• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pakuan Law Review Volume 1, Nomor 2, Juli ... - Journal Unpak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pakuan Law Review Volume 1, Nomor 2, Juli ... - Journal Unpak"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

Dengan Adanya Dewan Kehormatan Notaris pada dasarnya telah mengembalikan perlindungan kepada Notaris dalam hal pembuatan berita acara akta dan pemanggilan Notaris. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan (2) peninjauan kembali terhadap fungsi Dewan Kehormatan Notaris dalam rangka mewujudkan perlindungan terhadap jabatan Notaris dan kepentingan umum. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris disebutkan bahwa penyidik, penuntut umum, atau hakim dengan persetujuan Dewan Kehormatan Notaris untuk kepentingan proses hukum berwenang: (1) Memfotokopi akta berita acara dan /atau surat-surat yang dilekatkan pada akta notaris atau protokol notaris yang disimpan oleh notaris; dan (2) memanggil Notaris untuk menghadiri pemeriksaan.

30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris berarti adanya permintaan (permintaan) dari penyidik, penuntut umum, atau hakim kepada Dewan Kehormatan Notaris, namun tata cara atau tata caranya tidak dijelaskan dalam undang-undang ini. 10 Pasal 23(4) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2016 tentang Dewan Kehormatan Notaris. terlampaui, Kepala EQS Daerah tidak atau belum menjawab, Kepala EQS Daerah dianggap menerima permintaan persetujuan yang diajukan oleh Penyidik, Penuntut, atau Hakim. Persetujuan Ketua Majelis Kehormatan Notaris Daerah (MKN) kepada penyidik ​​menjadi dasar hukum justifikasi Notaris dalam melakukan pengungkapan rahasia.

30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris memberikan wewenang kepada Majelis Kehormatan Notaris untuk mengeluarkan persetujuan atau penolakan sebagai alasan bagi Notaris untuk membuka atau tidak membuka rahasia jabatannya.

Pengambilan fotocopy minuta akta dan/atau surat- surat dalam penyimpanan notaris

Menyerahkan salinan dokumen dan/atau surat permintaan kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim; Penyerahan transkrip berita acara dan surat yang diminta, dengan catatan penyerahannya ditandatangani oleh notaris dan penyidik, penuntut umum atau hakim, dengan didampingi oleh 2 (dua) orang saksi. d) Tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Pengambilan minuta akta atau surat surat yang dilekatkan pada minuta akta

Notaris membawa berita acara akta atau surat-surat asli yang dilampirkan pada berita acara akta itu, pada hari dan tempat yang ditentukan oleh penyidik, dengan tujuan untuk membuktikan keabsahan tanda tangan dan kepalsuan isi akta itu kepada diperiksa di Laboratorium Kriminalistik; Apabila belum selesai atau tidak dapat diselesaikan pada hari dan tempat yang ditentukan, maka Notaris mengembalikan berita acara akta atau surat-surat asli kemudian mengembalikan berita acara akta dan akta-akta asli untuk diperiksa kembali di suatu tempat. tanggal kemudian. Minuta akta dan dokumen asli yang akan difoto secara forensik tidak boleh dititipkan atau diserahkan.

Fungsi MKN Mewujudkan Perlindungan Jabatan Notaris Dan Kepentingan Umum

Fungsi Majelis Kehormatan Notaris

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa dari segi kewenangannya, Dewan Kehormatan Notaris mempunyai kewenangan atributif, dimana Dewan Kehormatan berwenang memberikan petunjuk kepada Notaris selaku pejabat publik dalam pelaksanaan kode etik profesinya. Implikasi dari pasal 66 dan pasal 66A adalah dibentuk Dewan Kehormatan Notaris yang mempunyai kewenangan mengeluarkan pedoman untuk membantu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam upaya memberikan pembinaan kepada Notaris sebagai pejabat publik dalam kaitannya dengan kepentingan kepentingan Notaris. proses peradilan. , investigasi, penuntutan. Dewan Kehormatan Notaris dapat mengambil keputusan untuk menyetujui atau tidak permintaan pemanggilan Notaris dan meninjau salinan catatan akta dan/atau surat-surat yang dilampirkan pada catatan akta atau protokol notaris yang berada dalam tahanan Notaris.

Menurut Dhyah Madya Ruth39, ditinjau dari fungsi kelembagaan terdapat perbedaan antara Dewan Pengawas dan Dewan Kehormatan Notaris. Dewan Pengawas wajib melaksanakan fungsi pengawasan secara menyeluruh terhadap kegiatan kenotariatan yang dilakukan oleh seorang Notaris. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kelalaian dalam praktek oleh Notaris.

Sekalipun terdapat kekeliruan atau kesalahpahaman dalam praktik kenotariatan, Dewan Pengawas berwenang memberitahukan dan mengingatkan sesuai dengan kaidah dan pengetahuan kenotariatan yang benar. Sedangkan Dewan Kehormatan Notaris mempunyai fungsi pembinaan apabila terdapat pengaduan masyarakat penerima pelayanan hukum dari Notaris. Dewan Kehormatan Notaris Provinsi berwenang bertindak apabila terdapat permasalahan hukum dan/atau perselisihan antar para pihak, sehingga diperlukan alat bukti atas perbuatan hukum yang dilakukan para pihak dan/atau terdapat dugaan perbuatan salah/kejahatan yang dilakukan Notaris. publik.

Reaktif, karena Dewan Kehormatan Notaris hanya bertindak apabila ada permintaan dari penyidik, penuntut umum, dan hakim, akibat timbulnya permasalahan hukum yang berkaitan dengan Notaris dan/atau produk hukum yang dihasilkan oleh Notaris. Kuratif, karena Dewan Biaya Notaris Daerah (berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis Pemeriksa) berwenang menyelidiki dan memutus permasalahan hukum yang sebenarnya timbul apabila timbul perselisihan dan/atau tindak pidana yang melibatkan Notaris atau produk hukum yang dihasilkan oleh Notaris. Notaris. Dewan Kehormatan Notaris Daerah berwenang menolak atau menyetujui permohonan yang diajukan oleh penyidik, penuntut umum, dan hakim berdasarkan hasil penyidikan yang dilakukan Majelis Pemeriksa.

Fungsi melakukan pembinaan dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan Notaris dalam

Demi menjaga harkat dan martabat Notaris dalam menjalankan fungsi profesionalnya, Ikatan Notaris Indonesia telah mempunyai Kode Etik Notaris. Kode Etik ini merupakan suatu asas moral yang ditetapkan oleh Ikatan Ikatan Notaris Indonesia berdasarkan Keputusan Kongres Ikatan Notaris dan/atau ditetapkan dan diatur oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur hal ini yang berlaku dan wajib ditaati oleh seluruh anggota Ikatan Notaris Indonesia. perkumpulan dan oleh semua orang yang melaksanakan tugas dan fungsi Notaris. Kode Etik Notaris didasarkan pada kenyataan bahwa Notaris sebagai tenaga profesional adalah orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan di bidang kenotariatan, guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Semangat Kode Etik Notaris adalah penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia pada umumnya dan harkat dan martabat Notaris pada khususnya. 7 Tahun 2016 tentang Dewan Kehormatan Notaris masih menyisakan pertanyaan teknis mengenai tugas dan wewenang Dewan Kehormatan Notaris. Pelaksanaan pembinaan harus mencakup pengawasan, pendampingan, dan perlindungan oleh Dewan Kehormatan Notaris Daerah berdasarkan skala prioritas dan urgensi permasalahan yang lazim terjadi dalam praktik notaris. 40 Jadi pertanyaan teknis mengenai kewenangan dan fungsi Dewan Kehormatan Notaris. belum dijelaskan dalam peraturan teknis tersendiri. .

Dengan demikian berdasarkan uraian di atas, maka fungsi Dewan Kehormatan Notaris adalah memberikan pembinaan dalam rangka menjaga harkat dan martabat Notaris dalam menjalankan jabatan profesionalnya, memberikan bimbingan terhadap penerapan kode etik Notaris. etika.

Fungsi melakukan memberikan perlindungan kepada Notaris terkait dengan kewajiban Notaris

Namun demikian bukan berarti tidak ada persamaan di depan hukum, karena tanpa pengawasan komite etik Notaris, Notaris sangat rentan terhadap dilanggarnya hak orang lain, yaitu membuka rahasia jabatannya dan demikian pula pasalnya. 4 bertentangan dengan ayat (2). UUJN dan Pasal 16 ayat (1) huruf f UUJN tentang rahasia kantor, dan dapat juga melanggar Pasal 54 UUJN. Persetujuan Dewan Kehormatan Notaris diperlukan karena bila tidak ada persetujuan dapat dikatakan Notaris membuka rahasia jabatan dan/atau memberikan/menunjukkan isi akta dan ada pihak-pihak yang dirugikan sehingga Notaris dapat menggugat. . Notaris berhak mengajukan gugatan kepada pengadilan tata usaha negara atas persetujuan dewan kehormatan notaris daerah kepada penyidik ​​untuk melakukan tindakan penyidikan terhadap Notaris, dan sepanjang gugatan itu masih berlangsung dan belum mempunyai hak tetap. bukan. berlaku, badan peradilan (penyidik) belum mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan penyidikan terhadap notaris, sampai ada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

Sebab, kewenangan Dewan Kehormatan Notaris berasal dari Pemerintah melalui delegasi legislatif kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan pelaksanaan pelayanan tersebut dilakukan dengan membentuk Dewan Kehormatan Notaris. Dewan Kehormatan Notaris diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang menjalankan tugas atau fungsi pemerintahan di bidang hukum (notaris) dan Dewan Kehormatan Notaris berwenang membuat atau mengeluarkan keputusan. atau penetapan persetujuan atau penolakan bagi penyidik, penuntut umum, atau hakim, untuk melakukan tindakan pro-keadilan terhadap Notaris sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukannya atau pelaksanaan tugasnya, oleh karena itu diperlukan surat keputusan atau penetapan Notaris. notaris kehormatan. Dewan tersebut dapat dijadikan objek gugatan Notaris pada Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai Sengketa Tata Usaha Negara. Dalam perintahnya, majelis yang diketuai Dani Elpah membatalkan Keputusan Dewan Kehormatan Notaris Daerah Jawa Timur tentang permohonan izin pemeriksaan notaris.

Diucapkannya putusan ini merupakan bukti bahwa putusan Dewan Kehormatan Notaris Daerah tersebut sedang disengketakan administratif oleh negara. Halaman 203. penyidikan terhadap akta atau protokol yang disimpan pada notaris perdata, diserahkan kepada ketua Majelis Kehormatan Notaris Daerah sesuai dengan bidang kegiatan notaris perdata yang bersangkutan; Panggilan ke hadapan Notaris perdata untuk diperiksa oleh Dewan Kehormatan Notaris Wilayah Jawa Timur, ditandatangani oleh sekretaris Dewan Kehormatan Notaris Wilayah Jawa.

Pemanggilan kepada Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat Berdasarkan uraian di atas, mengingat fungsi utama Majelis Etik Notaris adalah menyetujui pemeriksaan terhadap Notaris, maka potensi peningkatan jumlah Notaris yang bermasalah hukum akan berkurang apabila fungsi pembinaan ini berjalan dengan baik. Proporsionalitas peningkatan jumlah Notaris di seluruh Indonesia setiap tahunnya juga harus diperhatikan dengan baik oleh Dewan Kehormatan Notaris.

Penutup

Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang untuk kepentingan perkara hukum memfotokopi catatan dan/atau surat-surat yang dilekatkan pada catatan atau catatan notaris yang ada di tempat penyimpanan notaris, dengan persetujuan Dewan Kehormatan Notaris, dan mengundang notaris untuk menghadiri pemeriksaan yang berkaitan dengan akta atau protokol tersebut di gudang notaris. Persetujuan Ketua Dewan Kehormatan Notaris Daerah (MKN) kepada penyidik ​​menjadi dasar hukum yang membenarkan Notaris membuka rahasia jabatannya tanpa harus disaksikan. Undangan Notaris untuk dimintai keterangan oleh penyidik ​​dapat dilakukan sebagai saksi dan tersangka.

Tugas dewan kehormatan notaris dalam membimbing terpeliharanya harkat dan martabat notaris dalam melaksanakan fungsi profesionalnya adalah dengan memandu penerapan kode etik notaris. Fungsinya memberikan persetujuan terhadap penerimaan suatu akta atau akta notaris serta pemanggilan notaris oleh penyidik, penuntut umum, atau hakim untuk menghadiri pemeriksaan yang bersangkutan.

Peraturan Perundang-Undangan

Teori Hukum, diterjemahkan oleh Muhammad Arifin dengan judul Teori dan Filsafat Hukum-Idealisme Filsafat dan Permasalahan Keadilan (Peraturan II), Edisi Kedua. Pasar Bebas, Keadilan dan Peran Pemerintah Kajian Etika Ekonomi Politik Adam Smith, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Fungsi dan tujuan hukum pidana Indonesia, dan hukum terencana mengenai asas dan asas sistem hukum Indonesia, Bina Aksara, Jakarta.

Meuwissen Tentang Perkembangan Hukum, Kajian Hukum, Teori Hukum dan Filsafat Hukum, PT Refika Aditama Bandung.

Lain-lain

Referensi

Dokumen terkait

Many Western agencies required pastoral candidates to display “intellectual, social, and spiritual qualifications as judged by Western standards,” resulting in an even lower number of