• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUA OPERASIONAI UMUM PASAR TERNAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PANDUA OPERASIONAI UMUM PASAR TERNAK"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUA OPERASIONAI

UMUM

PASAR TERNAK

DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

2'::

(2)

?2F-

PANDUAN UMUM

OPERASIONAL PASAR TERNAK

(SAPI DAN KERBAU)

Edisi I

Bi6Cwgr~

63b o ~2 22

3lS~j .

No; '-~' 9

Ol

DIREKTORAT JENDERAL

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

2006

z, .

(3)

I

(4)

igi6Cw9"`f

KATA PENGANTAR

Pasar Ternak/Hewan (Sapi dan Kerbau) yang pada umumnya berkembang di tingkat kabupaten merupakan ajang peternak, pedagang pengumpul maupun pedagang antar wilayah melakukan transaksi jual-beli ternak. Pada umumnya transaksi jual-beli berlangsung dengan metoda tradisional yang di beberapa tempat dikenal dengan sistem `Baroso', penetapan harga yang tidak transparan bagi semua. Oleh karenanya, sistem pemasaran ternak (hidup) yang berlangsung hingga kini juga masih secara tradisional, margin tataniaga belum terdistribusikan secara proporsional. Pada kondisi seperti ini, dapat dipastikan bahwa pelaku usaha yang mendapatkan margin tataniaga yang paling rendah dan bahkan dirugikan adalah petemak.

Dalam upaya meningkatkan akses pasar serta mengefisienkan sistem pemasaran ternak, berbagai perbaikan terhadap Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) dilakukan baik perbaikan fisik maupun kelembagaan. Guna memberikan manfaat yang optimal bagi semua pelaku usaha yang terlibat di Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau), maka pasar ini harus mampu memberi manfaat yang menguntungkan bagi petemak dan menyediakan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Untuk mengoptimalkan manfaat Pasar Ternak, pengelola Pasar Ternak perlu diberi pendampingan agar Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) dapat dioperasikan sebagaimana diharapkan.

Buku Panduan Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembina maupun pengelola dalam menyusun Panduan Operasional khusus yang

1

(5)

diperlukan untuk operasionalisasi Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) yang berada di wilayah sentra peternakan.

Jakarta, Desember 2006 Direktur Pemasaran Domestik

Dr. Ir. Moehaimin Sovan NIP : 080 043 386

11

(6)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR IS! iii

BABI PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Target 3

BAB II MEMBANGUN KELEMBAGAAN

KELOMPOK TANI-TERNAK (Gapoktannak) 4

BAB III PEMBANGUNAN PASAR TERNAK 6

A. Model Pasar Ternak 6

B. Tahapan Pembangunan Pasar Ternak 8 C. Fasasilitas Pasar Ternak 11 BAB IV PENDAMPINGAN PENGELOLAAN PASAR

TERNAK 14

BAB V OPERASIONALISASI PASAR TERNAK 16 A. Pembentukan Kelembagaan/ Organ isasi B. Tugas dan Fungsi.

C. Mekanisme dan Hubungan Kerja

D. Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi 16 17 21 22

BAB VI PENGUATAN MODAL USAHA 27

BAB VII PENUTUP 28

LAMPIRAN

iii

(7)

~Direktorat Pemasaran Domesti Ditjen c RMP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pemasaran temak di Indonesia pada umumnya masih berlangsung secara tradisional, sistem jual beli atau mekanisme penentuan harga masih didominasi dan berdasarkan kepercayaan diantara pihak-pihak tertentu yaitu para pedagang pengumpul (tengkulak/blantik). Dalam menentukan berat/bobot ternak dilakukan dengan menaksir berdasarkan pengalaman peternak dan blantik. Bagi pelaku usaha lainnya yang tidak berstatus blantik, penentuan harga dalam transaksi jual-beli terasa tidak transparansi. Selain sistem transaksi yang belum transparan, bangunan fisik pasar temak tempat transaksi berlangsung masih sangat sederhana dengan kondisi fasilitas yang terbatas dan belum tertata dengan baik.

Dominasi Blantik dalam pemasaran ternak sangat nyata baik di pasar-pasar desa maupun kecamatan, bahkan sampai ke kabupaten/kota. Pedagang besar di kabupaten atau propinsi akan menjual ternaknya ke pedagang besar lain di propinsi atau di daerah konsumen atau langsung ke pedagang pemotong/j agal untuk diperjual belikan dalam bentuk daging.

Pada kondisi pemasaran temak seperti diuraikan di atas, peternak merupakan penerima margin keuntungan yang terendah.

Posisi tawar peternak akan lebih buruk lagi apabila ada wilayah

q'anifuan 4Jmum Operasionaf cPasar7ernak(Sapi Ian 7(er6au) 1

(8)

cVirektorat Pemasaran Domestik, Ditjen kFHP

sentra produksi yang tidak memiliki Pasar Ternak. Pada situasi seperti ini, rantai pemasaran menjadi semakin panjang dan harga yang diterima oleh peternak menjadi semakin kecil. Dengan kondisi seperti ini, akses peternak terhadap informasi pasar pada umumnya juga sangat lemah.

Dalam upaya memberikan manfaat yang lebih baik bagi semua pihak, sistem pemasaran temak harus lebih transparan baik dalam menentukan harga maupun berat ternak. Oleh karenanya Pasar Ternak harus memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lebih baik serta pengelolaan yang lebih terarah.

Pasar ternak ini diharapkan dapat berfungsi sebagaimana diinginkan yaitu menggunakan alat ukur/timbang yang umum dipakai, mampu melakukan grading terhadap ternak yang diperjual-belikan, dan menerapkan mekanisme transaksi yang transparan dengan metoda jual-beli yang lebih terbuka seperti lelang. Penerapan transaksi jual-beli secara lelang ini akan mampu memberikan daya tank yang kondusif bagi peningkatan produksi pada subsistem budidaya.

B. Tujuan

Tujuan menyusun dan menyediakan panduan operasional pasar ternak ini adalah untuk menyediakan acuan bagi pengelola maupun pembina, agar pasar ternak, dalam hal ini ternak Sapi dan Kerbau, dapat dikelola secara optimal sehingga memberi manfaat dan keuntungan yang nyata bagi peternak dan pelaku usaha pemasaran lainnya.

panduan Vmum Operasionaf cPasarTernak(Sapi dan 7(cr6au) 2

(9)

Direk,çorat Pemasaran (Domesti Ditjen cRPXtP

C. Target

1. Mendorong terbangunnya Pasar Temak di daerah sentar produksi (khusus untuk Sapi dan Kerbau) yang memiliki fasilitas memadai untuk menunjang pelaksanaan Pasar Temak secara modem (transparan dan higienis).

2. Mendorong berkembangnya Pasar Temak yang dikelola secara professional oleh kelembagaan/manajemen pasar ternak.

3. Meningkatnya pelayanan pemasaran dan transaksi jual beli melalui Pasar Temak berfasilitas memadai yang dikelola oleh pengelola

4. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan bagi para peternak dan pelaku usaha di bidang petemakan.

PPant uan Vmum Operasionat Pasar?ernak(Sapi fan 7(er6au) 3

(10)

Direi€Jorat cpemasaran Domestil, Ditjen qP9frp

BAB II

MEMBANGUN KELEMBAGAAN KELOMPOK TAN!

TERNAK (Gapoktannak)

Petani/produsen ternak di suatu sentra produksi diharapkan dapat membentuk kelompok sesuai dengan jenis ternaknya. Setiap kelompok berjumlah sekitar 20-25 orang peternak dan beberapa kelompok, misalnya kelompok-kelompok dalam 1 (satu) wilayah (desa atau kecamatan) bergabung menjadi Gabungan Kelompok Petani/Peternak atau Gapoktannak.

Pembentukan Gapoktannak pada dasamya dilakukan melalui 3 tahap, yaitu (1) verifikasi kelompok calon anggota Gapoktannak untuk mencapai kesepakatan bergabung dalam Gapoktannak, (2) perumusan tujuan dan kelengkapan organisasi untuk membangun kebersamaan antar anggota yang dirumuskan dalam forum pertemuan Gapoktannak, serta (3) deklarasi pendirian untuk mengukuhkan keberadaan Gapoktannak secara kelembagaan dalam masyarakat.

Gapoktannak hams memiliki unit-unit usaha seperti: Unit Penanganan dan Kesehatan Temak, Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit Pengadaan Hijauan Makanan Ternak dan Jasa Konsultasi; serta Unit Simpan Pinjam. Gapoktannak dikukuhkan oleh Bupati/walikota dan mempunyai kepengumsan yang jelas serta berbadan hukum agar dapat mengakses pasar dan pembiayaan dan lembaga pembiayaan yang ada.

Sebagai lembaga usaha, Gapoktannak diharapkan mampu mengelola sarana pemasaran ternak yang ada di wilayah mereka.

Untuk itu, perlu pendampingan dan lembaga pemerintah

'Panfuan ZJmum Operasionaf PasarTerna((Sapi dan ?jr6au) 4

(11)

'Direktorat Pemasaran'Domestik, ~Ditjen gk?11P

(Perguruan Tinggi, Penyuluh Pertanian), lembaga swasta atau LSM yang ada di wilayah atau propinsi sentra produksi yang profesional di bidangnya.

q'andTuan Vmum Operasionaf Pasar7ernak(Sapi Ian 7jr6au) 5

(12)

~Direktorat Pemasa ran Domestik cDitjen'RP71P

BAB III

PEMBANGUNAN PASAR TERNAK (SAPI DAN TERNAK)

A. Model Pasar Ternak

Berdasarkan sarana dan penerapan sarana, serta mekanisme transaksi jual-beli yang terjadi, sebagian besar pasar ternak yang ada di Indonesia dapt dikategorikan sebagai pasar ternak tradisional. Dengan sistem pemasaran tradisional, nilai keuntungan yang diperoleh para pelaku tata niaga tidak optimal dan tidak dapat dinikmati secara adil. Seperti pada kasus petani pangan, hortikultura maupun perkebunan, peternak sebagai produsen ternak adalah pelaku usaha yang mendapatkan margin terendah. Dominasi margin pada umumnya berada pada pedangang, baik pengumpul atau blantik maupun pedagang besar di sentra konsumen.

Dalam perkembangannya, dengan semakin kuatnya desakan perdagangan yang semakin liberal dan beb ditandai dengan masuknya produk impor baik daging maupn ternak hidup, proses perubahan mulai terjadi pada sebagan pasar ternak terutama pasar ternak Sapi dan Kerbau yang dekat dengan pusat konsumen. Perdagangan ternak besar di beberapa pasar ternak sudah menggunakan berat badan maupun `grade' atau klas mutu sebagai dasar penentuan harga, penggunaan timbangan dan penerapan `grading' mulai menjadi kebutuhan.

'Pan€fuan Vmum Operasiona!'PasarTemak(Sapi Ian 7(crbau) 6

(13)

(Direktorat Pemasaran'Domestik'Ditjen PFJI3P

Dalam upaya mengantisipasi terjadinya perubahan pola transaksi tersebut, keberadaan pasar ternak 'standard' atau `ideal' yang dapat dijadikan sebagai model pasar ternak, sangat diperlukan. Untuk mewujudkan keberadaan pasar ternak ideal tersebut, diperlukan perencanaan yang mantap dan panduan operasional agar pasar ternak tersebut dapat beroperasi sebagaimana diharapkan.

Membangun pasar ternak ideal berarti membangun pasar ternak modern yang higienis. Pasar ternak modern yang dimaksud harus mencakup sistem dan kelembagaan pasar ternak itu sendiri. Pembangunannya dapat dilaksanakan secara bertahap dan polanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing provinsi. Yang terpenting adalah fungsi-fungsi pasar dapat terpenuhi dan pengelolaannya harus dilakukan secara profesional, sementara pemerintah dapat menjalankan fungsinya sebagai fasilitator. Pembangunan pasar ternak modern disesuikan dengan kebutuhan daerah dan situasi lokasi seperti diuraikan pada Tabel 1.

Pasar ternak modern secara fisik harus dapat mendukung fungsi-fungsi pasar secara lebih komprehensip sehingga memerlukan kelengkapan sarana usaha seperti RPH, pengelolaan dan pemasaran daging atau Meat Business Centre yang dapat memadukan antara sektor hulu, on farm, RPH, pengolahan dan pasar daging olahan.

q'anduan Vmum Operasionaf PasarTemak(Sapi Ian 7(er6au) 7

(14)

Direktorat Pemasa ran Domestik, cDitjen cRPMP

Tabel 1 . Model Pasar Ternak Modern

No Uraian Tipe Pasar Ternak

Tipe C Tipe B Tipe A

1. Hari pasaran

2. Jumlah temak yang dipasarkan

100 —300 ekor

3. Timbangan -

4. Informasi harga -

5. Manajemen

pasar Ada Sedang Balk

6. Restribusi

7. Tempat

penitipan -

8. Kelembagaan

pasar Ada Sedang Balk

9. Pasar lelang _ Kadang-

kadang Permanen Keterangan : Tipe C ke A: kualitas pasar semakin membaik

: ada kegiatan.

tidak ada kegiatan

B. Tahapan Pembangunan Pasar Ternak

Pembangunan Pasar Temak dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu:

1. Persiapan (identifikasi kelayakan usaha) 2. Penyusunan business plan dan sosialisasi 3. Pembangunan fisik

~Paiu uan Vmum Operasiona( q'asar 4ernak(Sapi din 7(rr6au) 8

(15)

(Direktorat cPeinasaran cDomestik, cDitjen cFq hP

4. Pembentukan pengelola dan operasionalisasi Tahap Pertama : Persiapan (identifikasi kelayakan usaha) Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan usaha menyangkut faktor-faktor pendukung dan pendorong berkembangnya suatu Pasar Ternak. Hasil yang diharapkan pada tahap ini adalah rekomendasi lokasi, desain bangunan dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam membangun dan mengoperasionalkan suatu Pasar Ternak.

Tahap Kedua : Penyusunan business plan dan sosialisasi Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana kegiatan selanjutnya yaitu rencana kerja fisik (seperti pembangunan fisik pasar), dan non fisik yaitu penyusunan sarana fisik yang diperlukan dan sistem operasionalnya serta rancangan sistem pasokan dan distribusi (sumber atau asal ternak serta kemana memasarkannya). Selanjutnya pada tahap ini juga dilakukan sosialisasi tentang keberadaan dan manfaat Pasar Ternak serta siapa yang akan mengelolanya dan harapan peran dan keterlibatan semua pelaku usaha terkait bidang petemakan dalam mendukung pengembangannya.

Fisik pasar yang akan dibangun sesuai dengan desain yang direkomendasikan pada tahap pertama dimana pasar ternak dimaksud dilengkapi dengan fasilitas berikut: perkantoran, tempat peristirahatan ternak (sesuai dengan jenis ternak), timbangan ternak (kapasitas disesuaikan dengan ternak yang dipasarkan), feed loiter, tempat pembuangan limbah,

cPancfuan Vmum Operasiona( cPasar7ernak(Sapi clan ?(er6au) 9

(16)

~Direktorat cPemasaran Domestik Ditjen FRP7f?P

alat pembersih, sumber air untuk air minum ternak dan membersihkan pasar, kandang isolasi, lantai yang disekat (sesuai dengan jenis dan besar ternak) untuk ternak pada saat transaksi berlangsung, dan ada tempat penjualan pakan ternak dan hijauan makanan ternak (HMT). Kelengkapan fasilitas akan menentukan klasifikasi Pasar Ternak tersebut, apakah Tipe A, B, atau C sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.

Tahap Ketiga: Pembangunan fisik

Pembangunan Pasar Ternak dilakukan melalui proses tender apabila dana pembangunan berasal dan i pemerintah, atau dilakukan langsung oleh pihak swasta/investor yang akan mengelola Pasar Ternak tersebut. Lokasi dan konstruksi bangunan Pasar Ternak yang akan dibangun harus sesuai dengan rekomendasi dan desain Pasar Ternak yang dihasilkan pada feasibility study. Pada tahap ini, telah mulai dipersiapkan lembaga pengelola, yang terdiri dani Dewan Pembina Pasar Ternak (terdiri dan i instansi pemerintah kabupaten/kota), dan Pengelola Pasar Ternak (berasal dan peternak/Gapoktannak/Asosiasi peternak dan asosiasi pedagang ternak setempat).

Tahap Keempat: Pembentukan Pengelola dan Operasionalisasi

Pada tahap ini Dewan Pembina Pasar Ternak dan Pengelola Pasar Ternak yang sudah disusun pada tahap ketiga diresmikan oleh Pemda setempat sekaligus peresmian

'Patufuan Vmum Operasionaf q'asarTemak(Sapi dan 7(er6au) 10

(17)

cDire(torat Pemasaran (Domestik cDitjen c P'11 P

pengoperasionalisasian Pasar Temak. Dewan Pembina Pasar Ternak terdiri dan pejabat yang mewakili instansi pemerintah kabupaten/kota (dinas pasar, dinas peternakan, dinas indag, dinas koperasi, dan dinas perhubungan).

Selanjutnya, Pengelola Pasar Ternak, yang berasal dani perwakilan peternak/Gapoktannak/Asosiasi petemak maupun pedagang ternak setempat, difungsikan berdasarkan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dijabarkan dalam susunan kelembagaan Pasar Ternak.

Dengan terbentuknya Dewan Pembina dan Pengelola Pasar Ternak serta dengan telah tersedianya Business Plan Pasar Temak maka diharapkan Pasar Ternak dapat dioperasionalkan dengan baik .

C. Fasasilitas Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau) TIPE A:

Kapasitas 600 ekor satuan ternak, Luas areal 1 Ha dan Lokasi di Kabupaten/Kota

Fasilitas terdiri dan:

Kantor.

Tempat peristirahatan ternak.

Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.

Feed lotter.

Pembuangan limbah.

Pagan keliling.

Pakan ternak dan HMT.

Cukup air minum ternak.

cPanduan Vmum Operasionaf 'Pasar Terna( (Sapi dan 7Ler6au) 11

(18)

Direktorat Pemasaran Domestik, Vitjen qk 7fcP

Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.

Kandang isolasi.

Tempat parkir kendaraan.

Kandang jepit.

Lantai tanah yang dipadatkan dengan sirtu.

Tempat lelang/bursa ternak.

Tempat khusus Tempat khusus Tempat khusus Tempat khusus Tempat khusus Tempat khusus Tempat khusus Tempat Ibadah

untuk sapi potong.

untuk sapi perah.

untuk sapi bibit.

untuk kambing.

untuk domba.

untuk sapi hasil IB.

untuk kerbau.

TIPE B:

Kapasitas 200 ekor satuan ternak, luas area! 0,5 Ha dan berlokasi di Kecamatan

Fasilitas terdiri dan:

Kantor.

Tempat peristirahatan ternak.

Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.

Pagar keliling.

Pakan ternak dan HMT.

Lantai tanah.

Cukup air minum ternak.

Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.

Kandang j epit.

~Panduan 2Jmum Operasionat PasarTernak(Sapi Lan Kjr6au) 12

(19)

(Direktorat'Pemasaran'Domestik (Ditjen P71P

Tempat khusus untuk sapi potong.

Tempat khusus untuk sapi perah.

Tempat khusus untuk sapi bibit.

Tempat khusus untukkambing/domba.

Tempat khusus untuk sapi hasil IB.

Tempat Ibadah TIPE C:

Kapasitas 100 ekor satuan ternak, Luas areal 0,25 Ha dan berlokasi di Desa.

Fasilitas terdiri dan:

- Kandang ternak.

- Pagar keliling.

- Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.

- HMT cukup.

- Air minum cukup.

- Tempat untuk menaikkan dan menunmkan ternak.

- Tempat untuk sapi/kerbau.

- Tempat khusus untuk kambing/domba.

q'aiufuan Vmum Operasionaf'Pasar7ernak(Sapi Ian 7(er6au) 13

(20)

Direktorat Pemasaran Domesti& Ditfen (PFJRP

BAB IV

PENDAMPINGAN PENGELOLAAN PASAR TERNAK

Dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan Pasar Ternak bagi produsen temak/petemak dan pembeli/pedagang, pengelola Pasar Ternak perlu didampingi oleh tenaga pendamping yang profesional. Tenaga pendamping direkrut oleh Dinas Peternakan Kabupaten ini, dapat berasal dan i Universitas, Penyuluh, Swasta atau LSM yang mempunyai latar belakang pendidikan atau penagalaman di bidang manajemen dan pemasaran ternak maupun produk peternakan. Disamping sebagai acuan bagi Pengelola, Panduan Umum Operasional Pasar Ternak ini jugs merupakan buku acuan bagi tenaga pendamping dalam melaksanakan tugas pendampingan operasionalisasi Pasar Ternak.

Tujuan Pendampingan :

1. Memberikan arahan, bimbingan dan bantuan kepada pengelola Pasar Ternak, tentang pengelolaan/manajamen usaha dan langkah-langkah operasionalisasi Pasar Ternak;

2. Membantu pembina dan pengelola dalam menyusun panduan operasional Pasar Ternak spesifik lokasi sebagai acuan bagi pengelola dalam mengoperasionalkan Pasar Ternak.

3. Medampingi kelompok tani dan pengelola Pasar Ternak dalam membangun kemitraan diantara mereka.

Petugas pendamping bertugas membantu pengelola Pasar Ternak:

a. Agar mampu menj alankan fungsi manaj emen usaha, fungsi pemasaran, dan fungsi lainnya terkait pemasaran;

(Panluan Vmum Operasionaf (Pasar 7ernak(Sapi Ian ?(jr6au) 14

(21)

(Direktorat Pemasaran cDomestik Ditjen q PXP

b. Agar mampu membangun mekanisme dan hubungan kerja dengan pelaku usaha lain mulai dan petani produsen hingga ke pelaku pasar di tmgkat konsumen;

c. Agar mampu mengakses kredit ke sumber-sumber permodalan seperti perbankan, koperasi atau lembaga keungan mikro lainnya.

cPanQuan Vmum Operasiona( cPasar7ernak(Sapi Ian ?(er6au) 15

(22)

(Dire(torat Pemasa ran Domestik (Ditjen 1kPJfP

BAB V

OPERASIONALISASI PASAR TERNAK (SAPI DAN KERBAU)

Definisi :

Yang dimaksud dengan pengelolaan pasar ternak adalah suatu aktivitas manajerial dan kegiatan dan i seluruh fungsi unit-unit yang ada di pasar ternak.

Tujuan :

Tujuan pengelolaan pasar ternak adalah untuk

mengoperasionalkan pasar ternak supaya berjalan transparan dan optimal

A. Pembentukan Kelembagaan/Organisasi

1. Kelembagaan/Organisasi pasar ternak disusun sesuai kebutuhan operasional pasar ternak;

2. Susunan organisasi tersebut dapat terdiri dan: Unit-unit usaha seperti: Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak, Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit Pengadaan Hijauan Makanan Ternak dan Jasa Konsultasi; dan Unit Simpan Pinjam;

3. Organisasi dipimpin oleh seorang Manajer dan wakil Manajer bila diperlukan;

4. Manajer, dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh Bagian Keuangan dan Bagian Umum (contoh

qandTuan Vmum Operasionat'Pasar7erna((Sapi Ian 7(er6au) 16

(23)

Direktorat Pemasaran cDomesti Ditjen R7fP

Struktur Organisasi Pasar Ternak terdapat pada Lampiran 1);

5. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, para pengurus Pasar Ternak berada dalam pengendalian Dewan Pembina yang terdiri dan: perwakilan peternak/kelompok-tani-ternak/gapoktanak, pedagang /asosiasi dan perwakilan dinas lingkup pertanian/peternakan, serta dinas terkait.

B. Tugas dan Fungsi 1. Dewan Pembina:

Menyusun AD/ART serta membentuk pengurus organisasi Pasar Ternak (dikukuhkan oleh Pemda);

Memberikan pembinaan berupa saran teknis maupun non teknis kepada pengelola untuk perbaikan operasional pasar ternak;

Memberikan teguran apabila dalam pelaksanaan operasional pasar ternak terdapat penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja;

Memberikan sanksi (disepakati secara bersama oleh pengurus dan dewan pembina) apabila teguran tersebut di atas tidak diindahkan;

2. Manajer :

- Melaksanakan pengelolaan pasar ternak secara profesional;

q'anfuan Vmum Operasionaf PasarTernak(Sapi Ian 7(er6au) 17

(24)

~Direktorat cPemasa ran (Domestik (Ditfen FP.MP

Mendorong dan memacu kinerja masing-masing unit usaha pasar ternak;

Mengkoordinasikan seluruh unit usaha untuk mencapai target kinerja pasar temak;

Memimpin seluruh unit usaha dalam menyusun target usaha (business plan) yang ingin dicapai oleh pasar ternak;

Melaksanakan pertemuan berkala dengan dewan pembina (dapat dilakukan atas permintaan dewan pembina);

3. Bagian Keuangan :

Membukukan omset (jenis dan jumlah ternak) penjualan ternak;

Menerima dan membukukan fee hasil penjualan ternak;

Melaporkan secara berkala hasil pembukuan kepada manajer (semesteran, dan tahunan).

4. Bagian Umum :

Menyediakan barang keperluan operasional dan administrasi pasar ternak;

Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pasar ternak (bangunan gedung, kendaraan operasional, peralatan timbangan, dan alat penunjang lainnya);

Menyediakan fasilitas parkir dan keamanan di pasar ternak;

Menyusun tata tertib pengelolaan pasar ternak;

(Panduan Vnzum Operasiona( cPasarTernak(Sapi dan 7(cr6au) 18

(25)

'Direktorat cPemasaran Domestik Ditjen QRP33P

Merencanakan pengadaan sarana tambahan untuk melengkapi sarana yang sudah ada;

Memperbaiki fasilitas sarana dan prasarana yang sudah rusak;

Mengkoordinir tenaga keamanan.

5. Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak :

Mencatat jumlah ternak yang masuk serta melakukan pengecekan kondisi kesehatan ternak yang akan dipasarkan oleh peternak/pedagang;

- Melakukan karantina terhadap ternak yang dicurigai sakit atau sakit;

- Mengamankan ternak betina produktif dan ternak pejantan unggul (pemacek) untuk dijadikan ternak potong;

- Mengelola ternak yang dibawa oleh peternak/pedagang dengan mengelompokkan berdasarkan jenis dan bobot ternak;

- Melayani jasa tranportasi apabila dibutuhkan;

- Melaksanakan pembinaan teknis bagi peternak;

6. Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar :

Memfasilitasi transaksi jual beli ternak (lelang atau langsung) antara peternak dengan pembeli dalam rangka menghindari adanya pelanggaran komitmen;

Menyampaikan informasi harga kepada para peternak, baik secara langsung maupun melalui papan informasi;

q'anduan Vmum Operasiona( Pasar7ernak(Sapi Can %jrbau) 19

(26)

cDirektorat Pemasaran Domesti6u ~Ditjen c PXfP

- Mencari peluang pasar bagi peternak;

- Membangun jaringan pemasaran di dalam maupun di luar wilayah Pasar Ternak;

- Mempromosikan ternak unggulan peternak secara langsung (pameran) maupun tidak langsung (melalui media cetak dan elektronik);

Mencatat volume dan nilai transaksi jual beli yang terjadi.

7. Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah

Membersihkan pasar dan lingkungan sekitarnya, baik pada saat hari pasar maupun diluar hari pasar;

Mengelola limbah ternak di tempat yang sudah disediakan khusus menjadi pupuk organik;

Bekerjasama dengan unit Simpan Pinjam melakukan penjualan pupuk organik;

Melakukan pembukuan hasil penjualan dan menyampaikannya ke Bagian Keuangan, yang ditembuskan kepada Manajer.

8. Unit Pengadaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Jasa Konsultasi:

Mengadakan lahan untuk penanaman hijauan makanan ternak (HMT);

- Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan peternak/pedagang yang membawa temaknya ke Pasar Ternak;

q'arufuan Iimum Operasionat 4'asarTernak(Sapi dan ?(er6au) 20

(27)

Direktorat GPenua saran cDomestik Ditjen PJRP

- Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah;

- Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak;

9. Unit Simpan Pinjam :

Anggota dapat terdiri dan para peternak dan pedagang;

Menghimpun modal dan i iuran anggota maupun dani sumber pembiayaan lainnya;

Melayani kredit simpan pinjam bagi anggota;

Bekerjasama dengan Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah, melakukan penjualan pupuk organik.

C. Mekanisme dan Hubungan Kerja

Dalam mengoptimalkan fungsi Pasar Ternak, pengelola hams membangun mekanisme dan jaringan kerjasama (net working) dengan stakeholder yang ada di sub sistem produksi lain hingga sub sistem pemasaran (termasuk aparat keamanan) dalam konteks Manajemen Rantai Suplai (Supply Chain Management/SCM);

Peternak memelihara ternak sesuai dengan standar gizi, sanitasi dan kesehatan ternak dibawah pembinaan Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi peternakan;

cPan~fuan Vmum Operasiona( Pasar7ernak(Sapi tan 1(er6au) 21

(28)

(Direktorat'Pemasaran (Domestik (Ditjen (PPIffP

Dengan adanya jaringan kerjasama (net working) antar pelaku pasar, pengelola Pasar Ternak bekerja sama dengan peternak dapat melakukan perdagangan antar daerah/antar pulau dan juga ekspor;

Pengelola Pasar Ternak memfasilitasi transaksi jual beli secara langsung, maupun dengan cara lelang yang dikelola oleh manajemen Pasar Ternak;

Mekanisme transaksi dapat dilakukan secara langsung antara peternak dan pembeli (konsumen) maupun melalui blantik sebagai perantara;

Apabila peternak menjual secara langsung kepada pembeli di pasar ternak ataupun kepada pengusaha mitra Pasar Ternak maka Pasar Ternak memperoleh jasa pemasaran (marketing administration) yang besarnya ditentukan dalam musyawarah antara petani dan manajemen Pasar Ternak;

Pengelola pasar ternak bersama dengan pembina pasar ternak diharapkan melakukan pembinaan dan pembentukan kelembagaan peternak, sehingga peternak melalui kelembagaan peternak dapat secara langsung akses ke pasar ternak.

D. Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi 1. Penanganan dan Kesehatan Ternak

Unit ini bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan ternak yang dipasarkan di Pasar Ternak;

Setiap ternak (Sapi dan Kerbau) yang dibawa ke Pasar Ternak, dapat dipasarkan apabila ternak

Paiu(uan'Jmum Operasiona! 'Pasar Ternak(Sapi dan Kjr6au) 22

(29)

Direktorat Pemasaran Domestik'Ditfen 1RP71AP

dinyatakan sehat hasil pengecekan kesehatan yang dilakukan oleh unit ini;

Pengecekan kesehatan dapat dilakukan langsung di lokasi peternak (khususnya apabila peternak menggunakan jasa transportasi dan pengelola pasar ternak) atau di tempat registrasi ternak atau di tempat kedatangan ternak;

Bagi ternak yang diduga sakit atau sakit, ternak tidak boleh dipasarkan, namun dapat ditempatkan sementara di lokasi isolasi atau karantina (pada kasus petemak belum dapat membawa ternaknya kembali ke lokasi peternakan);

Ternak yang dinyatakan sehat, diregistrasi dan diberi tanda atau nomor kepemilikan, serta dikelompokkan berdasarkan jenis dan bobot temak.

2. Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar

Melakukan promosi ternak melalui pameran, media elektronik maupun media cetak (brosur, leaflet);

Berupaya mencari peluang pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri (ekspor);

Mencatat harga dan perubahan harga secara berkala dan menginformasikannya kepada peternak, pelaku usaha maupun pasar ternak lainnya;

Mencari informasi peluang pasar (jumlah dan tujuan pasar) dan jenis ternak yang diinginkan pasar serta menginformasikannya kepada petemak/kelompok peternak;

~Panivan 4Jmum Operasionat 4'asarTernak(Sapi Ian 'lçjrbau) 23

(30)

cDirektorat cPemasaran cDomestilk cDitjen cRPJPP

- Mencatat volume dan nilai basil penjualan ternak;

- Mengembangkan layanan informasi pasar melalui media cetak dan elektronik (televisi, radio, internet, HP).

3. Kebersihan dan Penanganan Limbah

Setelah aktifitas pasar selesai, seluruh tempat tambatan dan kandang ternak (kandang istirahat, karantina, dan kandang display) dibersihkan menggunakan air dan dikumpulkan di tempat penampungan limbah;

Demikian juga dengan limbah non organik (plastik dan lain-lain) dikumpulkan di tempat yang sudah disediakan, untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah;

Limbah yang sudah terkumpul diproses menjadi pupuk organik sesuai dengan teknologi pengelolaan limbah;

Pupuk organik tersebut selanjutnya dikemas dalam karung plastik sesuai ukuran, dan bekerjasama dengan Unit Koperasi Simpan Pinjam menjual pupuk tersebut dengan harga yang sudah memperhitungkan keuntungan bagi Unit Koperasi Simpan Pinjam;

Selanjutnya hasil pembukuan dan penjualan (setelah dikurangi dengan keuntungan Koperasi) diserahkan kepada Bagian Keuangan.

cPanduan vmum Operasionat cPasarTernak(Sapi clan R r6au) 24

(31)

cDirektorat cPemasaran cDomesti Ditjen cRPXP

4. Unit Pengadaan HMT dan Jasa Konsultasi:

Mencari lahan untuk penanaman HMT (apabila Pasar Ternak tidak mempunyai lahan);

Mengelola penanaman hijauan makanan ternak (HMT);

Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan peternak/pedagang yang membawa ternaknya ke Pasar Ternak;

Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah;

Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak.

5. Unit Koperasi Simpan Pinjam:

Unit Koperasi Simpan Pinjam bertugas menghimpun dana dan i iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya untuk memperkuat dana operasional pasar ternak;

- Membukukan keuntungan dan i hasil penjualan pupuk organik

Mengadakan pembelian dan melayani penjualan obat-obatan ternak;

Mengidentifikasi kelayakan usaha penerima kredit (peternak melalui kelompok atau individu, pedagang, dan lain-lain);

Menyalurkan dan membukukan pengembalian kredit;

q'ancluan Vmum Operasionat Pasar7ernak(Sapi clan Y(Rr6au) 25

(32)

~Direktorat cPemasaran 'Domestik cDitjen cRP7[?P

- Menyediakan saprodi untuk disalurkan oleh bagian penjualan kepada kelompok peternak.

q'angfuan `)mum Operasiona( cPasarTernak(Sapi dan ?(er6au) 26

(33)

~Direktorat Pemasaran Domesti& Ditjen cRFEP

BAB VI

PENGUATAN MODAL USAHA

Dalam menjalankan tugasnya, Manajer Pasar Ternak dibantu pengurus yang menangani unit usaha Simpan Pinjam (diharapkan merupakan perwakilan Gapoktannak) berupaya menghimpun dana operasional usaha untuk mengembangkan pemasaran produk pertanian yang berasal dari petani/kelompok tani.

Manajer Pasar Ternak dapat melakukan upaya peningkatan kinerja Unit Usaha Simpan Pinjam, dengan cara:

a. Menghimpun dana dari iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya (Bank, Bank SP3, Koperasi, dll) untuk memperkuat dana operasional Pasar Ternak;

b. Memanfaatkan sumber permodalan asal APBN (Tugas Pembantuan pada Dinas Kabupaten) yaitu Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK), yang dapat digunakan untuk membeli produk atau membantu perlatan yang diperlukan peternak/Kelompok tani-ternak/Gapoktannak sebagai mitra Pasar Ternak. Oleh karenanya, unit ini harus menyiapkan proposal kelayakan usaha Pasar Ternak dalam kemitraan dengan Kelompok tani- ternak/Gapoktannak untuk dapat mengakses PMUK tersebut;

c. Membukukan penyaluran dan pengembalian pinjaman;

d. Menyediakan saprodi untuk disalurkan kepada kelompok tani-ternak/gapoktannak.

(Panduan Vmum OperasionaC (PasarTernak(Sapi dan 7(er6au) 27

(34)

CDirektorat Pemasaran cDomesti(,'Ditjen cPPP7RP

BAB VII PENUTUP

Pengembangan sarana, kelembagaan petani ternak dan usaha peternakan belum optimal, merupakan hal yang mendasar dalam membantu petemak (Sapi dan Kerbau) dalam memasarkan produknya. Masalah akses dan sulitnya petani memasarkan produk karena tidak tersedianya sarana pemasaran diharapkan dapat teratasi. Namun pemanfaatan sarana ini perlu dikelola secara profesional sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.

Diharapkan dengan operasionalnya pasar ternak secara transparan dan optimal akan terwujud peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

'Panluan Vmum Operasiona('asarTernak(Sapi dan ?(er6au) 28

(35)

Lampiran 1.

Struktur Organisasi Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

Badan Musyawarah*

Manajer/

Wakil Manajer

Keuangan - Pembayaran - Pembukuan - Laporan Keuangan

Umum - Kepegawaian - Pertengkapan

- Fasilitas Umum dan penunjang - Tata Tertib Pengelolaan - Keamanan

Penanganan dan Kesehatan

Ternak

Promosi dan Informasi Pasar

Pengadaan Hijauan Makanan Ternak dan Jasa Kebersihan dan

Penanganan Limbah

Simpan Pinjam

" petani/kelompoktani/gapoktan, pedagang/asosiasi dan perwakilan dinas lingkup pertanian

(36)

Gambar

Tabel 1 . Model Pasar Ternak Modern

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ternak sapi; menganalisis dampak pengembangan komoditi ternak sapi terhadap

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Aspek teknis usaha ternak sapi qurban (2) Kondisi ekonomis usaha penggemukan ternak sapi qurban. Metode penelitian yang

Berdasarkan hasil tersebuat dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar ternak sapi di Kabupaten Batanghari berdasarkan konsentrasi penjual dengan menggunakan pendekatan

Satu ekor sapi atau kerbau mampu menghasilkan kotoran sebanyak 25 kg/hari, pada UPTD pasar ternak Palangki, dari data tahun 2010 - 2015, jumlah ternak terbanyak dalam satu

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ternak sapi; menganalisis dampak pengembangan komoditi ternak sapi terhadap

Temuan ini mengambarkan bahwa secara keseluruhan pasar daging sapi di Kota Kupang tidak terintegrasi dalam jangka panjang dengan pasar acuan baik pada pasar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi yang dikeluarkan dalam usaha ternak sapi potong, penerimaan dan pendapatan dalam usaha ternak

Tujuan dari Penelitian ini adalah Mempermudah pekerjaan peternak dalam pemeliharaan sapi, meningkatkan kwalitas pakan ternak sapi , membuat Alat Pemotong dan