Setiap mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Industri wajib mempelajari konsep psikologi industri dan organisasi di tempat kerja karena lulusan teknik industri diharapkan mampu memahami ruang lingkup psikologi industri dan organisasi di tempat kerja agar dapat beradaptasi secara produktif. Mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi mempelajari tentang pengertian psikologi, industri, psikologi industri, persepsi dan paradigma, emosi dan kecerdasan emosional, stres kerja, kondisi kerja dan psikologi teknis, kelompok kerja dan organisasi, perubahan organisasi dalam dinamika organisasi, perilaku organisasi, budaya organisasi , Penilaian budaya organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja, etos kerja dan evaluasi kinerja. Buku ajar ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi.
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Uraian Materi
Perilaku manusia dalam perannya sebagai pekerja dan sebagai konsumen dipelajari di lingkungan kerja. Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah psikologi industri membahas tentang pengertian psikologi, industri, psikologi industri, persepsi dan paradigma, emosi dan kecerdasan emosional, stres kerja, kondisi kerja dan psikologi teknik, kelompok kerja dan organisasi, perubahan organisasi dalam dinamika organisasi, perilaku organisasi, budaya organisasi, Evaluasi budaya organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja, etos kerja dan evaluasi kinerja. Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah psikologi industri membahas tentang pengertian psikologi, industri, psikologi industri, persepsi dan paradigma, emosi dan kecerdasan emosional, stres kerja, kondisi kerja dan psikologi teknik, kelompok kerja dan organisasi, perubahan organisasi dalam dinamika organisasi, perilaku organisasi, budaya organisasi, Evaluasi budaya organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja, etos kerja dan evaluasi kinerja.
Alasan dan/atau pandangan/keyakinan terhadap nilai-nilai Sikap dasar dalam bekerja Etos kerja.
Latihan Soal/Tugas
Daftar Pustaka
Hasil pembelajaran: Mahasiswa dapat memahami peran Psikologi dalam industri dan organisasi, sehingga mahasiswa dapat mengetahui kondisi organisasi, mengelola emosi dan stres kerja, memotivasi diri dalam bekerja agar lebih produktif dengan memperoleh nilai-nilai budaya yang disepakati.
PERSEPSI
Dari pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Robbins (2002), dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi dengan tetap menganggap dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok yang berkumpul untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Apabila kelompok kerja dinilai kurang baik, kurang maksimal dalam melaksanakan tugas kerjanya maka akan dilakukan upaya perbaikan. Berdasarkan penugasan kerjanya, identitas kelompok kerja dikembangkan untuk mendukung dan memperkuat identitas setiap anggota kelompok.
Munculnya kelompok kerja tidak lepas dari munculnya organisasi kerja yang dapat timbul dan berkembang melalui dua cara. Organisasi yang awalnya kecil kemudian berkembang menjadi organisasi besar yang terdiri dari beberapa kelompok kerja. Organisasi industri terdiri dari sejumlah kelompok kerja yang saling berhubungan pada tingkat tertentu.
Selain itu terdapat kelompok kerja yang tingkat saling ketergantungannya tinggi, interaksi antar anggotanya sangat intensif, dan ada pula kelompok kerja yang tingkat saling ketergantungannya rendah, interaksi antar anggota kelompoknya sangat sedikit. Dalam organisasi industri kita juga dapat menemukan kelompok kerja dengan tingkat intensitas interaksi antar anggota kelompok yang berbeda-beda. Setiap pegawai dalam suatu kelompok kerja mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, yang dapat dilaksanakan tanpa ketergantungan yang besar terhadap pelaksanaan tugas anggota kelompok lainnya.
Berbeda dengan kelompok kerja manajerial karena implementasi dalam manajemen merupakan proses sosial yang memerlukan manajer. Munculnya kelompok kerja tidak lepas dari munculnya organisasi kerja yang dapat timbul dan berkembang melalui dua cara. Organisasi yang awalnya kecil kemudian berkembang menjadi organisasi besar yang terdiri dari beberapa kelompok kerja.
Dari pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Robbins (2002) dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi sambil memandang dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok yang berkumpul untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
ETOS KERJA
Untuk meningkatkan etos kerja tersebut diperlukan sikap yang menghargai kerja keras dan sungguh-sungguh. Demikian pula etos kerja suatu kelompok sosial atau bangsa merupakan bagian dari nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat atau bangsa tersebut. Sehingga dapat kita pahami pengertiannya yang mengarah pada pengertian bahwa etos kerja adalah watak dan kebiasaan mengenai pekerjaan yang timbul dari sikap dasar manusia terhadapnya.
Salah satu ciri yang melekat pada etos kerja manusia, merupakan emanasi dari sikap dasar pemilik terhadap pekerjaan. Artinya, munculnya etos kerja manusia didorong oleh sikap hidup sebagaimana disebutkan di atas, baik yang disertai kesadaran yang kokoh maupun yang kurang mantap. Mengenai bagaimana etos kerja dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kenyataannya hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah.
Proses pembentukan etos kerja (termasuk etos kerja Islam), bersama dengan kompleksitas kodrat manusia, melibatkan banyak kondisi, prasyarat dan faktor: fisik, biologis, mental-psikologis, sosio-kultural, dan mungkin transendental spiritual. Untuk memberikan penjelasan lebih jelas bagaimana etos kerja manusia terbentuk, baik tanpa keterlibatan agama maupun hanya Islami saja (tanpa memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi), dapat diuraikan sebagai berikut. Kedua gambaran di atas menjelaskan bagaimana etos kerja non-religius (Gambar 1) dan etos kerja Islami (Gambar 2) secara umum terbentuk tanpa memperhitungkan permasalahan atau faktor apa pun yang mungkin mempengaruhinya, misalnya saja yang mendorong, menghambat atau menghambat. menggagalkan.
Etos kerja merupakan buah atau pancaran dari dinamika psikologis pemilik, atau orientasi batin seseorang. Membayangkan etos kerja yang tinggi tanpa adanya kondisi psikologis yang menggerakkannya, ibarat membayangkan etos kerja robot atau makhluk tak berjiwa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembentukan etos kerja tidak hanya banyak, namun seringkali dilatarbelakangi oleh sebab akibat yang majemuk dan kompleks sehingga menimbulkan berbagai kemungkinan.
Tidak ada satupun yang menjadi faktor penyebab tunggal, namun sangat mungkin masing-masing mempunyai pengaruh dan berperan dalam membentuk etos kerja. Motivasi yang berperan dalam proses pembentukan etos kerja tidak bersifat tunggal, melainkan lebih dari satu bahkan bisa banyak dan saling berinteraksi. Setelah mempelajari etika kerja dalam psikologi di atas, coba jelaskan secara gamblang faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi munculnya etos kerja dalam diri seseorang.
EVALUASI KERJA
Pengukuran atau penilaian prestasi kerja adalah proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi dan dapat diukur sampai batas tertentu, terdapat umpan balik bagi pegawai untuk meningkatkan prestasi kerjanya dimasa yang akan datang. Setiap pegawai dan penyeleksi bersama-sama menentukan maksud atau tujuan pelaksanaan pekerjaan dimasa yang akan datang.