya jika sakit dan ia menangis setiap kali mengambil rapor adik-adiknya. Sebab, saat menandatangani rapor yang seharusnya ditandatangani ayahnya itu, ia rindu pada ayahnya.
Nilai yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
f. Teks mengandung nilai agama g. Teks mengandung nilai budaya h. Teks mengandung nilai moral i. Teks mengandung nilai sosial j. Teks mengandung nilai estetika
5. Bacalah penggalan hikayat berikut saksama!
”Janganlah adinda bertanya jua” jawab baginda dengan sedihnya. ”Pertanyaan itu hanya menambah luka Tuanku jua semata.”
”Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa sekali pun bagaimana juga cobaan yang datang ke atas dirinya. Tiada pula ia bersedih hati karena kesedihan tiada buahnya selain dari pada menguruskan badan saja yang sudah ditakdirkan tiada juga akan tertolak olehnya.
”(Hikayat Kalilah dan Dimnah)
Nilai sosial yang tertuang dalam penggalan cerita di atas tampak pada perbuatan ….
f. Menghormati orang lain
g. Mendahulukan kepentingan umum
h. Menegur orang dengan bahasa yang sopan i. Ikut menolong orang yang sedang menderita j. Ikut merasakan kesedihan orang lain
LAMPIRAN 2 A. Pedoman Penskoran Asesmen Formatif
Pedoman Observasi Nilai Sikap
Sikap yang diintegrasikan dan dikembangkan adalah perilaku berpikir kritis, gotong royong, dan kreatif.
NO. NAMA
SISWA
Berpikir Kritis Gotong Royong Kreatif
BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK 1.
2.
3.
4.
Dst.
Berilah tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
1. BT (belum tampak) jika sama seklai tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh menyelesaikan tugas
2. MT (mulai tampak jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum konsisten.
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai konsisten dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai konsisten
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan konsisten.
Keterangan
Nilai Akhir = skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal
MK = sangat baik skor 4
MB = baik skor 3
MT = cukup skor 2
BT = kurang skor 1
B. Pedoman Penskoran LKPD
1. Isi pokok teks hikayat “Bayan Budiman” setiap paragrafnya.
Aspek penilaian isi pokok Kriteria Rentang
skor
Hikayat Bayan Budiman
Menjawab lengkap dan benar semua isi 5
paragraf 10
Menjawab lengkap dan benar semua isi 4
paragraf 8
Menjawab lengkap dan benar semua isi 3
paragraf 6
Menjawab lengkap dan benar semua isi 2
paragraf 4
Menjawab kurang tepat atau hanya benar 1
paragraf 2
2. Pengembangan hikayat “Bayan Budiman” menjadi cerpen
No Aspek Yang Dinilai Kriteria
1.
Kesesuaian isi cerita dengan cerpen 25
21-25 = sangat sesuai 16-20 = sesuai
11-15 = agak sesuai 6-10 = tidak sesuai 0-5 = sangat tidak sesuai 2. Mempertahankan nilai-nilai yang ada
20
16-20 = dipertahankan semua
11-15 = sebagian besar dipertahankan 6-10 = sebagian kecil dipertahankan 0-5 = tidak dipertahankan sama sekali 3. Penggunaan Bahasa 30
21-30 = sebagian besar mengikuti kaidah 11-20 = sekitar setengah mengikuti kaidah 0-10 = sebagian kecil tidak mengikuti kaidah
4. Penggunaan alur 25
21-25 = sangat sesuai 16-20 = sesuai
11-15 = agak sesuai 6-10 = tidak sesuai 0-5 = sangat tidak sesuai
Jumlah Skor Maksimal 100
Cerpen “Bayan Budiman”
Dahulu kala, ada seorang saudagar kaya raya dari Kerajaan Ajam yang bernama Khojan Mubarok. Dia tidak memiliki anak dan ia selalu berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak.
Setelah sekian lama, istrinya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun. Setelah Khojan Maimun berumur lima tahun, Khojan Mubarok menyuruh seorang guru mengaji untuk mengajarkan anaknya mengaji. Ketika Khojan Maimun berumur lima belas tahun, ia dinikahkan dengan anak saudagar kaya yang sangat cantik bernama Bibi Zaenab.
Setelah beberapa lama menikah dengan Bibi Zaenab, ia membeli seekor Burung Bayan jantan.
Selain membeli Burung Bayan, ia juga membeli Burung Tiung betina. Kedua burung tersebut dibawanya ke rumah dan di taruh pada dua sangkar yang sama. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik untuk berdagang di laut, lalu Khojan Maimun meminta izin kepada istrinya. Sebelum dia pergi, ia berpesan kepada istrinya, “Jika ada suatu permasalahan maka bermusyawarahlah dengan kedua burung itu, ingatlah itu karena fitnah itu lebih tajam dari pada senjata.”
Setelah beberapa lama ditinggal suaminya, ada seorang anak Raja yang sedang berkuda melihat wajah Bibi Zaenab yang sangat cantik. Alhasil mereka saling jatuh cinta. Kemudian mereka pun bertemu dengan dibantu oleh seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam, Bibi Zaenab berpamitan kepada Burung Tiung untuk bertemu dengan Pangeran, tetapi Burung Tiung menasehati Bibi Zaenab karena perbuatannya itu melanggar aturan Allah SWT.
Mendengar nasehat Burung Tiung, Bibi Zaenab marah dan dilemparkanlah sangkar itu sampai Burung Tiung mati. Ketika Bibi Zaenab hendak pergi, ia melihat Burung Bayan yang sedang berpura- pura tertidur. Burung Bayan berpura-pura terkejut mendengar keinginan Bibi Zaenab yang hendak pergi menemui anak Raja. Maka Bayan berpikir, jika ia menjawab seperti yang dikatakan Tiung maka dia pun akan mati. Setelah lama berpikir, Bayan berkata, “Bibi Zaenab yang cantik, cepatlah pergi menemui anak Raja itu. Apapun yang anda lakukan itu baik atau buruk sekalipun, hamba yang akan menanggungnya.
Segeralah tuan pergi, karena anak Raja sudah menunggu. Apa yang dicari manusia didunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Adapun hamba ini adalah seperti hikayat seekor Burung Bayan yang dicabut bulunya oleh istri tuannya sendiri.” Alhasil, Bibi Zaenab tertarik dengan cerita tersebut. Kemudian Bayan pun bercerita panjang lebar kepada Bibi Zaenab dengan maksud agar Bibi Zaenab melupakan pertemuannya dengan anak raja. Akhirnya, disetiap malam ketika Bibi Zaenab akan bertemu dengan anak Raja, dan setiap berpamitan dengan Bayan, Bayan selalu bercerita hingga 24 kisah
dan 24 malam terus bercerita, hingga akhirnya Bibi Zaenab insyaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang dari berdagang
C. Pedoman Penskoran Sumatif
Asesmen Sumatif
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda (Skor 20 per soal) 1. C
2. D 3. D 4. C 5. E
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal
Jumlah Skor Maksimal 100
LAMPIRAN 3
Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
URAIAN MATERI 1. Pengertian Hikayat dan Cerpen
Hikayat adalah salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa. Hikayat biasanya mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan, atau orang-orang ternama dengan segala kehebatan, kesaktian, maupun aksi kepahlawanannya.
Hikayat juga menceritakan tentang kekuatan, mukjizat, dan segala keanehannya.
Terkadang hikayat seperti cerita sejarah yang di dalamnya tidak masuk akal danpenuh dengan keajaiban.
Cerpen adalah jenis karya sastra yang diparkan atau dijelaskan dalam bentuk tulisan yang berwujud sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Cerpen bisa disebut juga dengan sebuah prosa fiksi yang isinya tentang pengisahan yang hanya terfokus pada satupermasalahan
2. Kebahasaan Hikayat dan Cerpen
Kaidah Bahasa yang dominan dalam hikayat dan cerpen adalah penggiunaan gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan urutan kejadian.
1) Menggunakan Kata-kata Arkais
Kata arikais adalah kata-kata kuno yang tidak lazim digunakan pada era sekarang 2) Penggunaan Majas
Penggunaan majas dalam cerpen dan hikayat berfungsi untuk membuat ceritalebih menarik jika dibandingkan menggunakan bahasa yang bermakna lugas. Diantara majas yang sering digunakan dalam cerpen maupun hikayat adalah majas antonomasia, metafora, hiperbola, dan majas perbandingan.
Majas Antonomasia
Adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang
mononjol.
Contoh: Si Miskin, Si Cantik, Si Pintar, dll.
Majas Simile
Adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding.
Contoh: Seperti, laksana, bak, dan bagaikan.
Majas Metafora
Adalah majas yang mengungkapkan perbandingan dua hal atau obyek yang tidak sama menjadi paduan persamaan.
Contoh: Hati seorang wanita memang selembut sutera
Majas Hiperbola
Adalah majas yang menjelaskan sesuatu secara berlebihan dibanding aslinnya.Pembuatan kata yang dilebih-lebihkan ini digunakan untuk menarik perhatian pembaca.
Contoh: Suaramu yang merdu itu dapat menggemparkan dunia
Personifikasi
Adalah majas yang meyatakan benda mati seolah-olah hidup dan berlaku layaknya manusia.
Contoh : Dari kejauhan terlihat angin membelai rambut lurusnya 3) Penggunaan Konjungsi
Hikayat dan cerpen menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dankejadian/ konjungsi temporal.
Konjungsi urutan waktu
Contoh: ketika, tatkala, selama, sebelum, sesudah,sehingga, saat.
Konjungsi urutan kejadian
Contoh: Mula-mula, awalnya, lalu, kemudian, setelahnya, sesudahnya 3. Persamaan Hikayat dan Cerpen
Berbentuk Teks Narasi Fiksi
Baik hikayat dan cerpen, keduanya berbentuk teks narasi fiksi. Teks narasi fiksi adalah teks atau karangan yang menceritakan kisah-kisah yang imajiner atau khayalan.
Sehingga dalam kedua cerita tersebut, banyak ditemukan tokoh-tokoh pahlawan atau kejadian luar biasa.
Memiliki Unsur Intrinsik yang Sama
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang terkandung di dalam sebuah teks atau karangan. Dalam hal ini berkaitan dengan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan alur cerita.
a) Penokohan berhubungan dengan dengan sifat atau karakter yang diciptakan oleh penulis dalam sebuah cerita.
b) Gaya bahasa berkaitan dengan penggunaan bahaya yang bisa menonjolkan atau menunjukkan jenis ceritanya. Seperti penggunaan bahasa Melayu dalam hikayat.
c) Alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan baik, agar bisa dibuat jalan cerita yang menarik.
4. Nilai-nilai dalam Hikayat dan Cerpen
1) Nilai Sosial, nilai yang berhubungan dengan kehidupan sosial.
2) Nilai Moral, nilai yang berhubungan dengan budi pekerti, baik dan buruk.
3) Nilai Agama / religious, nilai yang berhubungan dengan ajaran agama.
4) Nilai Pendidikan, nilai yang berhubungan dengan pengetahuan bidang pendidikan.
5) Nilai Budaya, nilai yang berkaitan dengan hal-hal sosial dan budaya di lingkungan masyarakat
5. Cara mengembangkan hikayat menjadi cerpen 1) Bacalah dengan cermat teks hikayat yang ada 2) Pahamilah isi dan unsur-unsurnya dengan baik.
3) Buatlah kerangka cerpen berdasarkan pokok isi setiap paragrafnya.
4) Kembangkan kerangka tersebut dengan memerhatikan isi dan nilai dalam bentuk cerpen.
LAMPIRAN 4
FORMAT MEDIA PEMBELAJARAN Nama Media : Video Sinopsis Hikayat Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/Ganjil
Alokasi Waktu : 2jp x 45 menit (1 x Pertemuan) A. Deskripsi
Media pembelajaran ini berbentuk video sinopsis hikayat “Hang Tuah” yang diunduh melalui youtube dengan link https://youtu.be/Fm7X0H2HgIc.
Link tersebut berisi video sinopsis hikayat “Hang Tuah” dengan judul “Hang Tuah Laksamana Hebat yang Akhir Kisahnya Berakhir Memilukan”. Ilustrasi gambar dalam video tersebut disajikan dengan menarik. Video tersebut juga mengandung pesan moral. Hal tersebut bertujuan agar pembaca dapat mengambil pesan dan dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan menggunakan video cerita rakyat tersebut akan menstimulus siswa, sehingga siswa akan lebih mudah memunculkan ide untuk mengembangkan teks hikayat menjadi cerpen.
B. Tujuan Pembuatan Media
a) Mempermudah siswa dalam menanggapi sebuah informasi.
b) Menjadi stimulus munculnya ide siswa.
c) Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi isi, karakteristik dan nilai- nilai yang terkandung dalam hikayat.
C. Alat dan Pembuatan a) Laptop/gawai
b) Unduh video cerita rakyat melalui link https://youtu.be/Fm7X0H2HgIc..
c) Menampilkan video saat pembelajaran.
D. Bentuk Media
E. Langkah Penggunaan Media
Media video ini nantinya akan diputarkan kepada kepada peserta didik saat kegiatan pembelajaran. Ketika peserta didik menonton video synopsis hikayat “Hang Tuah” secara langsung akan membuatnya tertarik dan lebih mudah memunculkan ide dalam memahami maupun mengembangkan pengetahuan dalam pembelajaran yang sedang dilakukannya.