• Tidak ada hasil yang ditemukan

NUR DEVINIA NIM. P07224319027

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "NUR DEVINIA NIM. P07224319027"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012, prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 41,8% di seluruh dunia pada tahun 1993-2012. Sebaliknya, semakin rendah status ekonomi ibu hamil, maka semakin sedikit pula pengetahuan ibu hamil dalam mengatasinya. Dengan kata lain prevalensi anemia akan lebih sedikit ditemukan pada ibu hamil yang mempunyai pendapatan rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendapatan sedang.

Data yang dikumpulkan adalah jurnal yang membahas tentang hubungan pola makan dan status sosial ekonomi terhadap prevalensi anemia pada ibu hamil pada tahun 2015 hingga tahun 2020. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan studi literatur mengenai hubungan pola makan dan status sosial ekonomi dengan anemia. pada wanita hamil melalui tinjauan literatur sistematis.

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Proses kehamilan dapat menyebabkan terjadinya perubahan seperti perubahan pada tubuh ibu dibandingkan sebelum hamil, besarnya pertambahan berat badan pada saat hamil berbeda-beda pada setiap ibu hamil. Perencanaan gizi ibu hamil sebaiknya mengacu pada AKG karena kebutuhan gizinya berbeda dengan ibu tidak hamil. Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil adalah obesitas atau kelebihan berat badan, diabetes melitus, hipertensi dan anemia (Hardinsyah dan Supriasa, 2016).

Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin ibu hamil lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, atau kadar hemoglobin lebih rendah dari 10,5 g/dl pada trimester kedua. Di Indonesia, berdasarkan hasil penelitian, prevalensi anemia gizi pada ibu hamil diperkirakan berkisar antara 50% hingga 70%.

Tabel 2.1Kriteria Anemia Berdasarkan Rata-rata Kadar Hemoglibin
Tabel 2.1Kriteria Anemia Berdasarkan Rata-rata Kadar Hemoglibin

Pola Makan / Nutrisi

Pola makan sehat bagi ibu hamil berarti makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus mempunyai jumlah kalori dan zat gizi yang tepat sesuai dengan kebutuhannya, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (Manuaba, 2010). Ibu hamil juga disarankan untuk mengonsumsi berbagai makanan yang diolah dari empat jenis makanan dasar yaitu: buah-buahan, sayur-sayuran dan daging atau alternatif penggantinya. Ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan yang mengandung tidak lebih dari 25% kalori yang dikonsumsinya per hari.

Bayi yang lahir dengan skor Apgar rendah akan berdampak buruk bagi ibu hamil jika dicampur dengan vitamin. Hal inilah yang menyebabkan ibu hamil lebih mudah terpapar patogen sehingga berisiko mengalami anemia. Keluhan mual dan muntah pada ibu hamil pada trimester pertama dapat menurunkan ketersediaan zat besi dalam tubuh ibu hamil.

Dan kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester ketiga untuk tumbuh kembang janin juga membuat kebutuhan zat besi pada ibu hamil semakin besar. Dengan pola makan yang tidak seimbang, zat besi tidak akan terpenuhi sehingga ibu hamil akan mengalami anemia. Jika Anda bisa memilah jenis jajanan dan mengetahui secara pasti mana yang tepat, jajanan dapat menambah nilai asupan nutrisi ibu hamil yang kurang.

Pola makan tidak sehat pada ibu hamil merupakan ketentuan mengenai jumlah dan jenis makanan yang tidak sesuai dengan pola makan ibu hamil yang seimbang. Jika memuaskan nafsu makan dengan makanan yang banyak mengandung gula, ibu hamil akan kehilangan nafsu makan terhadap makanan yang mengandung nutrisi, vitamin, dan mineral yang diperlukan. Cara menghindari pola makan tidak sehat dengan mengonsumsi makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna. Kehamilan menyebabkan perubahan pada tubuh yang mengakibatkan berbagai gangguan makan. Keadaan ini seringkali mempengaruhi asupan nutrisi ibu hamil atau.

Tabel 2.2  Kecukupan Gizi Ibu Hamil Dalam Satu Hari(Savitri Sayogo, 2007)  No  Bahan
Tabel 2.2 Kecukupan Gizi Ibu Hamil Dalam Satu Hari(Savitri Sayogo, 2007) No Bahan

Definisi Sosial Ekonomi

Apabila pola konsumsinya tepat maka asupan gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga kemungkinan besar permasalahan gizi seperti anemia dapat dihindari (Istiarti, 2010). Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya mengatasi masalah gizi pada kesehatan keluarga. Ibu hamil yang berpendidikan rendah yaitu tidak bersekolah, tidak tamat SD dan hanya tamat SD mempunyai prevalensi anemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan menengah dan tinggi (Wijianto, 2009).

Tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang memperoleh dan memahami pengetahuan gizi yang diterimanya. Demi kepentingan keluarga, edukasi sendiri sangat diperlukan seseorang untuk menyikapi masalah kekurangan zat besi (Fe) pada ibu hamil dan mampu mengambil tindakan secepatnya. Oleh karena itu, jelas bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dan gizi, yang didorong oleh dampak menguntungkan dari peningkatan pendapatan terhadap peningkatan kesehatan dan permasalahan rumah tangga terkait gizi lainnya, dan hampir secara universal dapat diterapkan pada semua tingkat pendapatan masyarakat miskin dan keluarga mereka. daya beli yang buruk. telah memungkinkannya untuk mengatasi beberapa kebiasaan makan dan cara-cara yang menghambat peningkatan gizi yang efektif, khususnya bagi

Ibu hamil dengan tingkat sosial yang baik secara otomatis juga akan memiliki kesejahteraan fisik dan mental yang baik. Status gizi juga akan membaik karena gizi yang diperoleh berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis dengan biaya melahirkan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari pasca kelahiran anak. Marni, 2011) Menurut buku pendidikan gizi untuk bidan, salah satu faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil khususnya penderita anemia adalah status ekonomi, karena perekonomian seseorang mempengaruhi pilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari. Jika seseorang yang berstatus ekonomi tinggi hamil, besar kemungkinan gizi yang dibutuhkannya akan terpenuhi, ditambah lagi penelitian akan memastikan bahwa gizi ibu semakin terpantau (Sulistyawati, 2009).

Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan lokasi dan pembelian makanan sehari-hari menurunkan kuantitas dan kualitas makanan ibu per hari, sehingga mengakibatkan penurunan status gizi yang umum terjadi pada wanita yaitu anemia, karena secara fisiologis makan setiap bulan mengalami menstruasi. . Kekurangan ini meningkatkan risiko anemia pada remaja dan wanita hamil serta meningkatkan angka kesakitan pada ibu dan bayi baru lahir. Selain kemungkinan pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi untuk memenuhi status gizi yang cukup, hal ini juga disebabkan oleh seseorang yang berlatar belakang sosial ekonomi rendah tidak mampu membiayai ANC selama kehamilan. Sehingga kemungkinan besar gejala anemia tidak akan disadari.

Hubungan Pola Makan dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Kejadian

Ibu hamil yang mempunyai keluarga berpendapatan rendah akan mempengaruhi kemampuan dalam memberikan makanan yang cukup dan pelayanan kesehatan untuk mencegah dan mengatasi kejadian anemia. Semakin tinggi status ekonomi ibu hamil untuk mengatasi prevalensi anemia maka semakin banyak ibu hamil yang mengetahui cara mengatasinya. Dengan kata lain prevalensi anemia akan lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang berpendapatan rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendapatan tinggi.

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Desain dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Kata Kunci Yang Digunakan
  • Jumlah Artikel Yang Ditemukan
  • Penyaringan Artikel Dengan Kriteria Inklusi Artikel (Jurnal)
  • Analisis Data Yang Digunakan

Ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Bengkulu Tahun 2018. Ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Asalangsker, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Berdasarkan asumsi peneliti, kesimpulan penelitian ini adalah pola makan mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya anemia pada ibu hamil.

Kasus anemia pada ibu hamil terbanyak bukan anemia (42,4%), dan kejadian terendah adalah anemia berat (6,8%). Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan Sosial Ekonomi dengan Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil TM III di Puskesmas Jatinom”. Terdapat hubungan sosial ekonomi dengan prevalensi anemia pada ibu hamil TM III di Puskesmas Jatinom dengan nilai p-value 0,038 < 0,05.

Berdasarkan penelitian Dina Mariana, Dwi Wulandari, Padila (2018), terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Asalangsker Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil penelitian tinjauan literatur yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Memberikan informasi kepada ibu hamil dan masyarakat khususnya tentang hubungan pola makan dengan status sosial ekonomi dan kejadian anemia pada ibu hamil. Hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buleleg III. Hubungan pendidikan dan sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Bps T Yohan Way Halim Bandar Lampung Tahun 2015.

Gambar 3.1 Kerangka Seleksi Literatur
Gambar 3.1 Kerangka Seleksi Literatur

HASIL

Hasil Penelitian

Identifikasi artikel penelitian Tinjauan pustaka hubungan pola makan dan status sosial ekonomi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan penulis, judul, tahun, lokasi dan sumber jurnal. Identifikasi artikel penelitian Tinjauan pustaka hubungan pola makan dan status sosial ekonomi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan penulis, judul, tahun, lokasi dan sumber jurnal penelitian. Ibu hamil diharapkan memiliki pola makan yang baik sesuai dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkannya selama hamil.

Ibu hamil diharapkan mengikuti pola makan yang benar tergantung jenis dan jumlah yang dibutuhkan selama kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola makan ibu hamil sebagian besar merupakan pola makan baik (49,2%), dan yang terkecil adalah pola makan sedang yaitu sebagian (27,1%). Hasil analisis hubungan status ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil menunjukkan bahwa 25 dari 39 orang (61,0%) ibu dengan pendapatan < UMP mengalami anemia, sedangkan pada ibu hamil dengan pendapatan ≥ UMP terdapat 16. dari 47 orang (39,0%) menderita anemia.

Berdasarkan hasil penelitian, kajian teori dan makalah, peneliti Puskesmas Bernung Pesawaran menemukan bahwa status ekonomi mempunyai peranan penting terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Hubungan Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan tinjauan literatur, terlihat adanya hubungan antara gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Pola makan yang tidak sehat pada ibu hamil antara lain: terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, melewatkan sarapan pagi.

Menurut penelitian Wigutom Gozali (2018), terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dan konkuren. Semakin tinggi status sosial ekonomi ibu hamil untuk mengatasi kejadian anemia maka semakin banyak pula ibu hamil yang mengetahui cara mengatasinya. Berdasarkan tinjauan literatur terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil, karena status sosial ekonomi ibu merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya anemia pada kehamilan.

Table 4.2 Identifikasi Artikel Penelitian Sosial Ekonomi  Penelitian   Penulis   Judul
Table 4.2 Identifikasi Artikel Penelitian Sosial Ekonomi Penelitian Penulis Judul

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pola makan yang didukung gizi seimbang yang berkualitas seperti makanan yang mengandung karbohidrat, protein, sayur mayur, vitamin dan mineral akan memenuhi kebutuhan gizi seimbang seseorang. Dengan kualitas kandungan makanan yang cukup, zat besi tercukupi untuk pembentukan sel darah merah. Dengan demikian, pendapatan merupakan faktor penentu dalam menentukan kuantitas dan kualitas pangan ibu hamil.

Saran

Wahyuni ​​​​​​Hubungan faktor sosial ekonomi dan budaya dengan asupan makanan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kerjo. Tesis FKM Unhas, Makassar: 2010. Kajian Anemia Gizi, Konsumsi Tablet Suplemen Darah (Fe Tableta) pada Ibu Hamil di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Teori ...............................................................................
Tabel 2.1Kriteria Anemia Berdasarkan Rata-rata Kadar Hemoglibin
Tabel 2.2  Kecukupan Gizi Ibu Hamil Dalam Satu Hari(Savitri Sayogo, 2007)  No  Bahan
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Istiarti,2010)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil penyebaran kuisoner pada sampel yang telah ditentukan berupa data mentah yang diukur dan dianalisis menggunakan

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu return saham dan lima variabel bebas yaitu CR,DER,TATO,ROE.. Uji