• Tidak ada hasil yang ditemukan

Neonatus, bayidanbalita Asuhankebidananpada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Neonatus, bayidanbalita Asuhankebidananpada"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan kebidanan pada Neonatus, bayi dan balita

M. Nur Dewi K, SST, M.Kes Ropitasari, S.SiT., M.Kes

Cahyaning Setyo H., S.ST., M.Kes

(2)

A. Melakukan Anamnesa

Anamnesa penting sebagai awal pengumpulan data klien dan akan mempengaruhi kondisi bayi

Anamnesa meliputi :

1. Riwayat kehamilan ibu : kapan HPL dan HPHT, pernah ANC/ tidak, ANC teratur/ tidak, keluhan selama hamil, riwayat imunisasi TT

2. Riwayat persalinan ibu : tempat dan penolong persalinan, jenis persalinan, komplikasi/ kelainan dalam persalinan, riwayat kembar

3. Riwayat penyakit ibu : riwayat penyakit saat hamil (hipertensi gestasional, diabetes gestasional), riwayat penyakit sistemik (Jantung, ginjal, TBC, hepatitis, DM, Hipertensi), riwayat penyakit keluarga, riwayat operasi

(3)

4. Riwayat kesehatan BBL & bayi :

Faktor genetik : kelainan/ gangguan metabolik pd keluarga

Faktor maternal : adanya penyakit yg diderita ibu

Faktor antenatal : adanya riwayat perdarahan, preeclampsia, infeksi, perkembangan janin yg terganggu,

poli/oligohidramnion, ibu mengkonsumsi obat

Faktor perinatal : premature/ postmatur, partus lama,

penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tdk normal, air ketuban bercampur mekoneum, KPD, perdarahan dlm persalinan, prolapses tali pusat

Imunisasi yg sdh didapat

Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang

5. Riwayat sosial : yang mengasuh siapa, hubungan dgn anggota keluarga, hubungan dgn teman sebaya, lingkungan rumah

(4)

B. Pengkajian Fisik

Bertujuan utk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal

Pemeriksaan fisik pada BBL minimal 3 kali : pd saat lahir, dlm 24 jam pertama, pd waktu pulang.

Pemeriksaan yg pertama pd BBL di ruang bersalin, yg bertujuan : menilali gangguan adaptasi BBL yg memerlukan resusitasi,

menentukan kelainan yg perlu tindakan segera, trauma lahir dan menentukan apakah BBL dpt rawat gabung atau ruang perawatan khusus atau segera operasi

(5)

Pemeriksaan kedua di ruang

perawatan_di dpn ibu, bertujuan : agar kelainan yg terlewatkan dari pemeriksaan pertama dpt

ditemukan

Pemeriksaan ketiga (sblm bayi plg) bertujuan utk menilai kelainan BBL yg msh ada (icterus,

cephalhematoma, aspirasi

pneumonia, infeksi nosocomial)

(6)

Prinsip pemeriksaan fisik pd bayi

Persiapan : lingkungan hangat, bayi hangat, cahaya cukup.

Melibatkan ibu & keluarga.

Bidan hrs waspada thd tanda abnormal

Menyeluruh & sistematis

Dilakukan dgn lembut

Dengan arah head to toe

Perhatikan kesimetrisan kanan dan kiri

Sebelum pakaian bayi dibuka periksa daerah kepala & refleks

Periksa TTV di awal sblm bayi menangis

Pemeriksaan panggul di akhir krn tdk nyaman

(7)

Pemeriksaan pertama (di Ruang bersalin)

1. Menilai adaptasi

a. Penilaian AWAL : begitu bayi lahir lgsg dikaji dgn cepat 3 hal dari skor APGAR :

WARNA KULIT : apakah warna kulit bayi merah muda? Atau pucat/ biru?

TONUS OTOT : apakah bayi aktif atau lemas?

USAHA NAFAS : apakah bayi menangis kuat? Atau merintih, lemah?

Jika penilaian awal didapatkan hasil buruk (kulit biru, bayi lemas, tdk menangis) maka SEGERA lakukan resusitasi.

(8)

b. Penilaian skor APGAR

Dilakukan pd 1 menit, 5 menit dan 10 menit setelah lahir Tabel APGAR Score

0 1 2

Appearance (warna kulit )

Seluruh badan biru Ekstremitas biru Seluruh tubuh merah muda

Pulse

(denyut jantung)

Tidak ada < 100x/menit > 100x/menit Grimace

(Refleks)

Tdk merespon stimulasi

Merintih/ menangis lemah

Menangis kuat Activity

(tonus otot)

Lemah/ tdk ada Sedikit gerakan Aktif Respiratory

(Pernafasan/ usaha nafas)

Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat, pernafasan teratur

(9)

c.

Penilaian skor Debuwitz dan New Ballard Scale

Sudah mulai dilakukan di luar negeri; di Indonesia msh jarang. Px ssi evidence based

Mengkaji usia gestasi?

Menilai maturitas neuromuskular dan fisik bayi.

Skor dan interpretasilihat dan pelajari melalui link : http://blogs.unpad.ac.id/maryati/files/2011/01/Ballard-

Score.pdf

(10)

2. Mencari kelainan kongenital a. Anamnesa ibu

b. Memeriksa jumlah cairan ketuban : hidramnion (berkaitan dgn obstruksi usus, ibu DM, PE), oligohidramnion (kelainan ginjal) c. Memeriksa tali pusat : segar/ tdk, jumlah arteri dan vena

d. Memeriksa plasenta : pengapuran, bentuk & ukuran (berkaitan dgn fungsi placenta, kecukupan gizi dan 02 bayi)

(11)

e. Berat lahir&kehamilan : bayi krg bulan &IUGR mpy kemungkinan lbh besar mengalami kelainan kongenital

f. Memeriksa mulut : utuh atau ada labio-palatoskizis

g. Memeriksa kesimetrisan wajah saat menangis : ada/ tdknya paralisis nervus facialis

h. Melihat adakah defek tabung saraf (spina bifida) i. Melihat jenis kelamin

(12)

Pemeriksaan kedua (di ruang rawat)

1. Pemeriksaan Umum a. Tonus Otot

b. Keaktifan : dinilai dgn melihat posisi & gerakan tungkai & lengan.

Pd BBL cukup bln yg sehat – ekstremitas dlm keadaan fleksi dgn gerakan tungkai serta lengan aktif & simetris

c. Tangisan bayi : jk melengking – kelainan neurologis, lemah &

merintih – kesulitan bernafas.

(13)

2. TTV : HR, RR, suhu

3. Ukuran Antropomeri : ruangan yang hangat

BB – kain alas/ pelindung diletakkan diatas timbangan, skala penimbangan diatur ke titik nol sblm penimbangan, hasil

timbangan dikurangi berat alas & pembungkus bayi, normal BBL 2500-4000 gram

(14)

PB : bayi diletakkan di tempat yg datar, diukur dr kepala sd tumit

dgn kaki/ badan bayi diluruskan , normal PB 48-52 cm

(15)

LK : diukur dari oksiput mengelilingi kepala, tepat diatas

alis, 33-35cm, utk menaksir pertumbuhan otak.

(16)

LD : ukur dari derah dada ke punggung kembali ke dada

mll kedua puting susu, 30-38cm

(17)

4. Kulit

a. Warna

Normal BBL berwarna merah muda

Akrosianosis (kebiruan pd ekstremitas) – bayi kedinginan

Sianosis (kebiruan) – kekurangan 02

kulit spt marmer (cutis marmorata) – penyakit berat

Pewarnaan mekoneum (mekoneum staining) pd verniks caseosa, kulit, kuku, tali pusat – riwayat fetal distress

Ikterus (warna kuning)

(18)

b. Rash, lesi, bintik2 ada/ tdk – jk ada spt apa warna, bentuk, ada cairan/ tdk

c. Verniks caseosa ada/ tdk – akan menghilang sendiri stlh bbrp hari, utk menjaga suhu tubuh bayi

d. Lanugo ada/ tdk – rambut halus yg melapisi permukaan tubuh (pd kulit kepala, dahi, muka) e. Kelembaban, turgor kulit baik / tdk

f. Tanda lahir ada/ tdk – jk ada di mana letaknya, bentuk , warna

(19)

5. Kepala :

Sutura ada molase atau tdk

UUB dan UUK – bentuk , ukuran, rata, cekung atau cembung

Tulang tengkorak fraktur atau tdk

Simetris/ tdk

Caput suksedaneumdan cephal hematoma ada/ tdk 6. Wajah

Adakah kelainan khas : sindrom down

(20)

7. Mata

Sklera tampak tanda perdarahan atau tidak, ada sekret atau tidak, ukuran dan reaktivitas pupil baik atau tidak, arah pandangan, jarak dan bentuk mata, gerak bola mata simetris atau tidak.

8. Telinga

Simetris/ tdk, adakah daun telinga, posisi lubang, tulang rawan terbentuk/ tdk

9. Hidung

Bentuk, posisi, lubang, ada lendir atau tidak, adakah pernafasan cuping atau tidak

(21)

10. Mulut

Bentuk bibir, lihat dan raba langit2 keras (palatum durum) dan lunak (palatum molle), tenggorokan, bentuk dan ukuran lidah, lesi, sekret.

Daerah bibir dan palatum diraba apakah utuh atau tidak. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah.

11. Leher

Massa, pembesaran kelenjar ada atau tidak, pergerakan leher apakah ada hambatan, kesan nyeri saat bayi

menggerakkan kepala.

(22)

12. Dada

a. Kesimetrisan saat tarikan nafas, adakah rintihan, adakah retraksi -menunjukkan gangguan nafas b. Payudara tampak membesar atau tidak, adakah

sekresi seperti susu -- BBL payudara kadang membesar dan tampak sekresi susu akibat pengaruh hormone estrogen maternal.

c. Tulang klavikula : ada fraktur atau tidak, dilihat dari gerakan ekstremitas

(23)

13. Abdomen

Raba hepar, limpa, ginjal, adakah distensi, massa, hernia, perdarahan tali pusat, jumlah arteri dan vena umbilikalis.

Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika.

Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato- splenomegali atau tumor lainnya.

Jika bayi menangis dan muncul benjolan di perut, menunjukkan hernia di dinding abdomen.

(24)

14. Genitalia dan rectum

Lubang anus ada atau tidak

Meconium dan urin sudah keluar atau belum

Testis sudah turun ke skrotum atau belum, jumlah skrotum 2, lubang kencing ada atau tidak, letaknya di mana

Labia mayora menutupi labia minora, lubang vagina, adakah sekcret atau bercak darah--pada bayi wanita, terkadang tampak adanya

sekret atau bercak darah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu.

(25)

15. Ekstremitas atas dan bawah

Kesimetrisan, bentuk dan ukuran, jumlah jari, tampak garis telapak

tangan atau tidak 16. Punggung

Bentuk, adakah tonjolan di kulit, adakah celah, adakah rambut abnormal

(26)

17. Pemeriksaan system syaraf (reflex primitif) a. Refleks rooting

Reflek ini karena stimulasi taktil pd pipi dan daerah mulut, bayi akan memutar kepala seakan-akan mencari puting susu.

Pola perkembangan :menghilang di usia 3 - 7 bulan

Bila tak ada respons: Bayi kurang bulan (prematur) atau kemungkinan adanya kelainan sensorik

(27)

b. Refleks sucking

Reflek menghisap bila ada objek disentuhkan / dimasukkan ke mulut

Pola perkembangan menghilang di usia 3 - 7 bln

Bila tdk ada respon : kelainan saluran pernapasan dan kelainan pada mulut termasuk langit-langit mulut

(28)

c. Refleks Moro

Reflek di mana bayi akan mengembangkan tangan & jari lebar- lebar, lalu mengembalikan dengan yg cepat seakan – akan

memeluk jika tiba-tiba dikejutkan oleh suara atau gerakan

Pola perkembangan:hilang di usia 3 - 4 bulan

Bila tak ada respons, menunjukkan : fraktur atau cedera pada bagian tubuh tertentu

(29)

d. Refleks menggenggam (grasp)

Reflek yg timbul bila ibu jari diletakkan pd telapak tangan bayi, maka bayi akan menutup telapak tangannya.

Menghilang di usia 3-4 bulan

Bila tak ada respons:menunjukkan kelainan pada saraf otak.

e. Refleks Plantar

Reflek yg timbul bila telapak kaki disentuh, maka bayi akan menutup telapak kakinya.

Menghilang di usia 8 bulan

(30)

f. Refleks Babinski

Reflek bila ada rangsangan pd telapak kaki ibu jari akan bergerak ke atas & jari-jari lain membuka.

Pola perkembangan : menghilang di usia 1 - 2 tahun

Bila tak ada respons: menunjukkan kelainan pd saraf otak (bila menetap)

g. Refleks tonik neck

Reflek jika bayi mengangkat leher & menoleh ke kanan / ke kiri jika diposisikan tengkurap.

Pola perkembangan : reflek ini dpt diamati sampai bayi berusia 3- 4 bln.

Reflek ini tdk dpt dilihat pd bayi yg berusia 1 hari.

(31)

h. Refleks walking

Reflek timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan spontan kaki melangkah ke depan.

Pola perkembangan : menghilang di usia 3- 4 bulan

Bila tak ada respons:menunjukkan kelainan pada motorik kasar

(32)

Pemeriksaan Ketiga (Pemeriksaan sblm pulang)

Yang perlu diperhatikan adalah:

1. TTV

2. Susunan Saraf Pusat: aktivitas bayi, ketegangan ubun2

3. Kulit: ikterus atau tidak

4. Abdomen: adakah tumor yang belum terdeteksi atau tidak

5. Tali pusat: ada infeksi atau tidak 6. Apakah bayi sudah bisa menyusu dengan baik

(33)

terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

skor Apgar ≥ 7) dimana bayi diacak, terbagi dua kelompok, yaitu kelompok I yang dilakukan pengikatan tali pusat dini (15 detik setelah lahir) dan tertunda (2 menit setelah

Rendahnya nilai apgar skor merupakan salah satu cara untuk menilai kesejahteraan bayi yang baru lahir, penyebab rendahnya apgar skor tersebut yaitu bisa disebabkan

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa setiap kenaikan suhu ruang operasi, berat lahir, dan skor APGAR 1 menit dapat memerkirakan atau memengaruhi kenaikan suhu BKB, walaupun begitu

Hypnobrithing pada ibu bersalin terhadap Apgar Score satu menit I bayi baru lahir di Kabupaten Cirebon dengan menggunakan sampel 30 orang kelompok intervensi dan 30 orang

Asfiksia merupakan penyebab utama kematian bayi, indikator untuk diagnosis asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) dengan penilaian Apgar Score menit pertama kelahiran.

Rendahnya nilai apgar skor merupakan salah satu cara untuk menilai kesejahteraan bayi yang baru lahir, penyebab rendahnya apgar skor tersebut yaitu bisa

Desain ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Hypnobirthing terhadap nilai APGAR 1 (1 menit) dan APGAR 2 (5 menit kemudian) bayi baru lahir pada persalinan

Rendahnya nilai apgar skor merupakan salah satu cara untuk menilai kesejahteraan bayi yang baru lahir, penyebab rendahnya apgar skor tersebut yaitu bisa disebabkan