Dosen meminta siswa membaca ayat yang dibicarakan tanpa melihat teks 6. Dosen meminta siswa membaca ayat yang dibahas tanpa melihat teks 8.
Ayat-Ayat Pernikahan
Jika mereka miskin, maka Allah akan memberi kemudahan kepada mereka dengan rahmat-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) dan Maha Mengetahui. adalah jama' يا yang berarti orang-orang merdeka yang tidak mempunyai pasangan, baik laki-laki atau perempuan, gadis/muda atau janda/duda12. جاوزأ adalah bentuk jamak dari جوز yang berarti pasangan, laki-laki atau perempuan.
Ayat-Ayat tentang Orang-Orang Yang Haram Dinikahi 22
Selanjutnya pada surat Al Nisa' ayat 23 Allah menjelaskan tentang tipe-tipe wanita yang diharamkan untuk dinikahi. Ada tiga jenis wanita yang diharamkan untuk dinikahi, yaitu karena ada hubungan keturunan (nasab), hubungan susu (rad}a'), dan hubungan perkawinan (mus}aharah).
Siswa mampu menganalisis isi ayat tentang I
رحشا ةعبرا صهبرت مهآسن نم نولؤي نيذلل (Kepada orang yang meng i>la>' . isterinya mendapat tangguh empat bulan). Menurut Imam Syafi'i dalam qaul jadidnya, beliau mengatakan bahawa i>la>' adalah sah jika dilafazkan dengan sumpah dan dengan nama Allah. Adapun Mazhab Hanbali, ia mengatakan dalam riwayat yang masyhur bahawa i>la>' tidak sah dengan sumpah pisah dan merdeka.
Penangguhan hukuman i>la>' (suami bersumpah tidak akan bersetubuh dengan istrinya) adalah empat bulan. ينقداصلا (Dan dihindarkan darinya yaitu istri dari hukuman zina dengan bersaksi (bersumpah) sebanyak empat kali dengan menyebut nama Allah dengan sumpah bahwa sebenarnya dia (suaminya) benar-benar pembohong. Apa akibat hukumnya jika istilah i>la>' telah habis masa berlakunya, namun suami tidak kembali kepada istrinya.
Ayat-Ayat tentang Nush ū z dan Shiq ā q
Wanita, jika nushu>z kamu takut, nasihatilah mereka dan pisahkan mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. maka jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyiksa mereka. Perlu diketahui bahawa nushu>z dilakukan bukan sahaja oleh isteri tetapi juga oleh suami.94 Nushu>z yang dilakukan oleh suami biasanya bermaksud sikap keras suami terhadap isterinya (tidak memberikan hak kepada isteri). Menurut Amina Wadud, nushu>z boleh berlaku kepada wanita dan lelaki, maka makna yang lebih setara dengan kata "nushu>z" ialah wujudnya tingkah laku.
Selain itu ada pemahaman bahwa pembubaran nusyu>z istri dengan langkah pertama dan kedua ditujukan kepada suami, sedangkan langkah ketiga ditujukan kepada penguasa. Wanita yang khawatir dengan nushu>z (tidak menjalankan perintah Allah sebagai istri), maka suami harus bisa menyelesaikannya. Indikator nushu>z seorang laki-laki antara lain bersikap acuh tak acuh, tidak memberikan dukungan seperti biasanya, tidak mengajaknya berbicara, dan tidak menunaikan kewajiban-kewajiban lain seperti sebelumnya.
Nushu>z atau ketidakharmonisan dalam keluarga hendaknya segera diselesaikan begitu ada tanda-tanda nushu>z dari salah satu pasangan. Penyelesaian nush harus diputuskan hanya oleh kedua belah pihak (suami istri), agar permasalahan keluarga tidak menjalar ke pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Ayat sebelumnya berbicara tentang kesombongan atau nushu>z wanita yang dilakukan oleh wanita tersebut dan teknik penyelesaiannya.
Ayat-Ayat tentang Talak dan Akibat Hukumnya
Maka diturunkanlah ayat: “Tidak boleh kamu mengambil sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali keduanya khawatir bahwa mereka tidak dapat menaati hukum Allah. Pendapat ini didasarkan pada kisah Thab bin Qais yang disebutkan dalam asba>b al-nuzu>l di atas. هنيبم ةشحافب (Ternyata perbuatan keji, yakni sebab-sebab melakukan perbuatan keji, seperti zina yang jelas-jelas tunduk pada hadis, atau mencaci-maki suami atau keluarga suami). Hal-hal tersebut di atas adalah hukum dan syariat Allah).
123 Talak bid'i adalah talak yang dilakukan pada saat isteri sedang haid atau pada waktu haram ketika ia melakukan hubungan badan, sehingga timbul rasa takut akan kehamilan. Suami dilarang mengeluarkan istri yang telah bercerai dari rumahnya karena perempuan yang telah bercerai dan masih dalam masa id mempunyai hak untuk mendiami suaminya. Para ulama sepakat bahwa perempuan yang dipisahkan secara raj'i mempunyai hak untuk tinggal dan hidup.
Demikian pula para ulama sepakat bahwa perempuan yang diceraikan dalam keadaan hamil berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah berdasarkan firman Allah: نهونكسأ dan نهيلع وقفنأف لحم تلاوأ نك نإو.131. Namun para ulama berbeda pendapat mengenai wanita yang diceraikan ba'in padahal tidak hamil. Oleh karena itu, perempuan yang bercerai dan tidak hamil tidak mempunyai hak untuk mencari nafkah 132.
Ayat-Ayat tentang Kewajiban Orang Tua
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al Wa>rit dalam ayat ini adalah ahli waris anak, yaitu orang yang akan mewarisinya jika ia meninggal137. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah mengingatkan kedua orang tua, baik ibu (istri) maupun ayah (suami) untuk menunaikan kewajibannya masing-masing dalam memenuhi hak-hak anaknya. Ada pula yang berpendapat bahwa al-wa>lida>t adalah ibu yang diceraikan (al-mut}allakat), karena terdapat pernyataan dalam ayat tersebut.
Selain itu, ayat ini juga dijadikan landasan oleh Imam Malik, Syaf'i dan Ahmad mengenai jangka waktu menyusui yang mengakibatkan hubungan mah}ram (dilarang menikah) adalah pada usia dua tahun ke bawah. Ayat ini menekankan bahwa keberadaan seorang anak tidak boleh dijadikan alasan untuk menimbulkan kesengsaraan bersama antara ibu dan ayah anak tersebut. Dalam artian ayat ini bertujuan untuk mencegah penderitaan laki-laki dan perempuan atas nama anak.
Imam Malik dan Syafi’i berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ahli waris dalam ayat ini adalah ahli waris pihak ayah, yaitu anak itu sendiri. 124 maka nafkahnya ditanggung oleh ibu.142 Sedangkan Imam Hanafi dan Ahmad berpendapat bahwa yang dimaksud ahli waris dalam ayat ini adalah ahli waris anak. Apalagi ayat ini diakhiri dengan يرسب نولمعت ابم الله نأ وملعاو اللهاوقتاو Dengan pengertian bahwa ketentuan tersebut hendaknya dilaksanakan atas dasar ketakwaan kepada Allah SWT.
Ayat-Ayat tentang Iddah
Kemudian Allah menurunkan hukum Iddah untuk perceraian: “Wanita yang diceraikan hendaklah menahan diri (menunggu) Qurū’ tiga kali”.147. Wanita yang ditinggalkan akibat kematian suaminya hendaklah menjalani Iddah dan Ih}da>d sekurang-kurangnya empat bulan sepuluh hari. Teks Surat Al-Talaq ayat 4 tentang masa Iddah wanita yang tidak haid dan yang sedang hamil.
Dan bagi orang-orang yang berhenti haid (menopaus) di antara kamu, jika kamu ragu-ragu (tentang waktu Iddah), maka masa 'iddah mereka ialah tiga bulan; dan itu juga berlaku kepada wanita yang tidak haid. Masih terdapat masalah 'iddah wanita yang belum disebutkan iaitu 'iddah wanita muda (yang tidak haid), yang sudah tua (tidak haid lagi) dan yang hamil. Kemudian ayat 4 dari Surat al Talaq diturunkan. Sedangkan ayat ini membicarakan tentang lamanya iddah bagi wanita yang berhenti haid kerana
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi wanita-wanita yang beriman, maka ceraikanlah mereka terlebih dahulu. Memberi mutaya kepada wanita yang diceraikan adalah wajib dan ada juga yang sunnah. Terangkan jenis-jenis 'iddah dan waktu 'iddah mengikut keadaan wanita yang diceraikan, berserta hujah.
Ayat-Ayat tentang Rujuk
Apabila yang digunakan makna haqiqi yaitu masa iddah telah berakhir, maka istri tidak dapat dirujuk, meskipun makna ayat ini tetap memungkinkan adanya rujuk. Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa baik pilihan rujuk atau cerai harus dilakukan dengan cara yang ma'ruf (baik). Menurut Quraish Shihab170, ma'ruf dalam ayat ini adalah batasan minimal pengobatan yang wajib atau wajib bagi suami yang diceraikan171.
Ayat ini mengandung ancaman keras terhadap orang-orang yang melanggar syariat, sekaligus imbauan kepada orang-orang beriman untuk menjaga ikatan perkawinan. Nikmat Allah yang disebutkan dalam ayat ini merupakan petunjuk Allah mengenai kehidupan rumah tangga. Ungkapan نهقلف نغلبف dalam ayat ini diartikan haqiqi yaitu berakhirnya masa iddah, berbeda dengan ayat sebelumnya yang diartikan majazi yaitu mendekatnya akhir masa iddah.
Menurut Quraish172, penyebutan kata ‘ma’ruf’ pada ayat ini mengandung makna jika ijab kabul dilakukan dengan cara yang tidak baik, misalnya menikah dengan laki-laki yang tidak baik dari sudut agama, karena akhlaknya buruk dan sebagainya, maka dibenarkan jika penjaganya melarang. Jadi khit}ab dalam ayat ini (..157 نهولضعت لاف) ditujukan kepada para wali, dan urusan perkawinan diselesaikan oleh mereka atas dasar persetujuan istri. Ayat ini ditujukan kepada para suami atau suami, individu yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir.
Ayat-Ayat tentang Tabanni (Adopsi)
164 Ayat ini (مكءانبأ مكءايعدأ لعج امو) (مهئبالَ مهوعدا) diturunkan berkaitan dengan Zaid bin Harithah, dia tinggal bersama Nabi. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi dan al-Nasa'i daripada Ibn Umar, katanya: Kami tidak memanggil Zaid bin Harithah melainkan oleh Zaid bin Muhammad sehingga ayat 5 surah al-Ahzab ini diturunkan ketika nabi saw. . Ayat ini diturunkan berkaitan dengan kes Zaid bin Harithah yang menjadi anak angkat oleh Nabi Muhammad saw.
Dalam pakej ini, pelajar mempelajari ayat 3 Surah al Nisa', baik dari segi makna keseluruhan ayat, Asba>b al-Nuzu>l, mahupun kandungan hukum ayat tersebut. Asba>b al-Nuzu>l ayat ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, Nasa'i, Baihaqiy dan lain-lain daripada Urwah bin Zubair, malah Urwah bertanya kepada ibu saudaranya, Aisyah, tentang ayat 3 surah al-Nisa' ini. , demikian Aisyah menjawab hai adikku yang dimaksud dengan anak yatim dalam ayat ini ialah anak yatim yang dalam pemeliharaan walinya yang bersambung dengan hartanya harta dan kecantikan anak yatim itu menarik walinya sehingga walinya berniat untuk mengahwininya tidak. memberi mahar yang adil kepada anak-anak yatim, maka diharamkan mereka mengahwini anak-anak yatim yang dipeliharanya, melainkan jika mereka berlaku adil dalam memberikan mahar kepada anak-anak yatim itu, kemudian mereka diperintahkan mengahwini perempuan-perempuan lain yang mereka sukai dua, tiga atau empat182. Kalimat imperatif "اوحكناف" (lalu berkahwin) menunjukkan makna mubah, bukan perintah, yang bermaksud wajib, kerana firman Allah dalam ayat 187 surat al-Baqarah menyuruh makan dan minum, tetapi maknanya boleh.
Hal ini berdasarkan surat al-Nisa ayat 129: متصرح ولو ءاسنلا ينب ولدعت نا اوعطتست نلو. Melalui surat al-Nisa ayat 3 inilah Islam mengkritisi ketimpangan dan ketidakadilan praktik poligami, khususnya ketimpangan dan ketidakadilan yang dialami perempuan. Dengan demikian, semangat ayat 3 Surat al-Nisa bukan tentang menghalalkan poligami, melainkan mengkritisi ketidakadilan dan ketimpangan yang sering terjadi dalam praktik poligami.
Ayat-Ayat tentang Pernikahan Beda Agama