• Tidak ada hasil yang ditemukan

NURUL LAILATUL AZIZA NIM :21160012 - Politeknik NSC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "NURUL LAILATUL AZIZA NIM :21160012 - Politeknik NSC"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN BERAS DAN JAGUNG PADA UD BAROKAH

MOJOKERTO

Oleh :

NURUL LAILATUL AZIZA NIM :21160012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA 2019

(2)

i

TUGAS AKHIR

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN BERAS DAN JAGUNG PADA UD BAROKAH

MOJOKERTO

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III Program Studi Akuntansi

Politeknik NSC Surabaya

Oleh :

NURUL LAILATUL AZIZA NIM : 21160012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA

2019

(3)

ii

TUGAS AKHIR

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN BERAS DAN JAGUNGPADA UD BAROKAH

MOJOKERTO

Disusun oleh : Nurul Lailatul Aziza

Nim : 21160012

Politeknik NSC Surabaya Tanggal 30 Juli 2019

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Akuntansi Dosen Pembimbing

(Dyah Widowati, S.H., M.M) NIP:196408141993032001

(4)

iii

TUGAS AKHIR

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN BERAS DAN JAGUNG PADA UD BAROKAH

MOJOKERTO

Disusun Oleh : Nurul Lailatul Aziza

NIM : 21160012

Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal 6 Agustus 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Tim Penguji :

1. Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.

2. Thomas Khrisna Sidharta, S.E., M.Si.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan berkat dan rahmat-Nya, penyusunan tugas akhir yang berjudul “Penentuan Harga Pokok Penjualan BarangDagangan Beras dan Jagung Pada UD Barokah Mojokerto” dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam menyusun tugas akhir ini penulis menyadari tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari semua pihak serta berkah dari Allah SWT, sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Rudianto, S.T.,M.Cs. selaku Direktur Politeknik NSCSurabaya.

2. Ibu Nina Triolita, S.E., M.M.selaku Ketua Program Studi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya.

3. Ibu Dyah Widowati, S.H., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan saran.

4. Keluarga dan kedua orang tua yang selalu mendukung dan selalu memberikan semangat dan doa.

5. Teman-teman program studi akuntansi yang selalu memberikan semangat untuk segera menyelesaikan tugas akhir.

Penulis menyadari apabila masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

(6)

v

rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca guna menambah pengetahuan tentang Tugas Akhir.

Surabaya, 1Agustus 2019

Nurul Lailatul Aziza 21160012

(7)

vi

PERNYATAAN

Saya, Nurul Lailatul Aziza (21160012) menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya sendiri, bukan hasil karya orang lain dengan mengatasnamakan saya, serta bukan merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari hasil karya orang lain. Tugas Akhir ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Politeknik NSC Surabaya, maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar kepustakaan.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di Politeknik NSC Surabaya.

Surabaya, 1 Agustus 2019

Nurul Lailatul Aziza NIM. 21160012

(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

KATA PENGANTAR………... iv

PERNYATAAN………. vi

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR……….. x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

ABSTRACT……… xii

ABSTRAKSI……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ………... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 3

BAB II LANDASAN TEORI……….. 5

A. Harga ………... 5

1. Pengertian Harga ………... 5

2. Tujuan Penetapan Harga ………... 5

3. Metode Penetapan Harga ……….. 7

B. Persediaan ………... 9

1. Pengertian Persediaan ………... 9

2. Sistem Pencatatan Akuntansi Persediaan ………. 10

3. Metode Pencatatan Akuntansi Persediaan ……… 11

C. Harga Pokok Penjualan ………... 14

BAB III PEMBAHASAN……….. 16

A. Tinjauan Umum ……….. 16

1. Profil Perusahaan ……….. 16

2. Struktur Organisasi ………... 17

(9)

viii

3. Job Description………. 17

B. Pembahasan ……… 18

1. Metode Penelitian ………. 18

a. Metode Pengumpulan Data ………. 18

b. Jenis Data ……… 20

c. Sumber Data ………... 21

2. Hasil Penelitian ………. 21

a. Penentuan Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan Beras ………... 24

b. Penentuan Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan Jagung ………. 25

BAB IV PENUTUP……… 26

A. Kesimpulan………. 26

B. Saran ………... 26 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pencatatan FIFO ………….. 12 Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pencatatan LIFO ………….. 13 Tabel 3.1 Data Pembelian Beras UD Barokah Mei 2019 ……….. 22 Tabel 3.2 Data Pembelian Jagung UD Barokah Mei 2019 ……… 23

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang... 15

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UD Barokah... 17

Gambar 3.2 Kartu Persediaan Beras UD Barokah... 23

Gambar 3.3 Kartu Persediaan Jagung UD Barokah... 23

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Transkrip Wawancara……….

(13)

xii ABSTRACT

This study aims to determine the calculation of cost of goods sold at UD Barokah. UD Barokah is a trading company engaged in trading food staples such as rice and corn. This research uses data collection methods of observation, interview, documentation, and literature studies to obtain data on cost of goods sold at UD Barokah. The type of data used is in the form of primary data and secondary data. The results of this study can be concluded that the determination of the selling price at UD Barokah is not appropriate because there is no determination of the cost of goods sold which can be used as a bencmark to determine the selling price and predict profit/loss.

Keywords: selling price, cost of goods sold

(14)

xiii

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga pokok penjualan di UD Barokah. UD Barokah merupakan perusahaan dagang yang bergerak dibidang perdagangan bahan pokok makanan seperti beras dan jagung.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan untuk mendapatkan data mengenai harga pokok penjualan di UD Barokah. Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penentuan harga jual di UD Barokah belum tepat karena tidak adanya penentuan harga pokok penjualan yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan harga jual dan memprediksi laba/rugi.

Kata Kunci: harga jual, harga pokok penjualan

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya aktivitas dari setiap perusahaan adalah melakukan transaksi penjualan dan pembelian baik berupa barang maupun jasa, sehingga dapat disebut aktivitas utama perusahaan. Perusahaan harus menjamin tersedianya barang atau jasa yang akan dijual, supaya perusahan dapat menjalankan aktivitas utama. Pada perusahaan dagang, penyediaan barang dilakukan dengan melakukan pembelian barang dagangan yang kemudian disimpan untuk kemudian dijual kembali tanpa merubah barang tersebut.

Setiap perusahan pasti memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menentukan harga jual barang, karena tidak mungkin perusahaan dapat menjalankan usahanya tanpa menentukan harga jual yang pasti untuk setiap barang yang akan dijual. Perusahaan harus mendapatkan keuntungan atau laba yang optimal dengan memanfaatkan sumberdaya atau kekayaan perusahaan secara efektif dan efisien, agar perusahaan dapat terus berjalan mempertahankan kelangsungan perusahaan. Pengambilan keputusan terhadap penentuan harga jual barang dagangan adalah keputusan yang sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan barang yang dijual. Strategi supaya perusahaan mendapatkan keuntungan maka harga jual yang ditetapkan harus lebih tinggi daripada harga beli, akan tetapi perusahaan harus mengetahui harga pokok penjualan untuk menetapkan harga jual yang sesuai

(16)

2

dengan harga dipasaran, sehingga konsumen tidak membeli di tempat lain.

Apabila harga beli lebih tinggi daripada harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan maka perusahaan dapat mengalami kerugian sehingga mengancam kerberlangsungan perusahaan.

UD BAROKAH adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan dan memiliki berbagai macam barang dagangan, sehingga harus memperhatikan pengambilan keputusan terhadap penetapan harga jual. UD BAROKAH melaksanakan transaksi penjualan barang dagangan, menetapkan persentase keuntungan untuk harga jual barang dagangan berkisar antara 10% sampai dengan 20%, yang mana persentase tersebut tidak sama setiap barang dagangan yang akan dijual. Penentuan persentase harga jual barang dagangan tersebut ditentukan oleh pengelola toko dengan pemilik tanpa mempertimbangkan syarat-syarat dalam penentuan harga jual. Harga jual yang ditentukan tidak boleh lebih rendah daripada harga pokok penjualan untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Hal inilah yang dapat mempengaruhi jumlah perolehan keuntungan atau laba toko pada akhir periode.

Harga pokok penjualan dalam satu periode tergantung pada jumlah persediaan barang dagangan pada akhir periode. Persediaan barang dagangan pada satu periode ditentukan pada akhir periode dengan cara memisahkan harga pokok barang tersedia dijual. Bila terdapat kesalahan dalam penentuan persediaan maka akan mengakibatkan kekeliruan dalam perhitungan harga

(17)

3

jual barang yang kemudian akan berpengaruh terhadap keuntungan yang akan didapat oleh perusahaan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul “Penentuan Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan Beras & Jagung Pada UD Barokah Mojokerto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana menentukan harga pokok penjualan beras dan jagung pada UD BAROKAH di Mojokerto.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui harga pokok penjualan barang dagangan yang tepat pada UD. BAROKAH untuk beras dan jagung.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai informasi bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan harga jual barang dagangan dari penentuan harga pokok penjualan secara tepat, sehingga dapat memperkirakan laba atau rugi.

(18)

4

b. Bagi Penulis

Untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diterima selama studi dan juga untuk menambah pengalaman, wawasan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dalam bidang akuntansi.

c. Bagi Pembaca

Sebagai bahan pertimbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan agar dapat dijadikan sebagai bahan informasi referensi bagi mahasiswa yang menghadapi masalah yang sama di masa mendatang.

(19)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Harga

1. Pengertian Harga

Keputusan konsumen dalam membeli barang dipengaruhi oleh harga.

Oleh karena itu, harga memiliki peranan penting dalam keberhasilan pemasaran barang. Menurut Suparyanto dan Rosad (2015:141) mengatakan bahwa harga adalah jumlah sesuatu yang memiliki nilai pada umumnya uang yang harus dikorbankan untuk mendapatkan suatu produk.

Menurut Asmara (2016) mengatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dan lain- lain)sehingga dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk dapat menggunakan atau memiliki barang atau jasa.

2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Asmara (2016) mengatakan bahwa dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya sehingga tujuan penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang akan diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan

(20)

6

perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non ekonomis lainnya.

Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis:

a. Memaksimalkan Laba

Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar margin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.

b. Meraih Pangsa Pasar

Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi targetmarket atau target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan tingkat laba yang diinginkan.

c. Return On Investment(ROI) / Pengembalian Modal Usaha

Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat dicapai dengan jalan menaikkan profitmargin serta meningkatkan angka penjualan.

(21)

7

d. Mempertahankan Pangsa Pasar

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

e. Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaanmenurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).

f. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.

Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk memilih, menetapkan, dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.

3. Metode Penetapan Harga

Menurut Asmara (2016) mengatakan bahwa setelah perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah atau

(22)

8

tahapan selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum metode penetapan harga terdiri dari 3 macam pendekatan

a. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya 1) Penetapan Harga BiayaPlus

Didalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut (margin). Dihitung dengan rumus

Biaya Total + Marjin = Harga Jual 2) Penetapan HargaMark-Up

Untuk metode Mark-up ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian per unit ditambah (mark-up) jumlah tertentu. Dihitung dengan rumus

Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual 3) Penetapan Harga BEP (Break Even Point)

Metode pentapan harga berdasarkan keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan dengan jumlah total penerimaan keseluruhan.

BEP = Total Biaya = Total Penerimaan b. Penetapan Harga Berdasarkan Harga Pesaing atau Kompetitor

Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan

(23)

9

strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.

c. Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan

Proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price value), sensitivitas harga dan perceived quality.Untuk mengetahui value dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan.Pada analisa ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima.

B. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 (IAI:2014) menyatakan bahwa persediaan sebagai aset yang:

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa.

b. Dalam proses produksi untuk penjualantersebut.

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Menurut Pangestika (2018) mengatakan bahwa persediaan merupakan semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsi dalam operasi normal

(24)

10

perusahaan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian persediaan merupakan aset yang dimiliki perusahaan yang akan dijual atau digunakan oleh perusahaan.

2. Sistem Pencatatan Akuntansi Persediaan a. Sistem Pencatatan Perpetual

Menurut Nurrohman (2017) mengatakan bahwa sistem pencatatan perpetual merupakan sistem pencatatan yang dicatat langsung saat transaksi tersebut berlangsung, semua akun langsung dapat diketahui pada saat transaksi berlangsung. Maka dari itu akuntan harus menjurnal akun Harga Pokok dalam posting transaksi pembelian atau pun penjualan. Sistem pencatatan ini lebih rumit dibanding sistem pencatatan periodik, karena akuntan wajib memasukkan jurnal harga pokok ini, berarti akuntan harus memiliki data harga pokok. Maka dari itu perusahaan retail sangat jarang memilih pencatatan persediaan dengan sistem perpetual.

Menurut Jusup (2012:346) menyatakan bahwa dalam sistem persediaan perpetual perusahaan menyelenggarakan pencatatan yang detil atas biaya perolehan persediaan barang dagangan yang dibeli maupun dijual. Pencatatan yang berlangsung terus menerus (perpetually) ini menunjukkan persediaan yang seharusnya ada untuk setiap jenis persediaan. Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian sistem pencatatan perpetual yaitu sistem pencatatan yang dilakukan secara terus menerus saat terjadi transaksi keluar atau masuknya barang sediaan.

(25)

11

b. Sistem Pencatatan Periodik (Fisik)

Menurut Nurrohman (2017) sistem pencatatan periodik lebih mudah bagi perusahaan yang memiliki sistem yang belum terpadu.

Sistem ini sangat sederhana bagi perusahaan kecil yang memiliki sumber daya manusia terbatas dalam hal ketelitian. Karena sistem ini hanya mewajibkan akuntan mencatat penjualan yang sama dengan bukti transaksi. Jadi setelahtransaksi penjualan dan pembelian sudah dilaksanakan pada akhir bulan, accounting wajib opname persediaan yang masih di gudang untuk mengetahui sisa persediaan setelah adanya transaksi jual beli selama satu periode pencatatan.

Menurut Jusup (2012:347) menyatak bahwa dalam suatu sistem persediaan periodik, perusahaan tidak menyelenggarakan pencatatan detil atas persediaan yang dimilikinya sepanjang periode. Penentuan beban perolehan barang yang terjual hanya dilakukan pada setiap akhir periode. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu sistem pencatatan periodik semua transaksinya akan dicatat saat akhir periode.

3. Metode Pencatatan Akuntansi Persediaan a. MetodeFirst In First Out(FIFO)

Menurut Pangestika (2018) mengatakan bahwa first in first out yang artinya masuk pertama keluar pertama, maka pada metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk ke gudang perusahaan akan dijual pertama.Metode FIFO inididasarkan pada asumsi bahwa aliran cost masuk persediaan harus dipertemukan dengan hasil penjualannya.

(26)

12

Sebagai akibatnya, biaya per unit persediaan yang masuk terakhir dipakai sebagai dasar penentuan biaya barang yangmasih dalam persediaan pada akhir periode (persediaan akhir). Metode FIFO merupakan metode yang paling umum digunakan dalam penilaian persediaan. Hal tersebut tentu saja karena ada kelebihan dan kekurangan yang dipertimbangkan, berikut kelebihan dan kekurangan metode FIFO : Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode PencatatanFirst In First

Out(FIFO)

Kelebihan Kekurangan

 Nilai persediaan disajikan secara relevan dilaporan posisi keuangan.

 Menghasilkan laba yang lebih besar.

 Pajak yang harus dibayarkan perusahaan ke pemerintah menjadi lebih besar

 Laba yang dihasilkan kurang akurat.

Sumber: Pangestika (2018)

Menurut Jusup (2012:426) Metoda Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) menyatakan dalam metoda ini dianggap bahwa barang yang dibeli lebih dahulu juga dijual lebih awal. Metoda MPKP seringkali sejalan dengan aliran barang yang sesungguhnya dijual, dan hal ini juga merupakan praktik bisnis yang baik, yakni mendahulukan untuk menjual barang yang pembeliannya terjadi lebih dahulu. Kesimpulan dari metode Masuk Pertama Keluar Pertama atau First In First Out (FIFO) adalah mengeluarkan atau menjual barang yang pertama kali masuk atau dibeli.

b. MetodeLast In First Out(LIFO)

Menurut Pangestika (2018) mengatakan bahwa LIFO artinya yang masuk terakhir keluar peertama. Metode ini mengasumsikan unit

(27)

13

persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan diakhir. Artinya unit yang dijual pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk ke gudang. Metode biaya persediaan LIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan merupakan merupakan kebalikan dari kronologi terjadinya biaya. Pada metode ini, harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam periode kenaikan harga (inflasi), sehingga laba yang dihasilkan akan kecil dan pajak yang terutang juga menjadi lebih kecil. Namun, berdasarkan PSAK 14 metode LIFO tidak boleh digunakan lagi. Berikut kelebihan dan kekurangan metode LIFO :

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode PencatatanLastIn First Out (LIFO)

Kelebihan Kekurangan

 Mudah membandingkan cost saat ini dengan pendapatan sekarang.

 Apabila harga naik maka harga barang jadi konservatif.

 Laba operasional tidak terpengaruh oleh untung atau rugi dari fluktuasi harga.

 Menghemat pajak

 Bertolak belakang dengan aliran fisik persediaan sesungguhnya.

 Biaya pembukuan menjadi mahal karena metode ini lebih rumit.

 Laba atau rugi yang dihasilkan lebih rendah.

Sumber: Pangestika (2018)

Menurut Jusup (2012:450) Metoda Masuk Terakhir Keluar Pertama atau LIFO berasumsikan bahwa barang yang berasal dari pembelian terakhir akan dijual lebih dahulu. Kesimpulan yang dapat diambil, metoda masuk terakhir keluar pertama atau LIFO yaitu mengeluarkan atau menjual barang yang terakhir kali masuk atau dibeli.

(28)

14

c. MetodeAverage(Rata-rata Tertimbang)

Menurut Pangestika (2018) mengatakan bahwa metode Average biasa disebut metode rata-rata tertimbang. Metode average membagi antara biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata. Metode average merupakan titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Jadi Kelebihan dan Kekurangan metode ini berada diantara metode FIFO dan LIFO.

Menurut Jusup (2012:428) menyatakan bahwa metoda biaya perolehan rata-rata mengalokasikan biaya perolehan barang yang siap dijual atas dasar biaya perolehan rata-rata tertimbang per unit yang terjadi. Kesimpulan dari metoda biaya rata-rata tertimbang yaitu biaya perolehan barang dibagi dengan jumlah unit barang yang tersedia untuk dijual sehingga diperoleh biaya rata-rata per unit.

C. Harga Pokok Penjualan

Menurut Hamzah (2015) mengatakan bahwa harga pokok penjualan merupakan salah satu unsur elemen dari laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang. Apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi, maka harus dilakukan perhitungan Harga Pokok Penjualan yang terjadi dalam periode berjalan. Ketepatan perhitungan HPP mempengaruhi keakuratan laba yang diraih perusahaan atau rugi yang

(29)

15

ditanggung perusahaan. Dengan demikian semakintepat perhitungan laporan HPP yang dilakukan akan berakibat semakin akurat laporan laba atau rugi perusahaan.

Menurut Jusup (2012:358) Beban Pokok Penjualan yaitu harga perolehan persediaan barang dagangan yang dijual kepada konsumen.

Sehingga dapat disimpulkan harga pokok penjualan merupakan harga yang harus dibayar untuk memperoleh barang atau jasa.

Perhitungan Harga Pokok Penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber : Hamzah (2015)

Gambar 2.1 Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang

(30)

26 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penentuan harga pokok penjualan pada UD Barokah masih belum tepat.

2. Penyusunan laporan laba-rugi yang dibuat UD Barokah selama ini belum tepat.

3. UD Barokah tidak menyertakan atau menambahkan biaya kirim pembelian barang dagangan dalam menentukan harga.

4. UD Barokah hanya menambahkan laba yang diinginkan dengan harga pembelian barang dagangan untuk menentukan harga.

B. Saran

UD Barokah belum mempunyai penentuan harga pokok penjualan yang tepat, sehingga kesulitan dalam menentukan harga jual dan perhitungan laba-rugi yang akan diterima. Sebaiknya UD Barokah menentukan harga pokok penjualan terlebih dahulu sebelum menentukan harga jual. Sehingga dapat menentukan harga jual yang tepat agar mendapat keuntungan yang optimal.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Aidi Fitra. 2016. Penetapan Harga: Tujuan, Strategi dan Berbagai

Macam Pendekatannya,

https://www.google.com/amp/s/asmaranest.wordpress.com/2016/05/05 /penetapan-harga-tujuan-strategi-dan-berbagai-macam-

pendekatannya/amp/.Diakses tanggal 9 Agustus 2019.

Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hamzah, Yulian. 2015. Contoh Laporan HPP Perusahaan Dagang, https://zahiraccounting.com/id/blog/contoh-laporan-hpp-

perusahaandagang/ Diakses tanggal 7 Agustus 2019

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018.Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14:

Persediaan, Jakarta: Salemba Empat.

Indrawan, Rully dan Poppy Yuniawati. 2014. Metodologi Penelitian: Kuantitatif, Kulaitatif, dan campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.

Jusup, Al Haryono. 2012. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi 7. Yogyakarta:

Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

J.Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurrohman, Pungkas. 2017. Pengertian Persediaan : Jenis, Sistem Pencatatan dan

Penentuan Kuantitas,

https://www.google.com/amp/s/dosenakuntansi.com/pengertianpersedi aan/amp. Diakses tanggal 8 Agustus 2019.

Pangestika, Witdya. 2018. Perbedaan Metode Persediaan FIFO, LIFO, dan

Average yang Harus Anda Ketahui,

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-perbedaan-metode-persediaan-fifo- lifo-dan-average/. Diakses tanggal 8 Agustus 2019.

Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

(32)
(33)

Gambar

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pencatatan LastIn First Out (LIFO)
Gambar 2.1 Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang

Referensi

Dokumen terkait

Maka berdasarkan penelitian yang dilakukan, perusahaan tidak memasukkan biaya bongkr muat dalam penentuan harga pokok persediaan barang dagangan, perusahaan hanya

PT Alam Raya merupakan perusahaan dagang yang mana dalam penentuan harga pokok penjualan adalah sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan dagang untuk itu dalam

Metode penghitungan harga pokok penjualan yang dipakai oleh perusahaan adalah metode variabel costing yaitu metode penentuan harga pokok penjualan yang hanya membebankan biaya-biaya

iv ABSTRAK Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual adalah harga pokok produksi, penentuan harga pokok produksi yang kurang tepat akan menyebabkan harga

Maka sebelumnya harus diketahui jumlah penjualannya, dengan begitu manajer sebagai penentu harga jual, memerlukan informasi biaya produk dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual

Sistem informasi untuk pengolahaan persediaan barang dagang dan harga pokok produksi dibutuhkan perusahaan untuk penentuan harga jual produk yang tepat, memantau realisasi biaya

Potret Penentuan Harga Jual Terasi Perhitungan harga pokok produksi memang menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan harga jual, selain itu terdapat faktor lain yang juga

Setiap perusahaan pasti memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menetapkan harga jual barang, karna tidak mungkin perusahaan dapat menjalankan usahanya tanpa menentukan harga jual