Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU POP-UP UNTUK ANAK-ANAK DALAM CERITA RAMAYANA
DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2012-2013
Oleh :
Ridwan Muhafidin 52110001
Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Rumusan Masalah ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Tujuan ... 2
1.6 Manfaat ... 2
1.7 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II PERANCANGAN BUKU POP UP UNTUK ANAK-ANAK DALAM CERITA RAMAYANA ... 4
2.1 Buku Pop-Up ... 4
2.2 Kisah Ramayana ... 4
2.2.1 Kitab Kisah Ramayana ... 5
2.2.2 Cerita Ramayana ... 5
2.2.3 Karakter-karakter Dalam Kisah Ramayana ... 9
2.3 Media Informasi ... 12
2.3.1 Definisi Media Informasi ... 12
BAB III STRATEGI PERANCANGAN dan KONSEP VISUAL ... 15
3.1 Strategi Perancangan ... 15
3.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 15
3.1.1.1 Pendekatan Secara Visual ... 16
3.1.1.2 Pendekatan Secara Verbal ... 16
3.1.2 Strategi Kreatif ... 16
3.1.3 Strategi Media ... 16
3.1.3.1 Media Utama ... 17
3.1.3.2 Media Pendukung ... 18
3.1.4 Strategi Distribusi ... 19
3.2 Konsep Visual ... 19
3.2.1 Layout ... 20
3.2.2 Tipografi ... 20
3.2.3 Warna ... 21
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 23
4.1 Teknis Media ... 23
4.2 Teknis Produksi Media ... 24
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas anugrah
dan rahmat-Nya sehingga Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini yang berjudul
“Perancangan Buku Pop Up Untuk Anak-anak Dalam Cerita Ramayana”
dapat terselesaikan. Saya haturkan banyak terima kasih kepada Dosen
pembimbing yang telah bersedia membimbing selama proses asistensi pada Tugas
Akhir, terima kasih kepada Orangtua dan keluarga tercinta yang memberikan
dukungan baik moril maupun material kepada penulis, terima kasih kepada rekan
setia yang telah banyak membantu sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
dan juga rekan-rekan lain yang ikut membatu menyelesaikan laporan ini.
Alasan penulis adalah mencari solusi ketika tingkat pengetahuan pada
anak-anak terhadap cerita Ramayana rendah, mudah-mudahan dengan kehadiran
buku ini anak-anak masa kini lebih mengetahui dan tertarik terhadap cerita
Ramayana. Dan juga sebagai salah satu mata kuliah Tugas Akhir, Fakultas
Desain, Program Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia.
Penulis sadar bahwa dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini masih
saja ada kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifat membangun dan dapat bermanfaat bagi penulis. Semoga laporan Tugas
Akhir ini bisa dimanfaatkan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
pembaca.
Bandung, Agustus 2013
DAFTAR PUSTAKA
Rif’an, A. 2010. Buku Pintar Wayang. Jogjakarta : Garailmu.
R. Sutrisno. 1983. Sekilas Dunia Wayang dan Sejarahnya. Surakarta : ASKI. hlm.
40.
Drs. Sunarto. 1989. Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta.Jakarta : BALAI
PUSTAKA.
Wikipedia. 2012. Pop Up Book. Diakses pada 18 Oktober 2012. W.W.W:
en.wikipedia.org/wiki/Pop-up_book
Wayang Kulit, Di Download dari situs http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit,
Di akses 13-09-2012; 20.55 WIB
Ramayana, Di Download dari situs http://id.wikipedia.org/wiki/Ramayana,
Diakses 15-04-2013; 22.30 WIB
Kisah Ramayana, Di Download dari situs
http://candidiy.tripod.com/ramayana.htm, Diakses 26-03-2013; 17.45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Wayang merupakan seni tradisional yang dimiliki oleh Indonesia
terutama populer di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam
bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga.
Cerita di dalam pewayangan sendiri dibagi menjadi beberapa jenis.
Salah satunya adalah kisah Ramayana. Ramayana sendiri adalah sebuah
cerita dari india yang digubah oleh Walmiki atau Balmiki. Secara
keseluruhan kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup. Biasanya
penyampaian cerita Ramayana dilakukan saat adanya pementasan wayang,
namun seiring berkembangnya zaman pertunjukan wayang pun mulai kurang
diminati sehingga berimbas pula pada kisah Ramayana yang kurang diminati
oleh masyarakat, terutama pada kalangan anak-anak.
Seiring dengan perkembangan zaman, cerita Ramayana mulai tergeser
oleh cerita-cerita atau hiburan lain yang lebih modern dan lebih mudah
dijangkau oleh masyarakat, terutama pada kalangan anak-anak. Masyarakat
modern lebih memilih untuk menonton televisi di ruangan keluarga yang
nyaman dan anak-anak saat ini lebih banyak memilih untuk membaca
buku-buku cerita yang modern. Selain itu saat ini anak-anak lebih memilih untuk
membaca buku cerita yang berasal dari luar atau mancanegara, baik buku
cerita bergambar (komik) atau buku cerita yang tidak bergambar. Oleh karena
itu, kesadaran untuk selalu menjaga dan melestarikan harus selalu
diutamakan dan diterapkan agar kisah Ramayana tidak hilang ditelan zaman
karena semakin banyaknya hiburan dan cerita-cerita yang modern yang
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam pembahasan ini, yaitu :
1. Tingkat pengetahuan pada kalangan anak-anak terhadap kisah Ramayana
rendah.
2. Kisah Ramayana adalah salah satu cerita yang kurang di minati oleh
anak-anak.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan ini, yaitu :
1. Bagaimana cara memperkenalkan kisah Ramayana kepada anak-anak.
2. Bagaimana cara agar kisah Ramayana tetap diminatioleh anak-anak.
1.4 Batasan Masalah
Dalam cerita pewayangan dibagi menjadi beberapa jenis cerita.
Batasan masalah yang akan diberlakukan yaitu tentang kisah Ramayana.
1.5 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan dalam pembahasan ini, yaitu :
1. Mengenalkan kisah Ramayana sejak dini.
2. Memberikan pengetahuan mengenai kisah Ramayana kepada anak-anak.
3. Melestarikan kisah Ramayana.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat dalam pembahasan ini, yaitu :
1. Masyarakat dapat selalu melestarikan kisah Ramayana .
2. Kisah Ramayana menjadi salah satu cerita yang menarik untuk
anak-anak.
1.7 Sistematika Penulisan
Pada BAB I berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan basalah, tujuan, manfaat.
Pada BAB II berisikan buku pop up, kisah Ramayana, media
informasi, target sasaran atau segmentasi.
Pada BAB III berisikan strategi perancangan dan konsep visual.
BAB II
PERANCANGAN BUKU POP-UP UNTUK ANAK-ANAK DALAM CERITA RAMAYANA
2.1 Buku pop-up
Buku pop-up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang
dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama
dengan origami dimana kedua seni ini mempergunakan teknik melipat kertas.
Walau demikian origami lebih memfokuskan diri pada menciptakan objek
atau benda sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis
kertas yang dapat membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi
perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga dapat bergerak yang disusun
sealami mungkin.
Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13, pada awalnya
pop-up digunakan untuk mengajarkan anatomi, matematika, membuat
perkiraan astronomi, menciptakan sandi rahasia dan meramalkan nasib.
Selama berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk
membantu pekerjaan ilmiah, hingga abad ke-18 teknik ini mulai diterapkan
pada buku yang dirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk
anak-anak.
2.2 Kisah Ramayana
Ramayana berasal dari kata Rama dan Ayana yang berarti “ Perjalanan Rama”, adalah sebuah cerita dari india yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Dan cerita lainnya adalah Mahabharata.
Ramayana terdapat pula dalam sastra jawa dalam bentuk kakawin Ramayana,
dan gubahan-gubahanya dalam bahasa jawa baru yang tidak semua
1.2.1 Kitab Kisah Ramayana
Kisah Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda dan disebut
Saptakanda. Kitab-kitab tersebut diantaranya :
a) Kitab Balakanda
Kitab pertama dalam kisah Ramayana.
b) Kitab Ayodhyakanda
Kitab kedua dalam kisah Ramayana.
c) Kitab Aranyakanda
Kitab ketiga kisah Ramayana.
d) Kitab Kiskindhakanda
Kitab keempat dalam kisah Ramayana.
e) Kitab Sundarakanda
Kitab kelima pada kisah Ramayana.
f) Kitab Yuddhakanda
Kitab keenam dalam kisah Ramayana.
g) Kitab Uttarakanda
Kitab ketujuh dalam kisah Ramayana.
2.2.2 Cerita Ramayana
Dikisahkan di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang
putri nan cantik jelita bernama Dewi Sinta. Dia seorang puteri raja
negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari sang Prabu mengadakan
sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi puteri tercintanya
yaitu Sinta, dan akhirnya sayembara itu dimenangkan oleh Putera
Mahkota Kerajaan Ayodya, yang bernama Raden Rama Wijaya.
Namun dalam kisah ini ada juga seorang raja Alengkadiraja yaitu
Prabu Rahwana, yang juga sedang kasmaran, namun bukan kepada
Dewi Sinta tetapi dia ingin memperistri Dewi Widowati.Dari
penglihatan Rahwana, Sinta dianggap sebagai titisan Dewi Widowati
yang selama ini diimpikannya. Dalam sebuah perjalanan Rama dan
Sinta dan disertai Lesmana adiknya, sedang melewati hutan belantara
yang dinamakan hutan Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana mengintai
untuk dibawa ke istananya dan dijadikan istri, dengan siasatnya
Rahwana mengubah seorang hambanya bernama Marica menjadi
seekor kijang kencana.Dengan tujuan memancing Rama pergi
memburu kijang „jadi-jadian' itu, karena Dewi Sinta
menginginkannya.Dan memang benar setelah melihat keelokan kijang
tersebut, Sinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena
permintaan sang istri tercinta maka Rama berusaha mengejar kijang
seorang diri sedang Sinta dan Lesmana menunggu.
Dalam waktu sudah cukup lama ditinggal berburu, Sinta mulai
mencemaskan Rama, maka meminta Lesmana untuk
mencarinya.Sebelum meninggalkan Sinta seorang diri Lesmana tidak
lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Sinta yaitu
dengan membuat lingkaran magis.Dengan lingkaran ini Sinta tidak
boleh mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar tetap terjamin
keselamatannya, jadi Sinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas
lingkaran tersebut.Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai beraksi
untuk menculik, namun usahanya gagal karena ada lingkaran magis
tersebut. Rahwana mulai cari siasat lagi, caranya ia menyamar yaitu
dengan mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan
mengambil hati Sinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya
berhasil membuat Sinta mengulurkan tangannya untuk memberi
sedekah, secara tidak sadar Sinta telah melanggar ketentuan lingkaran
magis yaitu tidak diijinkan mengeluarkan anggota tubuh sedikitpun!
Saat itu juga Rahwana tanpa ingin kehilangan kesempatan ia
menangkap tangan dan menarik Sinta keluar dari lingkaran.
Selanjutnya oleh Rahwana, Sinta dibawa pulang ke istananya di
Alengka.Saat dalam perjalanan pulang itu terjadi pertempuran dengan
seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang hendak menolong
Dewi Sinta.Jatayu dapat mengenali Sinta sebagai puteri dari Janaka
yang merupakan teman baiknya, namun dalam pertempuan itu Jatayu
Disaat yang sama Rama terus memburu kijang kencana dan
akhirnya Rama berhasil memanahnya, namun kijang itu berubah
kembali menjadi raksasa. Dalam wujud sebenarnya Marica
mengadakan perlawanan pada Rama sehingga terjadilah pertempuran
antar keduanya, dan pada akhirnya Rama berhasil memanah si
raksasa.Pada saat yang bersamaan Lesmana berhasil menemukan
Rama dan mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Sinta
ditinggal sendirian, namun sesampainya Sinta tidak ditemukan.
Selanjutnya mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu
yang luka parah, Rama mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan
penuh emosi ia hendak membunuhnya tapi berhasil dicegah oleh
Lesmana. Dari keterangan Jatayu mereka mengetahui bahwa yang
menculik Sinta adalah Rahwana.Setelah menceritakan semuanya
akhirnya si burung garuda ini meninggal.
Mereka berdua memutuskan untuk melakukan perjalanan ke
istana Rahwana dan ditengah jalan mereka bertemu dengan seekor kera
putih bernama Hanuman yang sedang mencari para satria guna
mengalahkan Subali.Subali adalah kakak dari Sugriwa paman dari
Hanuman, Sang kakak merebut kekasih adiknya yaitu Dewi
Tara.Singkat cerita Rama bersedia membantu mengalahkan Subali, dan
akhirnya usaha itu berhasil dengan kembalinya Dewi Tara menjadi istri
Sugriwa. Pada kesempatan itu pula Rama menceritakan perjalanannya
akan dilanjutkan bersama Lessmana untuk mencari Dewi Sinta sang
istri yang diculik Rahwana di istana Alengka. Karena merasa berutang
budi pada Rama maka Sugriwa menawarkan bantuannya dalam
menemukan kembali Sinta, yaitu dimulai dengan mengutus Hanuman
pergi ke istana Alengka mencari tahu Rahwana menyembunyikan
Sinta dan mengetahui kekuatan pasukan Rahwana.
Taman Argasoka adalah taman kerajaan Alengka tempat
dimana Sinta menghabiskan hari-hari penantiannya dijemput kembali
oleh sang suami. Dalam Argasoka Sinta ditemani oleh Trijata
bersedia menjadi istri Rahwana. Karena sudah beberapa kali Rahwana meminta dan „memaksa' Sinta menjadi istrinya tetapi ditolak, sampai -sampai Rahwana habis kesabarannya yaitu ingin membunuh Sinta
namun dapat dicegah oleh Trijata. Di dalam kesedihan Sinta di taman
Argasoka ia mendengar sebuah lantunan lagu oleh seekor kera putih
yaitu Hanuman yang sedang mengintainya. Setelah kehadirannya
diketahui Sinta, segera Hanuman menghadap untuk menyampaikan
maksud kehadirannya sebagai utusan Rama.Setelah selesai
menyampaikan maskudnya Hanuman segera ingin mengetahui
kekuatan kerajaan Alengka. Caranya dengan membuat keonaran yaitu
merusak keindahan taman, dan akhirnya Hanuman tertangkap oleh
Indrajid putera Rahwana dan kemudian dibawa ke Rahwana. Karena
marahnya Hanuman akan dibunuh tetapi dicegah oleh Kumbakarna
adiknya, karena dianggap menentang, maka Kumbakarna diusir dari
kerjaan Alengka. Tapi akhirnya Hanuman tetap dijatuhi hukuman yaitu
dengan dibakar hidup-hidup, tetapi bukannya mati tetapi Hanuman
membakar kerajaan Alengka dan berhasil meloloskan
diri.Sekembalinya dari Alengka, Hanuman menceritakan semua
kejadian dan kondisi Alengka kepada Rama.Setelah adanya laporan
itu, maka Rama memutuskan untuk berangkat menyerang kerajaan
Alengka dan diikuti pula pasukan kera pimpinan Hanuman.
Setibanya di istana Rahwana terjadi peperangan, dimana
awalnya pihak Alengka dipimpin oleh Indrajid.Dalam pertempuran ini
Indrajid dapat dikalahkan dengan gugurnya Indrajit.Alengka terdesak
oleh bala tentara Rama, maka Kumbakarna raksasa yang bijaksana
diminta oleh Rahwana menjadi senopati perang.Kumbakarna
menyanggupi tetapi bukannya untuk membela kakaknya yang angkara
murka, namun demi untuk membela bangsa dan negara
Alengkadiraja.Dalam pertempuran ini pula Kumbakarna dapat
dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya. Dengan gugurnya
sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi sendiri Rama. Pada akhir
pimpinan Rama.Rahwana mati kena panah pusaka Rama dan dihimpit
gunung Sumawana yang dibawa Hanuman.
Setelah semua pertempuran yang dasyat itu dengan kekalahan
dipihak Alengka maka Rama dengan bebas dapat memasuki istana dan
mencari sang istri tercinta. Dengan diantar oleh Hanuman menuju ke
taman Argasoka menemui Sinta, akan tetapi Rama menolak karena
menganggap Sinta telah ternoda selama Sinta berada di kerajaan
Alengka. Maka Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu dengan
melakukan bakar diri. Karena kebenaran kesucian Sinta dan
pertolongan Dewa Api, Sinta selamat dari api. Dengan demikian
terbuktilah bahwa Sinta masih suci dan akhirnya Rama menerima
kembali Sinta dengan perasaan haru dan bahagia.Dan akhir dari kisah
ini mereka kembali ke istananya masing-masing.
2.2.3 Karakter-karakter Dalam Kisah Ramayana 1. Ramawijaya
Seorang kesatria yang sakti, mahir memanah, berhati
welasasih.Kalau sudah memiliki kemauan tidak mudah menyerah.
Gambar 2.1 Tokoh Rama Wijaya
Sumber :
Rama Wijaya : Rama Wijaya dikenal pula dengan nama
Ramayana, Ramaragawa, Ramacandra, Ramabadra, Rawadewa dan
Raguputra. Ia merupakan putra tunggal Prabu Dasarata, raja negara
Ayodya dengan permaisuri Dewi Kusalya. Rama Wijaya adalah
seorang satria yang pandai berperang. Walaupun sikapnya
lemah-lembut, tetapi ia tangkas menggunakan senjata, terutama panah. Ia
rajin berlatih menggunakan panah sehingga tak ada satria lain yang
mampu mengalahkan kepandaiannya dalam memanah. Busur yang
seberapapun besarnya dapat dilengkungkan olehnya, dan sasaran yang
betapapun jauhnya selalu terbidik dengan tepat.Rama Wijaya adalah
titisan Dewa Wisnu yang bertugas menciptakan kesejahteraan dunia.
2. Lesmana ksmana.jpg; diakses 26-11-2012; 13.45 WIB)
Lesmana : Lesmana atau Laksmana widagda adalah putra
Prabu Dasarata, raja negara Ayodya dengan permaisuri kedua
Dewi Sumitra, putri Prabu Ruryana raja negara Maespati. Ia
bernama ; Ramawijaya/Ramadewa, dari permaisuri Dewi Kusalya,
dan Barata, Satrugna serta Dewi Kawakwa ketiganya putra Prabu
Dasarata dengan permaisuri Dewi Kekayi. Lesmana bertempat
tinggal di kesatrian Girituba.Ia seorang satria brahmacari (tidak
kawin). Mempunyai watak halus, setia dan tak kenal takut.Sejak
kecil Lesmana sangat rapat dan sangat sayang kepada Rama
Wijaya.Lesmana diyakini sebagai titisan Bathara Suman, pasangan
Bathara Wisnu.
3. Dewi Sinta
Adalah Istri dari Rama Wijaya.
Gambar 2.3 TokohDewi Sinta
Sumber : (http://wayang.files.wordpress.com/2010/03/sinta2.jpg; diakses 26-11-2012; 13.45 WIB)
Dewi Sinta : Dewi Sinta adalah putri Prabu Janaka, raja
negara Mantili atau Mitila (Mahabharata). Dewi Sinta diyakini
sebagai titisan Bathari Sri Widowati, istri Bathara Wisnu.Selain
sangat cantik, Dewi Sinta merupakan putri yang sangat setia,
jatmika (selalu dengan sopan santun) dan suci trilaksita (ucapan,
pikiran dan hatinya).Dewi Sinta menikah dengan Rama Wijaya,
putra Prabu Dasarata dengan Dewi Kusalya dari negara Ayodya,
setelah Rama memenangkan sayembara mengangkat busur Dewa
Siwa di negara Mantili. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh
4. Prabu janaka
Ayah dari dewi Sinta dan raja dikerajaan Mantili
Gambar 2.4 Tokoh Prabu Janaka
Sumber:(http://www.wayangpedia.com/wpcontent/uploads/2012/09/JAN AKA_SOLO.jpg; diakses 26-11-2012; 13.45 WIB)
Prabu janaka merupakan seorang raja yang masih keturunan
Bathara Isyawa, putera kedua sanghyang wisnu dengan permaisuri
Dewi Sripujayanti.Prabu janaka merupakan seorang raja yang
berwatak brahmana, berperilaku adil, bijaksana, berhati lurus dan
bersih.
2.3 Media Informasi
Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat
karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang
sedang berkembang, selain itu manusia dapat saling berinteraksi satu sama
lain. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan
baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang
disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target.
2.3.1 Definisi Media Informasi
Demikian pentingnya media informasi pada masa kini,
informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu sama
lainnya. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.Media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa
pesan dari komunikator menuju komunikan. Sedangkan pengertian
dari informasi secara umum adalah data yang sudah diolah menjadi
suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau
keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan
keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan
sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah
informasi sehingga menjadi bahan bermanfaat bagi penerima
informasi.
2.4 Target Sasaran atau Segmentasi
Segmentasi dari informasi ini adalah anak-anak yang merupakan
generasi penerus.Anak-anak diharapkan sejak dini telah mempunyai
ketertarikan untuk membaca kisah Ramayana, sehingga bisa lestari dalam
lingkungan modern tempat anak-anak tersebut tinggal.Sasaran penyampaian
informasi ini adalah untuk mendukung melestarikan kisah Ramayana.
Demografis
o Gender : Laki-laki dan perempuan.
o Usia : Anak-anak usia 9 sampai 12 tahun.
o Pekerjaan : Siswa.
o Pendidikan : Sekolah Dasar (SD) kelas 3 sampai
6 SD
o Status Ekonomi Sosial : Menengah keatas.
o Perilaku : Yaitu anak-anak sekolah dasar
yang tidak tertarik untuk membaca
Geografis
Anak-anak yang berada di daerah Bandungkhususnya,
umumnya untuk daerah jawa.
Psikografis
Anak-anak yang memiliki tingkat keingintahuan yang luas akan
kisah Ramayana dan anak-anak yang ingin banyak mengetahui
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN dan KONSEP VISUAL
1.1 Strategi Perancangan
Permasalahan yang ditemukan penulis pada kisah Ramayana adalah
kurangnya informasi sehingga tingkat pengetahuan pada kalangan anak-anak
terhadap kisah Ramayana adalah rendah dan juga kurang diminati oleh
anak-anak. Dikarenakan anak-anak sekarang lebih memilih untuk membaca
cerita-cerita yang modern. Dalam perancangan media informasi kisah Ramayana,
perlu adanya strategi perancangan yang tepat agar pesan yang disampaikan
kepada target penerima dapat diterima dengan baik dan efektif.
Bentuk media yang digunakan pada media informasi ini adalah buku
pop up yang dikemas menjadi menarik, agar target penerima ingin membaca
dan mengetahui isi dari buku tersebut.Media tersebut berisi cerita singkat dari
kisah ramayana dan dibagi menjadi 5 buku. Adapun tahap-tahap dari strategi
perancangan yang perlu dilakukan meliputi :
1.1.1 Pendekatan Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan tahap perencanaan untuk
menciptakan sebuah pendekatan komunikasi dari sebuah informasi
agar informasi tersebut tepat sasaran dan dapat diterima dengan baik
oleh penerimanya. Dalam hal merancang media informasi tentang
kisah Ramayana, maka diperlukan suatu strategi komunikasi yang
ringan, mudah dimengerti, dan jelas.
Strategi komunikasi pada media informasi ini adalah
menyampaikan suatu cerita singkat dari kisah Ramayana dengan
penyampaian kata-kata yang mudah dipahami oleh anak-anak dengan
kata-kata yang biasa dipakai oleh anak-anak dalam berkomunikasi
sehari-hari baik dengan temannya atau dengan otrangtuanya.
1.1.1.1 Pendekatan Secara Visual
Strategi pendekatan visual menggunakan gambar kartun
yang sederhana dan menggunakan teknik pop up sehingga
gambar terlihat 3D.Penggunaan teknik pop up ini bertujuan
agar menyajiakan suatu buku yang berbeda dari buku cerita
pada umumnya dan menjadikan salah satu daya tarik untuk
anak-anak saat membaca buku cerita ini karena gambarnya
dapat bergerak dan agar anak-anak dapat ikut merasakan
suasana dari isi buku ini.Pendekatan visual ini dilakukan
karena target sasarannya adalah anak-anak usia 9 sampai 12
tahun.
1.1.1.2 Pendekatan Secara Verbal
Strategi pendekatan verbal yaitu dengan menggunakan
kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami
oleh anak-anak.
1.1.2 Strategi Kreatif
Strategi kreatif yang dipakai adalah dengan membuat buku cerita
bergambar yang dipadukan dengan teknik pop up, yang berisi cerita
singkat tentang kisah Ramayana saat pertemuan Rama dan Sinta.
1.1.3 Strategi Media
Strategi yang digunakan dalam perancangan media informasi
menyampaikan pesan atau informasi yang berhubungan dengan media
informasi ini.
Teori penggunaan media untuk perancangan media ini yaitu
menggunakan media primer dan media sekunder. Media primer adalah
media utama dalam media informasi ini, sedangkan media sekunder
adalah media yang bersifat melengkapi atau menunjang media utama.
1.1.3.1 Media Utama
Didasarkan pada permasalahannya, maka dalam
pemilihan suatu media harus benar-benar tepat dan cermat
agar dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Media
utama yang akan digunakan adalah buku cerita bergambar
yang dipadukan dengan teknik pop up. Buku ini dibagi
menjadi 5 seri judul dan pada pembahasan ini adalah tentang buku seri pertama yang berjudul “Pertemuan Rama dan Sinta”. Buku-buku seri lainnya itu sendiri berjudul “Diculiknya Dewi
Sinta, Perjalanan Rama dan Hanoman, Pertempuran Rama dan Rahwana, dan Kembalinya Dewi Sinta”
5 seri judul buku itu adalah :
Buku pertama berjudul “Pertemuan Rama dan
Sinta” menceritakan tentang bagaimana
bertemunya Ramawijaya dengan Dewi Sinta.
Buku kedua berjudul “Diculiknya Dewi Sinta” menceritakan tentang Dewi Sinta yang diculik
oleh raja yang jahat bernama Rahwana.
Buku ketiga berjudul “Perjalanan Rama dan Hanoman” menceritakan tentang pertemuan antara Rama dan Hanoman yang bertujuan untuk
menyelamatkan Dewi Sinta.
antara Ramawijaya dengan Rahwana untuk
menyelamatkan Dewi Sinta.
Buku kelima berjudul “Kembalinya Dewi Sinta”
menceritakan tentang Dewi Sinta yang berhasil
diselamatkan oleh Rama dan kembali bersama
Ramawijaya.
1.1.3.2 Media Pendukung
Media pendukung yang digunakan merupakan media
tambahan untuk mendampingi media utama. Media-media
pendukung ini yaitu media-media yang efektif untuk
menyampaikan informasi dari media utama.
Kalender
Media pendukung ini berisi tentang tokoh-tokoh dan yang
ada pada cerita Ramayana.
Card game
Card game ini bertujuan untuk media evaluasi tentang
tokoh-tokoh yang ada pada kisah Ramayana yang telah
dibaca dari buku pop up.
Poster
Media ini berfungsi sebagai media promosi untuk
memasarkan buku cerita bergambar yang dijadikan
sebagai media utama. Poster ini ditempel pada saat buku
telah diterbitkan dan dipasarkan.
X Banner
X banner menjadi salah satu media promosi yang
ditempatkan didepan pintu masuk book store.
Stiker
Media ini berfungsi sebagai media pengingat pada
Gantungan Kunci
Melihat target pasarnya adalah anak-anak, maka
pembuatan media gantungan kunci diperlukan, karena
anak-anak SD biasanya mempunyai tas sekolah
kesayangannya. Maka gantungan ini bisa digunakan
sebagai gantungan tas, dan juga sebagai media pengingat
tentang tokoh-tokoh yang ada pada kisah Ramayana.
Pin
Media ini berfungsi sebagai media pengingat dari
tokoh-tokoh yang ada pada kisah Ramayana dan sebagai media
promosi.
1.1.4 Strategi Distribusi
Media utama yang berupa buku akan ditawarkan kepada pihak
penerbit yang mempunyai potensi dalam menerbitkan buku-buku
pengetahuan berupa cerita fiksi atau nonfiksi. Toko-toko buku seperti
gramedia menjadi target utama dalam pendistribusian buku ini.
1.2 Konsep Visual
1.2.1 Layout
Konsep desain layout dalam perancangan buku pop up kisah
ramayana ini custom yaitu berukuran 18 cm x 23.5 cm. Alas dari buku
Gambar 3.1 Contoh Layout Halaman 1
1.2.2 Tipografi
Pemilihan yang baik harus mengarah pada tingkat keterbacaan dan
menarik.Selain itu huruf juga menggambarkan karakter dari pesan
yang disampaikan.Oleh karena itu penulis menggunakan huruf Prida61
dan Connie.
Gambar 3.2 Font Prida61
1.2.3 Warna
Media buku pop up ini mengambil warna dari warna kulit kartun agar
warnanya terlihat enak dilihat.
Gambar 3.4 Penjelasan Warna Ramawijaya
Gambar 3.6 Penjelasan Warna Lesmana
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
1.1 Teknis Media
Dalam proses pembuatan media yang akan digunakan penulis melakukan
beberapa tahapan :
Tahapan Sketsa
Tahapan awal dari pembuatan media adalah sketsa-sketsa kecil yang
berguna membantu membuat hasil akhir dari visualnya.
Tahapan Eksekusi Visual
Tahapan ini yaitu dimana saat proses pewarnaan dan menentukan
ukuran-ukuran dari masing-masing objek.
Tahapan Perancangan
Tahapan ini adalah tahapan penggabungan dari berbagai objek yang
telah melewati tahapan eksekusi visual, termasuk dalam
pengaplikasian pada media-media pendukung.
Finishing
Setelah mendapatkan tampilan yang diinginkan, baru dilakukan
1.2 Teknis Produksi Media
Jenis media yang diproduksi adalah sebagai berikut :
Buku Pop Up
Ukuran : 18 x 23,5 cm
Teknik : Cetak offset
Bahan : BW 260gr
Poster
Ukuran : A3 (21,9 x 42 cm)
Teknik : Cetak offset
Bahan : Art Paper 260gr
X-Banner
Ukuran : 60 x 160 cm
Teknik : Digital Printing
Bahan : Poliposter Outdor
Kalender
Ukuran : 25 x 16 cm
Teknik : Cetak Offset
Bahan : Art Paper 260gr
Card Game
Ukuran : 8 x 11 cm
Teknik : Cetak Offset
Bahan : Art Paper 260gr
Pin
Ukuran : 5.8 cm
Teknik : Cetak Offset
Bahan : Art Paper 120gr
Stiker
Ukuran : 6 x 10 cm
Teknis : Cetak Offset
Bahan : Indoor Sticker Cormo
Gantungan Kunci
Ukuran : 5.8 cm
Teknis : Cetak Offset
Bahan : Art Paper 120gr
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Biodata
Nama : Ridwan Muhafidin
Tempat / Tanggal Lahir : Cirebon, 05 April 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Cibiru Indah 1 No. 02 RT. 01 RW. 16
Ds. Cibiru Wetan Kec. Cileunyi Kab.
Bandung 40625
No Handphone : 089656307750
E-mail : oneniet181206@gmail.com
2. Pendidikan
1998-2004 : SDN Cibiru 1 Bandung
2004-2007 : SMPN 8 Bandung
2007-2010 : SMKN 6 Bandung
2010-2013 : Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) jurusan Desain Komunikasi