• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orang-orang gagal sebenarnya adalah mereka yang tidak mau mengambil pilihan lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Orang-orang gagal sebenarnya adalah mereka yang tidak mau mengambil pilihan lain"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

Judul Disertasi: Peningkatan Hasil Belajar Sosiologi Pada Mata Pelajaran Kelompok Sosial (Holisme) Melalui Model Pakem Pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri I Bontonompo Selatan. Judul Disertasi: Peningkatan Hasil Belajar Sosiologi Pada Mata Pelajaran Kelompok Sosial (Holisme) melalui Model Pakem pada Siswa Kelas XI SMA Negeri I Bontonompo Selatan.

Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian sesuai prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul 'Penerapan Model Pembelajaran. Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas X1

Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini akan diselesaikan melalui model pembelajaran PAKEM yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dalam penelitian tindakan kelas.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian yang Relevan

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Gage dan Berliner (dalam Dimyati, 2002), yang mengartikan belajar sebagai suatu proses yang menyebabkan seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang diperolehnya.

Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar, yang merupakan variabel belajar yang hanya dapat diukur dengan tes prestasi belajar. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, serta diukur dari segi prosesnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses belajar mengajar, penting bagi guru untuk mengetahui hasil belajar yang diharapkan dicapai siswa, sehingga guru dapat merencanakan/merancang pengajaran dengan tepat dan bermakna. Banyak bakat anak yang tidak berkembang, menurut Sardiaman (2004:61), karena tidak mendapatkan motivasi yang tepat.

Teori-Teori Belajar 1. Teori Skinner

Pembelajaran bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses belajar, bekerja sama dengan perubahan diri secara terus menerus. Untuk tujuan pembelajaran, guru dan calon guru perlu mempelajari tentang psikologi belajar itu sendiri.

Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari sekelompok individu yang hidup bersama dalam hubungan timbal balik yang relatif intens dan teratur, sehingga diharapkan adanya pembagian tugas, struktur, dan beberapa norma yang berlaku. Ada pula kelompok sosial yang tidak beraturan, yaitu massa (kecil) dan masyarakat (besar).

Model Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

John Muir, seorang warga negara Skotlandia dan pegiat konservasi, [7] menyatakan bahwa ketika kita mempelajari suatu hal, kita akan menemukan bahwa hal tersebut berkaitan dengan hal lain di dunia.

Pengertian PAKEM

Karena penyampaiannya berlangsung dalam interaksi pedagogi, maka metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru untuk menjalin hubungan dengan siswa selama mengajar. Jadi, metode mengajar merupakan salah satu cara yang digunakan guru untuk menjalin hubungan dengan siswa selama mengajar.

Kerangka Pikir

Hipotesis Penelitian

Jika guru menggunakan strategi pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dalam pembelajaran sosiologi pada mata pelajaran Kelompok Sosial maka hasil belajar kelas X1 IPS.SMA Negeri 1 Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa akan meningkat. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan tahapan pelaksanaan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi langsung dan refleksi, kemudian tahapan-tahapan tersebut digabungkan menjadi satu siklus kegiatan.

Waktu dan Tempat Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menemukan dan memecahkan permasalahan dalam kegiatan proses pembelajaran. Tujuannya untuk mengetahui gambaran model pembelajaran yang digunakan sebagai langkah awal merancang standar model pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Mengamati proses pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat, yaitu dengan mengidentifikasi dan mencatat tingkat perkembangan siswa mengenai konsep-konsep sosiologi selama proses belajar mengajar untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi, dan dengan melakukan tes pada saat pelaksanaan tindakan. setiap akhir siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PAKEM.

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua ini merupakan pengulangan dari kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama. Melanjutkan langkah-langkah pada siklus I sesuai dengan beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Peningkatannya adalah jika pada siklus I hanya sedikit siswa yang mampu menjawab, maka pada siklus ini akan dikembangkan lebih lanjut.

Secara umum tahapan observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan observasi yang dilakukan sebelumnya.

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ( Arikunto, 2009:16)
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ( Arikunto, 2009:16)

Instrumen Penelitian

Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

Hasil Penelitian

Paparan Data Siklus Pertama a. Perencanaan

Siswa yang mendengarkan petunjuk dan penjelasan guru dari seluruh siswa yang hadir saat itu berjumlah sekitar 14 orang, sedangkan siswa yang melakukan aktivitas negatif pada saat proses pembelajaran ada 4 orang (bermain-main, membuat keributan, dan lain-lain). Siswa yang aktif belajar sambil menyajikan materi dan berbicara dengan baik di depan kelas berjumlah 18 orang dan yang menyerahkan. Siswa yang mendengarkan petunjuk dan penjelasan guru dari seluruh siswa yang hadir saat itu berjumlah sekitar 16 orang, sedangkan siswa yang melakukan aktivitas negatif pada saat proses pembelajaran (bermain-main, membuat keributan, dll) berjumlah 5 orang.

Siswa yang aktif belajar berjumlah 17 orang. Menyajikan materi dengan benar dan berbicara dengan benar di depan kelas melibatkan kurang lebih 11 orang, dan ada 7 orang yang menyampaikan jawaban. Dari pertemuan kedua ini, jumlah siswa yang memerlukan bimbingan guru sebanyak 15 orang. Kemudian guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswanya dengan sangat baik, hal ini terlihat dari perhatian siswa terhadap gurunya. Jumlah siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 56,38%, jumlah yang mendengarkan penjelasan atau arahan guru sebanyak 69,44%, jumlah yang melakukan aktivitas negatif pada saat proses pembelajaran (bermain-main, membuat keributan, dan lain-lain) mencapai 7,40%, keaktifan siswa dalam pembelajaran mencapai 47,22%, yang menyampaikan materi dan berbicara di depan kelas mencapai 15,4%, yang menyampaikan jawaban mencapai 8,33%, yang masih memerlukan bimbingan mencapai 63,9%.

Terlihat terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai kategori sangat rendah dengan persentase 16,66%.

Table 4.2   Statistik Skor Hasil Tes Siswa Pada Siklus I
Table 4.2 Statistik Skor Hasil Tes Siswa Pada Siklus I

Paparan Data Siklus Kedua a. Tahap Perencanaan

Peningkatan aktivitas, kehadiran, dan hasil belajar siswa pada siklus II terjadi setelah dilakukan perbaikan yang dinilai belum terlaksana secara maksimal pada siklus sebelumnya, hal tersebut merupakan hasil observasi selama proses pembelajaran. Persentase siswa yang melakukan aktivitas negatif pada saat proses pembelajaran (bermain, ribut, dan lain-lain) pada saat pembelajaran dilaksanakan pada siklus I sebesar 7,40%, pada siklus II menurun menjadi 1,85%. Siswa yang mampu menyajikan materi diskusi dan berbicara langsung di depan kelas pada siklus I sebesar 15,74%, pada siklus II meningkat menjadi 29,62,3%.

Hal ini juga diamati oleh peneliti pada siklus II yaitu bahwa suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang di antara anggota kelompok memungkinkan siswa untuk memahami dan memahami pelajaran dengan lebih baik, dan siswa yang kurang antusias dalam belajar akan terbantu dengan adanya pembelajaran. murid lain. II, terjadi setelah dilakukan perbaikan yang dinilai belum maksimal dilaksanakan pada siklus sebelumnya yang diperoleh dari observasi selama proses pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Pakem berjalan lebih baik dibandingkan siklus sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa perubahan sikap siswa dari siklus I ke siklus II selalu mengarah pada peningkatan. hal-hal yang direncanakan sesuai dengan langkah-langkah yang disusun dalam prosedur penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Pakem dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Tabel 4.4 Keaktifan  Siswa pada Siklus II
Tabel 4.4 Keaktifan Siswa pada Siklus II

Saran

Pada Siklus I sebanyak 16 siswa atau 80% tuntas dengan nilai rata-rata 79 dan pada Siklus II meningkat dari 36 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata 94,7. Penerapan model pembelajaran Pakem dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam berdiskusi dan lancarnya proses sosialisasi antar siswa. Diharapkan kepada tenaga pengajar di lapangan, khususnya bidang sosiologi, untuk mengadopsi model pembelajaran yang tepat dalam mengajar setiap mata pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siklus II

Keaktifan Siswa pada Siklus I

Kegiatan Awal

Kegiatan akhir

Suasana Kelas

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi pada materi kelompok sosial (holisme) melalui model pembelajaran Pakem pada siswa kelas XI IPS.1 di SMA Negeri 1 Bontonompo Selatan. Tujuan penelitian adalah siswa di kelas. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan: 1) Hasil belajar sosiologi melalui model pembelajaran Pakem kelas 55.

Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan: 1) Hasil belajar sosiologi melalui model pembelajaran Pakem untuk kelas Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran standar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. sosiologi untuk siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Bontonompo Selatan. Peningkatan Hasil Belajar Sosiologi pada Topik Interaksi Sosial (Kepemimpinan) Menggunakan Model Pembelajaran Kelas Standar

Dalam penelitian ini penulis telah melakukan tindakan di dalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran yang diharapkan dapat membuahkan hasil dan kemudian dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya pembelajaran dengan menggunakan model Partisipan, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ( BEBAS). model pembelajaran untuk Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

PENDAHULUAN

SIMPULAN DAN SARAN

Standar Kompetensi

Indikator 1. Kognitif

Model dan metode pembelajaran

Toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, persahabatan, cinta tanah air, cinta damai, kepedulian sosial, tanggung jawab.

Materi Pembelajaran

Guru menjelaskan faktor dinamika sosial. Nilai-nilai yang ditanamkan: toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, persahabatan, cinta tanah air, cinta damai, kepedulian sosial, tanggung jawab.); Siswa menyerahkan tugasnya kepada guru untuk dinilai. Nilai-nilai yang ditanamkan: toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, persahabatan, cinta tanah air, cinta damai, kepedulian sosial. Siswa mempertimbangkan faktor-faktor yang mendorong dinamika sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai yang ditanamkan: toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, persahabatan, cinta tanah air, cinta damai, kepedulian sosial, tanggung jawab.);

Siswa lain dapat menanggapi hasil diskusi kelompok. Nilai-nilai yang ditanamkan: toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, persahabatan, cinta tanah air, cinta damai, kepedulian sosial, tanggung jawab.); Guru menarik kesimpulan tentang hasil diskusi kelompok. Nilai-nilai yang ditanamkan: toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, persahabatan, cinta tanah air, cinta damai, kepedulian. Siswa mencatat beberapa hal penting (nilai-nilai yang dipelajari: toleransi, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, persahabatan, cinta tanah air, cinta damai, kepedulian sosial, tanggung jawab.);

Demokrasi, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Persahabatan, Cinta Tanah Air, Cinta Perdamaian, Kepedulian Sosial, Tanggung Jawab.);

Sumber pembelajaran

Menjelaskan hal-hal yang belum diketahui. nilai-nilai yang ditanamkan: cinta tanah air, cinta perdamaian, kepedulian sosial, tanggung jawab.);. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Nilai-nilai yang ditanamkan: Toleransi,.

Media

  • Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd Konsultasi Pembimbing II

6 x 45' Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI Kun Maryat i dan Juju Suryaw ati (ESIS). Sosiologi 8 jam untuk SMA dan MA kelas XI Kun Maryat i dan Juju Suraya wati (ESIS). Judul Tesis: Peningkatan Hasil Belajar Sosiologi Bidang Konflik Sosial (Cultural Survival) Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri I Bungin.

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ( Arikunto, 2009:16)
Tabel  3.1  : Kategorisasi  Standar  Berdasarkan  Ketetapan  Direktorat  Jenderal Pendidikan Nasional
Table 4.2   Statistik Skor Hasil Tes Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.4 Keaktifan  Siswa pada Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Dari aktivitas siswa pada siklus II, sebagian besar menunjukkan skor dengan kriteria baik. Hanya ada 3 siswa yang menunjukkan kriteria cukup. Jumlah siswa

Beberapa data diatas menjelaskan, permasalahan yang timbul pada Suis Butcher Steak House Setiabudi Bandung ini adalah kurangnya pelayanan yang diberikan, kualitas

Kayaba Indonesia adalah tingginya cacat produk pada proses pembuatan outer tube yang merupakan salah satu komponen dari front fork yang secara langsung akan berimbas pada

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes belajar pada siklus I, baik pertemuan pertama dan kedua, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:.. Kegiatan

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana mekanisme pembiayaan bai’u bithaman ajil di BMT Matra Pekalongan , dan

- Pemohon I dan Pemohon II adalah suami isteri yang telah menikah pada tanggal 30 Agustus 2001 di Desa Lumpur Tengah, Kecamatan Sungai Penuh Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi,

Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilakukan dengan langlah- langkah pembelajarannya sebagai berikut : a Guru menyampaikan salam pembukaan,

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : H2: Rasio Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan