• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paket Layanan Kesehatan Jiwa pada Klaster 3 Direktorat Kesehatan Jiwa

N/A
N/A
Suci Astuti

Academic year: 2024

Membagikan "Paket Layanan Kesehatan Jiwa pada Klaster 3 Direktorat Kesehatan Jiwa"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PAKET LAYANAN KESEHATAN JIWA PADA KLASTER 3

Direktorat Kesehatan Jiwa

Disampaikan pada Orientasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

(2)

OUTLINE

2

1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai Platform Integrasi Pelayanan

Kesehatan

2. Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa

3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa 4. Tindak Lanjut Skrining

Kesehatan Jiwa

(3)

Pendekatan Siklus Hidup sebagai Platform Integrasi Pelayanan Kesehatan

76

• Pembangunan Kesehatan Jiwa terintegrasi dalam setiap fase dari siklus hidup (terutama di Klaster 2:

Ibu dan

Anak dan Klaster 3 : Usia Dewasa dan Lanjut Usia)

• Tenaga kesehatan diharapkan mampu untuk:

1. Memberikan pelayanan promotif berupa pemberian penyuluhan tentang menjaga kesehatan jiwa bagi perorangan, keluarga dan di masyarakat

2. Memberikan pelayanan preventif berupa skrining kesehatan jiwa untuk ibu, anak, usia dewasa dan lanjut usia

dengan mempergunakan SRQ-20, SDQ, dan ASSIST.

3. Memilah hasil skrining (normal dan abnormal) dan tindak lanjutnya (memberikan KIE untuk hasil yang normal dan merujuk jika ditemukan hasil abnormal)

4. Melakukan konseling awal bagi pasien yang diduga memiliki masalah kesehatan Jiwa

• Instrumen skrining kesehatan jiwa BUKAN merupakan alat untuk penegakan diagnosis

penyakit/gangguan jiwa tertentu, namun untuk membantu pasien memahami dan mengenali masalah yang mungkin sedang dialami dan membantu petugas kesehatan menemukan

indikasi akan adanya masalah kesehatan jiwa secara dini.

(4)

OUTLINE

2

1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai Platform Integrasi Pelayanan

Kesehatan

2. Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa

3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa 4. Tindak Lanjut Skrining

Kesehatan Jiwa

(5)

78

Langkah-Langkah Penyelenggaraan Skrining

Menyiapkan kuesioner (Manual/aplikasi)

Memberikan penjelasan singkat terkait skrining

yang akan dilakukan (tujuan, asas

kerahasiaan, instruksi pengisian)

Pengisian kuesioner

Interpretasi hasil

Melakukan tindak lanjut (edukasi,

konseling, rujuk)

Skrining masalah kesehatan jiwa ditunda pada kondisi berikut (kriteria eksklusi):

• Pasien membutuhkan pelayanan gawat darurat

• Pasien sedang menderita atau kesakitan secara fisik Memastikan kesiapan individu melalui pendekatan

interpersonal/rapport Melengkapi

data

Demografi

(6)

Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (1/3)

SD Q

• Sasaran : anak & remaja usia 4-18 tahun

• Menggambarkan kondisi 6 bulan terakhir

• Berisi 25 pertanyaan dari 5 domain: Emosi (E), perilaku (C), hiperaktivitas (H), masalah hubungan teman sebaya (P), perilaku prososial (Pro)

• SDQ 4-10 th diisi orang tua/pengasuh

• SDQ 11-18 th dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih

• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)

• Dilakukan minimal 1 tahun sekali

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022

79

(7)

Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (2/3)

SR Q

• Sasaran : usia di atas 18 tahun

• Menggambarkan kondisi 30 hari terakhir

• Berisi 20 pertanyaan untuk mengetahui adanya masalah kesehatan jiwa seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala kognitif, gejala somatik, dan gejala penurunan energi.

• Pertanyaan berkaitan dengan apa yang dialami individu, bukan terkait apa yang seharusnya dialami

• Dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih

• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)

• Dilakukan minimal 1 tahun sekali

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022

80

(8)

81

Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (3/3)

Buku Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2022

ASSIS T

• Sasaran : usia di atas 10 tahun dengan indikasi penyalahgunaan NAPZA

• Dirancang untuk mengidentifikasi pola penggunaan NAPZA yang menunjukkkan adanya masalah berisiko &

ketergantungan serta masalah yang berhubungan dengan penggunakan NAPZA dan RTL

• Terdiri dari 8 pertanyaan

• Dilaksanakan di Fasyankes oleh tenaga kesehatan

• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (aplikasi SINAPZA)

Interpretasi Alkohol Semua zat selain alkohol

Intervensi

Risiko rendah 0-10 0-3 Pemberian KIE pencegahan NAPZA

Risiko sedang 11-26 4-26 Pemberian KIE dan konseling, rujuk ke IPWL untuk pemeriksaan lanjutan

Risiko tinggi

≥27 ≥27 Rujuk ke IPWL untuk pemeriksaan lanjutan dan rehabilitasi medis

Sumber:

Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2021

(9)

Aplikasi Skrining Kesehatan Jiwa

Sumber:

Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2021

ASSIS T

SDQ

SR Q M a sy a ra k a t u m u m N a k e s

Sistem

pencatatan berbasis elektronik

• S D Q

• S R Q

SIMKESWA

ASSIST

SELARAS

*Pencatatan & pelaporan hasil skrining dengan kuesioner cetak (manual) tetap diinput dalam SIMKESWA

N a k e

Buku Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2022 82

s

(10)

OUTLINE

2

1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai Platform Integrasi Pelayanan

Kesehatan

2. Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa

3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa 4. Tindak Lanjut Skrining

Kesehatan Jiwa

(11)

Alur Skrining Kesehatan Jiwa

84

Deteksi Dini

ASSIST SRQ-20

SDQ

Borderline

Normal Abnormal

• Konseling oleh guru

• KAP Kesehatan Jiwa

• Prevensi

Gangguan Jiwa

• Rujuk ke Fasyankes

Edukasi

Kesehatan Jiwa

<6

≥6

• KAP

Kesehatan Jiwa

• Prevensi Gangguan Jiwa

• Rujuk ke Fasyankes

Edukasi Kesehata

n Jiwa

Pemeriksaan lanjutan, wawancara

psikiatrik multidisiplin

Tidak Ada

Gangguan Jiwa

• KAP Kesehatan Jiwa

• Prevensi

gangguan jiwa

Diagnosis

gangguan jiwa

Tatalaksan a

Multidisiplin

Risiko Renda h

Pemberian KIE pencegah

an NAPZA

Risiko Sedang

Pemberian KIE dan konseling, rujuk ke IPWL

untuk asesemen

lanjutan

Risiko Tingg

Rujuk ke IPWL

i

untuk asesmen lanjutan dan

Rehabilitasi medis

<6 namun soal no. 17 diisi “YA”

• KAP Kesehatan Jiwa

• Prevensi Gangguan Jiwa

• Rujuk ke Fasyanke s

Sasaran : Usia

>18 Sasaran:

Usia 4- 10 Usia 11- 18

Sasaran:

Individu dengan indikasi penyalahgunaan NAPZA

berusia >10 tahun

Fasyanke s

(12)

OUTLINE

2

1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai Platform Integrasi Pelayanan

Kesehatan

2. Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa

3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa 4. Tindak Lanjut Skrining

Kesehatan Jiwa

(13)

Materi Edukasi Berdasarkan Kelompok Umur

• Tugas perkembangan usia

remaja (membangun identitas, aspek perkembangan fisiologis, kognitif, sosial, emosi, moral, spiritual & kepribadian masa remaja).

• Pengertian sehat jiwa, risiko/ masalah kesehatan jiwa, gangguan jiwa

(ODGJ).

• Stimulasi perkembangan.

• Manajemen stress.

• Keterampilan pemecahan masalah (problem

solving).

• Tugas perkembangan usia dewasa (menjalin kedekatan, aspek perkembangan

fisiologis, kognitif, sosial, emosi, moral, spiritual & kepribadian masa dewasa).

• Pengertian sehat jiwa, risiko/ masalah kesehatan jiwa, gangguan jiwa

(ODGJ).

• Stimulasi perkembangan.

• Manajemen stress.

• Keterampilan pemecahan masalah (problem

solving).

• Tugas perkembangan usia lansia (kematangan/integrity, aspek perkembangan fisiologis, kognitif, sosial, emosi, moral, spiritual & kepribadian masa lansia).

• Pengertian sehat jiwa, risiko/ masalah kesehatan jiwa gangguan jiwa

(ODGJ).

• Stimulasi perkembangan.

• Manajemen stress.

• Keterampilan pemecahan masalah (problem

solving).

Remaj a

Dewas a

Lansi a

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa

86

(14)

Komunikasi Antar Pribadi (KAP)

KAP merupakan komunikasi tatap muka, antara petugas kesehatan dan pasiennya, terjadi proses pertukaran informasi, pikiran, pendapat atau perasaan baik melalui

kata- kata maupun bahasa non-verbal Kompetensi Umum:

•Memahami keinginan dan kebutuhan pasien

•Memperhatikan hak pasien

•Menghormati pasien dan keluarganya

•Menjadi komunikator yang efektif Kompetensi Khusus:

•Melakukan observasi saat komunikasi

•Memantapkan hubungan yang baik

•Mengajukan pertanyaan

•Mendengar secara aktif

•Membantu pasien dalam menetapkan keputusan

Langkah dalam melakukan KAP:

1)Sampaikan salam, sambut pasien dengan ramah 2)Tanyakan atau gali permasalahan kesehatan

pasien

3) Ajak pasien untuk melakukan identifikasi penyebab terjadinya masalah kesehatan (perilaku dan non-perilaku).

4) Sampaikan informasi secara singkat dan tepat tentang upaya mengatasi/mencegah masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Gunakan media KIE agar informasi yang disampaikan mudah untuk dipahami pasien.

5) Bantu/ajak pasien untuk mampu berpikir tentang keuntungan maupun konsekuensi apabila upaya untuk mengatasi/mencegah terjadinya masalah tersebut dilakukan/tidak dilakukan.

6) Minta/motivasi pasien untuk memilih dan menetapkan upaya mengatasi/menc egah masalah tersebut

7) Bantu/ajak pasien untuk mengingat kembali hal-hal penting yang telah dibahas dan akan dilakukannya.

8) Sampaikan kepada pasien bahwa anda selaku petugas kesehatan siap membantu apabila ada kesulitan atau merujuk kepada petugas yang berkompeten.

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa

87

(15)

Prevensi Masalah Kesehatan Jiwa

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021

Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 88

(16)

b. Faktor Psikologis Faktor risiko:

1) Regulasi emosi rendah

2) Kemampuan regulasi diri rendah yang termanifestasikan dalam kontrol perilaku yang buruk 3)Konsep diri negatif

4)Efikasi diri rendah 5)Resiliensi diri

rendah

c. Faktor Sosial Faktor risiko:

1)Lingkungan Keluarga 2)Perekonomian keluarga 3)Pekerjaan

4) Relasi Suportif 5) Relasi dengan

pasangan 6)Kedukaan 7)Permasalahan Hukum 8) Krisis pada orang yang

memiliki arti penting dalam kehidupan individu

9) Akses pada layanan kesehatan

Prevensi Masalah Kesehatan Jiwa

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021

Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 89

(17)

Prevensi Masalah Kesehatan Jiwa

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021

Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 90

(18)

PAKET LAYANAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA KLASTER 3

DISAMPAIKAN PADA ORIENTASI FASILITATOR INTEGRASI LAYANAN PRIMER

11

6

(19)

OUTLINE

117

A.Tujuan Pembelajaran B.Pendahuluan

C.Alur Pelayanan D.Paket pelayanan E. Penjelasan teknis

F. PWS dan tindak lanjutnya

G.Contoh kasus (untuk diskusi dan simulasi)

H.Referensi

(20)

TUJUAN PEMBELAJARA N

118

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjadi fasilitator dalam melakukan alur pelayanan kesehatan terintegrasi klaster usia dewasa dan lansia (klaster 3)

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:

1. Memahami alur pelayanan klaster usia dewasa dan lanjut usia

2. Memahami pelayanan usia dewasa 3. Memahami pelayanan lanjut usia

4.Melakukan alur pelayanan terintegrasi klaster usia dewasa

dan lansia (klaster 3)

(21)

12 0

Paket Layanan Kesehatan Usia Dewasa dan Lansia -PTM

12

0

(22)

Alur

Pelayanan Terpadu

12 1

• Pengunjung Puskesmas usia ≥15 tahun

• Rujukan Posyandu/Puskesmas Pembantu

• Intervensi Lanjut PIS-PK

• Pasien Rujuk Balik FKRTL

Anamnesa Faktor Risiko

Riwayat Penyakit keluarga & diri sendiri

Pola makan tinggi gula, garam dan lemak

Merokok

Kurang aktifitas fisik

BB Berlebih

Kurang konsumsi sayur buah

•Skrining Gejala PM: Instrumen PUMA

•Lingkungan

Untuk Lansia :

•Skrining Geriatri

Pemeriksaan

•IMT (BB,TB)

•Lingkar Perut

•Tekanan Darah

•Gula darah

•Fisik lainnya

• Paket Pelayanan Kesehatan usia Dewasa

• Paket Pelayanan Kesehatan Lansia

Penilaian Prediksi Risiko PTM *

dini

bila

DIOBATI

• Deteksi Komplikas i Penyakit

• Rehabilita si terbatas diperlukan

Terdiagnosis PTM / PM / Masalah kesehatan lainnya

Penyampaian KIE tentang:

Diet sehat gizi seimbang,

Aktifitas fisik,

Upaya berhenti merokok,

Cek kesehatan

berkala, Pengelolaan stress

Batasi Konsumsi GGL,

Materi KIE Dapat diakses di: Kesehatan Lingkungan 1.Instagram @p2ptmkemenkesRI 2. Twitter @p2ptmkemenkesRI 3.Facebook @p2ptmkemenkesri

4.Website P2PTM p2ptm.kemkes.go.id

Tidak Ya

Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL )

K O N T R O L Melalui:

Puskesmas /FKTP Lainnya Pustu PIS PK

Kunjungan Rumah

Pasien Rujuk Balik

*

Sesuai kriteria penilaian
(23)
(24)

Cara penggunaan tabel prediksi risiko PTM

(Dengan hasil laboratorium)

1. Tentukan dahulu apakah orang yang diperiksa penyandang DM atau tidak. Gunakan kolom yang sesuai dengan statusnya.

2. Kemudian tentukan kolom jenis kelaminnya (laki-laki di kolom kiri dan perempuan di kolom kanan).

3. Tentukan status merokok apakah merokok atau tidak, sesuaikan di kolomnya

masing- masing

4. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka paling kiri (misalnya untuk usia 46 tahun pakai blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai blok 65-69 tahun, dst

kanan.

tercantum).

mendatang.

5. T ekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling

6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur bawah (pada tabel digunakan satuan mmol/l, sedangkan di Indonesia umumnya menggunakan satuan mg/dl, angka konversi

7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum pada titik temu

antara kolom umur, TD, dan kolom kolesterol menentukan besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu 10 tahun

8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini

dilanjutkan dengan tata laksana

(25)
(26)

Cara penggunaan tabel prediksi risiko PTM

(tanpa hasil laboratorium)

1. Tentukan dahulu kolom jenis kelaminnya (laki- laki kolom kiri dan perempuan kolom kanan).

2. Tentukan status merokok apakah merokok atau tidak, sesuaikan di kolomnya masing-masing

3. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka paling kiri

(misalnya untuk usia 46 tahun pakai blok usia 45- 49 tahun, 68 tahun pakai blok 65-69 tahun, dst

4. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling kanan.

5. Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada lajur bawah.

6. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis dari titik tekanan darah ke arah dalam dan nilai IMT ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum pada titik temu antara kolom umur, TD sistolik dan kolom IMT menentukan besarnya risiko untuk mengalami penyakit

kardiovaskular dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.

7. Penilaian berdasarkan tingkat risiko

ini dilanjutkan dengan tata laksana

(27)

TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO

Tatalaksana berdasarkan Tingkat Risiko tabel

dengan Hasil Laboratoriun

Risiko Kardiovaskular <5 %

Memberika

n KIE Diet sehat dan seimbang, aktifitas fisik. Upaya berhenti merokok dan

menghindari konsumsi alkohol berlebih Obati Pemberian obat anti

hipertensi sesuai indikasi Pemberian Antidiabetik sesuai indikasi

Follow Up Lakukan follow up prediksi risiko dalam 3 bulan hingga mencapai target, dilanjukan 6-9 bulan kemudian

Bagi penyandang hipertensi dan atau DM dilakukan kontrol minimal 1 bulan sekali dan pemeriksaan skrining penyakit kardiovaskular dan stroke minimal 1 tahun sekali

Risiko Kardiovaskular 5 -10%

Tatalaksana berdasarkan Tingkat Risiko tabel

dengan Hasil Laboratoriun

Risiko Kardiovaskular 10 - 20%

Tatalaksana berdasarkan Tingkat Risiko tabel

dengan Hasil Laboratoriun

Risiko Kardiovaskular > 20 %

Tatalaksana berdasarkan Tingkat Risiko tabel

dengan Hasil Laboratoriun

(28)

PENCATATAN /PELAPORAN

SISTEM PENCATATAN

PELAPORAN MATERI DAPAT

DIAKSES MELALUI:

APLIKASI SEHAT INDONESIA KU http://bit.ly/MateriDeteksiDiniPT SISTEM INFORMASI PENYAKIT M

TIDAK MENULAR (SI PTM) https://drive.google.com/drive/

folder

s/1Sr74DXljFDNbt1tEs6zeMzivk

Fr2 8b8c?usp=sharing

(29)

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas (Kecamatan)

Puskesmas Pembantu (Desa/Kelurahan)

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat)

Skrining Diabetes Melitus (1x/tahun) -Sasaran Seluruh Usia > 40 tahun

-Usia 15-<40 tahun dengan Obesitas dan atau hipertensi

-Semua Penderita TBC

Pemeriksaan Gula Darah

Pelaksana ; Tenaga kesehatan melalui

PANDU PTM

Alat : Clinical Chemistry Analyzer

Pemeriksaan Gula Darah Pelaksana : Tenaga

Kesehatan Alat : Glukometer Tatalaksana & Tindak Lanjut

Normal : Pertahankan gaya hidup sehat

Prediabetes : Edukasi dan pantau perubahan gaya hidup selama 3 Bulan

Diabetes : Rujuk Ke Puskesmas/FKTP untuk penegakkan Diagnosa

Pemeriksaan Gula Darah Pelaksana : Kader Terlatih Alat : Glukometer

Tatalaksana & Tindak Lanjut

Normal : Pertahankan gaya hidup sehat

Prediabetes : Edukasi dan pantau perubahan gaya hidup selama 3 Bulan

Diabetes : Rujuk Ke Puskesmas/FKTP untuk penegakkan Diagnosa

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi kepada keluarga untuk modifikasi gaya hidup dan deteksi dini faktor risiko

Tatalaksana & Tindak Lanjut - Skrining 1 tahun sekali Normal : Pertahankan gaya

hidup sehat

Prediabetes : Edukasi dan pantau perubahan gaya hidup selama 3 Bulan

Diabetes : penegakkan Diagnosa dan tataksana sesuai standar

Skrining Obesitas (1x/tahun) - Sasaran usia > 15 tahun

Pengukuran

Tinggi Badan dan Berat Badan (Mengukur IMT), Lingkar Perut

Pelaksana ; Tenaga kesehatan melalui PANDU PTM

Alat : Timbang Badan, Microtoise,, Pita

ukur

Tatalaksana :

Pengaturan Aktivitas dan Latihan Fisik, Pengaturan waktu Tidur, Pengaturan perilaku mengelola stress, edukasi dan konseling, serta rujukan bila ada penyakit penyerta atau sindroma metabolik

Tinggi Badan dan Berat Badan (Mengukur IMT), Lingkar Perut

Pelaksana : Tenaga Kesehatan

Alat : Timbang Badan, Microtoise,, Pita ukur

Tinggi Badan dan

Berat Badan

(Mengukur IMT), Lingkar Perut

Pelaksana : Kader Terlatih

Alat : Timbang Badan, Microtoise,, Pita ukur

7

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(30)

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas (Kecamatan)

Puskesmas Pembantu (Desa/Kelurahan)

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat)

Skrining Hipertensi (1x/tahun)

-Sasaran Seluruh Usia 15 tahun ke atas -Skrining minimal 1 tahun sekali

Pengukuran Tekanan Darah Pelaksana ; Dokter dan Perawat melalui PANDU PTM

Alat : Tensimeter

Tatalaksana & Tindak Lanjut

Normal : Edukasi gaya hidup sehat

Normal Tinggi : Edukasi dan pantau perubahan gaya hidup setiap Bulan

Hipertensi :Tatalaksana sesuai standar yang berlaku Monitoring tekanan darah minimal satu kali sebulan

pada penyandang

Hipertensi

Pengukuran Tekanan Darah Pelaksana : Tenaga

Kesehatan Alat : Tensimeter Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil Skrining

Normal : Edukasi gaya hidup sehat

Normal Tinggi : Edukasi dan pantau perubahan gaya hidup setiap Bulan

Hipertensi : Rujuk Ke Puskesmas/FKTP untuk penegakkan Diagnosa

Monitoring tekanan darah minimal satu kali sebulan pada penyandang Hipertensi yang telah didiagnosis diPuskesmas/FKTP lainnya

Petugas kesehatan dapat meneruskan pemberian obat hipertensi sesuai peresepan dokter selama 3 bulan dengan syarat:

•Penyandang hipertensi minimal sebulan sekali menerima pelayanan Kesehatan sesuai standard

•Penyandang hipertensi tekanan darahnya terkendali

•Tidak ada gejala dan keluhan pada penyandang hipertensi (lemas, sakit kepala, detak jantung cepat/lambat, hipotensi ortostatik dan lain-lain

•Bila tekanan darah tidak terkendali dan atau ditemukan gejala dan tanda perburukan segera rujuk ke Puskesmas

•Bila penyandang hipertensi tidak datang untuk melakukan monitoring tekanan darah maka petugas Kesehatan di Puskesmas Pembantu harus melakukan kunjungan rumah

Pengukuran Tekanan Darah Pelaksana : Kader Terlatih

Alat : Tensimeter Tatalaksana &

Tindak Lanjut Hasil Skrining Normal : Edukasi gaya

hidup sehat

Normal Tinggi : Edukasi dan pantau perubahan gaya hidup setiap Bulan

Hipertensi : Rujuk Ke Puskesmas/FKTP untuk penegakkan Diagnosa

7

Pelaksana : Kader terlatih Sweeping sasaran skrining Hipertensi

Edukasi keluarga dengan penderita hipertensi

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(31)

7

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas (Kecamatan)

Puskesmas Pembantu (Desa/Kelurahan)

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat)

Skrining Faktor Risiko Stroke (1-2x/tahun)

-Sasaran Penderita Hipertensi dan atau Diabetes Melitus Usia ≥40 tahun

-Metode :

1.Anamnesa faktor risiko dan pemeriksaan Fisik

2.Pemeriksaan lipid profil

Pemeriksaan Profil Lipid

Pelaksana ; ATLM dan Dokter melalui PANDU PTM

Alat : Fotometer atau Rapid tes Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil Skrining

- Dislipidemia : Tatalaksana sesuai pedoman yang berlaku

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

Skrining Faktor Risiko Penyakit Jantung (1x/tahun)

-Sasaran Penderita Hipertensi dan atau Diabetes Melitus Usia ≥40 tahun

-Metode :

1.Anamnesa faktor risiko dan pemeriksaan Fisik

2.Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan EKG

Pelaksana ; Dokter dan Perawat melalui PANDU PTM Alat : EKG

Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil Skrining

- Berdasarkan hasil anamnesa Faktor risiko, pemeriksaan fisik dan hasil interpretasi EKG, tatalaksana mengacu pada PPK1 dan standar lainnya yang berlaku

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(32)

7

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas (Kecamatan)

Puskesmas Pembantu (Desa/Kelurahan)

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat) Skrining Kanker Payudara (1x/ 3

tahun)

-Sasaran Skrining Kanker

Payudara perempuan usia > 15 tahun

Pemeriksaan payudara dengan SADANIS

Pelaksana ; Dokter atau Bidan Terlatih

Alat : USG (dokter terlatih) Tatalaksana & Tindak Lanjut

Juka ditemukan Kelainan seperti benjolam, gambaran abnormal pada kulit payudara/putting --🡪 Rujuk ke FKRTL

Pemeriksaan payudara dengan SADANIS Pelaksana : Bidan terlatih

Tatalaksana &

Tindak Lanjut

Juka ditemukan Kelainan seperti benjolam, gambaran abnormal pada kulit

payudara/putting --🡪

Rujuk ke Puskesmas

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

Skrining Kanker Leher Rahim (1x/ 3 tahun)

-Sasaran Skrining kanker Leher Rahim perempuan usia 30-50 tahun dengan riwayat sudah pernah kontak seksual

-Dapat dilakukan 1x/ tahun pada kelompok beresiko tinggi

Pemeriksaan payudara dengan IVA dan atau DNA HPV

Pelaksana : Dokter dan Bidan terlatih

Tatalaksana & Tindak Lanjut Juka ditemukan Lesi Pra kanker positif maka nilai apakah bisa lesi memenuhi syarat untuk krioterapi, Bila iya maka dapat ditawarkan untuk krioterepi

- Bila tidak memenuhi syarat krioterapi maka sarankan untuk merujuk ke FKRTL

Pemeriksaan leher rahim dengan IVA Pelaksana : Bidan terlatih

Tatalaksana & Tindak Lanjut

Juka ditemukan Ke --🡪

Rujuk ke Puskesmas

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(33)

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas (Kecamatan)

Puskesmas Pembantu (Desa/Kelurahan)

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat)

Skrining Kanker Paru (1x/ tahun) -Sasaran Skrining

1.Pasien usia > 40 tahun dengan Riwayat merokok ≥ 30 tahun dan berhenti merokok dalam kurun waktu 15 tahun sebelum pemeriksaan

2.Pasien ≥50 tahun dengan Riwayat merokok ≥ 20 tahun dan ada 1 faktor risiko lainnya seperti pajanan radiasi, paparan okupasi bahan kimia

karsinogenik, Riwayat kanker paru, dll 3.Riwayat kanker paru pada keluarga

Anamnesis faktor risiko kanker Paru

Pemeriksaan fisik : auskultasi ronkhi kasar dan atau sesak

Pelaksana : Dokter, Bidan atau Perawat Tatalaksana & Tindak Lanjut

Jika ditemukan salah satu kriteria sasaran maka Rujuk ke FKRTL untuk konfirmasi hasil skrining

Anamnesis faktor risiko kanker Paru

Pelaksana : Bidan atau Perawat Tatalaksana &

Tindak Lanjut

Juka ditemukan salah satu kriteria sasaran maka Rujuk ke Puskesmas untuk konfirmasi hasil skrining

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

Skrining Talasemia (1x Seumur hidup) -Sasaran Skrining :

Saudara kandung penyandang talasemia mayor (keluarga ring 1)mulai umur 2 tahun ke atas

Anamnesis kepada keluarga pasien tentang

:

Riwayat anggota keluarga penyandang Talasemia

Riwayat anggota keluarga yang rutin melakukan transfusi darah Bila jawabannya iya maka lakukan

Pemeriksaan darah lengkap (Hb, MCV dan MCH) dan membuat sediaan apus darah tepi

Alat : Hematologi analyzer, gelas objek Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining

Bila hasil pemeriksaan positif menunjukkan curiga Talasemia ---Rujuk ke FKRTL

7

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(34)

7

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas (Kecamatan)

Puskesmas Pembantu (Desa/Kelurahan )

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat)

Skrining Kanker

Kolorektal (1x/ tahun) -Sasaran Skrining:

1.Individu beresiko sedang :

Berusia 50 tahun atau lebih

Tidak punya Riwayat kanker kolorektal atau inflammatory Bowel disease

Tanpa Riwayat keluarga kanker Kolorektal

Terdiagnosa adenoma atau kanker kolorektal setelah berusia 60 tahun 2.Individu beresiko tinggi :

Riwayat polip adenomatosa

Riwayat reseksi kuratif kanker kolorektal

Riwayat keluarga tingkat pertama kanker kolorektal atau adenoma kolorektal

Riwayat inflammatory Bowel Disease yang lama dan

Diagnosis atau kecurigaan sindrom Heredetary Non-polyposis Colorectal Cancer (HNPCC) atau Lynch atau Familial Adenomatous Polyposis (FAP)

Pemeriksaan colok dubur dan atau darah samar feses

Pelaksana : Dokter

Alat : Gelas obyek, Benzidin tes Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining :

Hail pemeriksaan colok dubur positif bila ditemukan benjolan/ hambatan pada perabaan -🡪 Rujuk FKRTL

Haisl pemeriksaan colok dubur negative -🡪

pemeriksaan darah samar faeces, bila hasilnya positif -🡪 Rujuk ke FKRTL

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(35)

7

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas (Kecamatan)

Puskesmas Pembantu (Desa/Kelurahan)

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat)

Skrining PPOK (1x/ tahun)

Wawancara menggunakan instrument PUMA

Pelaksana : Tenaga kesehatan

Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil Skrining 1.Skor < 6 ; Risiko rendah lakukan edukasi dan dianjurkan UBM dilayanan Primer

2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK, lakukan edukasi dan anjuran konseling UBM.

Lakukan Rujukan ke Puskesmas untuk

konfirmasi hasil skriniing -Sasaran Skrining

1.Individu usia ≥ 40 tahun dan merokok atau

Wawancara menggunakan instrument PUMA

Pelaksana : Dokter

Wawancara menggunakan instrument PUMA

Pelaksana : Tenaga kesehatan

Wawancara menggunakan instrument PUMA

Pelaksana : Tenaga kesehatan

2. usia ≥ 40 tahun dengan gejala sesak, batuk kronik,

batukkronik berdahak dan Riwayat terpajan faktor risiko (asap rokok, debu, asap dapur, bahan kimia di tempat kerja)

Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil

Skrining

1.Skor < 6 ; Risiko rendah lakukan edukasi dan dianjurkan UBM dilayanan Primer

Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil

Skrining

1.Skor < 6 ; Risiko rendah lakukan edukasi dan dianjurkan UBM dilayanan Primer

Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil

Skrining

1.Skor < 6 ; Risiko rendah lakukan edukasi dan dianjurkan UBM dilayanan Primer

2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK, lakukan edukasi dan anjuran konseling UBM.

2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK, lakukan edukasi dan anjuran konseling UBM.

2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK, lakukan edukasi dan anjuran konseling UBM.

Bila hasil pemeriksaan Spirometer positif -🡪

Rujuk FKRTL

Tatalaksana PPOK di uskesmas, mengacu pada PPK 1

Lakukan Rujukan ke Puskesmas untuk konfirmasi hasil skriniing

Lakukan Rujukan ke Puskesmas untuk konfirmasi hasil skriniing

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(36)

7

Layanan Kesehatan

Delivery Unit

Puskesmas

(Kecamatan)

Puskesmas

Pembantu ( Kelurahan/

Desa)

Posyandu (Dusun/RT/RW)

Kunjungan Rumah (Rumah/Masyarakat)

Skrining Indera Penglihatan (1x/

tahun)

-Sasaran Skrining usia dewasa dan lansia (usia ≥15 tahun)

• Pemeriksaan kelainan refraksi (visus) menggunakan Snellen chart/E chart

• Pemeriksaan katarak menggunakan senter/penlight dan ophthalmoskop direk

Petugas : Dokter

Alat : Snellen Chart, penlight, opthalmoskop indirek

Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining

- Jika ditemukan minimal –sferis 0,5 D dan – silindris minimal 0,25 D maka dilakukan rujuk ke FKRTL atau ke Dokter spesialis mata untuk peresepan kacamata

- Kriteria rujukan :

▪Jika dari hasil pemeriksaan shadow test dan pemeriksaan refleks fundus ditemukan katarak matur

▪Jika pasien telah mengalami gangguan penglihatan yang signifikan

▪Jika timbul komplikasi

o Perlu dilakukan edukasi dan konseling terkait perawatan katarak, serta dapat melakukan perawatan pasca operasi katarak (rujuk balik

Pemeriksaan tajam

penglihatan sederhana dengan metode hitung jari

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

🡪 Pemeriksaan tajam penglihatan sederhana

✔ Tidak ada gangguan penglihatan : menjawab benar dalam hitung jari sebanyak 3 kali berturut- turut.

✔ Gangguan penglihatan : minimal 2 jawaban salah dari 5 pertanyaan 🡪 dilakukan rujukan ke Puskesmas.

Pemeriksaan tajam penglihatan sederhana dengan metode hitung jari

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

🡪 Pemeriksaan tajam

penglihatan sederhana

✔ Tidak ada

gangguan penglihatan :

menjawab

benar dalam hitung jari sebanyak 3 kali berturut-turut.

✔ Gangguan penglihatan : minimal 2 jawaban salah dari

5 pertanyaan 🡪 dilakukan

rujukan ke Puskesmas.

Pemeriksaan tajam

penglihatan sederhana dengan metode hitung jari

Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga

🡪 Pemeriksaan tajam penglihatan sederhana

✔ Tidak ada gangguan penglihatan : menjawab benar dalam hitung jari

sebanyak 3 kali berturut- turut.

✔ Gangguan penglihatan : minimal 2 jawaban salah dari 5 pertanyaan

□ dilakukan rujukan ke Puskesmas.

PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA DEWASA DAN LANSIA

(37)

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

Melihat berbagai hasil evaluasi yang baik dari pelaksanaan program manajemen pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas melalui pelayanan keperawatan kesehatan jiwa

Melihat berbagai hasil evaluasi yang baik dari pelaksanaan program manajemen pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas melalui pelayanan keperawatan kesehatan jiwa

Pendidikan kesehatan tentang upaya pencegahan covid-19 pada orang gangguan jiwa melalui kader kesehatan jiwa diberikan kepada para kader kesehatan jiwa dalam proses

Kesehatan jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi

Sejauh ini, masalah kesehatan yang telah menjadi topik kajian sejarah adalah permasalahan layanan kesehatan, seperti: rumah sakit 2 , rumah sakit jiwa, tenaga medis 3

Pengertian Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan

POS KESEHATAN JIWA SEBAGAI WUJUD SINERGITAS PEMERINTAHAN, AKADEMISI, TOKOH MASYARAKAT DAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT MENTAL HEALTH POST AS A FORM OF

1 2024 Zaitun Jurnal Ilmu Kesehatan PERAN KADER KESEHATAN JIWA DALAM PROGRAM KESEHATAN JIWA PASIEN SKIZOFRENIA PASCA PANDEMI COVID-19 THE ROLE OF MENTAL HEALTH CADRES IN