• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI NILAI AJARAN DALAM CERITA RAMAYANA

N/A
N/A
PAH. C. 20. I KADEK BUDIARTA

Academic year: 2024

Membagikan "NILAI NILAI AJARAN DALAM CERITA RAMAYANA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI AJARAN DALAM CERITA RAMAYANA

Aprianus Dody, Fransiska Mayang, Sandra Icha Pardila Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni

Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pontianak

Surel: [email protected]

ABSTRAK

Kisah Ramayana adalah seorang ksatria yang sakti mandraguna, mahir memanah, dan berhati welas asih. Kalau sudah memiliki kemauan, tidak mudah menyerah Rama adalah simbolisasi dari kebijaksanaan. Sedangkan Laksmana adik Rama yang sangat setia kepada kakaknya. Dewi Sita pernah menuduhnya menyukai dirinya. Karena itu, Lakshmana bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya. Laksamana adalah perlambang kesetiakawanan.

Kata Kunci: sejarah Ramayana, nilai-nilai ajaran

ABSTRACT

The story of Ramayana is about a knight who is powerful, capable of archery, and has a compassionate heart. If you already have the will, don't give up easily. Rama is a symbol of wisdom. Meanwhile, Laksmana, Rama's brother, is very loyal to his brother. Dewi Sita once accused him of liking her. Therefore, Lakshmana vowed never to marry for the rest of his life. Admiral is a symbol of solidarity.

Keywords: Ramayana history, teaching values

(2)

PENDAHULUAN

Ramayana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kata Rama dan Ayana yang berarti

“Perjalanan kehidupan sang ksatria gagah perkasa yang bernama Rama”. Ramayana merupakan karya sastra klasik dari cerita Hindu yang sampai saat ini masih mendapat sambutan dan apresiasi dari masyarakat pembaca Indonesia atas karya sastranya bahkan dunia.menyatakan bahwa “selama sungai masih mengalir dan gunung masih berdiri tegak selama itu pula kisah Ramayana terus berkembang”. Karya sastra Ramayana membuktikan bahwa cerita Ramayana adalah sebuah karya sastra yang tidak akan habis jika diteliti melalui kajian karya sastra. Diagungkannya serta dicintainya Ramayana oleh masyarakat sampai saat ini bukan merupakan sebuah kebetulan, namun ini merupakan sebuah karya hasil karya dan menjadi warisan dunia salah satunya Negara tercinta kita ini yaitu Indonesia. Begitu terkenalnya Ramayana sehingga membuat banyak karya sastra lahir dan berkembang dari hasil Transformasi cerita dari Ramayana.

METODE PENELITIAN

Data dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata, sejarah dan nilai-nilai ajaran dalam cerita Ramayana. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif. Pemilihan jenis penelitian ini disesuaikan dengan permasalahan yang akan dibahas. Untuk membahas permasalahan ini, penelitian kualitatif deskriptif memakai strategi berpikir fenomenologis yang bersifat lentur dan terbuka serta menekankan analisisnya secara induktif dengan meletakkan data penelitian bukan sebagai alat pembuktian melainkan sebagai modal dasar untuk memahami fakta-fakta yang ada (Sutopo, 1996:47). Dalam penelitian ini, penulis melakukan pembacaan teks, mengumpulkan data dalam teks kemudian menginterpretasikannya berdasarkan sejarah dan nilai-nilai dalam cerita Ramayana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Rama, Terdapat suatu perbedaan nyata antara konsep dalam melihat dan memahami sejarah terutama cara melihat atau konsep berfikir dalam Masyarakat Barat dan Masyarakat Timur dalam hal ini Asia. Dalam konsep tentang sejarah,Masyarakat Barat.Menganggap adanya bukti fisik sangat dibutuhkan dalam melihat suatu kejadian sejarah,Dalam hal ini ialah tarikh atau masa, tempat atau lokasi kejadian itu berlaku adalah amat penting. Penemuan sebuah situs batu, sebuah prasasti purba yang ditemui saat menggali sesuatu area arkeologi adalah lebih tinggi nilainya dan dianggap sebagai 'keterangan' atau 'bukti' atas suatu kejadian berlaku. Oleh karena itu, Dalam konsep tentang sejarah,Masyarakat Barat tidak menganggap suatu bukti sejarah jika hanya berupa cerita lisan atau tertulis yang ada pada wilayah arkeologi tersebut.

Sebaliknya, Dalam sejarah Masyarakat Timur dalam hal ini Asia, suatu kejadian atau sejarah sangat pasti meninggalkan kesan atau terekam dalam ingatan memory masyarakat turun temurun dimana kejadian terdahulu benar benar terjadi. Hal ini yaitu sejarah ada yang berupa cerita lisan dan ada yang tertulis. Dalam keilmuan Hal ini bisa

(3)

disebut Epos, Legenda Mitos, Cerita rakyat atau apapun penamaan nya, Pada wilayah masing masing peristiwa sejarah terdahulu itu terjadi. Dan oleh karena itu, dalam Budaya masyarakat Timur dalam hal ini Asia suatu kejadian atau sejarah dianggap memang telah benar-benar terjadi.

Terdapat satu lagi perbedaan antara konsep tentang sejarah masyarakat Barat dan konsep tentang sejarah Masyarakat Timur. Dalam masyarakat Barat, waktu dilihat sebagai suatu garis yang linear yaitu mempunyai titik permulaan dan titik terakhir. Sebaliknya, Waktu dalam konteks Masyarakat Timur lah suatu putaran, yang tidak memiliki permulaan atau akhir. Itulah sebabnya dalam Hinduisme,Waktu dibagi kepada Yuga, Manvantara Dan waktu yang tidak terkira.

Atas sebab-sebab ini, ilmuwan Barat enggan menerima Rama sebagai seorang tokoh sejarah dan menganggap Ramayana sebagai suatu karya sastra yang penuh dengan mitologi. Ramayana dan Mahabharata dikelompokan sebagai 'Itihasa' yang berarti, karya- karya ini adalah suatu penceritaan tentang suatu kejadian atau sejarah yang pernah terjadi dahulu. Kedua-dua mahakarya ini juga penuh dengan data-data astronomi berhubung dengan peristiwa-peristiwa penting.

Berdasarkan kepada perkiraan astronomi, maka, suatu perkiraan waktu terjadi sejarah kejadian dapat dihitung mundur kapan waktu itu terjadi. Seperti kapan saat saat tokoh dalam Ramayana ini dapat diketahui terjadi nya : Kelahiran Rama - 4.439 S.M.

Pembuangan negeri Rama - 4.414 S.M. Rama menaiki tahta Ayodhya - 4.400 S.M. Ada perkiraan waktu dari pendapat lain yaitu : Kelahiran Rama - 4.342 S.M. Perkahwinan dengan Sita - 4.327 S.M. Pembuangan negeri Rama - 4.315 S.M. Rama menaiki tahta Ayodhya - 4.301 S.Mi 21 Ramayana yang populer di Asia adalah seperti berikut: Kakawin Ramayana (Jawa), Hikayat Sri Rama (Malaysia), Ramakien (Thailand), Pha Lak Pha Lam dan Khvay Thuaraphi (Laos), Hakubutsushi (Jepang), Ramasvamedha (Nepal), Janakiharana (Sri Lanka) Ramayana dalam kebudayaan tradisional Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali, berkaitan dengan tradisi sangjit. Sanggit adalah penyusunan suatu cerita yang telah dikenal secara khas, yang dilakukan oleh seorang seniman atas dasar pandangan hidup, pendirian, selera, maupun tujuan-tujuan tertentu yang mungkin dimiliki seniman tersebut dalam menampilkan suatu cerita.

Kakawin Ramayana Jawa kuno hanya berakhir dengan kembalinya Rama dan Sita ke Ayodhya. Bagian-bagian selanjutnya dihilangkan oleh penyalurnya. H.Kern merupakan orang pertama yang menerbitkan kakawin Ramayana dalam aksara Jawa baru pada 1900.

Selanjutnya HH Juynboll menerjemahkannya ke dalam bahasa Belanda. Setelah itu naskah Ramayana banyak diteliti para pakar, antara lain WF Stutterheim RMNg.Poerbatjaraka dan C.Hooykaas. Di mata para pakar, Ramayana sering dianggap sebagai salah satu sumber untuk mengetahui hubungan pertama India Dengan Nusantara. Kitab itu menyebut nama Yawadwipa sebagai pulau emas dan perak. Mungkin mengacu kepada Pulau Jawa sekarang. Kitab itu juga menyebut Suwarnadwipa, yang berarti pulau emas, mungkin yang dimaksud Pulau Sumatera.

(4)

Cerita Ramayana versi Jawa yang paling populer di kalangan rakyat adalah Serat Rama karya Yasadipura I (1729-1802). Dia seorang pujangga istana Surakarta. Sendratari Ramayana yang dikenal sekarang, menggunakan Serat Rama sebagai sumber cerita. Cerita Ramayana Pernah diadaptasi ke dalam bahasa Melayu dengan judul Hikayat Seri Rama.

Ramayana dipahatkan pada Situs Prambanan dan Situs Penataran. Pada Situs Prambanan, relief Ramayana dipahatkan pada pagar langkan bagian dalam Situs Siwa dan Situs Brahma. Relief tersebut terbagi dalam panel-panel, masing-masing 24 panel pada Situs Siwa dan 30 panel pada Situs Brahma.

Setiap panel dipisahkan oleh pahatan pilaster. Kadang-kadang sebuah panel memuat lebih dari satu adegan.Relief Ramayana dimulai dari Situs Siwa dengan urutan cerita berawal dari sebelah kiri pintu masuk sisi timur, berjalan searah jarum jam, dan berakhir di sebelah kanan pintu masuk sisi timur. Dilanjutkan di Situs Brahma dengan dengan urutan seperti di Situs Siwa, mulai dari sebelah kiri pintu masuk dan berakhir di sebelah kanan pintu masuk (Moertjipto dkk, 1991). Relief pada Situs Penataran kurang begitu dikenal,mungkin karena Situs itu terletak di Jawa Timur.

Sejak beberapa tahun lalu beberapa arkeolog, termasuk arkeolog India, menelusuri nama-nama tempat yang disebutkan dalam kitab Ramayana,termasuk kitab Mahabharata yang juga berisi epos. Penelitian juga pernah dilakukan arkeolog AS, Michael Cremo tahun 2003. Selama delapan tahun dia meneliti kitab suci Weda dan Jaina, yang ditulis pendeta Walmiki. Dia menemukan nama-nama yang tertera di kitab tersebut ada di India. Sampai di sini kita belum yakin apakah nama tempat itu ada setelah atau sebelum kejadian terjadi.

Bisa juga nama tempat yang sama dengan di kitab dibuat setelah kitab itu ada terlebih dahulu.

Dengan kata lain nama tempat atau kota dapat saja dibuat meniru nama sesuai dengan nama yang ada pada kitab Ramayana. Cerita Ramayana berasal dari bahasa sansekerta yaitu dai kata rama dan ayana yang berarti “ perjalanan rama” adalah sebuah cerita epos dari india yang digubah oleh walmiki dalam (walmiki) valmiki Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra jawa dalam bentuk kekawin Ramayana.

Dalam bahasa melayu di dapati pula hikayat sri rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa jawa kuno. Di India dalam bahasa sansekerta, Ramayana dibagi tujuh kitab/kanda yaitu : balakanda kitab pertama sang dasaratha yg menjadi raja ayodhya. Ayodhya kanda kitab kedua sang dasaratha yg akan menyerahkan kepada sang rama, tetapi dihalangi oleh dewi kekayi. Aranyakanda kitab ketiga dalam kitab ini di ceritakanlah bagaimana sang rama dan laksamana membantu para tapa di sebuah asrama mengusir sekalian raksasa yg datang mengganggu. Kiskindhakanda kitab keempat dalam kita ini di ceritakan bagaimana sang rama amat berduka cita akan hilangnya dei sita.

Sundara Kanda kitab kelima dalam kitab ini diceritakan bagaimana sang hanuman datang ke alengka pura mencari tahu akan keadaan dewi sita dan membakar kota alengka pura karena iseng. Yuddhakanda kitab keenam dalam kitab ini diceritakan sang raja kera sugriwa mengerahkan bala tentara kera menyiapkan penyerangan alengka pura.

(5)

Untuk membuktikan hal ini maka bukti fisik sangat diperlukan untuk membuktikan sebuah nama tempat benar atau tidak sebagai sebuah nama pada kejadian sejarah terdahulu. Penelitian Dr Rao, arkeolog ditemani tim dan rekannya di India.Dikabarkan telah ditemukan sebuah jembatan yang sangat unik di Selat Palk antara India dan Srilanka.

Jembatan Misterius itu menghubungkan dua daratan, yaitu antara Pulau Manand (Sri Lanka) dan Pulau Pamban (India). Jembatan itu populer karena konon digunakan oleh tentara Hanoman untuk menyeberang ke Alengka dalam rangka membebaskan Sita dari penculikan Rahwana. Keberadaan jembatan itu tidak di darat, melainkan di bawah air laut sekitar 1,5 meter. Konstruksi jembatan akan tampak lebih nyata bila dilihat dari udara.

Jembatan tersebut panjangnya sekitar 30 kilometer, dengan lebar hampir 100 meter.

Disinilah peran ilmu pengetahuan yang harus membuktikan fakta kebenaran dari sesuatu yang dianggap sejarah.

Cerita Ramayana semakin diterima di Jawa, setelah melalui pertunjukan wayang (wayang orang, wayang kulit purwa termasuk sendratari). Tapi ia kalah menarik dengan wayang yang mengambil cerita Mahabharata, karena tampilan ceritanya sama sekali tidak mewakili perasaan kaum awam (hanya pantas untuk kaum Brahmana dan Satria) walau jika dikaji lebih mendalam, cerita Ramayana sebenarnya merupakan simbol perjuangan rakyat merebut kemerdekaan negerinya. Bahwa cerita Ramayana tidak bisa merebut hati kaum awam Jawa seperti Mahabharata, antara lain disebabkan:

1. Ceritanya dipenuhi oleh lambang-lambang dan nasehat-nasehat kehidupan para bangsawan dan penguasa negeri, yang perilaku dan tindakannya tidak membaur di hati kaum awam

2. Ramayana adalah raja dengan rakyat bangsa kera yang musuhnya bangsa raksasa dengan rakyat para buta berduwak dan siluman.

3. Kaum awam memiliki jalan pikiran yang relatif sangat sederhana, dan berharap pada setiap cerita berakhir pada kebahagiaan.

Nilai-nilai ajaran agama Hindu yang ada dalam cerita Ramayana, antara lain:

1. Satya mitra dan Satya Wacana, Rama yang setia akan kata-katanya kepada ayahnya bahwa ia akan menyerahkan tahtanya kepada Barata demi janji ayahnya, selain itu terlihat dari kesetiaan Sugriwa terhadap janjinya kepada Rama.

2. Guru Bakti dan Pitra yajna, diperlihatkan dari rasa baktinya Rama terhadap Orang tuanya sehingga bersedia untuk mengasingkan diri kehutan.

3. Satya Semaya, diperlihatkan pada kesetiaan Dasarata dalam menepati janjinya pada Dewi Kekayi sampai harus meninggal dunia.

4. Dharma Negara, diperlihatkan oleh Rama yang rela membuang istrinya kehutan demi kedamaian rakyatnya selain itu juga terlihat dari Kumbakarna yang dengan sepenuh hati hingga mengorbankan nyawa untuk membela Negaranya.

(6)

5. Dharma Agama, diperlihatkan oleh Wibisana yang menentang kakaknya demi membela kebenaran.

Rama adalah seorang ksatria yang sakti mandraguna, mahir memanah, dan berhati welas asih. Kalau sudah memiliki kemauan, tidak mudah menyerah Rama adalah simbolisasi dari kebijaksanaan. Sedangkan Laksmana adik Rama yang sangat setia kepada kakaknya. Dewi Sita pernah menuduhnya menyukai dirinya. Karena itu, Lakshmana bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya. Laksamana adalah perlambang kesetiakawanan

Demikianlah kaitan kepemimpinan tokoh epos Ramayana tersebut dengan ajaran ajaran agama Hindu, dapat dijadikan pedoman bagi para pemimpin untuk selalu melakukan sesuatu sesuai dengan ajaran agama.

Dari segi alur cerita dan tokoh-tokohnya Ramayana versi Indonesia tidak jauh berbeda dengan versi aslinya, yang berbeda adalah pada bagian akhirnya . Versi Indonesia kisah Ramayana berakhir bahagia yakni dengan bersatunya Rama dan Dewi Sinta setelah Sinta berhasil dibebaskan dari tawanan Rahwana. Sedangkan pada versi aslinya berakhir tragis mereka berpisah setelah Sinta diusir karena kesuciannya diragukan. Ada kemungkinan perbedaan ini dikarenakan masyarakat kita menyukai hal-hal yang melankolis sehingga tidak dapat menerima kalau Sinta yang sudah menderita harus menderita lagi. Bukankah seharusnya orang harus bahagia setelah mengalami penderitaan. Barangkali itulah sebabnya maka cerita Ramayana versi Indonesia berakhir pada bagian itu.

Dalam versi aslinya cerita Rama dan Sinta belum berakhir dengan kembalinya mereka ke Ayodhia. Sinta yang dalam keadaan hamil kemudian diusir dari istana karena rakyat Ayodhia meragukan kesucian Ratu mereka dan Rama kemudian ikut terpengaruh. Setelah berpisah mereka kemudian bertemu kembali untuk kemudian berpisah untuk selamanya.

Perbedaan versi cerita Ramayana juga semakin menarik karena ternyata Ramayana versi Sri Lanka berbeda dengan Ramayana versi India. Sri Rama dalam Ramayana versi India dan versi Indonesia adalah tokoh baik (protagonis) dan Rahwana adalah tokoh jahat (antagonis) karena telah menculik Dewi Sinta istri Rama. Sebaliknya Ramayana versi Sri Lanka justru Rahwana sang raja Alengka adalah tokoh baik, dan yang yang jahat adalah Sri Rama. Sinta tidak diculik tapi ia sendiri meminta Rahwana menculiknya, Rama sangat licik ia memperalat Wibisana adik Rahwana agar bisa menguasai kerajaan Alengka.

Perbedaan versi antara India dan Srilangka masih dapat dipahami karena Sri Lanka kuno adalah Alengka (konon). Ada perbedaan sudut pandang. Sama dengan Indonesia, bagi kita Pangeran Diponegoro adalah pahlawan sebaliknya bagi Belanda Pangeran Diponegoro tidak lebih dari seorang pemberontak.

(7)

PENUTUP

SIMPULAN

Ramayana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kata Rama dan Ayana yang berarti

“Perjalanan kehidupan sang ksatria gagah perkasa yang bernama Rama”. Ramayana merupakan karya sastra klasik dari cerita Hindu yang sampai saat ini masih mendapat sambutan dan apresiasi dari masyarakat pembaca Indonesia atas karya sastranya.

Nilai-nilai ajaran yang terdapat di dalam cerita Ramayana bahwa rama seorang ksatria yang setia, berbakti kepada orang tua, membela keberanara, berani, sakti mandraguna, mahir memanah, dan berhati welas asih. Kalau sudah memiliki kemauan, tidak mudah menyerah Rama adalah simbolisasi dari kebijaksanaan.

SARAN

Walaupun kita sekarang berada pada kondisi yang berbeda dari cerita yang dimuat pada Kitab Mahabarata. Kita harus mampu mengikuti kemampuan kemampuan mereka yang semangat menjalani hidup ini. Demikianlah kaitan kepemimpinan tokoh epos Ramayana tersebut dengan ajaran ajaran agama Hindu, dapat dijadikan pedoman bagi para pemimpin untuk selalu melakukan sesuatu sesuai dengan ajaran agama. Nilai moral yang terkandung dalam kisah tokoh Panji antara lain loyalitas pada kerajaan, berani meraih kejayaan, berkorban demi tujuan luhur, mensejahterakan masyarakat, serta tabah dan sabar menjalani penderitaan lahir batin.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Alfian Magdalia 2013. Potensi Kearifan Lokal dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa. Jurnal International Conference On Indonesian Studies, (Online) 425-435

Aminuddin. 2014. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset Bandung

Poerbatjaraka, Tardjan Hadidjaja, 1952, Kepustakaan Djawa. Jakarta: Djambatan.

Pendit. Nyoman, S. 2015. Ramayana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Susetya, Wawan. 2008. Ramayana. Yogyakarta: Penerbit Narasi.

Sutopo, Heribertus B. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif (Metodologi Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya).Surakarta: UNS Press

Referensi

Dokumen terkait

persamaan arti, tetapi berbeda dalam asal kata, kata manusa diserap dari kosakata bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta,. sedangkan kata manungsa berasal dari

- Menurut KBBI : Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan

Objek yang dirancang adalah novel grafis yang mampu mengadaptasi budaya lokal ke budaya pop dengan mengolah dari cerita

JUDUL : CHARITY AND CULTURAL NIGHT 2016 CALON DOKTER PENTASKAN CERITA RAMAYANA. MEDIA :

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari suku kata “pari” yang berarti keliling atau bersama, dan “wisata” yang berarti perjalanan, Jadi

terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Mendengarkan Cerita Rakyat Siswa Kelas V Gugus Ramayana, Kecamatan Patikraja ”. Penulis melakukan penelitian ini berdasarkan fakta-fakta

berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “…pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, keliling dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian”. 2) E.Guyer

Definisi Kata surga diambil dari bahasa indonesia yang penjelasannya berasal dari bahasa jawa sansekerta yang berarti tingkatan suatu derajat orang dalam mencapai kebahagiaan.. menurut