• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAI C. 10 PERSON CENTERED DAN RATIONAL EMOTIF

N/A
N/A
Beta Ardana Patrisia

Academic year: 2024

Membagikan "PAI C. 10 PERSON CENTERED DAN RATIONAL EMOTIF"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING PERSON CENTERED DAN RATIONAL EMOTIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti mata kuliah Bimbingan dan Konseling Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023

Dosen Pengampu : Azmi Mustaqim, M.A.

Disusun oleh : Kelompok 10 / PAI C

1. Aulya Hamidah Mansyuri ( 201210073 ) 2. Bilqist Khoirun Nisaa’ ( 201210086 )

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

MEI 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat, nikmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyah menuju zaman Islamiyah yang indah ini. Dan menjadi suri tauladan pembawa syafa’atul udzma, para keluarga, sahabat, dan orang yang mengikutinya.

Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling” dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

Kami banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah referensi baca, wawasan, dan sebagai pengetahuan yang bermanfaat nantinya bagi kita semua.

Ponorogo, 23 Mei 2023 Penyusun

Kelompok 10 / PAI C

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan Makalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Pendekatan dan Teknik Bimbingan Konseling ... 3

B. Pendekatan Person Centered ... 4

C. Pendekatan Rational Emotif ... 7

D. Tujuan Pendekatan Person Centered dan Rational Emotif ... 11

BAB III KESIMPULAN ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Bimbingan konseling adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan peserta didik dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan.

Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah. Setiap individu memiliki berbagai masalah dalam hidup baik yang terlihat secara langsung maupun tidak. Bimbingan dan konseling memberikan sebuah upaya untuk mereka agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi, melalui cara pengembangan potensi ataupun cara lainnya.

Bimbingan ini tidak hanya membantu siswa dalam memecahkan suatu permasalahan, melainkan juga membantu siswa dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dengan demikian bimbingan dan konseling cukup penting bagi dunia pendidikan. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan, teknik dan metode bimbingan dan konseling agar solusi yang kita tawarkan dapat dipertanggung jawabkan dan dapat berjalan seefisien mungkin.

Dalam makalah ini akan menjelaskan memiliki beberapa ragam pendekatan dan teknik bimbingan dan konseling. Pendekatan dan teknik inilah yang dapat terlihat lebih membantu bimbingan konseling tersebut dalam upaya memecahkan masalah-masalah.

(5)

2 B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pendekatan dan teknik bimbingan dan konseling?

2. Bagaimana pendekatan person centered itu?

3. Bagaimana pendekatan rational emotif itu?

4. Apa tujuan dari pendekatan person centered dan pendekatan rational emotif itu?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan dan teknik bimbingan dan konseling.

2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan person centered itu.

3. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan rational emotif itu.

4. Untuk mengetahui apa tujuan dari pendekatan person centered dan pendekatan rational emotif itu.

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dan Teknik Bimbingan Konseling

Munculnya layanan bimbingan dan konseling dalam berbagai setting kehidupan merupakan respon terhadap pentingnya memfasilitasi perkembangan konseling secara optimal. Bimbingan dan konseling berasal dari kata “guidance” dan “counseling”. Secara harfiah, “guidance” berasal dari kata “guide” yang berarti mengarahkan, memandu, dan mengelola.

Sedangkan kata “counseling” berarti nasehat. Istilah itu dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling (penyuluhan) diartikan sebagai suatu proses bantuan . Tetapi tidak semua bentuk bantuan adalah bimbingan.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seorang individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.1 Sedangkan konseling merupakan sarana yang digunakan untuk membantu seseorang menyelesaikan dan mengatasi masalah yang hadapi.2 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua konseling merupakan kegiatan bimbingan, tetapi tidak semua kegiatan bimbingan termasuk ke dalam konseling.

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan oleh konselor kepada individu yang sedang mengalami sssuatu masalah (konseli) yang bertujuan untuk teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki, sehingga individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.3

1 Yusuf L.N, Syamsu dan Juntika, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2006), 29.

2 Kartadinata, Sunaryo, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 39.

3 Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2020), 69.

(7)

4

Pendekatan bimbingan konseling diartikan sebagai suatu pemahaman mengenai bimbingan konseling yang juga biasa disebut sebagai teori bimbingan konseling, sebagai dasar bagi praktik bimbingan konseling.

Pendekatan dalam bimbingan konseling dilakukan agar memudahkan seseorang untuk menentukan arah dan proses bimbingan konseling.

Pendekatan bimbingan konseling dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri yang dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling untuk membantu menyelesaikan masalah konseli.

Teknik bimbingan konseling adalah cara ataupun metode yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan ataupun memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi- potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya. Dalam proses konseling, konselor perlu memahami kualitas dirinya dengan baik, karena hal ini yang akan mempengaruhi efektifitas suatu proses konseling seperti membantu, ataupun mengarahkan.4

B. Pendekatan Person Centered

Pendekatan konseling dengan Person-Centered Counseling atau bisa disebut juga dengan Client-Centered Counseling penerapannya lebih cenderung pada konseling individual, meskipun bisa juga diterapkan pada konseling kelompok. Person Centered artinya berpusat pada klien (siswa) yang dimana siswa tersebut dapat membuka dirinya secara bebas, namun tetap pada ranah yang wajar dengan dibatasi norma sopan santun yang berlaku di masyarakat.

1. Pengertian Pendekatan Person Centered Counseling

Istilah Person Centered Counseling sebagai teori non direktif atau berpusat pada individu. Pendekatan Person Centered Counseling menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting

4 Ibid, 79.

(8)

5

bagi dirinya dalam memecahkan masalah. Menurut Rogers yang dikutip oleh Gerald Corey menyebutkan bahwa terapi Client Centered merupakan teknik konseling dimana yang paling berperan adalah klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.5

Person Centered Counseling merupakan suatu pendekatan konseling yang dilakukan dengan cara berdialog langsung antara pembimbing dengan siswa yang dibimbing, agar tercapai gambaran yang serasi antara diri yang ideal dengan diri siswa yang sesuai dengan kenyataan. Pendekatan ini menekankan pada kecakapan siswa untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya guna untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Jadi, Person Centered Counseling adalah suatu terapi yang berpusat pada klien, yang mana seorang konselor atau pembimbing hanya memberikan terapi serta mengawasi kilen pada saat proses terapi berlangsung agar klien (siswa) dapat berkembang atau keluar dari masalah yang dihadapinya.6

2. Ciri-ciri Pendekatan Person Centered Counseling

Ciri-ciri konseling berpusat pada individu adalah sebagai berikut : a. Fokus utama adalah kemampuan individu dalam memecahkan

masalah.

b. Lebih mengutamakan sasaran perasaan daripada intelek.

c. Lebih memperhatikan masa kini daripada masa lalu.

d. Klien memegang peranan aktif dalam konseling sedangkan konselor bersifat pasif.

5 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 2009), 91.

6 Deni Febriani, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta : Teras, 2011), 61.

(9)

6

e. Prinsip psikoterapi berdasarkan bahwa hasrat kematangan psikologi manusia itu berakar pada manusia itu sendiri.

3. Teknik Pengaplikasian Pendekatan Person Centered Counseling Secara garis besar teknik Person Centered Counseling adalah sebagai berikut :

a. Konselor atau pembimbing menciptakan suasana komunikasi antar pribadi yang merealisasikan segala kondisi.

b. Konselor menjadi seorang pendengar yang sabar dan peka.

c. Konselor memungkinkan klien untuk mengungkapkan seluruh perasaannya secara jujur, lebih memahami diri sendiri dan mengembangkan suatu tujuan perubahan dalam diri sendiri dan perilakunya.

Adapun teknik konseling yang digunakan dalam Person Centered Counseling ialah penerimaan, rasa hormat, mengerti, memahami, menentramkan hati,memantulkan pertanyaan dan perasaan.

4. Tahapan Pendekatan Person Centered Counseling

Adapun tahapan dalam Person Centered Counseling ialah sebagai berikut :

a. Pertama, tahap menciptakan hubungan yang subtantif seperti empati, kejujuran, ketulusan, perhargaan dan positif tanpa syarat.

b. Kedua, kelanjutan yang disesuaikan dengan efektifitas hunungan pada tahap kedua, sesuai kebutuhan klien.

c. Ketiga, pada awal konseling klien menunjukan perilaku, sikap, dan perasaan yang kaku. Dia menyatakan masalah yang dialami kepada konselor secara permukaan dan belum menyatakan pribadi yang dalam.

(10)

7

d. Keempat, klien mulai menghilangkan sikap dan perilaku kaku, membuka diri pada pengalamanya dan belajar bersikap lebih matang dan lebih teraktualisasi.7

5. Kelebihan & Kekurangan Pendekatan Person Centered Counseling a. Kelebihan :

1) Pemusatan konseling pada klien, bukan pada konselor.

2) Konseling lebih ditekankan pada sikap daripada teknik.

3) Fokus dalam penyelesaian masalah sehingga klien memiliki pengalaman positif.

b. Kekurangan :

1) Konseling yang terlalu menekankan pada aspek emosional, perasaan, dan afektif.

2) Teknik dalam konseling ini tidak beragam sehingga kurang membantu klien dalam pemecahan masalah.

3) Tidak cocok digunakan pada klien dengan masalah psikologis yang parah.

C. Pendekatan Rational Emotif

Pendekatan Rational Emotif atau disebut juga dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) bersifat direktif, yaitu pendekatan yang membelajarkan kembali konseli untuk memahami input kognitif yang menyebabkan gangguan emosional, mencoba mengubah pikiran konseli agar membiarkan pikiran irasionalnya atau belajar mengantisipasi manfaat atau konsekuensi dari tingkah laku.

1. Pengertian Pendekatan Rational Emotif

Rational Emotif adalah sebuah pendekatan dalam keilmuan konseling yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Langkah ini menjadikan seseorang agar memperbaiki

7 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2003), 69.

(11)

8

gangguan emosionalnya dan mengubah pemikiran irrasionalnya.

Manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional (logis) dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkah laku rasional manusia akan efektif, bahagia dan kompeten.

Sedangkan ketika berpikir dan bertingkah laku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Individu memiliki potensi untuk dapat berpikir rasional yang salah satunya didapat melalui belajar sosial, proses konseling yang mengubah pola pikir yang irasional menjadi rasional.8

2. Karakteristik Pendekatan Rational Emotif

a. Aktif-direktif, artinya konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam memecahkan masalahnya.

b. Kognitif-eksperiensial, artinya hubungan yang dibentuk berfokus pada aspek kognitif klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.

c. Emotif-ekspreriensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber- sumber gangguan emosional.

d. Behavioristik, artinya hubungan konseling yang dikembangkan hendaknya mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.9

3. Teknik Pengaplikasian Pendekatan Rational Emotif

Pendekatan Rational Emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat kognitif, afektif dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien, antara lain:

a. Teknik emotif (afektif), yaitu teknik untuk mengubah emosi klien. Teknik ini melibatkan emosi klien saat ia melawan keyakinan-keyakinannya yang irasional.

8 Gusman Lesmana, Teori dan Pendekatan Konseling, (Medan: UMSU PRESS, 2021), 119.

9 Ibid, 127.

(12)

9

b. Assertive adaptive, teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk terus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan.

c. Bermain peran, teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan/negatif melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa agar klien dapat bebas mengungkapkan dirinya melalui peran tertentu.

d. Imitasi, teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.

e. Teknik tingkah laku (behavioristik), yaitu teknik yang digunakan khusus untuk mengubah tingkah laku. Teknik ini dinegosiasikan dengan klien atas dasar sifatnya yang menentang.

f. Social Modeling, teknik untuk membentuk tingkah laku baru pada klien dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, menyesuaikan diri, dan menginternalisasikan norma-norma dalam model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.

g. Teknik kognitif, yaitu teknik untuk membantu klien berpikir mengenai pemikirannya dengan cara yang lebih konstruktif.

h. Home Work Assignment, teknik dalam bentuk tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.

i. Latihan Assertive, teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan atau meniru model-model sosial.10

10 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung : Eresco, 1988), 243.

(13)

10

4. Tahapan Pendekatan Rational Emotif

a. Proses dimana klien diperlihatkan dan disadarkan bahwa mereka memiliki pemikiran yang tidak logis dan irasional. Tahap ini menunjukan pemikiran yang tidak logis tersebut akan menjadikan dampak pada emosional mereka.

b. Konselor menunjukkan kepada klien bahwa perilaku yang tidak logis tersebut akan menyebabkan pikirannya sendiri merasa terganggu. Pada tahap ini klien dibantu untuk yakin bahwa pemikiran dan perasaan negatif tersebut dapat ditantang dan diubah.

c. Konselor mengubah pemikiran klien yang tidak logis dan mengajak untuk berfikir secara logis. Pada tahap ini, klien dibantu untuk secara terus menerus mengembangkan pikiran yang rasional sehingga klien tidak terjebak pada masalah yang disebabkan pemikiran irasional.

d. Konselor menugaskan klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata, untuk menyesuaikan dan membiasakan dirinya dengan tingkah laku baru.11

5. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Rational Emotif a. Kelebihan :

1) Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien, menyadarkan klien terhadap pikiran/nilai yang irasional yang membuatnya bermasalah. Dengan itu perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.

2) Lebih rasional dalam membantu klien. Teknik penalaran yang diajarkan konselor dapat digunakan menghadapi masalah lain.

3) Klien merasakan diri mereka mempunyai keupayaan intelektual dan kemajuan dari cara berfikir, sehingga dapat menyadarkan klien akan kekuatan dan kelemahan diri serta menyikapinya secara tepat.12

11 Ibid, 247.

12 Sattu Alang, “Proses Pelaksanaan Terapi Rasional Emotif”, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam 6, No. 2 (2019).

(14)

11 b. Kekurangan :

1) Konselor lebih otoritatif, sehingga klien terkesan dipaksa untuk melakukan apa yang selama ini ia merasa tidak sanggup untuk dilakukannya.

2) Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realiti sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.

3) Ada juga sebagian klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya didalam hidupnya, dan tidak mau membuat perubahan apa-apa lagi dalam hidup mereka.13

D. Tujuan Pendekatan Person Centered Counseling dan Rational Emotif 1. Tujuan Pendekatan Person Centered Counseling

Tujuan utama Person Centered Counseling yakni menciptakan keadaan yang kondusif untuk membantu siswa (klien) untuk menjadi individu yang berfungsi penuh, menemukan kesanggupan-kesanggupan dalam memecahkan masalah dan sebagainya. Pendekatan Person Centered Counseling memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Keterbukaan pada pengalaman, yaitu klien menjadi lebih sadar terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan ini hadir di luar dirinya.

b. Kepercayaan pada organisme sendiri, bertujuan untuk membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri.

c. Tempat evaluasi internal

Tempat evaluasi internal yang berkaitan dengan kepercayaan diri, berarti lebih banyak mencari jawaban pada diri sendiri bagi masalah keberadaanya. Dia menetapkan standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri dalam membuat keputusan-keputusan bagi kehidupannya.

13 Stephen Palmer, Konseling dan Psikoterapi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 97.

(15)

12

d. Kesediaan untuk menjadi satu proses

Konsep tentang diri dalam proses pembentukan merupakan lawan dari konsep diri sebagai produk. Meskipun boleh jadi klien menjalani terapi untuk mencari sejenis formula untuk membangun keadaan berhasil, akan tetapi mereka akan lebih sadar bahwa pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan. 14

2. Tujuan Pendekatan Rational Emotif

a. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar konseli dapat mengembangkan diri, meningkatkan rasa percaya dirinya dan mengembangkan hubungan sosial dengan teman-temannya.

b. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa cemas, rasa marah, rasa berdosa, merasa was-was, dll.

c. Membantu memecahkan masalah-masalah yang dikarenakan oleh pola pikir yang bermasalah.15

14 Deni Febriani, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta : Teras, 2011), 65.

15 Andi Mappiere AT, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), 157.

(16)

13 BAB III KESIMPULAN

1. Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan oleh konselor kepada individu yang sedang mengalami sssuatu masalah (konseli) yang bertujuan untuk teratasinya masalah yang dihadapi konseli. Pendekatan dalam bimbingan konseling dilakukan agar memudahkan seseorang untuk menentukan arah dan proses bimbingan konseling.

2. Pendekatan Person Centered Counseling adalah suatu terapi yang berpusat pada klien, yang mana seorang konselor atau pembimbing hanya memberikan terapi serta mengawasi klien pada saat proses terapi berlangsung agar klien (siswa) dapat berkembang atau keluar dari masalah yang dihadapinya.

3. Pendekatan Rational Emotif adalah pendekatan yang membelajarkan kembali konseli untuk memahami input kognitif yang menyebabkan gangguan emosional, mencoba mengubah pikiran konseli agar membiarkan pikiran irasionalnya atau belajar mengantisipasi manfaat atau konsekuensi dari tingkah laku.

4. Tujuan utama Person Centered Counseling yakni menciptakan keadaan yang kondusif untuk membantu siswa (klien) untuk menjadi individu yang berfungsi penuh, menemukan kesanggupan-kesanggupan dalam memecahkan masalah dan sebagainya. Sedangkan tujuan pendekatan rational emotif bertujuan memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar konseli dapat mengembangkan diri, meningkatkan rasa percaya dirinya.

(17)

14

DAFTAR PUSTAKA

Alang, Sattu. “Proses Pelaksanaan Terapi Rasional Emotif”, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam 6, No. 2 (2019).

Corey, Gerald. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung : Eresco, 1988.

Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:

Refika Aditama.

Febriani, Deni. 2011. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Teras.

Kartadinata, Sunaryo. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Latipun. 2003. Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Lesmana, Gusman. 2021. Teori dan Pendekatan Konseling, Medan: UMSU PRESS.

Mappiere AT, Andi. 2008. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Palmer, Stephen. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf, Syamsu dan Juntika. 2006. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2020. Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, pendekatan Person-Centered Therapy dalam konseling kelompok dapat membantu menangani masalah yang berkaitan dengan: (a) pencegahan, pengembangan pribadi dan

Berdasarkan hasl peneltan dapat dsmpulkan bahwa aplkas pendekatan konselng person centered, dapat menngkatkan kemampuan komunkas nterpersonal sswa hal tersebut

PENINGKATAN KETERBUKAAN DIRI SELF DISCLOSURE MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED PADA SISWA KELAS VII SMP IT ABU BAKAR YOGYAKARTA IMPROVING SELF-DISCLOSURE