Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Budong-Budong. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi biologi tentang keanekaragaman hayati di kelas X SMA Negeri 1 Budong-Budong. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa tentang keanekaragaman hayati pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Budong-Budong.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Penggunaan model pembelajaran bertanya terbimbing dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat memberikan keaktifan dan kreativitas serta tanggung jawab siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan di atas, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran bertanya terbimbing.
Rumusan Masalah
Oleh karena itu, guna meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Budong-Budong”.
Tujuan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada khususnya yang berkaitan dengan model dan strategi dalam pembelajaran biologi. Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu pengetahuan dan pengembangan pengetahuan mengenai dampak model pembelajaran inkuiri terarah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran keanekaragaman hayati pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Budong-Budong. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu, pengalaman dan tawaran berharga sebagai calon guru biologi serta meningkatkan pembelajaran di masa depan.
Model Pembelajaran
- Pengertian Model Pembelajaran
- Model Pembelajaran Inkuiri
- Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
- Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
- Hasil Belajar
- Materi Keanekaragaman Hayati
- Hasil penelitian yang relevan
Menurut Rusman, model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Ngalimun, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Menurut Rusman, model pembelajaran merupakan suatu strategi untuk menggambarkan proses belajar mengajar, sehingga dapat memudahkan siswa mencapai tujuan belajar.
Dampak tersebut antara lain; (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2) Dampak penyerta, yaitu hasil pembelajaran jangka panjang. f) Membuat persiapan pengajaran (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang memandang pembelajaran sebagai suatu proses perubahan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan sebagai strategi pembelajaran, sehingga akan sulit mengontrol aktivitas dan keberhasilan siswa. Penelitian Ngasarotur pada (2014), berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Metro. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IX MTS Madani Pao-Pao". Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Terbimbing dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 11 Samarinda".
Kerangka Pikir
Demikian disertasi mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Negeri Makassar. Guru harus mempunyai keterampilan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Guru perlu kreatif dan inovatif dalam menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan keterampilan siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah hendaknya berpusat pada siswa. Namun peran guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri.
Dalam inkuiri terbimbing, pembelajaran membantu siswa agar siswa dapat mengembangkan konsep yang diperolehnya, serta merangsang keaktifan siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada proses pembelajaran biologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hipotesis Penelitian
- Desain penelitian
- Defenisi Operasional Variabel
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Sampel
- Tes hasil belajar
- Lembar Observasi
- Teknik Non Tes
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode eksperimen kuasi, yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti mengendalikan sebanyak mungkin variabel dari keadaan yang ada, karena variabel tidak dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga penelitian ini harus dilakukan secara kondisional, dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keabsahan hasil penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen dan menggunakan pendekatan kuantitatif karena penulis melakukan eksperimen dengan dua cara yang berbeda pada dua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diberikan pada kelas eksperimen.
Pemberian pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing ini akan menjadi sumber penyebab pengaruh variabel terikat. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester ganjil yaitu tanggal 21 September sampai dengan tanggal 21 November tahun ajaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Budong-Budong yang berjumlah 101 siswa dari 4 kelas.
Sampel dalam penelitian ini berasal dari beberapa kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen yaitu Kelas X MIPA1 sebanyak 26 siswa dan Kelas Kontrol X MIPA2 sebanyak 24 siswa. Tes pada penelitian ini berupa soal pilihan ganda tentang keanekaragaman hayati yang berjumlah 30 soal. Teknik tes adalah penilaian dengan memberikan pertanyaan tertulis terkait materi pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui perubahan siswa di kelas dan ketepatan dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Teknik Analisis Data
- Analisis Statistik Deskriptif
- Analisis Statistik Inverensial
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Untuk mengklasifikasikan tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik, digunakan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017, yaitu sebagai berikut: Statistik inferensial adalah suatu teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui derajat kesesuaian antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang ingin diperoleh dalam populasi secara keseluruhan.
Metode yang digunakan untuk menguji normalitas data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov pada program statistik SPSS versi 25.0. Analisis program SPSS mempunyai taraf sig = 0,005 yaitu jika nilai analisis uji normalitas data > maka data dapat dikatakan normal, sedangkan jika nilai analisis uji normalitas data < maka dikatakan datanya tidak normal. Untuk mengetahui homogenitas data, peneliti menggunakan uji Homogeneity of Variance, program statistik SPSS versi 25.0.
Sedangkan untuk analisis program SPSS mempunyai tingkat sig = 0,05 artinya jika nilai analisis uji homogenitas data >. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat variabel bebas (X) yang mempengaruhi variabel terikat (Y), yang mana variabel bebas dalam penelitian ini mempengaruhi model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Untuk mengetahui uji hipotesis data, peneliti menggunakan uji N-Gain independen sample T-test pada program statistik SPSS versi 25.0.
Sedangkan untuk analisis program SPSS mempunyai taraf sig = 0,05, sehingga jika nilai analisis data berupa uji hipotesis dimana > maka dapat dikatakan data tersebut tidak berpengaruh terhadap model pembelajaran, sedangkan jika nilai uji homogenitas analisis data < maka data tersebut dikatakan mempunyai pengaruh model pembelajaran.
Hasil Analisis Penelitian
- Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
- Analisis Statistik Inverensial a. Uji Normalitas Data
Berdasarkan Jadual 4.1, dapat dilihat nilai terendah daripada ujian pra kelas eksperimen ialah 40 dan kelas kawalan ialah 26, manakala nilai ujian pasca kelas eksperimen ialah 70 dan kelas kawalan ialah 66. Berdasarkan Jadual 4.2 , dapat dilihat bahawa pada ujian pra kelas eksperimen, sebelum diproses menggunakan model kajian berpandukan proses pembelajaran dalam kategori pembelajaran menghasilkan kurang daripada 100%. Manakala dalam ujian pasca kelas eksperimen setelah diberi perlakuan menggunakan model inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran, hasil pembelajaran dikategorikan sebagai lemah dengan 12.5%, memadai dengan 54.1%, baik dengan 25% dan kategori sangat baik dengan 8.4.
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai KKM hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen sebelum diberikan perlakuan Pre Test terdapat 24 siswa atau 100% yang tidak mencapai nilai KKM dari total 24 siswa. Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa pada kelas eksperimen persentase siswa yang tidak tuntas pada mata pelajaran biologi yaitu siswa yang mencapai kategori tuntas sebesar 100% atau sebanyak 24 siswa tidak mencapai titik KKM. Uji N-Gain untuk mengetahui perbandingan nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan Tabel 4.6, rata-rata hasil nilai uji N-Gain dapat diketahui bahwa rata-rata hasil kelas eksperimen sebesar 0,72 termasuk kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,45 termasuk kategori sedang. Berdasarkan Tabel 4.7, rata-rata hasil selisih kelas eksperimen sebesar 47,83 lebih tinggi dibandingkan rata-rata selisih kelas kontrol yang hanya sebesar 32,04. Nilai Sig data pretest kelas eksperimen sebesar 0,200, sedangkan nilai Sig Posttest kelas eksperimen sebesar 0,200.
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa uji hipotesis yang dilakukan terhadap hasil belajar kelas eksperimen, dan kelas kontrol memperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai selisih sebesar 15,79.
Pembahasan
Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan hasil belajar siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada kelas eksperimen yang telah menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing diperoleh siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 2 orang, kategori baik sebanyak 6 orang, kategori cukup sebanyak 13 orang, dan kategori kurang sebanyak 3 orang. Dilihat dari hasil data yang diperoleh, tingkat penguasaan materi siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran biologi materi keanekaragaman hayati setelah diterapkan model pembelajaran yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai perbedaan yang besar.
Setelah model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada kelas eksperimen, hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran langsung. Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran terlihat bahwa suasana belajar kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing menjadikan suasana belajar menjadi hidup dan aktif. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ngasarotur (2014), dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing mempunyai tahapan pembelajaran yang merangsang aktivitas siswa sehingga selain aktivitas meningkat, hasil belajar juga meningkat.
Dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung. Hal ini terlihat pada hasil belajar masing-masing kelas, dimana rata-rata nilai kelas yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diajar dengan model pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran langsung.
Kesimpulan
Saran
Mengingat hasil penelitian ini masih sederhana, maka apa yang diperoleh dari hasil penelitian ini bukanlah akhir dari segalanya. Adanya keterbatasan dan kelemahan dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung dan kesiapan mahasiswa dalam penelitian ini dapat menjadi landasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek yang berbeda atau sampel yang lebih luas, agar hasilnya lebih signifikan.