• Tidak ada hasil yang ditemukan

nilai akhlakul karimah siswa di smpn 7 kota bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "nilai akhlakul karimah siswa di smpn 7 kota bengkulu"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana keteladanan guru pendidikan agama Islam dalam internalisasi nilai-nilai akhlakul karimah siswa di SMPN 7 Kota Bengkulu. “Guru Pendidikan Agama Islam Keteladanan dalam Internalisasi Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa di SMPN 7 Kota Bengkulu.” Untuk mencapai tujuan pendidikan, harus terjalin hubungan holistik yang baik antara guru dan siswa.

Kepribadian guru di SMPN 7 Kota Bengkulu secara keseluruhan menunjukkan kepribadian guru yang dapat menjadi teladan bagi siswanya.

Identifikasi Masalah

Namun dalam penelitian ini peneliti fokus pada keteladanan proses mengajar guru dalam internalisasi nilai-nilai akhlakul karimah di SMPN 7 Kota Bengkulu. Berdasarkan fakta lapangan serta pemikiran dan pemikiran yang ada, maka peneliti merasa tertarik dan memandang perlu untuk melakukan penelitian dengan topik “Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Internalisasi Nilai-Nilai Siswa Akhlakul Karimah di SMPN 7 Bengkulu Kota".

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Konsep Tentang Guru a. Definisi Guru
  • Konsep Tentang Keteladanan a. Definisi Keteladanan
  • Guru PAI
  • Pengertian Guru PAI
  • Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI a. Tugas Guru PAI
  • Internalisasi Nilai-Nilai Akhlakul Karimah a. Pengertian Internalisasi
  • Nilai-Nilai Akhlakul karimah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagaimana dijelaskan oleh Mujtahid dalam buku berjudul “Perkembangan Profesi Guru”, pengertian guru adalah orang yang pekerjaan, mata pencahariannya atau profesinya mengajar. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah melalui pendidikan formal. Kegiatan pendidikan atau pedagogi tentunya memerlukan latihan untuk memperdalam pemahaman dan penerapan teori yang disampaikan.17 Dapat kita simpulkan bahwa tugas guru selain mentransfer ilmu pengetahuan juga bersifat bimbingan, pelatihan dan harus mempunyai kompetensi untuk dapat melaksanakan tugasnya. sebagai pendidik, khususnya dalam mengajar... 16 Mujtahid, Perkembangan Profesi Guru, hal. 17Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, hal. Secara terminologi, teladan berarti orang yang ditiru, dan kata uswatun hasanat berarti teladan yang baik, teladan.

Artinya: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian, yakni bagi orang-orang yang berharap kepada Allah SWT dan Hari Akhir serta banyak berdzikir kepada Allah SWT” (QS. Al-Ahzab: 21). 21. Dengan demikian, yang dimaksud dengan perilaku keteladanan adalah perilaku yang terpuji dan disukai karena sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Pendapat tersebut didukung oleh Hadari Nawawi yang menyatakan bahwa guru adalah orang yang bekerja di bidang pendidikan dan pengajaran serta bertanggung jawab membantu anak mencapai kedewasaan masing-masing.

Dengan kata lain pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai keahlian khusus dalam melaksanakan kegiatan atau tidak berprofesi sebagai guru. Menurut saya, guru aqidah akhlak adalah orang yang secara sadar melaksanakan kegiatan bimbingan belajar atau melatih anak didiknya untuk mencapai tujuan belajar (menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat. , bangsa dan negara.40 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.2) Proses penguatan sesuatu yang sudah ada dalam diri seseorang itu ada, sehingga untuk membangun kesadaran dalam dirinya bahwa sesuatu itu sangat berharga42.

42Siti Nurul Hidayah, Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku Keagamaan Siswa di Mts Negeri Wates Kulon, (Progo, Yogyakarta, 2013), hal Jadi nilai-nilai akhlakul karimah adalah sifat atau hal yang baik yang melekat pada diri seseorang yang dijadikan landasan untuk mencapai tujuan hidup yaitu pengabdian diri kepada Allah SWT.

Kerangka Berfikir

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian dapat dilakukan berbagai teknik pengumpulan data secara bersama-sama.53 Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang bagaimana teladan guru pendidikan agama Islam dalam menginternalisasikan nilai-nilai moral dan etika di SMPN 7 Kota Bengkulu. Kegiatan teoritis dan empiris dalam penelitian ini tergolong dalam metode deskriptif kualitatif, karena peneliti melaporkan hasil penelitian tentang perilaku keteladanan guru pendidikan agama Islam dalam internalisasi nilai-nilai akhlakul karimah di SMPN 7 Kota Bengkulu, kemudian mendeskripsikan dan menggabungkan mereka dengan konsepsi teoritis yang ada.

Setting Penelitian

Subjek dan Informan Penelitian

Instrumen Wawancara

Pembinaan Guru juga harus berperan sebagai Pembina karena pendidikan dan pengajaran memerlukan bantuan dalam melatih keterampilan baik secara intelektual, sikap, dan motorik. Karakteristik sangat penting untuk ditanamkan pada diri siswa, dalam hal ini guru hendaknya memberikan contoh perilaku yang baik untuk dijadikan teladan bagi siswanya. Perilaku Keterampilan ini juga harus dibentuk oleh anak, pengarahan diri sangat penting untuk dibentuk.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi adalah pengamatan yang disengaja dan sistematis terhadap gejala-gejala sosial yang disertai gejala-gejala psikologis kemudian dicatat. Dalam observasi ini peneliti menggunakan metode observasi partisipan karena peneliti terlibat dalam aktivitas sehari-hari orang yang diamati atau dijadikan sebagai sumber data penelitian dan metode ini dinilai lebih cocok dan sesuai dengan kondisi dan keadaan yang ada. situs pencarian. Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab dalam penelitian yang dilakukan secara lisan antara dua orang atau lebih secara tatap muka dan mendengarkan langsung suatu keterangan atau informasi.

49. orang lain.55 Wawancara mendalam adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa wawancara mendalam adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya memperoleh informasi dari informan, sehingga jelas bahwa wawancara dilakukan oleh lebih dari satu orang yaitu antara informan dan peneliti, yang berisi percakapan. . Metode dokumentasi mencari data-data yang berkaitan dengan suatu hal atau variabel berupa catatan, cetakan, buku, surat kabar, majalah, tanda tangan, notulensi rapat, memo, agenda dan lain sebagainya.

Penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan informasi tentang SMPN 7 Kota Bengkulu: Sekilas Sejarah, Profil Sekolah, Dokumen. Dokumentasi yang peneliti gunakan adalah dengan mengumpulkan data-data yang ada di sekolah, khususnya diperoleh dari balai pertemuan, ruang kelas, data tersebut penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang menunjang penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Teknik Keabsahan Data

  • Sejarah SMP Negeri 7 Kota Bengkulu
  • Visi, Misi dan Tujuan sekolah a. Visi Sekolah
  • Organisasi SMP Negeri 7 Kota Bengkulu
  • Kepala Sekolah
  • Wakil Kepala Sekolah
  • Koordinator KBM
  • Bagian Kurikulum, tugas-tugasnya meliputi
  • Bagian Kesiswaan tugas-tugasnya meliputi
  • Bagian Sarana dan prasarana, Tugas-tugasnya meliputi
  • Bagian Hubungan Masyarakat
  • Pelaksanaan Tugas Guru Atau Pendidik Jumlah Guru Dan Petugas Lainya
  • Keadaan Siswa a. Jumlah Siswa

Pada tahun 1982 disebut SMP Negeri 1 dan pada tahun 1983 disebut SMP Negeri 5, hal ini berdasarkan nomor urut sekolah di kota Bengkulu pada saat itu. Berdasarkan keputusan resmi bahwa nama sekolah di kota Bengkulu disusun sesuai dengan nomor urut sekolah, maka nama SMP NEGERI 5 diubah menjadi SMP Negeri 7 pada tahun 1992 hingga sekarang. Allah SWT dan membentuk individu siswa dan seluruh warga SMP Negeri 7 Kota Bengkulu yang berakhlak mulia.

Kepala sekolah sebagai pendidik berfungsi melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru). 6 Ranti Yosipa, S.Pd Wali kelas VII.A 7 Mawarti, S.Pd Wali kelas VII.B 8 Yulian, S.Pd Wali kelas VII.C 9 Sri utami, S.Pd Wali kelas kelas VII.D 10 Welly noviarni, S.Pd Wali Kelas VII.E 11 Hotman Sidari, S.Pd Wali Kelas VII.F. 19 Yuni Latipa, S.Pd Guru Wali Kelas VIII.E Pengawas OSIS dan Guru Bahasa Inggris 20 Jumiati, S.Pd Guru Wali Kelas VIII.F.

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Jadi jumlah siswa SMP Negeri 7 Kota Bengkulu berjumlah 679 orang, terdiri dari laki-laki 399 orang dan perempuan 360 orang. Namun siswa SMP NEGERI 7 Kota Bengkulu diperbolehkan datang ke sekolah untuk menyerahkan tugas setiap hari Senin hingga Jumat dengan jadwal mata pelajaran masing-masing dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Hasil Penelitian

“Seperti halnya siswa yang diwajibkan sholat zuhur berjamaah, ikut membaca Al-Qur’an, bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas, siswa diajak belajar 3 (SENYUM, SAPA, SALAM) dengan guru dan teman-teman lainnya." 61. Jadi dapat dipahami bahwa pembelajaran akhlak di SMPN 7 Kota Bengkulu adalah dalam membentuk akhlak siswa dengan cara memperluas pembelajaran PAI pada kegiatan keagamaan di luar kelas, sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Dalam membentuk akhlak siswa agar menjadi individu yang berakhlak mulia, SMPN 7 Kota Bengkulu membuat suatu program yang terencana.

Seperti: siswa wajib salat Dzuhur berjamaah, mengikuti bacaan Al-Quran yang diadakan setiap sebelum pelajaran dan bacaan Al-Quran seminggu sekali, berjabat tangan dengan guru sebelum masuk kelas, siswa diajak membiasakan diri mengucapkan 3 S (SENYUM, SAPA, SALAM) dengan guru atau dengan teman yang lain, siswa wajib mengenakan baju panjang berjilbab (bagi wanita) dan ini pengecualian bagi siswa non muslim. 64. Dan penjelasan ini diperjelas oleh perwakilan mahasiswa yang terhambat karena tidak lancar membaca Al-Quran. Pembelajaran PAI tidak hanya diberikan secara teori di dalam kelas, namun pembelajaran juga dilakukan di luar kelas, seperti praktek ibadah, pembacaan Al-Quran yang dilakukan bersama siswa di masjid.

Kegiatan telah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa siswa yang belum mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran akhlak secara maksimal karena ada beberapa kendala, seperti pada saat mengaji ternyata ada siswa yang kurang lancar. membaca Al-Qur'an dan terbatasnya fasilitas ibadah. . Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN 7 Kota Bengkulu tidak hanya terfokus di dalam kelas saja, namun juga dilakukan di luar kelas, seperti melaksanakan amalan ibadah di musala, mengaji di dalam kelas dan ibadah lainnya di dalam kelas. ruang sholat. Kemudian guru memberikan nasehat kepada siswa, ada kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan semangat, ada kegiatan di luar kelas, seperti berjabat tangan dengan guru sebelum masuk kelas, pembacaan Al-Qur'an yang dilaksanakan sebelum memulai. pelajaran dan pembacaan Al-Quran Seminggu sekali siswa wajib melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah, siswa wajib mengenakan baju panjang berjilbab (bagi wanita).

Saran

Misalnya saja kurangnya fasilitas ibadah di masjid sekolah yang menjadi penyebab anak-anak tidak mengikuti kegiatan yang dilakukan. Sanksi yang diberikan bukan sanksi fisik, melainkan sanksi berupa pendidikan, seperti pemberian pekerjaan rumah, hafalan ayat pendek. Dengan model pelatihan ini, kegiatan pembelajaran moral di SMPN 7 Kota Bengkulu akan lebih maksimal. Begitulah seharusnya menjadi seorang guru” Diterjemahkan “Al-Mua’allim al awwal (Qudwah likulli Mu’allim wa Mu’allimah)”.

Peran Guru Akidah Sebagai Model Dan Teladan Dalam Pendidikan Kepribadian Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Yogyakarta. 2013, Internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam membentuk sikap dan perilaku keagamaan siswa di Mts Negeri Wates Kulon Progo Yogyakarta.

Gambar

Gambar I. Kerangka Berfikir

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka penulis dapat membuat kesimpulan dari hasil penelitian, yaitu sebagai