• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN BUATAN PADA RUANG ISOLASI MENGGUNAKAN SIMULASI DIALUX EVO 9.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "OPTIMALISASI PENCAHAYAAN BUATAN PADA RUANG ISOLASI MENGGUNAKAN SIMULASI DIALUX EVO 9.0"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

JAMBURA Journal of Architecture, Vol. 4, No. 2, e – ISSN : 2808-8794

24

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN BUATAN PADA RUANG ISOLASI MENGGUNAKAN SIMULASI DIALUX EVO 9.0

Miranti Lakoro1,*, Niniek Pratiwi2

1Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo, Jl.Jenderal Sudirman No.6 Dulalowo Tim.,Kec.Kota Tengah, Kota Gorontalo, Gorontal, 96128

2Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo, Jl.Jenderal Sudirman No.6 Dulalowo Tim.,Kec.Kota Tengah, Kota Gorontalo, Gorontal, 96128

*[email protected] ABSTRACT.

Solation room is a special treatment room provided in one building for mental health services and treatment. It is explained in SNI in hospitals or treatment centers such as recreation and rehabilitation rooms whose functions are the same as isolation rooms, the use of minimum or recommended lighting is 250 lux. This research uses descriptive and quantitative methods. This study aims to analyze the lighting system in hotel rooms by taking the basic standards of SNI technical guidelines in the lighting sector, namely SNI 6197:2011 concerning Energy Conservation in lighting systems in buildings, and SNI 03-6575-2001 on procedures for designing artificial lighting systems in buildings. building. This simulation uses the open source DIALux 9.0 software, which is a simulation software to calculate lighting requirements.

Keywords: Isolation, Artificial Lighting, DIAlux Evo 9.0 ABSTRAK.

Ruang isolasi merupakan tempat penanganan khusus yang disediakan dalam satu gedung pelayanan dan penanganan Kesehatan mental.Dijelaskan pada SNI didalam rumah sakit atau balai pengobatan seperti ruang rekreasi dan rehabilitasi yang memiliki fungsi sama seperti ruang isolasi, penggunaan penerangan yang digunakan minimal atau yang disarankan yakni 250 lux. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif Penelitian bertujuan untuk membuat analisis mengenai sistem pencahayaan pada kamar hotel dengan mengambil dasar standar petunjuk teknis SNI dalam bidang pencahayaan, yaitu SNI 6197:2011 tentang Konservasi Energi sistem pencahayaan pada bangunan gedung, dan SNI 03-6575-2001 tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Simulasi menggunakan software open source DIALux 9.0 yang merupakan software simulasi untuk perhitungan kebutuhan pencahayaan.

Kata kunci:Isolasi, Pencahayaan Buatan, DIALux Evo 9.0 PENDAHULUAN

Sistem pencahayaan buatan merupakan salah satu sistem interior yang memegang peranan penting dalam ruang karena tanpa adanya cahaya yang memadai maka aktifitas visual akan terganggu.(Noviyanti and C. Indrani, 2013) Sumber cahaya buatan atau artifisial pengadaanya membutuhkan sejumlah biaya(

minyak, listrik, bola lampu,armature, aksesoris) namun perletakan posisinya dan kestabilan cahayanya (lampu listrik) relative mudah diatur.

(Stephanus P. Honggowidjaja, 2003)

Indonesia telah memiliki standar penerangan ruang yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia SNI 03-6197-2000.(Nasional, 2000)

Dijelaskan didalam rumah sakit atau balai pengobatan seperti ruang rekreasi dan rehabilitasi yang memiliki fungsi sama seperti ruang isolasi, penggunaan penerangan minimal yang disarankan adalah 250 lux.

Ruang isolasi merupakan ruangan penanganan khusus yang disediakan dalam satu gedung penanganan Kesehatan mental.

Pencahayaan merupakan salah satu bagian utama dalam sebuah interior. Sayangnya pada perancangan umumnya desainer lebih mementingkan segi fungsi daripada kualitas pencahayaan.(Stephanus P. Honggowidjaja, 2003)

(2)

JAMBURA Journal of Architecture, Vol. 4, No. 2, e – ISSN : 2808-8794

25

Namun, pada dasarnya pengaruh dari penggunaan pencahayaan buatan pada ruangan akan sangat berdampak besar. Pengaruh yang dapat dirasakan oleh pengguna ruangan akan berawal dari kurangnya rasa nyaman ketika berada di dalam ruangan tersebut dengan waktu lama, pasien atau pengguna akan merasakan tekanan psikologis, dan juga akan mengalami gangguan penglihatan yang bisa berdampak kurang baik untuk Kesehatan pasien atau pengguna ruang.

Pada analisa study kasus dilakukan dengan menjadikan ruang isolasi sebagai objek pengujian.

Parameter ruang diambil disesuaikan dengan petunjuk teknis yang tertera pada SNI. Simulasi menggunakan software open source DIALux 9.0 yang merupakan software simulasi untuk perhitungan kebutuhan pencahayaan pada satu ruang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif, yaitu metode yang menggambarkan situasi atau keadaan yang terjadi pada masa lalu sekarang atau yang sementara berlangsung dengan tujuan mendeskripsikan kondisi yang berkaitan dengan sistem pencahayaan buatan pada ruang isolasi pusat diagnosis dan terapi psikologi anak dan remaja di Gorontalo yang berkaitan dengan kenyamanan visual. Sedangkan unutk metode penelitian kuantitatif yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan, pengamatan pengukuran, dan juga dokumentasi. Dalam penelitian kali ini menggunakan media simulasi yaitu DIALux Evo 9.0.

Simulasi dilakukan pada kondisi iklim Gorontalo yaitu di hari senin 30 mei 2022. Adapun simulasi dilakukan dalam 24 jam dikarenakan ruang isolasi dirancang tidak dengan adanya bbukaan seperti jendela yang dapat membantu memeberikan cahaya alami masuk membantu penerangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil simulasi dengan menggunakan DIALux Evo 9.0 pada ruang khusus yaitu ruang isolasi dapat diperhatikan pada gambar yang akan disajikan:

Gambar 1

(Sumber :Analisa Pribadi,2022)

Gambar 2

(Sumber :Analisa Pribadi,2022)

Gambar 3

(Sumber :Analisa Pribadi,2022)

(3)

JAMBURA Journal of Architecture, Vol. 4, No. 2, e – ISSN : 2808-8794

26

Gambar 4

(Sumber :Analisa Pribadi,2022)

Gambar 5

(Sumber :Analisa Pribadi,2022)

Gambar 5 Range warna berdasarkan lux (Sumber :Analisa Pribadi,2022)

Gambar 6 Range warna berdasarkan lux (Sumber :Analisa Pribadi,2022)

Gambar 7 Hasil dari pemberian lampu pada ruang isolasi

(Sumber :Analisa Pribadi,2022) Tabel 1. Luas masing-masing jenis daun Ruang

Isolasi Pasien

Standar Morning-

Night

250 Lux 300 Lux

Hasil Verifikasi dan optimasi menggunakan DIALux Evo 9.0

Pencahayaan paling optimal menggunakan system pencahayaan berupa general lighting dengan menggunakan Teknik direct. Ruang isolasi menggunakan downlight 6 buah lampu PHILIPS DN140B PSED-E D162 1 x LED 10S/830 C dengan rata-rata lux yang digunakan 300 lux.

Maka sudah memenuhi standar syarat penggunaan lux yang digunakan di ruang isolasi.

(4)

JAMBURA Journal of Architecture, Vol. 4, No. 2, e – ISSN : 2808-8794

27

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil simulasi ruang isolasi akan lebih terang di area tempat tidur, tempat duduk pendamping psikologi pasien, tempat duduk menyendiri dan area baca. Dan pada setiap titik lampu di ruangan membantu memudahkan psikologi menganalisa perubahan bentuk wajah pasien. Dengan enggunakan kombinasi direct lighting berupa general, dan accent lighting dapat memenuhi lux standar untuk ruang isolasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Niniek Pratiwi, ST.,MT, Bapak Abdi Gunawan Djafar, ST.,MT, dan kepada Bapak Arlan Kaharu,ST.,M.Ars yakni selaku dosen pengajar mata kuliah simulasi kinerja bangunan di Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, serta tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman dan sahabat yang telah berpartisipasi dalam pembuatan jurnal

ini. Penulis berharap semoga bantuan dan support yang diberikan kepada penulis dibalas oleh sang pencipta yakni Allah Subhanahu Wata’ala.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Noviyanti, C. and C. Indrani, H. (2013)

‘Optimasi Sistem Pencahayaan Buatan Pada Ruang Laboatorium Kampus’, Dimensi Interior, 11(1), pp. 1–10.

doi:10.9744/interior.11.1.1-10.

[2] (Stephanus P. Honggowidjaja, 2003)Nasional, B.S. (2000) ‘SNI 03-6197-2000

Konservasi Energi Pada Sistem

Pencahayaan’,Sni 03-6197-2000, p. 17.

[3] Stephanus P. Honggowidjaja (2003)

‘Pengaruh Signifikan Tata Cahaya Pada Desain Interior’,Dimensi Interior, 1(1), pp. 1–15. Available at:

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.ph p/int/article/view/16030.

Referensi

Dokumen terkait

conduct a moratorium for two years where we stop the conversion of peat land and of forest," Mr Yudhoyono said at a joint press conference with Norwegian prime minister Jens