• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Peradilan Indonesia

Dalam dokumen Modul PKn (Halaman 111-118)

A. Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi

Memahami sistem peradilan di Indonesia.

2. Indikator

a. Membedakan berbagai peran lembaga peradilan di Indonesia.

b. Menjelaskan proses peradilan pidana dan perdata.

c. Menjelaskan proses peradilan militer.

B. Uraian Materi

Pernahkah Anda mengunjungi atau melihat gedung Pengadilan Negeri? Jika pernah, tahukah Anda di mana alamat Pengadilan Negeri di Kabupaten/Kotamu? Menurut Anda, untuk apa diadakan gedung pengadilan itu? Samakah pengertian peradilan dengan pengadilan? Peradilan menunjuk kepada proses mengadili, sedangkan pengadilan merupakan salah satu lembaga dalam proses tersebut.

Sistem peradilan adalah suatu sistem penyelesaian perkara melalui proses peradilan pada lembaga-lembaga hukum yang berwenang di lingkungan kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan, misalnya di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang berpuncak di Mahkamah Agung. Setiap jenis lembaga peradilan menyelenggarakan proses hukum menurut sistem peradilan yang berlaku di lingkungan masing-masing.

1. Badan-Badan Peradilan

Menurut Undang-undang RI No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, ada 4 lingkungan peradilan, yaitu: Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara.

1. Peradilan Umum. Badan Peradilan Umum memeriksa dan memutus semua perkara perdata dan pidana atau permohonan yang tidak menjadi kompetensi badan peradilan khusus, seperti peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha negara, dan peradilan tindak pidana korupsi.

2. Peradilan Agama. Badan Peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman khusus (Special court), pada saat ini diatur oleh Undang-Undang No.7 Tahun 1989. Badan Peradilan Agama diadakan untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara perdata di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.

3. Badan Peradilan Militer. Badan Peradilan Militer diatur oleh Undang-Undang No. 31 Tahun 1997. Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer berwenang:

a. Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana.

1) Prajurit.

2) Yang bedasarkan Undang-Undang dipersamakan dengan prajurit.

3) Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai prajurit berdasarkan Undang-Undang.

4) Seseorang yang tidak masuk golongan pada nomor 1), nomor 2), dan nomor 3) tetapi atas keputusan Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili suatu pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.

b. Memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.

c. Menggabungkan perkara guagatan ganti rugi dalam perkara pidana yang bersangkutan atas permintaan dari pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan, dan sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan (Undang-Undang No.31 Tahun 1997, pasal 9).

4. Badan Peradilan Tata Usaha Negara. Badan Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN) disebut juga peradilan Administrasi Negara (Undang-Undang No. 5 Tahun 1986, pasal 144). Peradilan Tata Usaha Negara adalah peradilan khusus yang memeriksa dan memutus sengketa tata usaha negara. Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PENGADILAN KHUSUS (Pasal 15 UU No. 4 Th. 2004)

* PENGADILAN ANAK

* PENGADILAN NIAGA

* PENGADILAN HAM

* PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI

* PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

* PENGADILAN SYARIAH (DI ACEH)

PENGADILAN TINDAK PIDANA

PERPAJAKAN

PENGADILAN SYARIAH (DI NANGGROE ACEH

DARRUSSALAM) (Khusus perkawinan;

kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan

hukum Islam; wakaf dan shadaqah).

No. Lingkungan Peradilan

Badan-badan Pengadilan

Tingkat I Tingkat II Tingkat Kasasi 1.

2.

3.

4.

Peradilan Umum Peradilan Agama Peradilan Militer Peradilan Tata Usaha Negara

PN PA PM PTUN

PT PTA PM Tinggi

PTTUN

MA MA MA MA

negara, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian objek Peradilan Tata Usaha Negara adalah keputusan tata usaha negara.

Yang dimaksud keputusan tata usaha negara adalah “penetapan tertulis yang dikeluarkan badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat kongkrit, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum.“

2. Hierarkhi Badan Peradilan

Pasal 11 ayat 1 UU No. 35 Tahun 1999 menegaskan bahwa badan-badan peradilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), secara organisatoris, administratif, dan finansial berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Jadi secara umum badan pengadilan tertinggi untuk semua lingkungan peradilan adalah Mahkamah Agung (MA).

Badan-badan pengadilan pada setiap lingkungan peradilan secara hierarkhis dapat digambarkan sebagai berikut.

PERADILAN UMUM PERADILAN TUN PERADILAN AGAMA 3. Peran Badan-Badan Peradilan

Berdasarkan uraian di atas maka Badan Peradilan di Indonesia secara garis besar ada 2, yaitu Peradilan Umum dan Peradilan Khusus. Masing-masing badan peradilan memiliki fungsi dan menjalankan perannya sesuai dengan jenis perkara dan pihak-pihak yang berperkara.

a. Peradilan Umum

Peradilan Umum adalah peradilan bagi rakyat pada umumnya baik mengenai perkara perdata maupun perkara pidana. Peradilan umum berfungsi memeriksa dan memutuskan semua perkara perdata dan pidana atau permohonan yang tidak menjadi kompetensi badan peradilan khusus (peradilan agama, militer, dan tata usaha negara). Jadi peran badan

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

peradilan umum adalah menyelenggarakan peradilan perdata dan pidana bagi rakyat pada umumnya serta pada kasus-kasus hukum pada umumnya.

b. Peradilan Khusus

Peradilan Agama, Militer, dan tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus, karena mengadili pekara-perkara tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu. Peradilan khusus berfungsi untuk memeriksa dan memutuskan perkara di bidang tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu (lihat penjelasan Undang-Undang No.14/1970, pasal 10).

a. Peradilan Agama. Menurut UU No. 7 Tahun 1989, peradilan agama dijalankan oleh Pengadilan Agama pada tingkat pertama untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan sodaqoh berdasarkan hukum Islam. Pada tingkat banding dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi Agama, dan pada tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung sebagai puncak peradilan agama. Pengadilan Syariat Islam di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama.

b. Peradilan Tata Usaha Negara. Menurut UU No. 9 Tahun 2004, Pengadilan Tata Usah Negara merupakan pelaksana peradilan tingkat pertama yang menyelesaikan sengketa tata usaha negara antara orang atau badan hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tentang Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara agar supaya Surat Keputusan tersebut dibatalkan. Selanjutnya perkara di tingkat banding ditangani oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan di tingkat kasasi ditangani oleh Mahkamah Agung.

c. Peradilan Militer. Peradilan Militer diatur dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1997.

Pengadilan Militer menjalankan peradilan pada tingkat pertama yang menyelesaikan perkara-perkara orang-orang yang berstatus militer atau orang yang dipersamakan dengan militer. Pada peradilan militer tingkat banding ditangani oleh Pengadilan Militer Tinggi, dan pada tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung.

4. Proses Peradilan Perkara Pidana

Proses peradilan pidana dalam lingkungan peradilan sipil (umum) diatur dalam UU No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP dengan tahap-tahap sebagai berikut.

a. Penyidikan yang dilakukan oleh penyidik (penyidik polisi dan penyidik PNS). Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan penyidik dalam penanganan perkara pidana.

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal menurut cara yang diatur dalam KUHAP untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Dalam melakukan penyidikan semua POLRI diberi kewenangan oleh Undang-Undang (KUHAP), untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan surat.

b. Penuntutan yang dilakukan oleh jaksa atau penuntut umum. Tahap ini dilakukan oleh jaksa sebagai penuntut umum atas perkara pidana yang telah selesai dilakukan penyidikan oleh penyidik. Penyidik setelah selesai melakukan penyidikan menyerahkan berkas perkara beserta tersangkanya kepada penuntut umum untuk dilakukan penuntutan. Penuntutan ini dilakukan oleh penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negari yang berwenang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.

Dalam tahap ini penuntut umum menyusun surat dakwaan untuk perkara pidana yang bersangkutan berdasarkan hasil penyidikan yang diterima dari penyidik. Selama melakukan penuntutan, penuntut umum berwenang melakukan penahanan terhadap tersangka paling lama 20 hari dan dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 30 hari.

c. Pemeriksaan di depan sidang pengadilan oleh hakim. Untuk melakukan pemeriksaan, maka penuntut umum melimpahkan berkas perkara kepada ketua pengadilan negeri yang berwenang dengan memohon agar perkara yang bersangkutan diperiksa dan diputuskan oleh hakim sidang pengadilan. Adapun prosedurnya sebagai berikut.

a. Hakim membuka sidang untuk umum, kecuali untuk perkara kesusilaan, atau terdakwanya anak-anak.

b. Yang diperiksa pertama kali adalah terdakwa.

c. Hakim Ketua Sidang mempersilahkan penuntut umum membacakan surat dakwaan.

d. Selanjutnya pemeriksaan terhadap saksi-saksi, baik saksi yang memberatkan terdakwa maupun saksi yang meringankan terdakwa.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

e. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana (Requisitor).

f. Kemudian terdakwa atau penasehat hukumnya mengajukan pembelaannya (pledoi).

g. Selanjutnya penuntut umum dapat mengajukan jawaban atas pembelaan terdakwa atau penasehat hukumnya dan sebaliknya.

h. Jika acara tersebut telah selesai, hakim ketua sidang menyatakan pemeriksaan ditutup (musyawarah hakim).

i. Setelah itu sidang dibuka kembali dan terbuka untuk umum hakim ketua membacakan putusannya.

d. Pelaksanaan putusan pengadilan oleh jaksa dan lembaga pemasyarakatan di bawah pengawasan ketua pengadilan yang bersangkutan. Setelah hakim menjatuhkan putusan kepada terdakwa dan jika putusan itu berupa putusan pemindanaan yang berarti kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya terbukti secara sah dan meyakinkan maka jaksa dapat menahan terdakwa. Bila penahanan terdakwa sudah dilakukan maka segera terdakwa ke lembaga pemasyarakatan.

Siapa saja pejabat yang menyelesaikan perkara pidana di Pengadilan Negeri? Siapa saja pihak-pihak yang terlibat? Bagaimana prosesnya?

Pejabat yang menyelesaikan perkara pidana di Pengadilan Negeri adalah Jaksa Penuntut Umum (JPU), Hakim, dan Panitera/Panitera Pengganti. Sedangkan pihak-pihak yang terlibat adalah Saksi/Tersangka/Terdakwa dan Penasihat Hukum (pembela). Adapun prosesnya secara ringkas sebagai berikut.

1. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), hakim mengecek/memeriksa kebenaran identitas terdakwa;

2. Hakim menyuruh membacakan surat dakwaan kepada Penuntut Umum;

3. Hakim memeriksa saksi-saksi berikut barang buktinya dan menanyakan kebenarannya kepada terdakwa;

4. Hakim memberikan kesempatan kepada Penuntut Umum dan Penasehat hukum untuk bertanya, baik kepada saksi maupun kepada terdakwa.

5. Penuntut Umum menyampaikan tuntutan hukuman (rekuisitor) tertulis atau lisan, dilanjutkan dengan pemberian kesempatan kepada terdakwa dan/atau Penasehat Hukum/Pembela untuk menyampaikan pembelaannya (pleidoi), dan;

6. Hakim memberikan/menjatuhkan putusan.

Proses penyelesaan perkara pidana di Pengadilan Negeri dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut.

KEJAHATAN POLISI

Pengusutan JAKSA Penuntut

Umum

PENGADILAN NEGERI Memeriksa dan

Mengadili

PUTUSAN

Dilepas dari

segala tuntutan Dibebaskan Dihukum

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Info Penting

 Penyidik adalah pejabat polisi negara RI atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.

 Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

 Penyelidik adalah pejabat polisi negara RI yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan.

 Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.

 Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

 Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.

 Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk meyerahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.

 Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.

 Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.

Tugas kelompok

1. Carilah informasi dari berbagai sumber dan diskusikan dalam kelompokmu pengertian dari istilah- istilah tersangka, terdakwa, laporan, pengaduan, saksi, keterangan saksi dan keterangan ahli.

Buatlah laporannya!

2. Carilah contoh-contoh perkara yang dapat digolongkan dalam perkara pidana!

3. Apakah peranan polisi, jaksa, hakim, dan pembela dalam proses peradilan pidana dalam lingkungan peradilan umum?

4. Diskusikan dalam kelompok Anda mengenai kemungkinan putusan hakim: dihukum, dibebaskan, dan dilepas dari segala tuntutan!

5. Proses Peradilan Perkara Perdata

Perkara-perkara apa saja yang termasuk perkara perdata? Siapa saja pejabat yang menyelesaikan perkara perdata di Pengadilan Negeri? Siapa saja pihak-pihak yang terlibat?

Bagaimana prosesnya?

Perkara-perkara perdata dapat timbul dalam perselisihan hukum seperti yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Adapun Kitab Undang-undang Hukum Perdata mengatur tentang orang, kebendaan, perikatan serta pembuktian dan daluwarsa.

Pejabat yang menyelesaikan perkara perdata di Pengadilan Negeri adalah hakim dan panitera/panitera pengganti. Hakim tugasnya memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.

Sedangkan tugas panitera adalah mengikuti semua sidang serta musyawarah Pengadilan. Panitera mencatat semua hal yang dibicarakan. Selain itu ia harus membuat berita acara sidang dan bersama- sama menandatangani dengan ketua sidang. Berita acara ini merupakan dasar untuk membuat keputusan.

Pihak-pihak yang hadir dan terlibat dalam proses persidangan perkara perdata di Pengadilan Negeri adalah penggugat/kuasanya, tergugat/kuasanya, penyumpah, dan saksi-saksi.

Proses penyelesaian perkara perdata, dapat digambarkan dengan bagan berikut ini.

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tugas kelompok

1. Carilah informasi dari berbagai sumber dan diskusikan dalam kelompokmu pengertian dari istilah- istilah panitera/panitera pengganti, penggugat/kuasanya, penggugat/kuasanya, dan penyumpah.

Buatlah laporannya!

2. Carilah contoh-contoh perkara perdata!

3. Diskusikan dalam kelompok Anda mengenai kemungkinan putusan hakim: tidak diterima, ditolak, dan dikabulkan!

6. Proses Peradilan Militer

Pernahkah Anda melihat atau mendengar berita tentang tindakan kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh tentara/militer? Apakah tentara/militer yang melakukan tindakan jahat bisa diproses dalam pengadilan? Apa nama badan peradilannya? Apa yang dimaksud dengan perkara pidana militer itu? Siapa yang menyelidiki dan yang menuntut? Siapa yang memeriksa, mengadili dan memutuskan? Bagaimana proses penyelesaiannya?

Setiap warga negara yang melakukan tindakan pidana akan diproses di pengadilan.

Demikian juga tindakan pidana yang dilakukan oleh warga negara yang menjadi tentara/militer.

Pengadilan yang menangani perkara itu disebut Pengadilan Militer atau Mahkamah Militer. Pengadilan ini berwenang memeriksa dan mengadili perkara pidana militer. Perkara pidana militer dilakukan oleh orang yang pada saat itu anggota militer/tentara. Termasuk oleh anggota suatu golongan yang dipersamakan dan dianggap anggota militer/tentara.

Pihak-pihak yang hadir dalam proses persidangan perkara pidana militer di Mahkamah Militer meliputi terdakwa militer/sipil, oditur militer, hakim militer, penasihat hukum, dan panitera. Selain itu hadir saksi-saksi dan ahli untuk memberikan keterangan. Adapun pejabat yang menyelesaikan perkara pidana militer di Pengadilan Militer, yaitu Hakim, Oditur Militer, dan Panitera. Sedangkan pihak-pihak yang terlibat, yaitu tersangka/ terdakwa/terpidana, dan penasihat hukum.

Tahap-tahap dalam hukum acara pidana Militer menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1997, sebagai berikut.

1. Penyidikan oleh hukum, polisi militer atau oditur.

2. Penuntutan/dakwaan oleh oditur militer.

3. Pemeriksaan di sidang pengadilan.

4. Pelaksanaan putusan.

Prosedur penyelesaian perkara pidana militer dapat dilihat melalui skema sebagai berikut.

Sengketa Gugatan

Pengadilan Negeri memeriksa dan mengadili

Putusan

Ditolak Dikabulkan

Seluruhnya

Sebagian

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Setelah Anda menyimak uraian materi di atas, sekarang kerjakan tugas dan latihan berikut ini!

Tugas Kelompok

Kerjakan dalam diskusi kelompok!

1. Apa perbedaan antara proses peradilan pidana dalam lingkungan peradilan umum dengan peradilan pidana dalam lingkungan peradilan militer?

2. Apa perbedaan proses perkara perdata dengan perkara pidana dalam lingkungan peradilan umum?

3. Bagaimanakah proses peradilan terhadap tindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh orang sipil dan anggota TNI atau Polri?

7. Sikap Terhadap Putusan Pengadilan

a. Sikap Menghormati terhadap Setiap Putusan Pengadilan

Simak baik-baik selintas kisah berikut ini. Di Jalan Keadilan, di Kota Hukum, terjadi suatu peristiwa kecelakaan lalu lintas. Seorang pengendara sepeda motor yang mendarai sepeda motornya tanpa menggunakan helm melaju dengan kecepatan tinggi. Tanpa sengaja ia menabrak seorang warga. Pengendara sepeda motor tersebut dipukuli oleh para warga yang berada di tempat kejadian. Tidak lama kemudian, polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP) dan langsung mengamankan tersangka (pengendara sepeda motor).

Selanjutnya tersangka diproses dalam peradilan pidana sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam persidangan di pengadilan, setelah mendengarkan tuntutan jaksa, keterangan para saksi, dan pembela terdakwa, sesuai ketentuan yang berlaku (UU Lalu Lintas, KUHP, dan KUHAP), hakim menjatuhkan vonis pidana kurungan 11 bulan baginya.

Setelah Anda menyimak kasus di atas, cobalah jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk menentukan sikap (posisi diri) Anda.

a. Manakah yang termasuk pelanggaran dan kejahatan pada kasus di atas?

b. Bagaimana pendapat Anda terhadap kasus yang terjadi tersebut?

c. Apakah yang harus Anda lakukan bila hal itu terjadi di kota anda?

d. Bagaimana sikap Anda terhadap polisi tersebut?

e. Bagaimana pendapat Anda terhadap keputusan pengadilan tersebut?

b. Bermain Peran

Perankan/demonstrasikan cerita di atas di depan kelas dengan menggunakan percakapan yang Anda ciptakan sendiri! Para pemain: seorang tersangka atau terdakwa, polisi, jaksa penuntut umum, pembela, dan seorang hakim.

Pelaksanaan putusan penjara/

kurungan di laksanakan di

Mahmil.

Ter- sangka

Pemeriksaan

Penyelidikan

Penyidikan oleh POM &

Otmil

Membuatkan BAP

Dikirim kepada Papera dan Otmil

Pemeriksaan dapat disertai penahanan guna keperluan

pemeriksaan

Otmil membuat dakwaan/ tuntutan

Menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti yang berkaitan dengan perkara

Pemeriksaan di persidangan oleh

Mahmil Putusan:

Bebas dari segala dakwaan/tuntutan.

Pidana bersyarat

Pidana penjara

Pidana kurungan/denda

Pidana tambahan (diberhentikan dari dinas militer)

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Dalam dokumen Modul PKn (Halaman 111-118)