MAKALAH
Revitalisasi Peran Masjid Di Era Kontemporer
Dosen Pengampu:
Muhammad Gufron, S.Pdi, M.Pdi.
Oleh:
Naufal Andrian
11221075 - Informatika
Mata Kuliah Agama Islam
DAFTAR ISI
MAKALAH ... 1
DAFTAR ISI ... 2
BAB I ... 3
1.1 Konsepi Dasar Masjid ... 3
1.2 Peran Dasar Masjid ... 3
BAB II ... 5
2.1 Masjid sebagai pusat ibadah ritual ... 5
2.2 Masjid sebagai pusat pendidikan islam ... 5
2.3 Masjid sebagai pusat pemberdayaan Ekonomi umat ... 6
2.4 Masjid sebagai pusat pelayanan kesehatan umat ... 7
2.5 Masjid sebagai pusat pelayanan sosial umat ... 7
2.6 Masjid sebagai pusat wisata religi ... 8
2.7 Perencanaan Denah Masjid ... 9
KESIMPULAN ... 10
DAFTAR ISI ... 11
1.1 Konsepi Dasar Masjid BAB I
PENDAHULUAN
Kata "masjid" berasal dari bahasa Arab, dengan akar kata "sajada" yang berarti sujud atau tunduk. Secara etimologi, kata "masjid" muncul dalam sebuah inskripsi pada abad ke-5 SM dengan bentuk "masqid," yang berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan." Dalam bahasa Inggris, "masjid" disebut "mosque," yang bermula dari kata "mezquita" dalam bahasa Spanyol.
Selain tempat ibadah, masjid juga memiliki makna sebagai tempat berkumpul dan melaksanakan shalat berjamaah untuk meningkatkan solidaritas dan silaturahmi di kalangan umat Muslim.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli, masjid dapat diartikan sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas yang mencerminkan kepatuhan pada Allah SWT (Quraish Shihab), tempat memotivasi dan membangkitkan kekuatan ruhaniyah dan keimanan (Abubakar), serta tempat berkumpul dan melaksanakan shalat berjamaah untuk meningkatkan solidaritas dan silaturahmi di kalangan Muslim (Moh. E. Ayub).
Sejarah menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memilih membangun masjid sebagai langkah pertama dalam membentuk masyarakat madani. Masjid pada masa itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, politik, ekonomi, sosial, dan
budaya. Peran masjid dalam pembinaan umat Islam sangat besar, menggambarkan pentingnya masjid dalam agama Islam sebagai tempat sentral untuk berbagai aktivitas keumatan.
1.2 Peran Dasar Masjid
Masjid bukan hanya pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan peradaban.
Sebagai lembaga utama dalam Islam, masjid memiliki peran signifikan dalam mengembangkan kegiatan sosial, intelektual, ekonomi, dan menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi terkini bagi umat Islam.
Di Indonesia, pertumbuhan jumlah masjid dan m usala mencerminkan keberadaan penting masjid dalam dunia Islam. Namun, pentingnya masjid tidak hanya terletak pada jumlah fisiknya, melainkan pada upaya memberdayakan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat dan pengembangan peradaban.
Masjid diharapkan dapat menjadi basis pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui kegiatan formal maupun informal. Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid mencakup partisipasi remaja dalam kegiatan masjid, pelatihan, seminar, menjadikan masjid sebagai pusat ilmu, memberdayakan fakir miskin, dan menumbuhkan kemandirian masjid.
Konsep pemberdayaan dalam konteks masjid adalah proses mengubah situasi ketidakmampuan menjadi kemampuan, serta mengarahkan masyarakat untuk menguasai kehidupannya. Masjid yang berhasil memberdayakan masyarakat diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan umat secara mandiri. Oleh karena itu, masjid dianggap sebagai bagian integral dari pencapaian kesejahteraan umat Islam.
Revitalisasi peran masjid di era kontemporer merupakan suatu upaya untuk memberikan dampak positif dan relevansi yang lebih besar terhadap masyarakat dalam konteks zaman modern.
Masjid, sebagai pusat ibadah dalam agama Islam, juga memiliki peran sosial, pendidikan, dan kultural
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Masjid sebagai pusat ibadah ritual
Fungsi utama masjid adalah sebagai pusat ibadah ritual. Fungsi ini selaras dengan kandungan Surat al-Jin [72]: 18,
ح دً
ا ) 18
( أ
ِلّ
ل ا
ع و ا
م ع
ل ََ
ْ تَ
د
َّ
ِلِ
س ا ج
َد
ل َْ
َم
ن ا
أو
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (Q.S. al-Jin [72]: 18) Di antara rumah ibadah yang perlu mendapatkan prioritas di masjid adalah shalat, al- Qur'an dan i'tikaf. Shalat yang diutamakan adalah shalat lima waktu secara jama'ah, namun tetap memberikan kesempatan para jamaah yang terlambat untuk menunaikan shalat secara sendirian.
Masjid artinya tempat sujud, sedangkan masjid yang berukuran kecil juga disebut mushollah, langgar atau surau. Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Secara umum, fungsi masjid mengalami kemunduran, dengan peran terbatas pada kegiatan ritual keagamaan (ubudiyyah) dan mengabaikan fungsi sosial dan kemasyarakatan. Sebagai institusi keagamaan, masjid seharusnya bukan hanya sebagai tempat ritual, tetapi juga sebagai pusat pengembangan sosial masyarakat yang sejalan dengan misi prefetik dan transformative, serta pemeliharaan relasi vertikal (hablu minallah) dan pengembangan misi kemanusiaan horizontal (hablu min an-naas).
2.2 Masjid sebagai pusat pendidikan islam
Di antara tujuan utama masjid sebagai pusat pendidikan Islam adalah membina generasi muslim yang memiliki khasyyah kepada Allah SWT, seperti yang diisyaratkan Surat al-Taubah [9]: 18 :
اُُ
² ۤۤ و ل ِِى ك
ٓۤس ى
للَّ ه لّ
ش ِا
لَ ْ و م
َي خ
ال
²ك ز و ة
²اتَ و ى
ص
²ل و ة
و اَُقَ
ا َ م
ال َِ
ر خ
و ل َ ا ْ ي ْ و
ِم ا
²ّ ْ ل
ا
ِلِ
َ ²ا نم
نم
دََ
ِللّ
جسم َُ
م
ُر
ع َ نِا ام
(18) ن م ُ ْل ا ن م
ْ ه تَُ ِ د ْي
ْ ك و ن
ْو ا
اَ
ن
“Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut
(kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang- orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S al-Taubah [9]: 18).
Masjid sebagai institusi formal keagamaan, tidak sebagai sarana ibadah ritual (ubudiyyah) semata, melainkan memiliki fungsi Tarbiyyah (pendidikan). Pendidikan adalah bagian penting dari
peradaban masyarakat. Keberadaan masjid memiliki andil besar dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakatnya.
Pemberdayaan pada aspek pendidikan menunjuk pada kemampuan orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan bebas dari kebodohan yang menyebabkan kondisi ketidakberdayaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan berpartisipasi dalam proses pembangunan. Masjid berfungsi sebagai pusat peradaban dan kebudayaan sudahseharusnya dapat memberikan peningkatan kualitas pendidikan dengan ditunjang sarana perpusatakaan masjid untuk menumbuhkan minat baca dan sumber pengetahuan.
Nilai-nilai edukatif dalam aspek pendidikan tidak dapat diragukan lagi. Setiap proses pendidikan, baik dari sisi formal maupun informal, membawa nilai-nilai edukatif. Penyediaan lembaga pendidikan, termasuk perpustakaan, merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dengan menghimpun nilai-nilai tersebut. Media pembelajaran, termasuk pelatihan kewirausahaan berbasis digital, juga mencakup nilai edukatif. Proses pembelajaran, bimbingan, arahan, dan aturan penggunaan teknologi yang sehat dan menguntungkan semuanya merupakan bagian dari nilai edukatif yang terdapat di dalamnya.
2.3 Masjid sebagai pusat pemberdayaan Ekonomi umat
Peran masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat setidaknya terinspirasi dari kandungan Surat al-A'rat [7]: 31,
(31 س ْ تُُ لّ َ و َ ا و بُ ْ ر َ ش ْ ا و َ ا و ْ كلُ ُ و د „ ج ِ س ْ م َ ل ِّ ك ُ د َ ْن ع ِ م ْ ُك تَُ ْينَ ز ِ ا و ْ ذُُ خ ُ م َ دَ ²ا
ِر فُ ْ
“ و ا ن اِ
ه ˚ لّ َ يُ
ِ ح ب ْل ا ُ م ْ ِ س فِ ْ ر ي َ ن
ࣖ
²ي ( َب ْٓۤ ِن ي
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih- lebihan.” (Q.S. al-A'rat [7]: 31).
Masjid sebagai institusi formal keagamaan, tempat ibadah semata, contohnya kegiatan Iqtishadiyah (sosial ekonomi). Optimalisasi Pemberdayaan Ekonomi. Bidang ekonomi merupakan bagian tak kalah penting dalam proses pemberdayaan masyarakat. Bahkan sering dipandang sangat krusial dan menentukan dan menjadi pusat perhatian.
Sebagai contoh besar dalam kegiatan ekonomi adalaha Masjid besar Al Mahdy telah berhasil menjalankan berbagai kegiatan pemberdayaan ekonomi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Inisiatif seperti pengelolaan kotak amal masjid dan optimalisasi lahan parkir menunjukkan kreativitas dalam memanfaatkan sumber daya masjid untuk kepentingan ekonomi umat. Selain itu, keputusan untuk menyewakan gedung serbaguna pada akhir pekan, khususnya untuk acara pernikahan, tidak hanya memberikan berkah bagi masyarakat tetapi juga menciptakan peluang usaha.
Upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Masjid Al Mahdy sejalan dengan visi dakwah Nabi Muhammad SAW yang mendorong pembangunan masyarakat muslim yang mandiri
dengan adanya pranata sosial. Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid diharapkan dapat mendorong semangat kewirausahaan dan kreativitas dalam peningkatan pendapatan dan kualitas kehidupan. Pendekatan ini juga membantu masyarakat untuk terhindar dari kondisi kemiskinan serta meningkatkan peran dan fungsi mereka secara positif dalam masyarakat. Pemberdayaan ekonomi melalui masjid menjadi tren di kota-kota besar, menunjukkan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga berperan strategis dalam peningkatan ekonomi.
2.4 Masjid sebagai pusat pelayanan kesehatan umat
Peran masjid sebagai pusat pelayanan kesehatan umat selaras dengan kandungan Surat al- Taubah [9]: 108,
للَُّ
اور َُ
و ط ه
ََي تَ
ن ن أ
ر ج ا يُ ل ح ِ
بو يف ِ
ِه ي
ِه
ن تَُقُ
و
َم
ق أ
م „ أَ
ْ ح و
نم أ َ لو
ْ الت ق َ و ى
ع لَ
ى
ل َّ
قُ ْ تَُ
م فِ
ي ِ ه بَ أَُ
ًدا َ م س ج د
˚ أُُ
س س
(108) ن ط ه ُِّ
ِر ي ل َْ
ُم
ب ا
يُ
ِح
“Janganlah kamu mendirikan shalat dalam masjid itu selama- lamanya. Sesungguh-nya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.
Dan sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bersih.” (Q.S. al-Taubah [9]: 108).
Masjid berfungsi sebagai pelayanan kesehatan umat dan masyarakat sekitar Masjid menyedikan pelayanan sosial melalui interaksi internal (pengurus) dan eksternal (umum). Adapun kepentingan sosial yang telah mampu diwadahi adalah penyediaan pelayanan kesehatan rutin yang ramah pada ekonomi lemah, rehabilitasi orang- orang difabel, menyelesaikan masalah muslim maupun masalah non-muslim, menciptakan lapangan pekerjaan, dan membantu penyampaian aspirasi masyarakat dalam mendapatkan haknya secara adil.
2.5 Masjid sebagai pusat pelayanan sosial umat
Peran masjid sebagai pusat pelayanan sosial umat didasarkan pada prinsip kerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan sebagaimana yang digariskan dalam Surat al- Ma'idah [5]: 2
ع لَ
ى ا
َونُ و ا
و ت
ن ت
ْعتَُ
دُُ
و ا
ار ََ
ِم أَ
ح
س ج ِ د
ا ْ ل
ع ن ا
ْل َ
م َْ
م ك
و ص
د
و َْ
م „ أَ
ن ن قَ
ش
َنآ
َْ
م ك
ج
ِر َم ن
َ و لّ
(2) للَّ ا و قُ ات و او ناو َ د ْ علُ َْ
ِ لإثْ
م ا ى لَ ع ا و ونُ ا َ تَ لّ َ و ى و ق َ ْ الت و ربلا
“Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang- halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka), dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah.” (Q.S. al-Ma'idah [5]: 2).
Pada fungsi sosial kemasyarakatan, Masjid memungkinkan menyedikan pelayanan sosial seperti penyediaan pelayanan kesehatan rutin murah, rehabilitasi difabel, menciptakan lapangan pekerjaan, membantu penyampaian aspirasi masyarakat, serta pemenuhan kebutuhan jamaah berbasis gender seperti penyediaan ruang sahabat ibu dan anak atau ruang laktasi. Pada fungsi pendidikan, Masjid bisa menyediakan layanan pendidikan gratis guna memperluas pengetahuan jamaah dan menyediakan perpustakaan dalam rangka gerakan literasi dan meningkatkan minat baca masyarakat.
2.6 Masjid sebagai pusat wisata religi
Di tengah maraknya gaya hidup traveling di kalangan umat muslim, masjid perlu menyambutnya dengan memperbaiki segi estetikanya, sehingga memicu umat muslim untuk menjadikan masjid sebagai salah satu destinasi traveling. Hal ini selaras dengan kandungan Surat al Isra' [17]: 1,
َ ه
و ا ه َن ِت ²ي ا ˚ اِن ه نم
ِ لنُ
ر
َي ˚ ه ح
ْو لَ
˚ه
ي َ ب ر
ْك َ
نا
ال
ِذ
ص ا
س ج ِ د
ا ْق ْلَّ ى ِالَ م ا ِ ر َ ح ل َ ا ْ م
س ج ِ د
ا ْ ل
ا ْ ل
َم ّ نم
لَ
ً يْ
ل ِ بْ
, د
ه ² س اَ ي َۤٓ
ِ ىر ب
ن ال
ِذ
س بْ
² ح ص
ُ يْ
ر ) 1
( ل َْ
َب
ع ا
ال ِ س م ْي
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. al Isra' [17]: 1).
Salah satu objek wisata yang banyak di kembangkan pada saat ini adalah wisata ke agamaan atau religi. wisata keagamaan atau religi di maknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang mempunyai makna khusus, biasanya berupa tempat memiliki makna khusus mulai dari masjid, makam, maupun candi. Adanya objek wisata religi atau islami tentu memberikan pengaruh baik bagi ekonomi masyarakat lokal maupun perkembangan budaya dan peningkatan ilmu ke agamaan bagi wisatawan yang datang.
Faktor Daya Tari Wisata Masjid Sebagai Objek Wisata Religi,
Atraksi Atraksi Merupakan komponen yang signifikan dalam menarik wisatawan.
Fasilitas Fasilitas merupakan konsep dasar bagi sebuah objek wisata.
Accessibility Accessibility merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan pariwisata.
Segala macam transportasi ataupun jasa transportasi menjadi akses penting dalam pariwisata.
Ancilliary/Lembaga Kepariwisataan Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang yang mengurus destinasi tersebut.
2.7 Perencanaan Denah Masjid
1. Masjid
2. Tower masjid (terdapat 4 tower) 3. Rumas sakit multifungsi
4. Mall
5. Pasar Rakyat 6. Sekolah pesantren
7. Asrama putra (kiri) dan putri (kanan) 8. Parkiran (untuk masjid dan taman) 9. Taman megah
10. Twin tower (ditengah taman)
11. Taman (untuk penyewaan dan acara)
12. Taman mini (menghadap sunset) 13. Ruang guru
14. Taman untuk santri/santriwati 15. Parkiran
16. Jalan tol penghubung
17. Tower megah (melihat keseluruhan pulau)
18. Perumahan 19. Ruko 20. Laut
KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa masjid tidak hanya merupakan tempat ibadah, tetapi juga memiliki dimensi sosial, pendidikan, dan kultural yang sangat penting. Asal-usul kata
"masjid" yang berasal dari bahasa Arab, mencerminkan esensi sujud dan tunduk kepada Allah.
Dalam sejarah, Rasulullah SAW membangun masjid sebagai langkah pertama dalam membentuk masyarakat madani, menegaskan peran integral masjid dalam kehidupan umat Islam.
Peran dasar masjid sebagai pusat kebudayaan dan peradaban membuktikan bahwa masjid tidak hanya terbatas pada fungsi keagamaan, melainkan juga menjadi lembaga utama dalam mengembangkan berbagai aspek kehidupan umat. Di Indonesia, pertumbuhan jumlah masjid mencerminkan keberadaan penting masjid dalam dunia Islam, namun perlu ditekankan bahwa pentingnya masjid tidak hanya pada jumlah fisiknya, tetapi juga pada kemampuannya sebagai pusat pemberdayaan umat.
Revitalisasi peran masjid dalam konteks kontemporer menjadi suatu langkah penting untuk menjawab tantangan zaman modern. Masjid diharapkan tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai pilar utama dalam mengembangkan masyarakat, memberdayakan individu, dan menciptakan kesejahteraan umat Islam secara holistik. Oleh karena itu, peran masjid sebagai pusat spiritual dan kultural perlu terus diperkuat dan dikembangkan agar tetap relevan dan memberikan dampak positif dalam kehidupan umat Islam.
DAFTAR ISI
Jawahir ,M. Uyuni, B. (2019) “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID (Studi
Pada Masjid Besar Al Mahdy, Kel. Jatiranggon, Kec. Jatisampurna, Bekasi) “.
Saputra, A., Kusuma, B.M.A. (2017) ”Revitalisasi Masjid Dalam Dialektika Pelayanan Umat dan Kawasan Perekonomian Rakyat”
Abduh, M. (2021) “Pengelolaan Masjid Agung Islamic Center Sebagai Objek Wisata Religi”
Basri ,J. (2018) “Masjid Sebagai Pusat Pendidikan Masyarakat”