• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan metode ilmiah yang berjudul pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan bawang merah

N/A
N/A
Rexy Korz

Academic year: 2023

Membagikan "Laporan metode ilmiah yang berjudul pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan bawang merah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan laporan metode ilmiah yang berjudul pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan bawang merah

Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulilalah penulis tidak mendapat kendala- kendala,sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing.orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. semoga apa yang diharapkan penulis dapat dicapai dengan sempurna amin.

Muara Kelingi, Juli 2023

Penulis

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Penelitian...1

1.4 Manfaat Penelitian...1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...2

2.1 Landasan Teori...2

2.1.1 Deskripsi Bawang Merah...2

2.1.3 Pertumbuhan Vegetatif Bawang Merah...2

2.1.3 Cahaya...2

2.2 Hipotesis...3

BAB III METODE PENELITIAN...4

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian...4

3.2 Populasi Dan Sampel...4

3.3 Variabel Penelitian...4

3.4 Rancangan Penelitian...4

3.5 Alat dan Bahan...4

3.6 Langkah Kerja...4

3.7 Rancangan Tabel Data...5

3.8 Rancangan Analisis data...5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...6

4.1 Deskripsi Data...6

4.1.1 Tabel data penelitian...6

4.1.2 Grafik data penelitian...6

4.2 Interpretasi Data...6

4.3 Uji Hipotesis...7

4.4 Pembahasan...7

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...8

5.1 Kesimpulan...8

5.2 Saran...8

DAFTAR PUSTAKA...9

ii

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah (Allium cepa var. Aggregatum L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai penyedap masakan maupun obat herbal. Kebutuhan bawang merah di Indonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan sebesar 5%. Hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah populasi Indonesia yang setiap tahunnya juga mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Jenderal Holtikultura (DJH) menyebutkan bahwa produksi bawang merah di Indonesia tahun 2013-2015 yaitu sebesar 1.1010.773 ton, 1.233.984 ton dan 1.229.184 ton. Akan tetapi, sepanjang tahun 2014 impor bawang merah di Indonesia tercatat sebesar 74.019 ton dan dalam tiga bulan pertama tahun 2015, impor bawang merah di Indonesia mencapai 85.730 ton. Hal itu membuktikan bahwa kebutuhan akan bawang merah di dalam negeri masih tinggi dibandingkan ketersediaannya.

Dengan demikian, produktivitas bawang merah dalam negeri perlu ditingkatkan.

Intensitas cahaya merupakan faktor esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi akan berpengaruh pada rusaknya klorofil, transpirasi yang lebih cepat, dan terjadinya klorosis. Pada intensitas cahaya matahari rendah akan berpengaruh pada pembatasan fotosintesis dan menyebabkan cadangan makanan cenderung lebih banyak dipakai daripada disimpan. Di lain pihak intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis hal ini disebabkan adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung cepat, sehingga merusak klorofil. Penggunaan naungan dari awal semai sampai panen dapat mengatasi pengaruh negatif lingkungan terhadap pertumbuhan bawang merah sehingga mampu menghasilkan produksi umbi yang tinggi dibandingkan dengan tanpa naungan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah ada pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan bawang merah?

1.3 Tujuan Penelitian

-Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah (Allium cepa var. Aggregatum L)

1.4 Manfaat Penelitian

-Menambah ilmu serta wawasan bahwa cahaya penting bawang merah (Allium cepa var.

Aggregatum L) bisa tumbuh.

1

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Deskripsi Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa var. Aggregatum L) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan serta sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya. Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga ketinggian + 1.100 m dpl. Namun produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah (0-500 m dpl), bersuhu 25-32°C, pH tanah antara 5,5-6,5 dan mendapat sinar matahari + 70% (Rukmana, 1994).

Menurut Samadi dan Cahyono (2005) Klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Class : Monocotyledonae Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonium L.

Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm. Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang berbentuk seperti cakram, tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus terdapat batang semu yang 2.1. Daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang serta bagian ujungnya runcing berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek, sedangkan bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuningkuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitga (Sudirja, 2007).

2.1.3 Pertumbuhan Vegetatif Bawang Merah

Pertumbuhan adalah suatu proses kehidupan tanaman pada habitat tertentu yang menghasilkan pertambahan ukuran maupun bentuk. Pertumbuhan terbagi atas 2 fase, yakni vegetatif dan generatif. Fase vegetatif berlangsung sampai waktu tertentu kemudian berangsur beralih fase generatif. Pada fase vegetatif terdapat bagian-bagian tanaman yang akan berkembang, yakni akar, batang dan daun. Sedangkan perkembangan pada fase generatif sendiri adalah bunga, buah, biji (Acquaah, 2005). Tanaman bawang merah memiliki 2 fase tumbuh, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Tanaman bawang merah memasuki fase vegetatif setelah berumur 11-35 hari setelah tanam (HST) dan fase generatif terjadi saat tanaman berumur 36 hari setelah tanam (HST). Pada fase generatif, ada 9 pembentukan umbi 36-50 hari setelah tanam (HST) dan fase pematangan umbi 51-56 hari setelah tanam

(6)

2.1.3 Cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman secara langsung. Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk luar dan laju perpanjangannya. Baik intensitas dan lama penyinaran dapat mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dan khas terhadap pertumbuhan. Lama penyinaran dalam sehari mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan vegetatif dan kegiatan reproduksi tumbuhan. Berdasarkan pengaruh lamanya penyinaran cahaya matahari dalam sehari terhadap pertumbuhan vegetatif dan reproduksi, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yakni tumbuhan hari pendek, periode penyinarannya pendek yakni kurang dari 10 jam sehari, contohnya ubi jalar, sorgum, aster dll. Kelompok kedua yakni adalah tumbuhan hari panjang, periode penyinarannya antara 14-16 jam sehari atau lebih.

Kelompok ketiga yakni tumbuhan hari sedang atau netral, periode pembungaannya tidak dipengaruhi oleh lama penyinaran (Sirait, 2008).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu cahaya. Tanaman menggunakan cahaya untuk melakukan fotosintesis

2.2 Hipotesis

Penempatan tanaman pada intesitas cahaya yang berbeda, akan memberikan hasil yang berbeda pula pada pertumbuhan tanaman bawang merah(Allium cepa var. Aggregatum L).

3

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Muara Kelingi, Agustus - Oktober

3.2 Populasi Dan Sampel

Populasi : Bawang Merah

Sampel : 2 Tanaman Bawang Merah

3.3 Variabel Penelitian

1). Variabel Bebas : Pemberian intensitas cahaya di tempat yang terkena sinar matahari, dan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung

2). Variabel Terikat : Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah 3). Variabel Kontrol : Disiram 2 kali sehari

4). Operasional Variabel Bebas : Perlakuan pada tanaman, P1 : ditempatkan pada tempat gelap, dan P2: dibawah sinar matahari.

5). Operasional Variael Terikat: Tinggi tanaman

3.4 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan 2 perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut:

P1: ditempatkan pada tempat gelap P2: dibawah sinar matahari

3.5 Alat dan Bahan

1. Polybag 2. Tanah 3. Air

4. Tanaman bawang merah 5. Alat tulis menulis 6. Penggaris

3.6 Langkah Kerja

1.siapkan tanaman bawang merah 2.siapkan tanah

3.lalu tanam bawang merah

4. Lakukan penyiraman pada tanaman setiap pagi dan sore hari 5.Lakukan pengamanan mengenai tinggi tanaman bawang merah

menggunakan penggaris serta jumlah daun pada tanaman bawang merah

(8)

3.7 Rancangan Tabel Data

Pengukuran Ke- P1 (Tempat Gelap) P2 (Dibawah sinar matahari) Ke-1

Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Ke-8

3.8 Rancangan Analisis data

Teknik yang digunakan yaitu dengan mengamati langsung objek yang diteliti, dan akan didapatkan informasi yang diperlukan secara langsung dan cepat. Pengamatan langsung mulai dilakukan selama penelitian berlangsung, dengan mengamati perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada bawan yang ditanam, objek di ukur setiap1 minggu sekali.

5

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Berikut adalah hasil penelitian tanaman bawang 4.1.1 Tabel data penelitian

Pengukuran Ke- P1 (Tempat Gelap) P2 (Dibawah sinar matahari)

Ke-1 1.2 cm 1.5 cm

Ke-2 3.6 cm 2.6 cm

Ke-3 5.1 cm 4.5 cm

Ke-4 6.3 cm 6.5 cm

Ke-5 8.3 cm 8.4 cm

Ke-6 12 cm 10 cm

Ke-7 15.5 cm 12.3 cm

Ke-8 16.5 cm 14.2 cm

4.1.2 Grafik data penelitian

4.2

Interpretasi Data

tanam yang didalam ruangan pada minggu ke-1 memiliki tinggi 1,2cm,pada minggu ke-2 memiliki tinggi 3,6cm, minggu ke-3 memiliki tinggi 5,1cm, minggu ke-4 memiliki tinggi 6,3cm, minggu ke-5 memiliki tinggi 8,3cm, minggu ke-6 memiliki tinggi 12cm , minggu ke-7 memiliki tinggi 15,5cm, minggu ke 8 memiliki tinggi 16,5 cm

tanam yang diluar ruangan pada minggu ke-1 memiliki tinggi 1,5cm,pada minggu ke-2 memiliki tinggi 2,6cm, minggu ke-3 memiliki tinggi 4,5cm, minggu ke-4 memiliki tinggi 6,5cm, minggu ke-5 memiliki tinggi 8,4cm, minggu ke-6 memiliki tinggi 10cm , minggu ke-7 memiliki tinggi 12,3cm, minggu ke 8 memiliki tinggi 14,2cm

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Ke-8

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

1.2

3.6

5.1

6.3

8.3

12

15.5

16.5

1.5

2.6

4.5

6.5

8.4

10

12.3

14.2

Grafik Tinggi Daun Bawang (Cm)

P1 (Tempat Gelap) Column1

(10)

4.3 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan cahaya ternyata mempengaruhi pertumbuhan tanaman bawang, daun bawang yang tumbuh lebih lambat karena dapat sinar matahari lebih bagus daripada daun yang cepat tumbuh tetapi menghasilkan bawang yang cacat. Jadi pencahayaan sinar matahari membuat daun bawang tumbuh lebih lambat tetapi menghasilkan bawang yang sehat dan sesuai dengan hipotesis kami.

4.4 Pembahasan

Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang idak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan, hal ini desebabkan kaerena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari.

7

(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang kami lakukan,kami mengamati dan menyimpulkan bahwa

tanaman tomat yang saya letakkan di tempat yang gelap ternyata lebih cepat tumbuh, akan tetapi kondisi tanamannya berwarna pucat dan terlihat sedikit kurus.

Dan sebaliknya, tanaman tomat yang kami letakkan di tempat yang cukup cahaya tumbuh lebih lambat dibandingkan tomat yang saya letakkan di tempat yang gelap. Akan tetapi kondisinya lebih relative baik dan berwarna cerah.

Seperti yang telah disebutkan pada tinjauan pustaka sebelumnya, hal ini terjadi karena tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap tidak memperoleh cukup cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel – sel tumbuhan, sebaliknya tumbuhan yang diletakkan ditempat terang akan memperoleh cukup cahaya, auksin di hambat oleh cahaya matahari

Saran: Dalam pengamatan yang telah dilaksanakan hendaknya satu orang saja yang mengukur agar tidak terjadi ketidak jelasan.

5.2 Saran

Dari penelitian ini diharapkan jika para pembaca ingin menanam tanaman dibawah sinar matahari agar tanaman tersebut pertumbuhannya optimal.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran. Tidak Diketahui

Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42

Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Phospat dan Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera Utara

9

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanaman bawang merah, luas daun akan mempengaruhi banyaknya radiasi matahari yang diterima oleh tanaman, sehingga semakin besar luas daun tanaman tersebut

Pemanfaatan Radiasi Sinar Gamma (Co-60) untuk Peningkatan Pertumbuhan dan Ketahanan Tanaman Kedelai terhadap Penyakit Pustul Daun.. Bawang Merah Budidaya Dan

Apakah ada pengaruh interaksi antara intensitas cahaya matahari dan takaran pupuk cair limbah cair nanas terhadap produksi bawang merah? 4) Apakah ada pengaruh

Tanaman yang memiliki luas daun tinggi akan memperoleh cahaya matahari lebih besar sehingga akan berpengaruh pada bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah

Tanaman kacang hijau yang dietiolasi (tumbuhan yang tumbuh dalah gelap) pertumbuhannya lebih cepat daripada tanaman yang terkena banyak sinar natahari maupun di tempat yang

Penyusunan tugas akhir yang berjudul Hubungan Intensitas Cahaya Matahari Dibandingkan dengan Kelembapan dan Suhu Pada Tajuk Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan

Penelitian mengenai pengaruh variasi dosis kompos kempaan gambir dan intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan bibit gambir (Uncaria gambir Roxb.), telah

Perubahan intensitas cahaya matahari dari kontak pertama sampai mencapai gerhana matahari sebagian (GMS) maksimum dan dari GMS maksimum ke kontak terakhir ternyata