• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir Akuntansi Keperilakuan

Giann Firzatullah Ramadhan

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas Akhir Akuntansi Keperilakuan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEBIJAKAN PERUSAHAAN PT BANK MANDIRI PERSERO TBK DIMASA

PANDEMI COVID-19 Giann Firzatullah Ramadhan

20108040079

Program Studi Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Email : giannfirzatullahramadhan@gmail.com

Abstrak

Akuntansi keperilakuan merupakan ilmu akuntansi yang dikombinasikan dengan ilmu sosial dan merupakan hal penting dalam sebuah perusahaan yang salah satunya terhadap

pengambilan keputusan. Akuntansi keperilakuan sangat berhubungan erat dengan akuntansi manajemen dalam hal pengambilan keputusan karena dalam setiap pengambilan keputusan manajemen dipengaruhi oleh aspek keperilakuan yang dapat berdampak terhadap

pengambilan keputusan manajemen. Dalam perusahaan ada begitu banyak karakteristik- karakteristik perilaku, sikap serta motivasi karyawan yang berbeda-beda dalam setiap individu, maka dibutuhkanlah manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terkait akuntansi keperilakuan dalam melakukan pengambilan keputusan dalam kebijakan perusahaan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Mandiri Persero Tbk. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 20 karyawan bidang akuntansi dan manajer keuangan yang ada dalam perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Kata Kunci : Akuntansi Keperilakuan, Ilmu Keperilakuan, Pengambilan Keputusan

(2)

Abstract

Behavioral accounting is accounting science combined with social science and is an important thing in a company, one of which is decision making. Behavioral accounting is very closely related to management accounting in terms of decision making because in every management decision making is influenced by behavioral aspects that can have an impact on management decision making. In a company there are so many behavioral characteristics, attitudes and motivations of employees that are different for each individual, so management is needed. This study aims to provide an explanation regarding behavioral accounting in making decisions in company policies to deal with the Covid-19 pandemic. This research was conducted at PT Bank Mandiri Persero Tbk. The type of research used is quantitative

research. The method used to collect data by using a questionnaire distributed to 20

accounting employees and financial managers in the company. The analysis technique used is multiple linear regression analysis.

Keywords: Behavioral Accounting, Behavioral Science, Decision Making

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Ilmu akuntansi senantiasa berkembang setiap saat. Perkembangan ilmu akuntansi bersamaan dengan perkembangan dunis bisnis saat ini. Pada perkembangannya, akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi keuangan ataupun non keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut ialah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan terbaik untuk

mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, penetapan suatu keputusan juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku

manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.

Akuntansi keperilakuan adalah ilmu akuntansi yang dikombinasikan dengan ilmu sosial dan merupakan hal penting dalam sebuah perusahaan. Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi. Sistem akuntansi memiliki arti yang luas yaitu seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertangungjawaban, desain organisasi seperti

desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja dan pelaporan keuangan.

Akuntansi keperilakuan ialah bidang yang relatif baru dibandingkan dengan bidang ilmu akuntansi lainnya. Penelitian terkait dengan akuntansi keperilakuan merupakan suatu penelitian yang cukup menarik dilakukan oleh akademisi, mahasiswa ataupun praktisi.

Penelitian aspek keperilakuan dalam akuntansi akan memberikan manfaat yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi accounting regulator dan meningkatkan efisiensi bagi akuntan dan profesi lainnya.

Akuntansi adalah suatu displin jasa yang berperan dalam menyediakan informasi relevan dan tepat waktu terkait dengan kegiatan keuangan dari suatu entitas (bisnis

maupun non-bisnis) untuk membantu pengguna internal maupun eksternal dalam membuat keputusan ekonomis. Siegel (1989 :1) mengungkapkan bahwa “accounting is a service discipline whose function is to provide relevant and timely information about the financial affairs of business and not-forprofit entities to assist internal and external users in making economic decisions.” Akuntansi dibagi menjadi dua jenis yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen (managerial accounting). Akuntansi keuangan bertujuan untuk menyajikan informasi bagi pengguna eksternal dibanding akuntansi manajemen. Oleh karena itu, untuk menyiapkan informasi tersebut memerlukan suatu standar yang secara berlaku umum yang disebut dengan generally accepted

accounting principle yang saat ini kita kenal dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) dan disiapkan oleh dewan standar sebagai bagian dari accounting regulator.

(4)

Akuntansi keperilakuan masuk dan menjadi mata kuliah di Indonesia pada tahun 2000. Pada sebuah artikel ditulis oleh Hofstedt & Kinard (1970) dalam The Accounting Review, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh American Accounting Association,

mengambil judul “A Strategy for Behavioral Accounting Research”. Logisnya jika di tahun 1970 saja strategi riset akuntansi keperilakuan telah dibahas, maka sudah sewajarnya isu akuntansi keperilakuan sudah ada jauh sebelum tahun 1970. Williams, Jenkins, & Ingraham (2006) menjelaskan bahwa istilah behavioral accounting ditemukan pertama kali di tahun 1967.

Ada dua aspek yang perlu diketahui dalam Behavioral Accounting Research (BAR) antara lain behavioral (keperilakuan) dan akuntansi. Behavioral accounting research menurut pendapat Hosfstedt dan Kinard (1970) yang dikutip oleh Godfrey, et al (2010 : 446) adalah “the study of the behavior of accountants or the behavior of non-accountants as they are influenced by accounting functions and reports.” Penelitian akuntansi

keperilakuan berusaha untuk mendalami perilaku dari akuntan ataupun perilaku dari non- akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi dan informasi akuntansi.

Siegel (1989:3) menyatakan bahwa behavioral science adalah “human side” of social science. Ilmu keperilakuan tidak lepas dari disiplin ilmu psikologi, sosiologi, teori organisasi, ilmu politik, dan antropologi. Ditinjau dengan sudut pandang teori akuntansi, behavioral accounting research (BAR) yang merupakan bagian dari positive research yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta. Namun BAR berbeda

dibandingkan dengan penelitian positif lainnya seperti penelitian terkait agency theory dan penelitian pasar modal.

Dari pemahaman tersebut, Akuntansi keperilakuan bukan tentang pelaporan tentang perilaku seseorang atau sekumpulan orang. Secara sederhana, akuntansi keperilakuan sebagai ilmu yang muncul dari sebuah pemikiran bahwa angka-angka yang dihasilkan oleh akuntansi dapat memengaruhi perilaku seseorang. Akuntan juga dapat membuat sistem bahkan akuntansi baru yang akan menimbulkan perilaku baru.

Jadi, informasi akuntansi menjadi bagian yang penting dengan sistem pengendalian organisasi. Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian melalui pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang terjadi merupakan suatu reaksi pada suatu masalah. Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang dapat terjadi. Alternatif keputusan membutuhkan informasi sebagai dasar dari pengambilan keputusan mereka. Setiap kegiatan dan keputusan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi perusahaan, maka harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajer dan tipe keputusannya.

2. Perumusan Masalah

Persaingan antar perusahaan semakin ketat yang disebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, serta banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang mulai bermunculan. Kondisi ini membuat perusahaan harus dapat memperbaiki dan mengelola proses bisnisnya dengan baik. Efisiensi merupakan salah satu kata kunci untuk permasalahan ini. Efisiensi perusahaan menyangkut pengelolaan hubungan input dan output, yang diartikan dengan bagaimana perusahaan mengalokasikan sejumlah

(5)

sumberdaya untuk dapat menghasilkan output yang maksimal (Ropidin dan Riyanto 2020).

Selain itu munculnya Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh suatu jenis virus yang pertama kali melanda Kota Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember kecuali Indonesia menetapkan covid-19 sebagai bencana nasional yang terhitung sejak 14 Maret 2020 sehingga dinamakan sebagai pandemi covid-19.

Pandemi covid-19 terus menghantam berbagai sektor yang ada di suatu negara salah satunya adalah sektor ekonomi yang menjadi jantung negara.

Akibat dari pandemi ini serta kebijakan pemerintah membuat roda perekonomian masyarakat di Indonesia menjadi menurun. Sebagian besar mata pencaharian menjadi terganggu baik dari kawaryan, pengusaha mikro hingga menengah, dan juga pengusaha besar ikut terkena dampak dari pandemi ini sehingga menyebabkan pemenuhan kebutuhan sandang pangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi terganggu. Penyebab utama hal tersebut adalah menurunnya daya beli masyarakat dan banyaknya karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau pemotongan gaji dikarenakan banyaknya perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami kenaikan laba bersih dari tahun ke tahun sebelum tahun 2020. Pada tahun 2016 memperoleh laba bersih sebesar Rp. 14,65 triliun dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan di tahun-tahun berikutnya yaitu 2017, 2018, 2019 secara berurutan sebesar Rp. 20,6 triliun, Rp. 25,01 triliun, dan Rp. 25,45 triliun. Selanjutnya, Pada tahun 2020 mengalami penurunan laba bersih yang signifikan yaitu turun menjadi Rp. 14,26 triliun. Hal tersebut merupakan akibat dari menurunnya jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat, sehingga Bank Mandiri mengalami penurunan laba bersih di tahun 2020.

Risiko kredit Bank Mandiri yang diukur dengan rasio NPL dapat diketahui pada tahun 2016 menunjukkan presentase sebesar 3,96%, turun pada tahun 2017 yang menunjukkan presentase sebesar 3,45%. Pada tahun 2018 dan 2019 mengalami penurunan kembali dengan presentase masing-masing sebesar 2,79% dan 2,38% sebagai akibat dari

menurunnya jumlah kredit bermasalah. Pada tahun 2020 terjadi kenaikan presentase NPL menjadi 3,26% yang menunjukkan bahwa jumlah kredit bermasalah meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini sebagai akibat dari naiknya kredit bermasalah dengan kolektibilitas macet. Kenaikan kredit macet pada tahun 2020 sangat signifikan, ini terlihat dari

perbandingan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 11,933 miliar menjadi Rp. 21,852 miliar. Kenaikan kredit macet yang mencapai hampir 100 persen tersebut mengakibatkan rasio NPL pada tahun 2020 naik padahal total kredit yang diberikan berkurang.

Risiko likuiditas Bank Mandiri yang dihitung dengan rasio LDR dapat diketahui tahun 2016 menunjukkan presentase sebesar 86.15%. Begitu pula pada tahun 2017, 2018 dan 2019 yang masing-masing menunjukkan presentase sebesar 88,28%; 97,23%; dan 97,21% yang disebabkan karena pertumbuhan kredit yang disalurkan tidak diimbangi dengan pertumbuhan DPK yang memadai. Pada tahun 2020 persentase LDR menurun menjadi 84,01% yang disebabkan oleh penurunan jumlah kredit yang sebelumnya Rp.

792,351 miliar menjadi Rp. 763,603 miliar dan disertai dengan naiknya total DPK yang cukup signifikan. Pada tahun 2019 total DPK sebesar Rp. 815,105 miliar dan naik di tahun

(6)

2020 menjadi Rp. 908,956 miliar. Hal tersebut yang menyebakan persentase NPL

menurun secara signifikan di tahun 2020. Hal ini membuat PT Bank Mandiri Persero Tbk harus membuat keputusan untuk kebijakan perusahaan. Disisi lain PT Bank Mandiri Persero Tbk harus mempertimbangkan aspek citra atau reputasi terhadap alternatif yang dipilihnya, maka diharapkan terjalinnya win-win solution antara perusahaan dan pegawai.

Win-win solution merupakan teknik penempatan kedua belah pihak untuk mendapatkan kemenangan dari proses negosiasi dan terhindar win-lose.

3. Tujuan Penelitian

Operasional suatu perusahaan tidak terlepas dari peran akuntansi sebagai penyedia atau sumber informasi keuangan yang mana dijadikan dasar perancangan kegiatan usaha dengan beberapa tinjauan retrospektif dan prospektif. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu akuntansi berkembang memasuki ranah perilaku atau yang dikenal dengan akuntansi keperilakuan. Ilmu akuntansi ini memiliki fungsi untuk mempelajari aspek perilaku manusia yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan penjelasan terkait akuntansi

keperilakuan dalam aspek-aspek untuk melakukan pengambilan keputusan pada kebijakan perusahaan.

(7)

BAB II

LITERATUR REVIEW DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Literatur Review

Teori honesty is the best policy adalah teori yang menjelaskan kekuatan karakter moral dalam berperilaku untuk selalu menaati segala aturan, menjaga kedisiplinan, dan mengungkapkan sesuatu dengan kejujuran. Merujuk pada Bywater dan Wilson (2012) pengembangan teori tersebut dapat memberikan keandalan sinyal dalam menyampaikan informasi untuk mendapatkan keuntungan tersendiri dalam berpraktik bisnis karena sistem informasi yang ideal akan memberikan keandalan sinyal yang baik. Morrel et al. (2005) hubungan keterandalan sinyal serta kualitas informasi dapat menentukan perilaku suatu individu dalam bertindak, dikarenakan suatu informasi dapat menentukan ekspresi yang berbeda kepada masing-masing individu.

Pertukaran informasi atau komunikasi memiliki beberapa sifat dasar yang haarus diperhatikan. Merujuk pada pola komunikasi apakah komunikasi dibentuk oleh seseorang dengan orang lain, ataupun antar kelompok atau spektrum yang lebih luas. Rifa’i et al.

(2013) jika seseorang membutuhkan informasi bagaimanapun mereka akan tetap bertahan untuk berada di dalam suatu organisasi. Anggota organisasi umumnya akan merasa dirinya pada konteks keperluan informasi baik untuk saling bertukar informasi (memberi) atau bahkan menanyakannya. Alasan yang rasional adalah seseorang berada di dalam puncak organisasi dan banyak orang yang berada di bawah posisi orang tersebut, maka informasi tersebut akan mudah sekali tersebar melalui hirarki organisasi itu sendiri.

Rifa’i et al., (2013) menjelaskan bahwa komunikasi itu bersifat fundamental dan terasa manfaatnya dapat membantu manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkannya baik dalam mecapai suatu sasaran atau penguasaan. Sehingga, orang-orang yang berada disekitarnya dapat berinteraksi satu dengan yang lain dan mengelaborasikan pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya untuk memuaskan hasrat keingin tauannya.

Lingkup informasi khususnya pada organisasi memungkinkan adanya gejolak yang tidak seiringan dari tujuan organisasi itu sendiri. Hal ini membutuhkan konsep pendekatan untuk digunakan pada informasi yang beredar. Terdapat banyak konsep dan pendekatan yang dapat digunakan menurut Duta (2002) dan Sawiri (2011) sistem pengendalian organisasi dapat mengatur aktivitas anggota organisasi agar sesuai dengan yang dikehendaki. Misalnya pendekatan kontijensi yang merujuk pada pencapaian tujuan organisasi yang harus disesuaikan kondisi lingkungan organisasi. Sistem pengendalian yang tidak sesuai dapat menimbulkan disfunctional behavior bagi anggota organisasi.

Merujuk pada tujuan akuntansi menurut Lubis (2017) tujuan akuntansi dibagi menjadi empat bagian antara lain :

1. Informasi untuk pengambilan keputusan, 2. Pengguna informasi,

3. Tujuan pengguna, dan 4. Pertanggung jawaban :

(8)

a) Informasi untuk pengambilan keputusan pada umumnya dilakukan oleh pelaku bisnis yang dimana informasi akuntansi dapat mendeskripsikan informasi keuangan yang dapat diukur dan dikomunikasikan oleh para pemangku

kepentingan. Informasi yang dihasilkan dapat berguna untuk menyusun berbagai proyeksi kedepannya. Misalnya jumlah kebutuhan kas di masa mendatang, sehingga dengan proyeksi tersebut secara tidak langsung dapat mengurangi ketidakpastian kebutuhan akan kas.

b) Informasi bagi pengguna Secara ringkas, pihak atau pemangku kepentingan yang memerlukan pengungkapan informasi keuangan yang berasal dari eksternal dan internal perusahaan. Namun biasanya pihak yang paling sering berhubungan dengan informasi ini ialah manajemen pada perusahaan. Hal ini dikarenakan manajemen diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dalam perusahaan mengenai beberapa aspek di dalamnya.

c) Tujuan pengguna dari informasi akuntansi memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk menggunakan pelaporan tersebut.

d) Kerangka dasar pertanggungjawaban pengungkapan informasi akuntansi adalah menyediakan alat komunikasi yang wajar mengenai alur keuangan. Informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan dikarenakan informasi akuntansi memiliki potensi untuk memengaruhi perilaku penggunanya.

Seiring berkembangnya ilmu akuntansi yang telah memasuki ranah atau ilmu

keperilakuan. Akuntansi keperilakuan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan akuntansi dan perilaku manusia memiliki kontribusi yang besar dalam pengarahan pengambilan keputusan. Hal ini didasari oleh akuntansi yang berperan penting sebagai penyedia dan sumber dari berbagai informasi keuangan perusahaan yang konsep, prinsip, dan praktiknya akan memengaruhi pertimbangan manajerial dalam pengambilan keputusan. Belkoui (1989) dalam Suartana (2010) menjelaskan satu dari beberapa peran akuntansi

keperilakuan adalah menekankan relevansi dari informasi akuntansi terhadap pengambilan keputusan antara perusahaan dengan karyawan didasari komunikasi yang mereka lakukan.

Komunikasi bertindak sebagai pengendali perilaku manusia dengan berbagai cara untuk mengungkapkan aspek emosional sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sosial meskipun dalam praktiknya masing-masing perusahaan memiliki hierarki wewenang dan panduan yang harus dipatuhi (Robbins dan Judge, 2009).

Suatu organisasi atau perusahaan digerakkan oleh sumber daya manusia yang terdapat di dalamnya. Masing-masing individu dalam suatu perusahaan memiliki karakter atau sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat diartikan sebagai perilaku yang merupakan wujud dari berbagai macam pengalaman, interaksi, dan informasi yang mereka dapatkan untuk diungkapkan melalui tindakan mereka. Maka menurut Lubis (2017) ilmu keperilakuan dapat memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia hingga ke level generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang terdukung oleh buktibukti empiris.

Lubis (2017) akuntansi adalah tentang manusia karena akuntansi dibuat oleh manusia dan digunakan oleh manusia. Berdasarkan pemikiran, manusia, perilaku, faktor sosial terciptanya kolaborasi yang baik dari seluruh sistem akuntansi untuk satu entitas. Dalam sebuah organisasi, seluruh anggota memiliki perannya yang harus dimaksimalkan guna

(9)

mencapai tujuan organisasi dengan adanya keterpaduan yang dapat diwujudkan pada ketetapan atau kebijakan perusahaan (goal congruence) memerlukan adanya sinergi antar individu dan organisasi.

Akuntansi perilaku (behavioral accounting) merupakan salah satu bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang membahas hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi yang dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaanya. Dapat disimpulkan bahwa definisi akuntansi

keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan.

Menurut Siegel & Marconi (1989) akuntansi keperilakuan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi. Sedangkan menurut (Lubis, 2017) bahwa akuntansi keperilakuan mempelajari aspek-aspek keperilakuan manusia yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan ekonomi.

Konsep keperilakuan dari psikologi dan sosial diantaranya sebagai berikut : 1. Sikap merupakan suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan,

baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi

2. Persepsi merupakan cara yang dilakukan orang untuk melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia.

3. Nilai merupakan suatu modus dari perilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang khas serta lebih disukai secara pribadi ataupun sosial dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanaan.

4. Pembelajaran merupakan proses yang dimana perilaku baru diperlukan, dan

pembelajaran terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, serta pengulangan dalam merespon situasi.

5. Kepribadian merupakan aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi untuk memprediksikan perilaku.

Akuntansi adalah suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi ini adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik dilakukan untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Tetapi, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek- aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dapat disimpulkan bahwa, akuntansi tidak dapat terlepas dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Dengan demikian, akuntansi bukanlah suatu yang statis, akan tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

penggunanya.

Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses memikirkan, mengelola, dan memecahkan masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan diantara berbagai alternatif dari tindakan yang akan berdampak di masa depan. Pengambilan keputusan telah disesuaikan dengan proses berpikir, mengelola, dan memecahan masalah. Oleh karena itu, beberapa definisi yang sudah ada masing-masing digunakan untuk tujuan tertentu. Dalam pengaturan organisasi, pengambilan keputusan

(10)

biasanya didefinisikan sebagai proses memilih dari antara program alternatif tindakan yang mempengaruhi masa depan.

Berikut ini langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, yaitu : 1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau peluang

Tahap ini berupa suatu respon terhadap suatu kejadian yang problematis, ancaman, atau peluang. Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang yang terjadi, para pengambil keputusan memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan dan operasi.

2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantitatif atas konsekuensinya

Pada tahap ini, mungkin alternatif yang praktis didefinisikan dan dievaluasi. Pencarian seiring dengan dimulainya dari melihat masalah yang sama terjadi dimasa lalu dan tindakan yang dipilih pada saat itu.

3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan

Tahap ini adalah yang paling penting dalam pengambilan keputusan karena memilih satu dari beberapa alternatif dengan lebih didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis dibandingkan pada fakta-fakta ekonomi.

4. Penerapan dan tindak lanjut

Pada tahap ini kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisiensi dari penerapannya. Apabila orang-orang yang menguasai sumber daya organisasi benar-benar memiliki komitmen untuk melaksanakannya, maka penerapan tersebut akan berhasil.

2. Pengembangan Hipotesis

Wabah covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, mengakibatkan pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB merupakan upaya pencegahan penularan covid-19 dan akibat dari adanya PSBB banyak perusahaan yang harus gulung tikar atau tutup secara sementara yang mengakibatkan roda

perekonomian tentu terhenti sehingga terjadinya kemiskinan yang semakin meningkat.

Sebagai suatu pertanda adanya pengaruh pandemi covid-19 terhadap perusahaan yaitu terjadinya work form home atau bahkan pemutusan hubungan kerja. Kinerja pada faktor keuangan menjadi determinan fundamental dalam memengaruhi pendapatan perusahaan sehingga perusahaan-perusahaan yang saat ini sedang diuji untuk mereka dapat tetap bisa bertahan di situasi ini atau karena berbagai pertimbangan lain yang membuat perusahaan tersebut akan menghentikan operasinya.

Menurut Ropidin dan Riyanto (2020) perusahaan yang menjalankan roda ekonominya saat pandemi ini banyak mengalami perubahan struktur di segala lininya diantaranya efisiensi segala hal mulai dari keuangan atau anggaran sampai kuantitas tenaga kerja, strategi pemasaran, dan struktural organisasi tersebut. Merujuk pada (Yanuar 2017) sumber daya manusia merupakan komponen paling prioritas dalam organisasi karena memiliki peran sebagai penggerak. Namun apa yang terjadi jika banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan goyah karena banyaknya biaya yang telah dikeluarkan tudak seimbang dengan yang didapati oleh perusahaan. Menurut (Yanuar 2017) menghadapi kondisi krisis global baik pelaku usaha besar maupun kecil dapat bertahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Bagi perusahaan yang telah berinvestasi pada kegiatan operasi yang berbasis teknologi, hal tersebut bukanlah suatu masalah besar.

(11)

Tetapi akan menjadi masalah krusial bagi perusahaan yang tetap dan atau masih

menggunakan tenaga kerja pada sebagian besar operasionalnya. Hal ini lah yang membuat manajer dan karyawan perlu membuat keputusan yang tepat agar perusahaan dapat

bertahan dari pandemi Covid-19 ini.

Dalam mengambil keputusan yang menyangkut capital budgeting, seorang manajer dihadapkan pada sejumlah factor yang saling terkait satu sama lain. Salah satu factor yang cukup penting ialah jangka waktu capital budgeting yang relatif lama sehingga

pengambilan keputusan akan menjadi kurang fleksibel. Sebagai contoh, pembelian aktiva dengan umur ekonomis 10 tahun akan memerlukan periode yang lebih lama sebelum hasil akhir dari tindakan tersebut dapat diketahui. Lebih jauh lagi, karena penambahan aktiva terkait erat dengan perkiraan penjualan di masa mendatang, maka keputusan untuk membeli aktiva yang diharapkan akan terpakai selama 10 tahun memerlukan adanya perkiraan penjualan untuk masa 10 tahun mendatang.

Capital budgeting yang efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang tepat untuk memperoleh aktiva dan meningkatkan mutu aktiva yang dibeli. Perusahaan yang telah memperkirakan kebutuhan aktiva tetapnya jauh-jauh hari akan mempunyai cukup waktu luang untuk membeli dan memasang peralatannya sebelum penjualan mencapai kapasitas penuh. Pada akhirnya, capital budgeting juga penting karena penambahan aktiva tetap lazimnya memerlukan pengeluaran yang besar, dan sebelum perusahaan membelanjakan uang dalam jumlah besar, diperlukan penyusunan rencana yang matang dan tepat.

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuatitatif.

Metode kuatitatif adalah metode penelitian yang didalamnya menggunakan banyak angka.

Metode kuatitatif bertujuan dalam melakukan pengukuran yang merupakan pusat pengukuran. Hal ini dikarenakan hasil dari pengukuran bisa membantu dalam melihat hubungan fundamental antaran pengamatan empiris dengan hasil data yang diambil Secara kuantitatif. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai

pengantar akuntansi keperilakuan serta aspek keperilakuan pada pengambilan keputusan dan para pengambil keputusan.

1. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah PT Bank Mandiri Persero Tbk, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sampel dari penelitian ini adalah manajer keuangan dan karyawan dengan 20 responden yang diambil dari PT Bank Mandiri Persero Tbk DKI Jakarta.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan, antara lain :

a) Kuesioner

Responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap, mengembalikan kepada peneliti (Sugiyono,2016,hlm:192). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pada penelitian Descarina Yuri Capricia (2018).

b) Observasi/Pengamatan

Menurut Suharsimi Arikunto, observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan pengindraan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau sadar dan sesuai urutan.

c) Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, 28 dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian

3. Variabel Penelitian

Variabel dependen atau variabel y adalah variabel yang menjadi acuan utama dalam penelitian yaitu pengambilan keputusan dalam kebijakan perusahaan. Variabel independent atau variabel x adalah variabel yang mempengaruhi variabel

independent,yaitu :

 Variabel X1 adalah pertumbuhan laba bersih

 Variabel X2 adalah risiko kredit

(13)

 Variabel X3 adalah risiko likuiditas

4. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel pada penelitian ini untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang pernah digunakan pada

penelitian Loli Efendi, Darwis, dan Syukriy. Abdullah (2017) yaitu persamaan linear berganda. Rumus persamaan tersebut adalah sebagai berikut :

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Ԑ Keterangan :

Y = Pengambilan keputusan dalam kebijakan perusahaan A = Konstanta

Β = Koefisien Regresi

X1 = Pertumbuhan laba bersih X2 = Risiko kredit

X3 = Risiko likuiditas Ԑ = Standar Eror

5. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), untuk memberikan gambaran karakteristik suatu data yang akan dianalisis, maka dilakukan perhitungan ratarata (mean) dan standar deviasi. Rata-rata (mean) adalah teknik yang digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu distribusi data yang didasarkan pada nilai rata-rata pada kelompok tersebut. Sedangkan standar deviasi digunakan untuk menjelaskan

homogenitas kelompok atau jarak antara nilai-nilai setiap individu yang terdapat di populasi tersebut.

Pada penelitian ini analisis statistik deskriptif menggunakan regresi linear berganda didasarkan pada respon dari masing-masing responden yang menjadi sampel.

Analisis yang digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (pertumbuhan laba bersih, risiko kredit, dan risiko likuiditas) yang dapat dilihat dari angka rata-rata (mean), nilai tengah (median), kisaran teoritis, kisaran aktual, dan standar deviasi.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syaiful.2013. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. BPR Budisetia. Jurnal KBP ,Volume 1 - No. 2, September 2013., 2012)XElena, Codreanu Diana, Popa Ionela, Ţenovici Cristina, Parpandel Denisa.

Financial Accounting Information Systems – Ratio Between Accounting Organisation System And Informatic Approach.

Ahmad, Afridian Wirahadi & Yossi Septriani.2008. Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya. Jurnal Akuntansi & Manajemen ,Vol 3 No.2 Desember 2008, 1SSN 1858-3687, hal 47-55.

Hermawan, Sigit. 2009. Perilaku Informasi Akuntansi Manajemen Untuk Pengambilan Keputusan Dan Kinerja Manajerial. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2, No 1 Tahun 2009.

Banomyong , Ruth. Measuring the Cash Conversion Cycle in an International SupplyChain.2005. Annual Logistics Research Network (LRN), Conference Proceedings 2005, Plymouth, UK, 7-9 September 2005, ISBN1-904564-13-5.

Hermawan, 2009. Perilaku Informasi Akuntansi Manajemen Untuk Pengambilan Keputusan Dan Kinerja Manajerial. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1. Diakses pada Tanggal 22 Februari 2017.

M Hudayati, 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan : Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI Vol 6 No 2. Diakses pada Tanggal 22 Februari 2017.

Indriani dan Nardisya, 2015.Interaction effect of budgetary Participation and and management accounting system of managerial performance : Evidence of

Indonesia.Global Journal of Journal Busines Research, VOL 9. Diakses pada Tanggal 22 Februari 2017.

Apriwandi, 2013 . Pengaruh Aspek Keperilakuan akuntansi manajemen terhadap kinerja manajer dalam partisipasi anggaran pada manajer rumah sakit sejawa

tengah.Hhtp:/respository.widyatama.av/xmlui/bilstream/handle/123456/89 / 3299/Ariwandi.pdf?sequence=2. Diakses pada tanggal 02 Februari 2017

Kusuma, 2003. Penelitian Akuntansi Keperilakuan Dalam Jurnal Behavioral Research In Accounting (BRIA). Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 5 No. 2 Diakses pada Tanggal 22 Februari 2017.

Kim, 2005. A Behavioral Accounting Study Of Strategic Interaction In a Tax Compliance Game. Experimental Business Research. Vol 3. Diakses pada Tanggal 22 Februari 2017.

Mirani, 2011. Faktor Keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah dengan konflik kognitif dan konflik afektif sebagai intervening. Diakses pada Tanggal 22 Februari 2017.

Muliawati, 2012. Aspek Keperilakuan dalam Akuntansi Keuangan. Vol 16 No 2. Diakses pada Tanggal 22 Februari 2017

Lubis, Arfan Ikhsan, 2010. Akuntansi Keperilakuan. Salembra Empat Jakarta

Lubis, A. I. (2017). Akuntansi Keperilakuan: Multiparadigma. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Remaja Rosda Karya.

Suartana, I. W. (2010). Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

(15)

Zuraya, N. (2020). Tiga Dampak Besar Pandemi Covid-19 bagi Ekonomi RI. Dipetik Desember 2, 2020, dari republika.co.id: https://republika.co.id/berita/qdgt5p383/tiga- dampakbesar-pandemicovid19-bagi-ekonomi-ri.Riyanto, S. (2020). Dampak Pemutusan Hubungan Kerja Pada Perusahaan Farmasi Terkait Covid-19 Di Indonesia. Jurnal Syntax Transformation, 1(5), 167-174.

Robbins, S. P., & Judge, T. (2009). Organizational Behavior. Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.

Sawitri, P. (2011). Interaksi Budaya Organisasi dengan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Unit Bisnis Industri Manufaktur dan Jasa. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship), 13(2), 151-161.

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Salemba Empat.

Rifa’i, M., Fadhli, M., & Wijaya, C. (2013). Manajemen Organisasi. Ciptapustaka Media Perintis.

Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., and Holmes, S. (2010). Accounting Theory. John Wiley and Sons.

Hunton, J.E., Wright, A.M., and Wright, S. (2004). Continuous Reporting and Continuous Assurance: Opportunities for Behavioral Accounting. Journal of Emerging

Technologies in Accounting. Vol 1, 2004, p. 91-102.

Koonce, L., and Mercer, M. (2005). Using Psychology Theories in Archival Financial Accounting Research. Available at SSRN-311105-1

Kotchetova, N., and Salterio, S. (2003). Judgment and Decision Making Accounting Research: A Quest to Improve the Production, Certification, and Use of Accounting.

Available at SSRN-id533422.

Kusuma, I.W. (2003). Topik Penelitian Akuntansi Keperilakuan Dalam Jurnal Behavioral Research in Accounting (BRIA). Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 5, No. 2, Halaman 147-166.

Libby,R., Bloomfield, R., and Nelson, M.W. (2001). Experimental Research in Financial Accounting. Available at SSRN-id261860.

Siegel, G., and Marconi., H.R. (1989). Behavioral Accounting. SouthWestern Publishing Co.

Wilkins, A.M. (2010). An Experimental Analysis of Accounting Judgments between US GAAP and IFRS Accountant. 19th EDAMBA Summer Academy.

Note:

1. Pendahuluan minimal 3 halaman 2. Literatur Review minimal 4 halaman 3. Metodologi penelitian minimal 1 halaman 4. Spasi 1,15, TNR, margin normal

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap kegunaan sistem akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan) berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan) berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap kegunaan sistem akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan) berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keperilakuan organisasi (dukungan atasan, Pelatihan dan Kejelsan tujuan) terhadap kegunaan sistem akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keperilakuan organisasi berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi keuangan daerah, konflik kognitif dan konflik afektif..

Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai akuntansi Keperilakuan dan aplikasi keperilakuan dalam bidang akuntansi dan keuangan1.