Bangsa, Negara, Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat
Kegiatan Belajar 1. Rakyat, Masyarakat dan Bangsa
Mengenai masalah kewarganegaraan, yang perlu diperhatikan adalah antara penduduk asli Indonesia dengan orang-orang dari bangsa lain yang merupakan warga negara Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia berarti ciri-ciri yang melekat pada bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain.
Hakekat Negara dan Bentuk-Bentuk Kenegaraan
Ada dua jenis bentuk pemerintahan yang dianut oleh negara-negara dunia, yaitu negara kesatuan (Unitarian) dan negara kesatuan (Federal). Negara kesatuan adalah suatu bentuk negara yang merdeka dan berdaulat, dengan pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh wilayah.
Kegiatan Belajar 2. Demokrasi
Konsep kebebasan sipil atau "demokrasi langsung" berarti bahwa setiap warga negara memainkan peran aktif dan langsung dalam cara kekuasaan dilaksanakan di negara oleh pemerintah dan perwakilan rakyat mereka. Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang dilandasi oleh paham kekeluargaan dan gotong royong yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat.
Kegiatan Belajar 3. Kedaulatan Rakyat
HAM, Kemerdekaan Berpendapat dan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik
Sesuai dengan ruang lingkup materi yang tercakup dalam buku ajar ini, penyajiannya dibagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran. Learning Activity 1 membahas prinsip dasar dan implementasi yuridis pengakuan penghormatan, penegakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia;
Kegiatan Belajar 1. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia dengan demikian merupakan hak yang tidak dapat dikurangi (non-derogable rights). Hak politik, hak sosial dan budaya serta hak atas perlakuan yang sama dalam sistem hukum dan perlindungan hukum (hak prosedural).
Kegiatan Belajar 2. Kebebasan Berpendapat dimuka Umum
Kewajipan dan tanggungjawab warganegara yang secara terbuka menyatakan pendapat mereka diatur dalam Perkara 6 Undang-undang No. 9 hb 1998 seperti yang dinyatakan di atas. Prosedur dan syarat penyampaian pendapat awam mengikut undang-undang adalah seperti berikut.
Keterbukaan dan Keadilan
Proklamasi, Dasar Negara, Konstitusi dan Otonomi Daerah
Pada hari Jumat Legi tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB dibacakan "Deklarasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia" di depan rumah Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 di Jakarta. Dengan memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia, berarti bangsa Indonesia telah menyatakan secara formal, baik kepada dunia luar maupun kepada bangsa Indonesia sendiri, bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia telah merdeka.
Kegiatan Belajar 1. Proklamasi Kemerdekaan dan Dasar Negara
Merdeka berarti sejak saat itu bangsa Indonesia telah mengambil sikap menentukan nasib bangsa dan nasib tanah airnya di segala bidang. Bangsa Indonesia harus bangkit untuk mewujudkan cita-cita luhurnya, yaitu kemerdekaan, persatuan, kedaulatan, keadilan dan kemakmuran. Pokok pikiran ini menjelaskan bahwa “negara” melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah di Indonesia.
Sedangkan Judul IV Pembukaan UUD 1945 memuat hal-hal yang akan dilakukan setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Pancasila sebagai ideologi atau pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Sebagai ideologi atau pandangan hidup, Pancasila dengan demikian merupakan kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia.
Kemerdekaan berarti sejak saat itu bangsa Indonesia telah mengambil sikap menentukan nasib bangsa dan nasib tanah airnya di segala bidang. Dengan demikian, sebagai ideologi atau pandangan hidup, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia.
Kegiatan Belajar 2. Konstitusi dan Perundang-Undangan
Konstitusi negara yang disahkan antara 18 Agustus 1945 dan 27 Desember 1949 sering disebut sebagai UUD Proklamasi dan dikenal sebagai UUD 1945. UUD 1945, yang disahkan oleh Ir. Soekarno sebagai ketua panitia perumus konstitusi pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan konstitusi sementara. Terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat yang tidak sejalan dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Undang-Undang Dasar 1945.
Karena rakyat Indonesia menginginkan kehidupan bangsa Indonesia di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. UUD 1945 tidak berlaku sebagai UUD negara federal, tetapi hanya berlaku sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berpusat di Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (RIS). Setelah mencermati berbagai pendapat masyarakat, akhirnya dilakukan pemungutan suara untuk kembali mengadopsi UUD 1945.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, Undang-Undang Dasar 1945 diundangkan kembali ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang demokratis. IV/MPR/1983 yang berisi kehendak untuk tidak mengubah UUD 1945 harus dicabut terlebih dahulu.
Kegiatan Belajar 3. Otonomi Daerah
Sistem Hukum, Perundang-Undangan dan Peradilan Nasional
Buku pegangan ini mencakup (1) sistem hukum nasional; (2) sistem hukum nasional; (3) peran lembaga peradilan; (4) berperilaku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; (5) upaya pemberantasan korupsi di Indonesia; dan (6) ikut serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Sesuai dengan ruang lingkup materi yang tercakup dalam buku pegangan ini, penyajiannya dibagi menjadi empat kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran 1 berkaitan dengan sistem hukum di Indonesia; kegiatan belajar 2 membahas perundang-undangan nasional; kegiatan belajar 3 membahas sistem hukum nasional; dan kegiatan pembelajaran 4 pemberantasan korupsi di Indonesia.
Bacalah bagian Pendahuluan dengan saksama agar Anda mengetahui keterampilan apa yang ingin Anda capai dan kegiatan pembelajaran yang akan disajikan. Baca sekilas deskripsi di setiap kegiatan belajar dan cari istilah yang menurut Anda baru. Jawab semua pertanyaan yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran sebagai latihan, diskusikan dengan sesama peserta, sesama guru atau instruktur.
Buatlah rencana kegiatan pembelajaran terkait dengan isi modul ini berdasarkan RPP di sekolah Anda. Kompetensi umum yang diharapkan setelah mempelajari buku ajar ini adalah menguasai konsep kedaulatan rakyat, demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat serta penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sistem Hukum di Indonesia
Dalam sistem hukum negara manapun, keadilan selalu menjadi impian yang harus diperjuangkan dan dipertahankan. . dengan bentuk hukum formal yang meliputi peraturan perundang-undangan nasional, yaitu Undang-Undang Dasar, Undang-Undang/Perppu, Peraturan Pemerintah, dan sebagainya. Struktur hukum berkaitan dengan lembaga hukum dan aparat penegak hukum yang bekerja di dalamnya. Jika Anda membaca tata tertib sekolah sebagai hukum yang berlaku di sekolah Anda, Anda akan langsung mengenali ciri-ciri yang terdapat dalam tata tertib sekolah tersebut.
Berdasarkan tujuan hukum tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa hukum memiliki tiga fungsi. Fungsi keadilan berarti menegakkan, melindungi dan memberikan keadilan bagi hukum yang tidak adil jika hukum yang bersangkutan melanggar nilai dan hak yang kita yakini. Kelompok orang yang tidak mampu melakukan perbuatan hukum (menangani anak bek wame) terbagi atas orang yang belum dewasa dan orang dewasa yang ditempatkan di bawah perwalian (curatele).
Peristiwa hukum adalah peristiwa atau tindakan seseorang yang terikat oleh peraturan hukum dengan akibat hukum. Akibat hukum dapat berupa timbulnya atau dihilangkannya hak dan kewajiban tertentu bagi badan hukum yang berkaitan dengan peristiwa itu.
Perundang-Undangan Nasional
Dalam UUD 1945 (UUD RI) kita dapat menemukan sistem hukum itu, yaitu dalam Pasal 1 ayat (2) tentang sistem ketatanegaraan atau sistem yang berdasarkan UUD. Untungnya, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengatur secara rinci jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. Dalam hal suatu peraturan perundang-undangan dari segi undang-undang diduga bertentangan dengan undang-undang, maka pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Sebagaimana ditentukan dalam pasal 22 ayat (1) UUD 1945, bahwa dalam keadaan mendesak, Presiden berhak mengeluarkan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti undang-undang. 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, isi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan isi Undang-Undang. 10 Tahun 2004, menyatakan bahwa muatan peraturan pemerintah tersebut mengandung bahan untuk melaksanakan undang-undang sebagaimana mestinya.
10/2004, isi Peraturan Presiden memuat bahan yang diperintahkan undang-undang atau bahan pelaksanaan peraturan pemerintah. Oleh karena itu, jika ada undang-undang yang tidak menghargai kepentingan kelompok minoritas, maka harus dikoreksi.
Sistem Peradilan Indonesia
Pengadilan adalah keadilan bagi masyarakat umum baik dalam kasus perdata maupun pidana. Tahapan ini dilakukan oleh kejaksaan selaku penuntut umum terhadap perkara pidana yang telah dilakukan penyidikan oleh penyidik. Penuntutan ini dilakukan oleh Kejaksaan Negeri untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dengan permintaan untuk diperiksa dan diputus oleh hakim selama persidangan.
Pejabat yang memutus perkara pidana di Pengadilan Negeri adalah Jaksa Penuntut Umum (JPU), hakim dan wakil panitera/panitera. Penuntut umum adalah penuntut yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili dan melaksanakan putusan hakim. Penuntutan adalah perbuatan dimana penuntut umum mengajukan suatu perkara pidana kepada pengadilan negeri yang berwenang dalam perkara dan menurut cara yang ditentukan undang-undang, dengan permintaan untuk diperiksa dan diputus oleh hakim selama persidangan.
Ajudikasi adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana berdasarkan asas kebebasan, kejujuran, dan ketidakberpihakan dalam pemeriksaan perkara serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Pejabat yang memutus perkara pidana militer di Pengadilan Militer adalah hakim, auditor militer, dan panitera.
Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Sistem dan Budaya Politik
Di sisi lain, hukum internasional akan menjelaskan bagaimana aturan berlaku dalam masyarakat internasional. Negara kita memperkuat dasar hukum internasional dan organisasi internasional untuk memastikan perdamaian abadi. D). Hukum internasional adalah keseluruhan hukum yang terdiri dari asas-asas dan aturan-aturan: (a) dipatuhi oleh negara-negara dalam hubungannya satu sama lain, (b) dalam hubungannya dengan berfungsinya organisasi internasional, (c) dalam hubungannya dengan individu dan entitas-unit negara ( Starke, I, 1989: 3).
Sedangkan hukum internasional publik adalah kumpulan asas dan asas hukum yang mengatur hubungan yang melampaui batas negara yang tidak bersifat sipil. Aliran dualisme menyatakan bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum yang terpisah. Aliran monisme atas hukum nasional berpendapat bahwa hukum internasional merupakan kelanjutan dari hukum nasional.
Konsep hidup berdampingan secara damai merupakan perkembangan dalam hukum internasional untuk mewujudkan hak dan kewajiban negara dalam masyarakat internasional. Bagaimana praktik hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional di Inggris, Amerika Serikat, negara-negara Eropa kontinental dan Indonesia.
Kegiatan Belajar 2
Globalisasi, Prestasi Diri dan Bela Negara, Hubungan, Organisasi dan Hukum
Sebelum munculnya negara-bangsa, sebenarnya sudah banyak ahli yang mempelajari hukum internasional sebagai ilmu.
Globalisasi
Prestasi Diri dan Bela Negara Menuju Daya Saing Bangsa di Era Global
Aliran monisme dengan keutamaan hukum internasional berpendapat bahwa: (1) hukum nasional timbul dari hukum internasional, (2) hukum internasional lebih mementingkan hukum nasional, dan (3) hukum nasional tunduk pada hukum internasional melalui delegasi.
Hubungan Internasional
Hukum Internasional
Organisasi Internasional
