MAKALAH
CITRA DIGITAL DALAM PROTEKSI TANAMAN
“Pengukuran Intensitas Penyakit bercak Cercospora capsici pada Tanaman Cabai merah (Capsicum annuum L.) ”
Oleh :
IBNU FAJAR D1F121003
ARI WISMANTO D1F121014
MUH NUUR QADRI D1F121029
JURUSAN/PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kendari, 24 Maret 2023 Penulis
Muh Nuur Qadri
DAFTAR ISI
COVER...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I. PENDAHULUAN... 4
1.1. Latar Belakang... 4
1.2. Rumusan Masalah... 4
1.3. Tujuan... 5
BAB II. PEMBAHASAN... 6
2.6. Virus Kerdil Kedelai (Soybean stunt virus)... 6
2.7. Virus Mosaik Kedelai (Soybean mosaik virus)... 8
2.8. Virus Belang Samar Kacang Panjang (Cowpea mild mottle virus)... 9
2.9. Hawar Daun Bakteri Kedelai (Pseudomonas syringae pv. glycinea... 11
2.10. Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi)... 12
BAB III. PENUTUP... 15
3.1. Kesimpulan... 15
3.2. Saran... 15
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai. Tanaman cabai (Capsicum sp.) banyak dibudidayakan di Indonesia karena mempunyai nilai pemasaran yang tinggi dari segi konsumsi dan ekonomi. Cabai merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena mempunyai nilai pemasaran yang tinggi dari segi konsumsi dan ekonomi. Di Indonesia, cabai menjadi salah satu komoditi sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, dan setiap hari kebutuhan masyarakat akan cabai terus mengalami peningkatan. Akan tetapi, produksi cabai di Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan cabai nasional. Salah satu penyebab menurunnya produksi cabai di Indonesia adalah adanya gangguan penyakit dan serangan hama yang menyerang tanaman saat penyemaian sampai panen ( Inaya et al., 2022).
Infeksi bercak daun Cercospora biasanya dimulai dari bawah, di mana bagian tersebut lebih lembab dengan sedikit sirkulasi udara atau angin sehingga jamur lebih leluasa kerkembang dan kemudian spora jamur dapat menyebar ke bagian lain. Gejala awal yang ditimbulkan pada daun yang terinfeki yaitu munculnya bercak bulat (berdiameter 1cm), kecil, berwarna coklat kehitaman dengan bercak putih kecil di bagian
Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora capsici adalah salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman cabai di Indonesia. C. capsici dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman hingga 50% jika tidak dikendalikan dengan cara yang baik (Suwardani et al., 2014). Cendawan C. capsici dapat terbawa pada biji dan juga dapat menetap pada sisa-sisa tanaman sebelumnya yang terserang selama satu musim tanam (Tanjung et al., 2018). Salah satu penyakit yang dianggap penting sebagai ancaman bagi budidaya cabai rawit adalah penyakit bercak daun yang disebabakan oleh cendawan patogen Cercospora capsici (Hartati et al., 2018).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengukur intensitas penyakit Cercospora capsici bercak pada tanaman cabai merah dengan menggunakan citra digital?
2. Apakah pengukuran dengan menggunakan citra digital lebih efektif dalam mengukur intensitas penyakit Cercospora capsici pada tanaman cabai merah di bandingkan dengan menggunakan pengukuran lainnya
1.3. Tujuan
Adapun tujuan di buat nya proposal mini ini adalah:
1. Mengetahui cara mengukur intensitas penyakit pada tanaman cabai dengan menggunakan citra digital
2. Mengetahui apakah pengukuran dengan menggunakan citra digital lebih efektif di bandingkan dengan pengukuran yang lain.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengolaha Citra
Pengolahan citra digital diperlukan pada suatu sistem dengan citra sebagai masukannya. Pengolahan citra digital mencakup proses-proses di mana masukan dan keluarannya adalah citra, dan juga proses-proses yang dapat mengekstrak fitur dari citra.
1. Preprocessing: tahapan yang dilakukan pada penelitian ini memuat image enhancement, grayscaling, dan pemrosesan morfologi. Dalam image enhancement metode yang akan digunakan adalah smoothing dengan menggunakan filter box. Dalam pemrosesan morfologi metode yang digunakan adalah dilasi, erosi, boundary following dan region filling. Algoritma yang digunakan pada boundary following adalah algoritma Moore boundary tracking.
Sedangkan algoritma yang digunakan pada region filling adalah floodfill reverse karena pengisian lebih mudah dilakukan pada area background.
2. Segmentasi: Segmentasi membagi suatu citra menjadi bagian-bagian yang
merupakan pendekatan untuk membagi citra berdasarkan pada perbedaan- perbedaan yang tajam pada intensitasnya, misalkan tepian objek pada citra. Jika suatu citra hanya terdiri dari objek-objek berupa garis dalam level grayscale, maka thresholding cukup untuk segmentasi tepian objek pada citra tersebut. Similaritas merupakan pendekatan yang berdasarkan pada pembagian citra menjadi area-area (regions) yang similar dengan himpunan kriteria yang telah didefinisikan sebelumnya. Contoh dari algoritma ini adalah segmentasi area pada ruang RGB berdasarkan perbedaan warnanya.
3. Representasi dan Deskripsi: Representasi adalah suatu bagian dari suatu proses untuk membuat data dapat berguna bagi komputer. Setelah representasi dilakukan deskripsi data berdasarkan representasi tersebut. Sebagai contoh suatu objek dapat direpresentasikan berdasarkan boundary dan region. Boundary dideskripsikan oleh fiturnya seperti keliling dan circularity, sedangkan region dideskripsikan oleh fiturnya seperti luas area. Representasi eksternal dipilih ketika fokus utama ada pada karakteristik bentuknya. Representasi internal dipilih ketika fokus utama adalah pada fitur area, seperti warna dan tekstur.Panjang suatu boundary dari suatu region merupakan deskriptor yang paling sederhana.Perimeter(keliling) dari suatu region adalah deskriptor yang merupakan panjang dari boundary. Sementara luas area dari region merupakan deskriptor yang didefinisikan sebagai banyaknya piksel dalam region tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Inayah N, Meriem S, Masrina. 2022. Identifikasi morfologi penyakit tanaman cabai (capsicum sp.)yang di sebabkan oleh patogen dan serangan hama lingkup kampus uin alaudin maksssar. Jurnal mahasiswa biologi. 2(1):8-15.
Suwardani, N. W., Purnomowati., Sucianto, E. T. 2014. ‘Kajian Penyakit Yang Disebabkan oleh Cendawan Ppada Tanaman Cabai Merah ( Capsicum Annum L .) Di Pertanaman Rakyat Kabupaten Brebes’, 1(September), 223–226.
Adedire, O. M., A. Pitan., A.O. Farinu., W. F. Ogundipe. 2019. ‘The Biocontrol Of Soil Transmitted Cercospora capsici with Lactobacillus plantarum’, Journalof Advance in Microbiology, 18(3):1-8
Tanjung, M. Y., Kristalisasi, E. N., Yuniasih, B. 2018. ‘Keanekaragaman Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L) pada Daerah Pesisir dan Dataran Rendah’, AGROMAST, 3(1):1–10.
Hartati, S., D. Dono., R. Meliansyah., M. A. Hidayat.. 2018. ‘Pengaruh Formulasi Minyak Mimba terhadap Populasi Jamur Tanah dan Intensitas Penyakit Bercak Daun Cercospora (Cercospora capsici) pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum)’, Cropsaver, 1(2):53–60