Buku panduan praktik ini disusun agar siswa dapat menyelesaikan praktik PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI dengan aman dan tanpa kendala. Materi yang tercakup dalam panduan praktis ini mencakup pengenalan pestisida, produksi dan pengujian pestisida, toksisitas pestisida, analisis probit, teknik kalibrasi dan aplikasi, serta pengamatan dan pedoman keamanan pestisida. Dalam arti luas, pestisida adalah segala bahan kimia dan bahan lainnya, serta mikroorganisme (kuman) dan virus yang digunakan untuk membunuh dan/atau menghambat perkembangan hama tanaman.
Pestisida golongan organofosfat merupakan senyawa yang tidak stabil dan mempunyai sifat lebih toksik dibandingkan dengan senyawa organoklorin. Pestisida digunakan untuk berbagai keperluan pertanian dan rumah tangga, seperti membunuh serangga hama, membunuh vektor penyebab penyakit, dan gulma yang tumbuh di pertanian dan kawasan pemukiman atau industri. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh serangga hama pertanian atau vektor penyakit manusia/hewan (misal.
Nemacur); herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh/membasmi gulma di lahan pertanian dan pemukiman (misalnya Gramoxon); Jenis pestisida lain juga digunakan di bidang pertanian, seperti rodentisida (untuk membunuh tikus, misalnya). MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 14 Nama Dagang adalah nama yang diberikan oleh produsen atau perumus yang membuat atau memasarkannya.
Bahan dan Alat
Prosedur Kerja Pengenalan Pestisida
Buka kemasan pestisida (botol dan/atau kotak/wadah lain) dengan hati-hati untuk melihat dan memastikan formulasi pestisida.
Analisis Data dan Pelaporan Informasi Umum Pestisida
PERHITUNGAN KEBUTUHAN PESTISIDA 1 Tujuan Praktikum
- Landasan Teori
- Bahan dan Alat
- Prosedur Kerja
- Analisis Data dan Pelaporan
MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 19 diterapkan pada satuan luas permukaan atau volume, contoh: 1 liter I ha luas permukaan, 100 cc I m3 kayu, dsb. Konsentrasi adalah perbandingan (persentase) antara bahan aktif dan pengencer , pelarut dan/atau pembawa. Setiap hama atau patogen mempunyai ketahanan yang berbeda-beda, artinya ketika digunakan pestisida maka dosis dan konsentrasi yang digunakan juga akan berbeda.
Penggunaan dengan dosis yang tidak tepat, misalnya kurang dari dosis anjuran (dosis di bawah janin tidak akan membunuh OPT, namun ada kemungkinan OPT akan membentuk sistem imun terhadap zat jenis tersebut dan menimbulkan resistensi atau resurjensi. Misalnya pengendalian ulat kubis pada lahan perkebunan 1 ha dibutuhkan 0,9 kg b.a Sidazinon 60 EC dalam 600 liter larutan jadi per aplikasi.Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum adalah pestisida jenis insektisida dan herbisida dengan formulasi berbeda, air, gelas roti, batang pengaduk, neraca analitik dan spatula.
Jumlah pestisida yang dibutuhkan adalah 100 ml berdasarkan penentuan konsentrasi dan dosis yang dianjurkan pada informasi umum pestisida.
PEMBUATAN PESTISIDA 1 Tujuan Praktikum 1 Tujuan Praktikum
- Landasan Teori
- Bahan dan Alat
- Prosedur Kerja
- Analisis Data dan Pelaporan
MODUL PRAKTIKUM PRAKTIKUM DAN TEKNIK APLIKASI Pestisida Halaman 23 serangga, menghalangi aktivitas makan serangga (counterfeeding), menolak kehadiran serangga (repelan), mensterilkan serangga (sterilant) (Lynn et al. 2010) dan mengganggu fisiologi serangga (Bernard et al. FAO ( 1988 ) dan US EPA (2002), pestisida nabati termasuk dalam kelompok pestisida biokimia karena mengandung biotoksin.Pestisida nabati dihasilkan dari ekstraksi bagian tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 24 Kegiatan ekstraksi yang sedang dilakukan tidak hanya menggunakan air saja, melainkan pelarut organik seperti etanol, eter dan heksana.
Neurotoksin (misalnya piretrin dari bunga piretrum, nikotin dari tembakau, pipercida dari Piperaceae), racun pernafasan (misalnya othenon dari akar umbi dan squamosin dari biji srikaya), penghambat fungsi hormon obat nyamuk (IGR) (misalnya di Indonesia banyak sekali) jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati, dan diperkirakan terdapat sekitar 2400 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 235 famili (Kardinan, 1999) yang mempunyai cara kerja ( mode of action).MODUL PRAKTIS PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 26 action) yang mempunyai keunikan yaitu tidak beracun; mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residu mudah hilang; digunakan dalam jumlah kecil atau kecil (dosis), yang mudah diperoleh dalam alam, misalnya di Indonesia terdapat banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati, cara pembuatannya relatif mudah dan secara sosial ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil di negara berkembang.
MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 27 anisopliae, Bacillus thuringiensis, Steinernema feltiae dan NPV (nuclear polyhydrosis virus). MODUL PRAKTIS PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 28 aman dan sehat bagi manusia dan lingkungan. Methyleugenol merupakan senyawa kimia yang bersifat atraktan atau atraktan serangga khususnya bagi lalat buah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metil eugenol dapat menurunkan intensitas serangan lalat buah pada buah mangga sebesar 39-59%. Metil eugenol terdapat secara alami pada beberapa jenis tumbuhan, antara lain pada daun Melaleuca (Melaleuca bracteata) dan daun kemangi (Ocimum spp). MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 30 Peralatan yang digunakan terdiri dari sarung tangan karet, masker, timbangan, lesung, alu, ember, kain saring, botol air minum kemasan (1,5 liter), gelas kimia (500 dan 1000 ml), autoclave, lampu spiritus , kompor gas, stapler, rotary evaporator, pengaduk magnet, timbangan analitik, mixer, mikropipet, Zetasizer Nano ZS Malvern, ayakan mesh 0,5 mm, labu takar (25 ml, 50 ml dan 100 ml), gelas ukur 100 ml, cawan petri ( diameter 9 cm), pipet ukur (0,5 ml, 1 ml, 5 ml dan 10 ml), baut, botol film, botol ekstrak, botol formulasi, spatula, labu erlenmeyer, corong kaca (diameter 5 cm dan 9 cm), uap labu, labu rebus, sikat kecil, gelas ukur, sangkar serangga (75 cm x 75 cm), kotak cincin plastik (34 cm x 26 cm x 7 cm) dan polybag (ukuran 5 kg).
3. Lipat plastik dan masukkan bungkusan jagung ke dalam autoklaf. Caranya adalah dengan membuat lubang pada kantong bibit jamur dan menginokulasi bibit jamur pada media jagung yang sudah disterilkan.
PENGUJIAN PESTISIDA 1 Tujuan Praktikum 1 Tujuan Praktikum
Landasan Teori
MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 34 Racun lambung mempunyai cara kerja yang tidak mengendalikan hama secara langsung. Pestisida racun perut dapat berfungsi bila sasarannya memakan bagian tanaman yang terkontaminasi racun setelah disemprotkan. Bagian tumbuhan yang dimakan kemudian akan mencapai perut sasaran dan bereaksi disana. Contoh insektisida racun lambung antara lain yang bahan aktifnya adalah Cypermethrin, Sidametrin, Cyantraniliprole dan biopestisida yang bahan aktifnya adalah bakteri.
Metode perlakuan setempat/lokal (topical application)
Metode residu atau metode kontak
MODUL PRAKTIS DAN TEKNIK APLIKASI PESTISIDA Page 35 Cara kerja dengan cara mencelupkan bahan pangan (daun) kemudian diberikan pada hewan uji.
Metode fumigasi
- Bahan dan Alat
- Prosedur Kerja
- Tujuan Praktikum
- Landasan Teori
Dalam beberapa kasus, dosis awal yang tepat yang diberikan pada serangga uji tidak dapat ditentukan sebelumnya, namun konsentrasi dalam medium dapat ditentukan sehingga toksisitasnya dinyatakan dalam LC50 (konsentrasi mematikan). PRAKTIKUM TEKNIK PESTISIDA DAN APLIKASI Page 37 telah disiapkan sebelumnya, senyawa kimia metil eugenol, serangga uji Spodoptera frugiperda stadium larva ke-2, pakan daun jagung dan air. MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 38 Pt = angka kematian teramati (%) Pk = angka kematian pengendalian.
MODUL PRAKTEK PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 39 stadium VI dan gejala kematian serangga uji. Tabulasikan data efektivitas insektisida dengan mencari nilai persentase mortalitas, efektivitas, LC50 dan LD50 yaitu konsentrasi atau dosis insektisida yang dapat menyebabkan 50 persen kematian serangga uji, dengan menggunakan persamaan regresi. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan kalibrasi alat penyemprot setelah melaksanakan kegiatan praktikum; menyiapkan larutan semprot, menyemprot pestisida dengan benar dan memastikan keamanan terhadap pestisida.
Untuk mendapatkan volume penyemprotan yang tepat maka perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan air pada area lahan tanam tertentu. Untuk menghindari kesalahan tersebut dan untuk menjamin teknik pengaplikasian yang tepat, area penyemprotan yang sebenarnya harus ditentukan terlebih dahulu dengan memperhatikan jumlah herbisida yang dibutuhkan pada area perawatan dan bagaimana larutan herbisida dapat diaplikasikan secara merata pada area perawatan. Hal ini meliputi pekerjaan kalibrasi pada sprayer yang akan digunakan dan orang yang melakukan pengaplikasiannya (aplikator). Ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan kalibrasi, yaitu besar kecilnya lubang nosel (bulk nozzle), tekanan dalam tangki penyemprot. dan kecepatan gerak (maju) aplikator.
Kalibrasi merupakan hal yang perlu dilakukan ketika seseorang ingin mengendalikan hama dengan menggunakan alat penyemprot. Alat penyemprot yang menyebabkan perubahan tersebut adalah nosel, yang selanjutnya akan menyebabkan keluarnya volume sebagian, dan nosel menyebabkan perbedaan lebar sasaran. Kalibrasi peralatan pestisida merupakan salah satu cara untuk mengukur banyaknya larutan semprotan yang dikeluarkan oleh alat penyemprot sehingga dapat diketahui berapa banyak larutan semprotan yang telah disemprotkan pada setiap alat penyemprot.
Sebelum melakukan kalibrasi alat, hal yang penting untuk dipahami adalah alat semprot yang digunakan dan bagian-bagiannya. Nozel dengan pola semprotan berbentuk kerucut menghasilkan tetesan semprotan yang lebih halus untuk penetrasi daun yang lebih baik. Nosel dengan pola semprotan berbentuk kipas menghasilkan butiran semprotan yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk kerucut, yaitu berbutir sedang hingga agak kasar, memiliki pola berbentuk cerutu, dan semprotan merata.
MODUL PRAKTIKUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI Page 53 Untuk mencapai hasil pengaplikasian yang optimal maka alat pestisida harus dikalibrasi agar dosis yang kita capai sesuai dengan anjuran.
Curah (flow rate) (liter/menit) G: Lebar gawang (swath width) (meter)
Volume semprot (spray volume) (liter/hektar)
Kecepatan penyemprotan (spraying speed) (meter/menit)
Pertolongan Pada Pestisida Tertelan a. Cari informasi jenis pestisidanya
Pertolongan Pada Pestisida Kena Kulit
Pestisida Mengenai Mata
- Bahan dan Alat
- Prosedur Kerja
- Analisis Data dan Pelaporan
- Tujuan Praktikum
- Landasan Teori
- Bahan dan Alat
- Prosedur Kerja
- Analisis Data dan Pelaporan
Peralatan yang digunakan terdiri dari alat tulis, sarung tangan karet, masker, alat pelindung diri, gelas becker (1 liter), sendok makan, stopwatch, meteran, ember dan back spray. Gunakan alat ukur untuk mengukur jumlah air yang disemprotkan oleh penyemprot dalam satu menit. Berapa menit yang diperlukan untuk menyemprot satu tangki sprayer (kapasitas 14 liter) jika debit alirannya sama dengan kalibrasi.
Tentukan banyaknya air yang digunakan jika kita menyemprot tanaman selama 1 jam, dengan selang waktu pengisian ulang 5 menit. Setelah menyelesaikan kegiatan praktik, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan herbisida selektif dan kontak di lapangan serta mengamati gulma dari hasil penerapannya. Herbisida adalah senyawa atau bahan yang ditebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau membasmi gulma yang merusak tanaman utama dan menyebabkan berkurangnya hasil pertanian.
Herbisida selektif adalah herbisida yang bersifat racun terhadap gulma tertentu dan mematikan gulma sasaran tertentu, sedangkan menyisakan gulma bukan sasaran. Efektivitas herbisida sistemik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu gulma harus dalam fase pertumbuhan aktif, cuaca cerah pada saat pengaplikasian, tidak boleh diaplikasikan sebelum hujan, permukaan yang akan disemprot harus kering, dan pelarut. harus air bersih. Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini selektif dan bersentuhan dengan herbisida, air, dan alat penyemprot herbisida Janis yang ada di lapangan.
Sebanyak 10 L masing-masing herbisida selektif dan kontak dibuat berdasarkan dosis dan konsentrasi yang dianjurkan.