Microhydro Power Plants (PLTMH) En mulighed: At lære af Mekar Sari Cooperative, Subang/Purwanto, Tuti Ermawati, Inne Dwiastuti, Sukarna Wiranta – Jakarta: LIPI Press, 2017.
PENGANTAR PENERBIT
Harapannya, buku ini dapat memberikan alternatif pengelolaan sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik masyarakat. Buku ini disusun untuk memberikan informasi mengenai potensi dan pemanfaatan air sebagai sumber energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat pedesaan.
KATA
Meningkatnya kebutuhan energi khususnya di bidang ketenagalistrikan harus dibarengi dengan peningkatan ketersediaan bauran sumber energi yang memanfaatkan potensi sumber energi yang ada di Indonesia.
PENGANTAR
Hal ini merupakan upaya untuk mendorong penggunaan energi terbarukan sebagai sumber untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Mikrohidro merupakan salah satu jenis energi yang diharapkan dapat menjadi solusi penyediaan listrik dari energi terbarukan.
PRAKATA
Buku ini merupakan hasil penelitian pengelolaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro melalui lembaga masyarakat berbentuk koperasi pada tahun 2012. Buku ini menjelaskan secara detail proses keberhasilan Koperasi Mekar Sari dalam mengelola pembangkit listrik tenaga mikrohidro sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi para anggotanya.
LISTRIK DARI MIKROHIDRO DALAM KONTEKS
PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Aspek hukum dalam pengembangan sumber energi terbarukan sudah cukup memberikan ruang lingkup yang lebih luas bagi upaya mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi minyak bumi. Pemerintah mengarahkan penggunaan sumber energi terbarukan yang berasal dari bahan baku pangan untuk menggantikan bahan bakar minyak bumi, khususnya pada bidang transportasi dan industri.
PROSPEK PENGEMBANGAN MIKROHIDRO SEBAGAI SALAH SATU SUMBER ENERGI
Ketiga, energi terbarukan nonpangan dapat memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Meskipun keberadaan energi terbarukan berbasis non pangan berupa listrik mikrohidro persentasenya kecil, namun tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pemanfaatan energi terbarukan.
PEMANFAATAN SUMBER ENERGI LOKAL (SEL) MIKROHIDRO BAGI KELISTRIKAN NASIONAL
Hal ini dikarenakan keberlanjutan pembangkit listrik tenaga mikrohidro memerlukan dukungan sumber daya alam berupa air sebagai sumber energi utama (Purwanto dan Afi Fah 2016). Kurangnya pasokan suku cadang atau peralatan akan mengakibatkan tertundanya apabila terjadi kerusakan pada pembangkit listrik mikrohidro sehingga memerlukan perbaikan dan penggantian.
PERAN TEKNOLOGI MIKROHIDRO DALAM UPAYA MENCAPAI RASIO ELEKTRIFIKASI
Meski rasio elektrifikasi semakin meningkat, namun tantangan untuk mencapai rasio elektrifikasi mendekati 100% semakin sulit. Upaya pemerintah dalam menyediakan listrik hingga desa-desa terpencil sejalan dengan PT PLN yang berkomitmen mendukung upaya peningkatan angka elektrifikasi nasional hingga mendekati 100%.
PERAN KELEMBAGAAN PENGELOLA MIKROHIDRO DALAM PENGEMBANGAN
Seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, industri terkait dan masyarakat) harus bekerja sama dan mempunyai komitmen untuk menyukseskan pengembangan energi terbarukan. Dengan semakin meningkatnya perhatian pemerintah dan bauran energi nasional, maka pengembangan energi terbarukan juga dapat dikomersialkan.
PENYELARASAN KONSEP DAN KAJIAN BAGI PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN
Sumber energi listrik ini dapat dipenuhi menggunakan sumber energi air dengan menggunakan teknologi mikrohidro. Ketersediaan energi melalui pemanfaatan sumber energi lokal (SEL), seperti penggunaan teknologi mikrohidro untuk listrik, diharapkan dapat menjadi pendukung peningkatan aktivitas sosial ekonomi.
SISTEMATIKA PENULISAN
Kondisi sosial ekonomi dan aktivitas ekonomi masyarakat berubah secara dinamis pada periode sebelum dan sesudah adanya pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang dilakukan oleh koperasi di desa tersebut. Sebagai bagian akhir buku ini, Bab V memberikan catatan mengenai rekomendasi pengelolaan mikrohidro masyarakat yang dilaksanakan oleh Koperasi Mekar Sari – yang menjadi studi kasus dalam penyusunan buku ini.
KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Lembaga Negara LA-KIP Tahun 2014 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan”, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), diakses 24 Oktober 2016, http://. Rencana Pengelolaan Energi Nasional Diakses 4 Oktober 2014, http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/blueprint_PEN.pdf Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
PEMANFAATAN PLTMH DI
Kebutuhan listrik meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk.
INDONESIA: POTENSI, SEBARAN, DAN ROADMAP KEBIJAKAN
POTENSI DAN SEBARAN ENERGI TERBARUKAN BERBASIS TEKNOLOGI ENERGI MIKROHIDRO
Besaran energi dan daya yang dihasilkan PLTMH baik di dalam maupun di luar jaringan diperoleh dari pemantauan dan evaluasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Berdasarkan data monitoring dan evaluasi Kementerian ESDM (2010), jumlah energi dan listrik yang dihasilkan PLTMH off-grid lebih besar dibandingkan PLTMH on grid (lihat Gambar 2.4 dan 2.5). Jumlah energi yang dihasilkan oleh PLTMH off-grid menunjukkan perkembangan yang cukup berfluktuasi antara tahun 2007 dan 2010.
Hal ini terjadi karena 25 unit PLTMH tidak beroperasi lagi sehingga mengurangi jumlah energi yang dihasilkan PLTMH off-grid.
ROADMAP PEMBANGUNAN PLTMH
31 Tahun 2009 mengatur secara rinci harga pembelian listrik dari PT PLN dari pembangkit listrik terbarukan skala kecil dan menengah atau kelebihan energi. 1122 K/30/MEN/2002 tentang Pedoman Usaha Produksi Tenaga Listrik Terdistribusi Skala Kecil Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 0010 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan atau yang berkaitan dengan JTN. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pedoman Harga Pembelian Tenaga Listrik PT PLN (Persero) pada Koperasi atau Badan Usaha Lainnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 31 Tahun 2009 tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN dari Pembangkit Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 001 Tahun 2006 diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 004 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembelian Tenaga Listrik dan/atau Sewa Tenaga Listrik dalam Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.
ROADMAP PENGEMBANGAN MIKROHIDRO DALAM KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
Namun ada juga daerah yang mengalihkan listrik PLTMHnya dengan menjualnya ke PT PLN (on grid). Sementara itu, peningkatan kapasitas terpasang di jaringan listrik diharapkan dapat mengurangi ketergantungan PT PLN terhadap energi fosil. Misalnya, pemerintah terus mengembangkan pembangkit dan turbin CHP yang efisien, sistem pengendalian CHP berbasis produk lokal, mengembangkan sistem kapasitas 1 MW, dan terus memperbarui data potensi CHP di daerah, serta melanjutkan program untuk menghasilkan studi kelayakan CHP. .
Dari sisi kapasitas terpasang, pada tahun 2010, kapasitas terpasang pembangkit mikrohidro sebesar 217,89 MW dari target kapasitas terpasang tahun 2010 sebesar 500 MW.
KESIMPULAN
Pemanfaatan sumber energi air dengan menggunakan teknologi energi mikrohidro patut dikembangkan di Indonesia karena sangat ramah lingkungan. Masyarakat pengguna sumber energi ini wajib menjaga kondisi lingkungan daerah tangkapan airnya untuk menjaga kelangsungan pasokan energi mikrohidro. Berdasarkan parameter keberhasilan yang ditetapkan pemerintah untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro, terdapat beberapa parameter yang dicapai pada tahun 2010, misalnya penurunan emisi karbon CO2, jumlah unit PLTMH terpasang, tenaga ahli dan teknologi mikrohidro.
Energi terbarukan berkembang di NTT.” Diakses pada 9 Oktober 2011 http://www.alpensteel.com/article/50-104-energi-sungai-pltmh--micro-hydro-power/1909--energi-terbarukan-dikembangka-ntt.html.
PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DARI
MIKROHIDRO
MANFAAT PLTMH: PERSPEKTIF PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG
Dengan tingkat elektrifikasi yang masih rendah dan permasalahan keterbatasan dana, Dinas ESDM Kabupaten Subang memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten dan provinsi untuk pengembangan program energi terbarukan. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi target tingkat elektrifikasi sebesar 70% pada perencanaan pembangunan periode 2013-2017. Untuk mencapai tingkat elektrifikasi tersebut, mikrohidro merupakan bagian dari program ketenagalistrikan daerah, sedangkan pencapaian tersebut secara umum diharapkan dapat dilakukan oleh PT PLN melalui perluasan jaringan transmisi dan distribusi listrik.
Artinya rasio elektrifikasi di Kabupaten Subang mengalami peningkatan yang cukup drastis hanya dalam kurun waktu 4 tahun pembangunan.
MANFAAT PLTMH DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT PERDESAAN
- Gambaran Umum Masyarakat Pengguna Mikrohidro di Desa Cinta Mekar
- Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
- Perubahan Aktivitas Ekonomi Masyarakat
Selanjutnya perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat akan dilihat dari perbandingan kondisi sebelum dan sesudah adanya PLTMH di Desa Cinta Mekar yang dialami responden. Berdasarkan data pada Tabel 3.3 diketahui komposisi pengeluaran rumah tangga responden sebelum dan sesudah adanya PLTMH. Sebelum adanya PLTMH, hanya terdapat 6 responden yang mempunyai kewajiban membayar sewa/hutang hingga Rp300.000 per bulan.
Pasca adanya PLTMH terjadi perubahan dengan bertambahnya jumlah pelaku usaha di desa Cinta Mekar.
KESIMPULAN
Indikator kuantitatif dapat dilihat dari perubahan kegiatan sosial dan ekonomi, perubahan struktur biaya rumah tangga dan usaha mikro kecil di Desa Cinta Mekar. Keberadaan koperasi sebagai pengelola operasional PLTMH juga berperan besar dalam mengubah kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya kelompok masyarakat miskin (Koperasi Mekar Sari 2012). Laporan Pertanggungjawaban Pengurus : Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2011.” Desa Cinta Mekar Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang.
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pemanfaat Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.
PERAN KELEMBAGAAN
Dengan adanya tambahan pelanggan tersebut, maka tingkat elektrifikasi pada tahun 2011 mencapai 72,03%, atau meningkat hampir 6% dibandingkan tahun 2010 yang tingkat elektrifikasinya hanya sebesar 66,52% (Kementerian ESDM 2011).
KOPERASI MEKAR SARI DALAM PENGELOLAAN PLTMH UNTUK
KELEMBAGAAN MASYARAKAT DALAM PENGE LO LAAN MIKROHIDRO
Pengembangan mikrohidro di Desa Cinta Mekar dilakukan melalui Koperasi Mekar Sari sebagai perwakilan masyarakat Desa Cinta Mekar. Selanjutnya pada tanggal 2 Agustus 2003 dibentuklah lembaga koperasi dengan nama Koperasi Mekar Sari bersamaan dengan penerimaan dana hibah dari UNESCAP yang diinvestasikan dalam bentuk PLTMH. Koperasi Mekar Sari mempunyai gedung koperasi yang letaknya tidak jauh dari rumah pembangkit mikrohidro.
Syarat yang harus dipenuhi menjadi anggota Koperasi Mekar Sari adalah terdaftar sebagai penduduk Desa Cinta Mekar dan membayar biaya pokok dan wajib.
MANAJEMEN PENGELOLAAN MIKROHIDRO Sasaran umum program PLTMH adalah keterlibatan swasta dan
Model ini ditentukan berdasarkan kontribusi masing-masing pihak terhadap keberlanjutan energi mikrohidro di Desa Cinta. Perusahaan yang juga menginisiasi pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Desa Cinta Mekar adalah PT Hidropiranti Inti Bhakti Swadaya (PT HIBS), didirikan pada tanggal 29 November 2005, sesuai dengan akta notaris Galuh Candrarini, S.H. Dalam kasus Desa Cinta Mekar yang terhubung dengan PT PLN, keuntungannya dibagi antara lembaga donor dan koperasi.
Hasil pemetaan lokasi, pemanfaatan, aspek sosial, aspek lingkungan fisik dan aspek ekonomi PLTMH di desa Cinta Mekar dapat dilihat pada Tabel 4.1.
PROGRAM-PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN
- Program Pemasangan kWH
- Program Pendidikan
- Program Kesehatan
- Program Modal Usaha
- Program Infrastruktur
- Program Bantuan Operasional Desa
- Program Bantuan Operasional Koperasi
Kemudian, sejak tahun 2008 hingga sekarang, porsi program menjadi 0% dari keuntungan PLTMH yang diterima Koperasi Mekar Sari. Sejak koperasi ini didirikan pada tahun 2004 hingga tahun 2007, program pelatihan ini mendapat porsi sebesar 8% dari keuntungan PLTMH yang diterima koperasi Mekar Sari. Sejak koperasi ini didirikan pada tahun 2004 hingga tahun 2007, program kesehatan mendapat bagian sebesar 4% dari keuntungan PLTMH yang diterima koperasi Mekar Sari.
Dulu, sejak tahun 2008 hingga sekarang, porsi program kesehatan meningkat menjadi 8% dari keuntungan PLTMH yang diterima Koperasi Mekar Sari.
STRATEGI PENGELOLAAN PLTMH YANG BERKELANJUTAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI MIKROHIDRO DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL
Meskipun penggunaan teknologi mikrohidro diketahui relatif kecil dibandingkan dengan penggunaan energi tenaga air lainnya seperti PLTA, namun penggunaan teknologi mikrohidro mempunyai maksud dan tujuan yang lebih spesifik. Hal ini terlihat dari penerapan penggunaan teknologi mikrohidro untuk ketenagalistrikan yang umumnya dilakukan di wilayah pedesaan yang memiliki sumber daya air yang cukup dan berada di wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur jaringan listrik PT PLN. Keuntungan dari penggunaan teknologi mikrohidro yang dapat menjangkau pelosok Indonesia adalah berperan sangat penting dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan rasio listrik.
Teknologi mikrohidro dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik sehingga dapat menggantikan penyediaan jaringan listrik non-PLN.
STRATEGI PENGELOLAAN PLTMH DI WILAYAH PERDESAAN
- Peningkatan Kapasitas Terpasang Energi Terbarukan Melalui Optimalisasi Sumber Daya Mikrohidro
- Perlu Adanya Kelembagaan Partisipasif Berbasis Masyarakat Lokal sebagai Pengelola PLTMH
- Perlu Adanya Fasilitator dan Proses Pendampingan dalam Proses Penguatan Kelembagaan Pengelola
- Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
Buku yang menjadikan pengelolaan PLTMH di Desa Cinta Mekar sebagai fokus dan lokus pembahasan ini memberikan banyak informasi mengenai gambaran dinamika yang dialami para pengelola PLTMH. Dengan berbagai keterbatasan yang dialami dalam proses penyusunan buku ini, maka hasil pembahasan pengelolaan PLTMH lebih terfokus pada penyajian hasil studi kasus untuk menjelaskan pengelolaan PLTMH. Rekomendasi kebijakan dalam buku ini lebih mengacu pada upaya perbaikan dan peningkatan kapasitas pengelolaan PLTMH dan pemanfaatan listrik bagi masyarakat.
Kami berharap hasil-hasil kajian yang disusun dalam buku ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan menjadi sumber rujukan bagi pelaksanaan kajian dan kegiatan terkait pemanfaatan dan pengelolaan PLTMH secara lebih komprehensif, sehingga dapat saling melengkapi.
INDEKS
Purwanto, peneliti muda di bidang industri dan perdagangan, merupakan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Queensland, Australia tahun 2006. Beliau bergabung dengan Pusat Penelitian Ekonomi LIPI pada bulan Desember 2002 dan hingga saat ini telah melakukan banyak penelitian di bidang tersebut. industri dan perdagangan, khususnya yang berkaitan dengan ketahanan energi dan ketahanan pangan. Inne Dwiastuti, peneliti muda di bidang industri dan perdagangan, merupakan lulusan Crawford School Graduate Program, Australian National University, Australia pada tahun 2006 dan Graduate Program in Industrial Engineering, Universitas Indonesia pada tahun 2003.
TENTANG PENULIS
Tuti Ermawati, peneliti muda di bidang keuangan dan perbankan, merupakan alumni program pascasarjana ilmu ekonomi Universitas Indonesia tahun 2009. Beliau bekerja di Pusat Penelitian Ekonomi LIPI sejak Desember 2003 dan fokus pada penelitian di bidang bidang ekonomi publik dan keamanan energi. Sukarna Wiranta, Profesor Riset Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, merupakan lulusan program Master of Science di Nihon University Jepang.
Sebelum bergabung dengan LIPI, beliau bekerja di Badan Pusat Statistik, dan kini fokus penelitiannya terutama pada bidang usaha kecil dan menengah.