NAMA : SAHNA NIM : 146221013 PERAN : MAHASISWA GARUDA 4 & KSATRIA 7
ISU EKONOMI, SUB ISU “PROBLEMATIKA DALAM MENGHADAPI POTENSI KRISIS EKONOMI ASIA, TINDAKAN MENGHADAPI RESIKO RESESI DALAM MENGATASI POTENSI KRISIS EKONOMI DI ASIA”
Resesi Ekonomi adalah hal yang sangat merugikan bagi keberlangsungan sektor ekonomi di sebuah negara dan menjadi hal yang ditakuti banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Karena beberapa faktor-faktor tertentu, beberapa negara sudah pernah merasakan dampaknya. Tak terkecuali Indonesia, yakni pada masa Krisis Ekonomi Asia tahun 1997/1998.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), pengertian resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri,dan sebagainya ( seolah-olah terhenti) atau menurunnya ( mundurnya, berkurangnya ) kegiatan dagang (industri ). Sedangkan, mengutip dari CNBC Indonesia, resesi ekonomi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Resesi Ekonomi bisa memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi.
Terdapat enam faktor atau penyebab terjadinya Potensi Resesi Ekonomi. Yang pertama, Guncangan Ekonomi. Hal-hal yang tidak terduga sebelumnya, seperti bencana alam dan serangan terorisme menjadi pemicu terjadinya hal ini, karena kejadian tersebut dapat mengganggu ekonomi secara luas. Sama halnya dengan pandemi Covid-19 yang melanda kita saat ini. Selanjutnya, adalah inflasi atau kondisi naiknya harga barang dan jasa selama periode tertentu. Yang ketiga, suku bunga tinggi yang diakibatkan karena inflasi sehingga
bank sentral menaikkan suku bunganya. Kemudian, deflasi yang sekilas bisa meningkatkan daya beli masyarakat, namun jika terjadi secara berlebihan akan merugikan penyedia barang dan jasa. Selanjutnya, Gelembung Aset yang terjadi di pasar saham dan properti.
Dan yang terakhir, perkembangan teknologi. Melesatnya perkembangan teknologi di satu sisi juga menjadi ancaman. Seperti pemberdayaan Artificial Intelligence ( AI ) dan robot pada beberapa sektor pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia. Hal ini akan meningkatkan potensi banyaknya pengangguran di suatu negara jika hal tersebut diterapkan secara massal dan tidak terkendali.
Beberapa contoh Resesi Ekonomi yang pernah terjadi di dunia adalah Great Depression di Amerika Serikat tahun 1930-an, Krisis Jerman tahun 1929-1939, Gelembung Harga Aset di Jepang tahun 1980-an, dan lainnya.
Dan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja, lantaran ancaman resesi yang tengah mengancam kestabilan ekonomi Tanah Air. Tidak hanya itu, Potensi Resesi Ekonomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, hal ini juga terjadi di beberapa negara di Asia. Bahkan, negara-negara maju seperti China, Korea Selatan dan Jepang juga ikut merasakan ancaman tersebut. Mengutip dari Pikiran Rakyat.com, Potensi Resesi Ekonomi ini diungkapkan langsung oleh Menteri Keuangan ( Menkeu ), Sri Mulyani dalam kegiatan G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, pada hari Rabu, 14 Juli 2022. Beliau mengatakan, berdasarkan survei Bloomberg terbaru, Indonesia masuk kedalam 15 negara di Asia yang berpotensi mengalami resesi ekonomi. Dan, menempati urutan ke 14 dengan persentase sebesar 3 persen. Persentase tersebut memang terbilang sangat rendah, namun hal ini tetap harus diwaspadai karena kondisi tersebut akan berlangsung hingga tahun depan. Dari 15 daftar negara yang berpotensi mengalami resesi ekonomi tersebut, Sri Lanka menempati posisi pertama dengan potensi sebesar 85 persen, disusul oleh Selandia Baru dengan persentase sebesar 33 persen, kemudian Korea Selatan sebesar 25 persen, dan Jepang sebesar 25 persen. China, Hongkong, Australia, Taiwan, dan Pakistan berada di urutan yang sama dengan persentase sebesar 20 persen. Lalu, Malaysia sebesar 13 persen, Vietnam dan Thailand sebesar 10 persen, Filipina 8 persen, kemudian Indonesia, dan India 0 persen.
Sebagai mahasiswa, menurut saya hal ini juga akan berpengaruh dalam kehidupan tentunya. Mulai dari segi pendidikan hingga kebutuhan sehari-hari. Akan timbul beberapa masalah, jika hal tersebut benar-benar terjadi. Namun, dampak yang dirasakan tidak akan sebesar seperti para pelaku langsung kegiatan perekonomian. Masalah yang akan timbul adalah kesusahan dalam membayar uang kuliah. Hal ini terjadi jika orang tua yang menjadi sumber utama keuangan kita mengalami kesendatan dalam usaha mereka, akibat dari Potensi Resesi Ekonomi ini. Dan, jika hal itu terjadi, maka jalannya pendidikan kita pun akan ikut terganggu. Tidak hanya itu, para mahasiswa yang sudah memiliki usaha sendiri pun pasti akan merasakan dampaknya seperti naiknya harga barang-barang pokok untuk bahan usaha mereka tersebut. Selain itu, naiknya harga barang pokok akibat dari inflasi juga membuat kita kesusahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini akan mempersulit kita yang sudah sulit sebelumnya. Apalagi jika kita adalah anak rantau yang tidak punya sanak-saudara yang bisa membantu dengan cepat.
Namun, hal tersebut bisa diatasi jika kita sebagai mahasiswa bisa mengelola keuangan dengan baik. Maka dari itu, belajar me-managemen keuangan sangatlah penting bagi mahasiswa. Tidak hanya kalangan mahasiswa saja. Semua kalangan harus bisa melakukan hal tersebut. Hal yang pertama, yang bisa kita lakukan adalah belajar berhemat, dengan berhemat kita bisa membantu mengurangi beban yang orang tua kita tanggung. Lalu, hal yang kedua adalah atur ulang pengeluaran. Mulai kurangi membeli barang-barang yang sekiranya tidak penting. Hal yang ketiga, mengurangi atau melunasi hutang mulai dari sekarang. Bagi yang sudah terlanjur berhutang, bisa dengan menguranginya jika melunasi sekaligus dirasa terlalu berat. Hal ini akan sangat membantu keuangan kita, jika resesi ekonomi ini benar-benar terjadi. Karena dana yang dibutuhkan untuk membayar hutang tersebut dapat kita alokasikan untuk dana-dana yang lain. Selanjutnya, adalah menabung.
Jika memang masih memliki dana berlebih, alangkah baiknya kalau disimpan untuk keperluan-keperluan mendadak, sehingga kita tidak perlu panik sana-sini untuk mencari pinjaman nantinya. Nah, selain hal-hal diatas, sebagai mahasiswa kita juga bisa berkontribusi dalam mengatasi Potensi Resesi Ekonomi ini bagi masyarakat banyak.
Seperti menciptakan ide-ide bisnis agar bisa membantu masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang pengangguran atau yang mengalami keterbatasan ekonomi. Hal ini juga akan sangat membantu bagi para pelaku UMKM yang usahanya ikut terdampak.
Kesimpulan dari opini saya sebagai mahasiswa adalah Resesi Ekonomi adalah hal yang sangat tidak diinginkan bagi semua kalangan, karena mengingat dampak yang ditimbulkan akan sangat merugikan. Selain itu, akan ada banyak problematika yang timbul, jika hal ini benar-benar terjadi. Sebagai mahasiswa, masalah yang timbul adalah kesulitan dalam membayar uang kuliah, yang akan berdampak pada pendidikan dan juga kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kemudian, tindakan pencegahan yang dapat kita ambil adalah mulai dengan hidup hemat, mengatur ulang pengeluaran, mengurangi atau melunasi hutang, dan menabung. Selain itu, kita juga bisa berkontribusi untuk masyarakat dengan menciptakan ide-ide bisnis untuk mereka.