• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Akuntansi Keperilakuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Modul Akuntansi Keperilakuan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

Caplan menawarkan pandangan yang lebih hati-hati dibandingkan Burgstahler dan Sundem meskipun ia adalah orang dalam di bidang akuntansi perilaku. Penelitian akuntansi perilaku menurut mereka telah dipertimbangkan oleh anggota komunitas sosial yang berbeda di masa lalu.

Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan

Berbeda dengan Birnberg dan Shields, Burgstahler dan Sundem menunjukkan perbedaan yang besar (aspek non akuntansi). Hidayati (2002) menjelaskan bahwa teori akuntansi perilaku sebagai bagian dari ilmu perilaku dikembangkan dari penelitian empiris mengenai perilaku manusia dalam organisasi.

Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi

Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontingensi, dengan tujuan untuk mengidentifikasi berbagai variabel kontingen yang mempengaruhi desain dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Yang tidak signifikan dalam penelitian akuntansi perilaku adalah pengamatan Lord tentang peran penting yang dimainkan oleh struktur kelembagaan akademisi dalam akuntansi.

Berbagai Perspektif Teoritis

  • Teori Prospek dan Hipotesis Pembingkaian
  • Istilah Riset Akuntansi Keperilakuan
  • Motivasi Dan Tujuan Riset
  • Manfaat Dan Pentingnya Riset
  • Memahami Replikasi

Istilah “penelitian” yang digunakan dalam akuntansi perilaku tidak berbeda jauh dengan istilah penelitian yang umum digunakan oleh para peneliti di berbagai bidang lainnya. Buckley mengatakan bahwa “penelitian adalah penyelidikan sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan.” Istilah penelitian sendiri merupakan penyelidikan yang cermat dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip.

Menguji Temuan Umum Riset

Meskipun demikian, mahasiswa sering kali memberikan kontribusi yang berharga dengan mereplikasi rencana desain penelitian yang dianggap penting oleh orang lain untuk diterapkan.

Menguji Validitas Temuan Riset Dengan Populasi Berbeda

Umumnya dilakukan dengan prosedur yang sama dengan penelitian sebelumnya, namun dengan subjek yang berbeda. Penelitian penting biasanya selalu diulang-ulang sebelum menemukan temuan yang dapat diterima oleh komunitas ilmiah.

Menguji Kecenderungan atau Perubahan Waktu

Menguji Temuan-temuan Penting Menggunakan Metodologi Yang Berbeda

  • Mengenali Masalah
  • Jenis Masalah
  • Menyatakan Dasar Permasalahan
  • Sumber Penemuan Masalah
  • Kesalahan Umum Dalam Penemuan Masalah
  • Memahami Teori

Untuk lebih memahami permasalahan yang ada dalam penelitian akuntansi perilaku, berikut ini adalah berbagai jenis permasalahan dalam penelitian ini yang kemudian memerlukan pemecahannya. Masalah terkini di berbagai subbidang akuntansi perilaku yang memerlukan penyelesaian.

Konsep

Peneliti menemukan permasalahan tanpa terlebih dahulu menilai hasil penelitian terdahulu mengenai topik serupa, sehingga permasalahan penelitian tidak didukung oleh kerangka teori yang baik. Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya hanya memberikan sedikit kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.

Konstruksi

Variabel Riset

Variabel Independen Dan Variabel Dependen

Variabel Moderasi

Variabel Intervensi

Penggunaan Proposisi Dan Hipotesis

Kriteria Hipotesis

Jenis Hipotesis

Pemilihan Data Atau Sampel Riset

Populasi

Sampel

Mengapa Menggunakan Sampel

Sumber Dan Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data tidak lepas dari alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut.

Jenis Data

Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang mencakup namun tidak terbatas pada invoice, penjualan, surat, notulensi rapat, memorandum, atau berupa laporan program. Data dokumenter dalam penelitian dapat menjadi bahan atau dasar analisis kompleks terhadap data yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal dengan istilah analisis isi.

Sumber Data

Validitas Dan Keandalan

Hal terpenting yang diukur menyangkut hal-hal yang tidak benar (validitas) dan hal kedua yang diukur menyangkut hal-hal yang tidak representatif (reliabilitas).

Validitas

Keandalan

Metode Pengumpulan Data

Survei

Observasi

Memilih Responden

Sampling Probabilitas Dan Non-probabilitas

  • Instrumen Riset
  • Menjamin Kerja Sama Responden
  • Menjamin Validitas Dan Keandalan Jawaban
  • Analisis Data Dan Persiapan Laporan
  • Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial 1. Sikap

Ketersediaan alat analisis menunjukkan bahwa satu alat analisis dapat digunakan secara bergantian dan terkadang hanya satu alat analisis yang dapat digunakan. Ketersediaan alat analisis tersebut mencerminkan kompleksitas permasalahan atau fenomena yang dihadapi dalam setiap penelitian. Bentuk atau format laporan penelitian sangat dipengaruhi oleh preferensi peneliti, hal-hal yang akan dilaporkan, dan persyaratan sponsor penelitian.

Komponen Sikap

Suatu sikap bukanlah suatu tingkah laku, tetapi suatu sikap mewakili kesediaan bertindak yang mengarah pada tingkah laku, sehingga sikap merupakan sarana untuk mengarahkan tingkah laku.

Fungsi Sikap

Sikap adalah sesuatu yang mempelajari semua kecenderungan tindakan, baik yang disukai maupun yang tidak disukai, tujuan, objek, gagasan atau situasi manusia. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang dalam memahami atau memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap juga mempunyai fungsi yang berguna atau memenuhi kebutuhan. Sikap juga menjalankan fungsi perlindungan ego, yang dikembangkan untuk melindungi manusia dari pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran tentang dasar-dasar kemanusiaan, diri atau dunia.Sikap juga berfungsi sebagai nilai ekspresif.

Sikap dan Konsistensi

Formasi Sikap dan Perubahan

Beberapa Teori Terkait dengan Sikap 1. Teori Perubahan Sikap

Teori Pertimbangan Sosial

Konsistensi dan Teori Perselisihan

Teori Disonansi Kognitif

Teori Persepsi Diri

Teori Penguatan Dan Tanggapan Stimulus

Teori Motivasi dan Aplikasinya

Teori Motivasi Awal

Teori Kebutuhan dan Kepuasan

Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan yang bersifat jasmani, seperti lapar, haus, kebutuhan akan tempat tinggal, sandang, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman (safety need), yaitu kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan terhadap bahaya, ancaman, penyitaan atau pemecatan. Kebutuhan akan harga diri (assessment need) yaitu kebutuhan akan status atau jabatan, harga diri, reputasi dan prestasi.

Teori Prestasi

Teori Motivasi

Teori Keadilan

Teori ERG

Teori Harapan

Teori penguatan

Teori Penetapan Tujuan

Teori Atribusi

Teori Agensi

Pendekatan Dyadic

Persepsi

Rangsangan Fisik VS Kecenderungan Individu

Keterkaitan Persepsi Bagi Para Akuntan

Persepsi Orang Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain

Nilai

Nilai pada dasarnya diungkapkan sebagai cara berperilaku atau keadaan akhir keberadaan yang berbeda dan lebih disukai secara pribadi atau sosial daripada cara berperilaku atau keadaan akhir yang berlawanan.

Arti Penting Nilai

Nilai dan Dilema Etika

Nilai-nilai Sepanjang Budaya

Pembelajaran

Pengondisian Keadaan Klasik

Pengondisian Operant

Pembelajaran Sosial

Kepribadian

Pengujian perilaku menentukan besarnya kinerja dalam tekanan kerja, siapa yang akan merespon kritik dengan baik, siapa yang patut dipuji terlebih dahulu sebelum membicarakan perilaku yang tidak diinginkan, siapa yang berpotensi menjadi pemimpin.

Penentu Kepribadian

Keturunan

Lingkungan

Situasi

Emosi

Akuntansi Keperilakuan – Tinjauan Umum

Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan

Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

  • Metode Riset Akuntansi Keperilakuan
  • Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban
  • Aspek Keperilakuan pada Perencanaan Laba dan Penganggaran
  • Aspek Keperilakuan pada Pengambilan Keputusan dan Para Pengambil Keputusan

Akuntansi pertanggungjawaban berbeda dari akuntansi konvensional dalam hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasi dan diakumulasikan. Kinerja masing-masing individu, kelompok atau divisi dapat dijelaskan dari laporan-laporan dalam akuntansi pertanggungjawaban. Oleh karena itu, aspek perilaku juga menjadi fokus penting dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban.

Pengenalan dan pendefinisian suatu masalah atau suatu peluang

Dalam lingkungan organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih antara tindakan alternatif yang mempengaruhi masa depan.

Pencarian atas tindakan alternatif

Pemilihan alternatif yang optimal dan memuaskan

Penerapan dan tindak lanjut

Tujuan dan penggunaan sistem akuntansi biaya 1. System Biaya Tradisional dan Biaya Standar

System biaya tradisional (historis)

System Biaya Standar

Kompatibilitas Dengan Konsep Teori Organisasi Modern

Dalam mengembangkan kerangka sistem penetapan biaya standar yang konsisten dengan konsep teori organisasi modern, dilakukan langkah-langkah pengendalian sebagai berikut. Staf pusat tanggung jawab adalah individu yang mempunyai keterampilan, motivasi, dan pengetahuan yang cukup untuk menjalankan fungsinya. Penciptaan saluran komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnya dan, jika diperlukan, lingkungan eksternal.

Perhitungan Biaya Langsung Atau Variable A. Filosofi Yang Mendasari

Pengendalian Biaya

Aspek Keperilakuan Dari Langkah Akuntansi Biaya Yang Dipilih 1. Penetapan standar

Partisipasi dalam penetapan standar

Standar yang ketat vs standar yang longgar

Alokasi biaya tidak langsung

  • Analisis Varians

Aspek Keperilakuan

Hasil umpan balik

Ketatan pemaksaan

Struktur penghargaan

  • Akuntansi Pertanggungjawaban Vs. Akuntansi Konvensional
  • Jaringan Pertanggungjawaban
  • Jenis-jenis Tingkat Pertanggungjawaban

Sebagian besar organisasi mempunyai hierarki pusat tanggung jawab di tingkat tertinggi, yaitu presiden atau CEO, yang bertanggung jawab kepada pemilik atas profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Di bawahnya terdapat pusat akuntabilitas lainnya, yang masing-masing dipimpin oleh satu orang yang bertanggung jawab kepada atasan untuk efisiensi kinerja. Pusat pertanggungjawaban individu berfungsi sebagai kerangka kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja manajer segmen.

Pusat Biaya

Untuk menciptakan struktur jaringan akuntabilitas yang efisien, tanggung jawab dan ruang lingkup wewenang setiap individu, mulai dari manajer puncak hingga karyawan tingkat terendah, harus didefinisikan secara logis dan jelas. Pusat tanggung jawab dikelompokkan menjadi empat kategori, masing-masing mencerminkan ruang lingkup dan kebijaksanaan pendapatan dan/atau biaya serta ruang lingkup kendali manajer yang bertanggung jawab.

Pusat Pendapatan

Pusat Laba

Pusat Investasi

  • Korelasi dengan Struktur Organisasi

Struktur Vertikal

Struktur Horizontal

  • Pemilihan Struktur
  • Menetapkan Pertanggungjawaban
  • Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelopran Berdasarkan Pusat Pertanggungjawaban

Orang yang mempunyai wewenang atas perolehan dan penggunaan barang dan jasa harus dikenakan biaya atas barang dan jasa tersebut. Orang yang secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah biaya melalui tindakannya dapat dikenakan biaya tersebut. Bahkan seseorang yang tidak dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya melalui tindakan langsung dapat dibebankan dengan unsur-unsur yang manajemen ingin agar orang tersebut memperhatikannya sehingga dia akan membantu mempengaruhi orang lain yang bertanggung jawab.

Anggaran Pertanggungjawaban

Akumulasi Data

Pelaporan Pertanggungjawaban

  • Asumsi Keperilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban

Manajemen Berdasarkan Perkecualian

Manajemen Berdasarkan Tujuan

Kesesuaian antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi

Penerimaan Tanggung Jawab

Kapabilitas untuk Mendorong Kerja Sama

  • Proses PengambilanKeputusan

Dalam organisasi, pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara berbagai alternatif tindakan yang akan berdampak pada masa depan. Mengenali dan Mendefinisikan Masalah sebagai Peluang Langkah ini merupakan respon terhadap suatu peristiwa.

Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atas suatu peluang Langkah ini berupa suatu respon terhadap suatu kejadian yang

Pencarian atas tindakan alternative dan kuantitatif atas konsekuensinya

Pemilihan alternative yang optimal ataumemuaskan

  • Pengambilan keputusan dalam organisasi 1. Rasional Terbatas

Model tradisional ini mengasumsikan bahwa semua aktivitas dan keputusan manusia adalah sepenuhnya rasional dan bahwa dalam suatu organisasi terdapat koherensi antara berbagai motif dan tujuan. Model ini merupakan kebalikan dari model ekonomi karena model ini berasumsi bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan keputusan yang diambil didasarkan pada interaksi sosial. Model ini lebih bermanfaat dan praktis karena didasarkan pada konsep orang administratif Simon, yang memandang manusia sebagai makhluk rasional yang memiliki kemampuan berpikir, mengolah informasi, mengambil keputusan, dan belajar.

Intuisi

MembuatPilihan

Perbedaan Individual : Gaya PengambilanKeputusan

KeterbatasanOrganisasi

  • Asumsi Keperilakuan Dalam Pengambilan Keputusan Organisasi 1. Perusahaan Sebagai Unit Pengambilan Keputusan
  • Pengambilan Keputusan Oleh Pendatang Baru Vs OlehPakar
  • Peran Kepribadian Dan Gaya Kognitif Dalam Pengambilan Keputusan Perbedaan psikologis individu dapat dibagi menjadi dua, yaitu kepribadian
  • Peran Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan
  • Pengertian Anggaran
  • Manfaat Perencanaan Laba dan Anggaran
  • Prosedur Penyusunan Anggaran

Proses pengambilan keputusan selanjutnya dipengaruhi oleh tingkat pengalaman sebelumnya dari individu yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja akuntansi terfokus pada periode waktu yang berbeda, sehingga keduanya terkait oleh fakta bahwa prosesnya menggunakan data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi non-keuangan. Anggaran berfungsi sebagai acuan (alat pembanding) untuk menilai dan mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan di masa yang akan datang.

Implementasi

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta target yang ingin dicapai oleh kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Tujuan perusahaan yang telah ditetapkan kemudian dirinci lebih lanjut dalam sasaran (goals) dan pencapaiannya diserahkan kepada manajer tertentu dalam proses penyusunan anggaran. Pada tahap implementasi ini, manajer bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang disetujui kepada manajer tingkat menengah dan bawah.

Pengendalian Dan Evaluasi Kinerja

  • Pandangan Perilaku terhadap Proses Penyusunan Anggaran Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran, yaitu

Anggaran atau rencana keuntungan yang komprehensif harus disiapkan, disetujui oleh manajemen puncak, dan dikomunikasikan kepada supervisor dan karyawan terkait. Kegiatan perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas menjadi tujuan kegiatan yang spesifik. Untuk mengembangkan rencana yang realistis dan membuat anggaran yang praktis, diperlukan interaksi yang ekstensif antara manajer lini dan manajer personalia dalam organisasi.

Tahap Implementasi

Jika sesuai untuk struktur organisasi dan gaya kepemimpinan, manajer dan karyawan tingkat bawah harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan, karena mereka akan lebih mungkin menerima tujuan yang membantu merumuskannya. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa konsep perilaku utama yang mempengaruhi tahap penetapan tujuan adalah proses perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan dan komitmen.

Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

  • Konsekuensi Disfungsional dan Proses Penyusunan Anggaran
  • Konsep-konsep Keperilakuan yang Relevan dalam Proses Penyusunan Anggaran

Berbagai fungsi penganggaran seperti penetapan tujuan, pengendalian dan mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional seperti ketidakpercayaan, penolakan, konflik internal dan efek samping lain yang tidak diinginkan. Ketidakpercayaan Anggaran merupakan sumber tekanan yang dapat menimbulkan perasaan ketidakpercayaan, permusuhan dan berakibat pada menurunnya kinerja. Penelitian menemukan adanya tingkat ketidakpercayaan yang signifikan terhadap keseluruhan proses anggaran di tingkat pengawasan.

Tahap penetapan tujuan

Anggaran cenderung terlalu menyederhanakan atau memutarbalikkan situasi “sebenarnya” dan tidak memungkinkan adanya variasi dalam faktor eksternal.

Keselarasan tujuan

Partisipasi

Dalam arti yang lebih luas, partisipasi merupakan inti dari proses demokrasi, oleh karena itu tidak wajar jika diterapkan dalam struktur organisasi yang otoriter. Salah satu alasannya adalah respons masyarakat terhadap peluang untuk berperan dalam menetapkan standar kinerja mereka berbeda-beda. Karyawan yang otoriter dan/atau sangat bergantung mungkin merasa terancam oleh prospek menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan.

Manfaat patisipasi

Batasan dan permasalahan partisipasi

Masalah penundaan yang berlebihan dapat diatasi jika manajemen puncak menetapkan prosedur efektif untuk peninjauan mendalam selama proses penganggaran. Jika sasaran anggaran terlalu mudah dicapai karena adanya penundaan atau faktor lain yang timbul dari partisipasi dalam proses penganggaran, maka manfaat motivasi akan minimal atau tidak ada sama sekali. Pada dasarnya anggaran yang terlalu ketat atau terlalu longgar, atau terstruktur dengan slack yang berlebihan atau tidak ada slack sama sekali, dapat menimbulkan respon perilaku yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap kegunaan sistem akuntansi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap kegunaan sistem akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan) berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap kegunaan sistem akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keperilakuan organisasi berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi keuangan daerah, konflik kognitif dan konflik afektif..

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara determinan penggunaan sistem informasi akuntansi pada pengelolaan keuangan desa melalui aspek keperilakuan

18 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan akuntansi keperilakuan